Kartu Sakti, Nasibmu Kini


Uhuk,
Awalnya udah ngetik di instagram tiba-tiba hape erorisasi, pindah ke fb sinyal menghilang terus di copy ke king office kemudian berakhir di blog ini.

Tau ga sih, kemarin kita ngikutin gaya pak Presiden Indonesia ke-7? Bukan cuma blusukan tapi juga tanjakan. Sebagai warga negara yang baik alangkah indahnya jika membantu kinerja sang Presiden. Kayaknya kasian aja kalau pak Pres harus nanjak nanjak sampai ujung Temanggung alias Tretep. Jalannya hororisasi, udah di aspal sihhh tapiii butuh keahlian khusus buat menangani medan yang weowe #padahal beti gitu sama rumah gw. Sebenarnya bukan kasian pak Pres nya sih, tapi kameramennya #eh.

Iseng-iseng kita melakukan pengecekan terhadap kartu sakti. Kan pengen tau gitu gimana kabar tri kartu sakti ituh. Awalnya kita ha berminat membantu Presiden mengecek itu, gara gara ada data PBDT 2015 yang merupakan pembaharuan data kemiskinan yang ada di Indonesia dan juga rapat dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) serta tanda kesentetan kepala ibu kabid #eh akhirnya diputuskan kita melakukan monev tentang kartu itu.

Kalau dibuat cerita nihhh ada beberapa adegan,
1. Ketika ibu Kabid mewakili Bapak Kepala mengambil data kemiskinan. Kemudian Sang Gubernur bersabda untuk melakukan validasi terhadap data tersebut
2. Krucil krucil di Sosbud mencoba memahami dan mengolah data, kemudian di buatlah data per kecamatan bahkan per desa.
3. Rapatlah kita dengan TKSK dengan maksud meminta bantuan untuk melakukan validasi data tentang penerima kartu sakti. Dan hasilnya.....suitsuit cethok singsot pokoknya. Dari pertemuan inilah akhirnya kita mengetahui bahwa kartu itu dengan kesakitan nya langsung datang ke desa dengan jalannya masing-masing. Ada yang lewat kantor pos, lewat jasa pengiriman, lewat pihak jasa ke tiga yang memenangkan lelang, ada yang lewat kader partai, ada yang tiba-tiba datang mak clint gituuuh #ups.

Bisa bayangin ga bagaimana reaksi perangkat desa? Apakah mereka bahagia dan langsung menari salsa karena menerima kartu tersebut? Tersebab masyarakat "miskin" di wilayahnya akan mendapat bantuan? Ternyata tidak.... ada beberapa rumah perangkat desa yang sudah membagikan kartu kepada warganya mendapat hadiah hujan batu tiap malam. Masyarakat berfikir perangkat desa telah tidak berbuat adil dan pilih pilih. Ada yang merasa lebih miskin dari si pemilik kartu tapi tidak mendapat jatah kartu.

Adapula desa yang tetap aman terkendali, sebab kartu masih di simpan oleh perangkat desa. Mereka sudah membayangkan perang saudara seandainya kartu tersebut nekat di bagikan.

4. Akhirnya validasi tiga kartu sakti dibatalkan, iya sih di data terbaru sudah ada by name by address yang berhak menerima kartu. Tapi masalah utamanya data yang digunakan untuk menentukan nama-nama penerima kartu bukan data terbaru. Merupakan data lama yang di validasi tahun 2011.  Selama empat tahun tentunya menjadi hal yang wajar jika terjadi banyak perubahan. Yang tadinya SD dia sudah SMP, yang tadinya SMA sudah menikah. Yang dulunya hidup sudah meninggal, yang dulunya menetap sudah berpindah. Yang tadinya miskin sudah men ja di kaya dan yang tadinya kaya menjadi miskin. Masalah data inilah yang seolah menjadi buah simalakama buat perangkat desa dan dinas terkait. Untuk menentukan data terbaru sampai ada musyawarah dusun, tetapi ternyata data yang di validasi masih di jalan belum sampai tujuan si kartu sudah masuk percetakan. Sehingga mereka bertemu di persimpangan jalan. Bahasane wong temanggung, ketlisiban.

5. Setelah melakukan diskusi dengan SKPD terkait  yaitu dinas pendidikan, dinas kesehatan, dan dinas sosial didapati belum adanya sosialisasi terkait cara penggunaan kartu dan pensikapan terhadap kartu yang mengalami masalah. Sooo kalau ada kepala desa, kepala sekolah, dan kepala puskesmas bertanya apalah daya tak akan ada jawaban yang mampu melegakan dada.

Setelah searching di internet kejadian kesalahan mengenai kartu ini sudah ada sejak awal dibagikannya kartu tersebut. Kesalahan alamat, nama dan sebagainya. Yang pasti, kami dari kalangan bawah si remahan rengginang berharap pemerintah pusat memiliki solusi atas permasalahan yang sudah mengemuka. Masalah yang terjadi bukan sekedar permainan propaganda isu belaka, ini adalah kisah nyata. Paling tidak ada kejelasan bagaimana nasib kartu yang telah dibagikan? Bagaimana cara "menukarkan" kartu agar dapat berfungsi. Sehingga, segala upaya yang dilakukan pemerintah tidak sia-sia. Orang-orang yang berhak menerima bantuan memang mendapatkan nya. Menjalankan amanat dalam UUD '45, memelihara orang miskin.

Wahai Presiden, dengarkanlah suara kami...
Agar kartu saktimu tetaplah sakti, bukan sekedar untuk citra diri.



instania
Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.