Ternyata, lompong yang biasa dijadikan sayur oleh orang-orang desa ini memilki banyak sekali kandungan dan manfaatnya. Lompong mengandung kalium yang sangat berperan dalam menstabilkan detak jantung. So, makanan ini baik untuk dikonsumsi penderita sakit jantung. Kandungan serat dalam lompong juga terbilang cukup tinggi. Sehingga, dapat membantu pencernaan. Kandungan Saponin pada lompong bermanfaat dalam penyembuhan luka luar. Pantas saja, para petani di daerahku kalau pas merncari rumput terkena sabit mereka akan memakai keluasan kulit sebagai pembalut luka.
Selain itu, dalam 100 gram lompong mengandung energi sebesar 40 kkal, karbohidrat 7,4 gram, lemak 0,8 gram, protein 3 gram, kalsium 76 mg, fosfor 59 mg, dan zat besi 1 mg. Selain itu lompong juga mengandung vitamin A sebanyak 2000 IU, vitamin B1 0,08 mg, dan vitamin C 31 mg.
Wah, ternyata masakan yang selama ini dianggap biasa saja oleh penduduk desa memiliki nilai gizi yang luar biasa. Kalau kata ibuku, untuk memetik batang lompong yang bagus itu diambil dari ruas urutan tiga dari bawah. Selain itu diambil saat musim penghujan. Biasanya tidak akan gatal.
Bagaimana cara memasaknya?
1. Siapkan lompong sebagai bahan utama
2. Daun so
3. Tempe lanas (tempe yang udah Mateng banget)
3. Ebi
4. Bawang Merah
6. Salam
7. Laos
8. Cabai merah (opsional)
9. Gula
10. Garam
11. Penyedap rasa
12. Minyak
13. Santan
Langkah-langkah
1. Cuci lompong
2. Potong lompong sepanjang kurang lebih 3 cm. Sebelum dipotong jika ada daging tipis bisa dihilangkan terlebih dahulu
3. Potong barang merah dan cabai
4. Geprek laos
5. Panaskan api, lalu masukkan bawang merah. Setelah harum masukkan cabai, ebi, salam, Laos, dan tempe lanas
6. Masukkan lompong lalu di aduk
7. Masukkan daun so, tunggu sampai lompong layu
8. Masukkan santan kemudian taburi gula, garam, dan penyedap
9. Tunggu sampai mendidih, cicipi rasa
10. Sayur lompong siap dihidangkan
Menurut resep rahasia ibuku, elemen penting dalam memasak lompong agar tetap hijau adalah penggunaan tempe lanas dan juga ebi. Jika berkunjung ke Temanggung tidak banyak warung makan yang menyediakan menu ini. Biasanya warung makan di pinggiran akan menawarkan menu jangan lompong dan Sego jagung. Ditambah dengan ikan asin layur yang sudah dibungkus dengan tepung beras, sehingga menimbulkan sensasi renyah.
Generasi muda juga sudah banyak yang tidak mengenal masakan ini. Bahkan menganggap masakan ini sebagai masakan yang tidak level jika dibandingkan dengan menu-menu cafe. Sudah dipastikan banyak anak muda yang tidak bisa memasak menu ini. Memang sih, ini masakan khas Jawa banget. Dan yang pasti juga ribet, tetapi dengan pengolahan dan penyajian menarik masakan ini pasti bisa naik level.
Ih.. pengen deh ada lomba masak kreasi batang talas. Dibuat seperti master chef gitu. Aku yakin generasi muda pasti akan tertarik apabila melihat kandungan gizi dan manfaat dari lompong.
sok Kak bikin di master Chef biar aku juga ada gambaran pengen nyobain hihi
BalasHapusemmm...belum pernah makan sayur ini. Belum berani coba makanan baru
BalasHapus