Menemukan Kalian Aku Yakin Indonesia Masih Bermasa Depan


Saat semua mata lelah membaca berita tentang ulah generasi Z yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadget dan teman di dunia maya, tetapi aku menemukan hal yang berbeda dari kalian. Mentari Semasa itu awal nama yang terlintas untuk disematkan kepada kalian. Matahari pagi yang memberikan kehangatan memecah dinginnya malam. Menyibak kegelapan mengantarkan kepada cahaya. Mungkin hanya semasa dan itupun singkat tapi keberadaan kalian akan memberikan harapan. Sebuah harapan bahwa hari ini akan berlanjut dan masa tidaklah berhenti. Mungkin begitu kira-kira filisofi Mentari Semasa, nama pertama untuk kalian (padahal baru aja kepikiran hihihi).

Tapi benar saja, nama pertama itu telah diaminkan oleh Tuhan. Kalian, dari ruang lingkup yang sangat kecil telah membuat kejutan. Jika awalnya kalian menolak, meronta untuk mengajak satu teman melakukan satu kebaikan tapi sekarang bukan hanya satu... tapi ribuan. Rasa kemanusiaan melihat penderitaan saudara di seberang lautan telah melahirkan sebuah gerakan yang murni dari Generasi Z. Inilah yang sebenarnya sedang dinantikan, ada segerombolan pelajar yang mampu menyalurkan energi berlebinhya untuk kebaikan. Kami para orang dewasa akhirnya tersadar, kalian tidak hanya mampu membuat gaduh namun juga mampu membuat sesuatu di luar ekspetasi orang kebanyakan. Barangkali masih ada tatapan sinis sebelah mata, ah... itu hanya tatapan tak berguna untuk dipikirkan.

Mengetuk kerelawanan pelajar dan dilakukan oleh pelajar itulah catatan sejarah yang akan kalian torehkan. Yakinlah, kalianlah pioner itu, kalianlah inspirator itu... hingga kelak seluruh penjuru negeri akan mengikuti jejak langkah kalian. Ketulusan kalian, kepolosan kalian, keikhlasan kalian hanya mampu diganjar ketika telah berada di hadapan pengadilan Tuhan. Rasa lelah pastilah mendera, itu wajar karena manisnya perjuangan hanya akan dirasa saat kalian berada di surga tertingginya. Jadi inget, kenapa perjuangan itu pahit? Karena surga itu begitu manis.

Liquid, nama kedua untuk kalian paska nomer cantikku hangus termakan masa tenggang. Meski kepanjangannya agak dipaksakan biudh tapi itulah doa yang terpanjatkan. Dalam benakku liquid adalah sebuah zat padat. Di dalamnya terdapat makna keteguhan. Sebuah harapan, kalian teguh menjalankan semua perintah dan menjauhi semua laranganNya. Kalian teguh dengan prinsip kebenaran di tengah beringasnya jaman. Kalianlah permata yang akan tetap menjadi permata meski di berada diantara batu hitam. Kalianlah benda yang tetap berharga meski comberan menjadi tempat kalian berada.

Terakhir adalah nama yang kalian pilih sendiri, semut. Sejenak mari kita belajar dari semut.

1. Soliditas Semut

Binatang kecil ini seringkali mengajarkan manusia tentang makna ukhuwah dan soliditas. Bayangkan, semut kecil dapat menganggkat roti yang sangat besar. Mereka saling menanggung beban untuk mengangkat sebuah makanan. Ada pembagian tugas dalam setiap koloni semut. Menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik. Apakah kalian tidak ingin sesolid ukhuwah semut?

2. Kemampuan semut baradaptasi

Semut sudah ada sejak 6 juta tahun yang lalu. Dan sampai dengan saat ini tidak pernah kita temukan adanya kepunahan semut. Mengapa? Karena kemampuan semut beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan kalian untuk beradaptasi dengan sebuah lingkungan yang baru akan membuat keberadaan kalian tak akan punah. Hanya ada pinta kepada Sang Pencipta, agar istiqamah dan hidayah tak terlepas dari kalian. Hingga kelak kita terpisah ruang semangat untuk menjadi baik dan menebar benih kebaikan tetap terjaga dalam diri kalian.

3. Kecerdasan Semut

Jangan meremehkan semut, mereka salah satu makhluk yang cerdas di bidang matematika #uhuk. Kelak, ketika kuliah dan mengambil jurusan matematika, fisika, atau kimia kalian akan berkenalan dengan prinsip fermat. Dalam prinsip tersebut dijelaskan bahwa jika sebuah gelombang merambat dari satu titik ke titik yang lain, maka gelombang tersebut akan memilih jejak yang tercepat. Daaan semut memahami ini. Ketika sebuah koloni semut menemukan sebuah tempat penuh dengan sumber makanan, maka koloni tersebut akan memikirkan sebuah cara agar bisa menjangkau tempat tersebut dengan cepat. Semut juga memilih jalan yang memiliki permukaan lembut untuk dilewati. Namun jika jalan itu terlalu jauh, maka jalan yang keras pun dijadikan pintasan bagi mereka. Selain itu kecerdasan dalam mengumpulkan makanan dan membangun kota semut juga dapat menjadi inspirasi untuk kita semua #yang ini dicari sendiri yaaa hihihi.

Dalam menebar kebaikan kita juga membutuhkan kecerdasan, baik kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Gabungan dari ketiga kecerdasan tersebut akan membuat kinerja proyek kebaikan kita menjadi lebih efektif dan efisien. Saat ada masalah datang menyikapi dengan kepala dingin dan hati yang tenang,,, plus teteeep seluruh jiwa kita terhubung ke langit memohon perlindungan dan pertolongan.

Kaum semut nan imut, terimakasih kalian dan energi berlebihnya. Kami sangat yakin, negeri ini masih bermasa depan. Semoga Allah meringankan langkah kaki kalian dan 100 mimpi yang telah dibuat akan menjadi kenyataan satu per satu sesuai dengan kehendak Tuhan. Bukankah takdir itu mempertemukan kehendak kita dengan kehendak Tuhan?

Selamat menikmati jamuan perjuangan, para penggerak kerelawanan...
Read More

Untukmu Kepada Anakku,

">

Aku tdak tahu kapan kau akan membaca tulisan ini. Hanya berharap, saat kau besar nanti blog ini masih bisa di akses sehinga pesan dan harapan ibu padamu dapat tersampaikan. Kali-kali di masa yang akan datang ibu lupa apa sebenarnya harapan ibu kepadamu. ">

Kehadiranmu adalah pembuka simpul bahagia dari dua keluarga. Kau akan terlahir di dunia sebagai anak pertama, cucu pertama, dan cicit pertama. Pokoknya semua serba pertama. Menyandang predikat pertama tentunya bukan sebuah hal ringan dan mudah. Kelak di kemudian hari, beberapa orang akan menjadikanmu tolok ukur atas segala sesuatu. Kesuksesanmu atau kegagalanmu. ">

Melihat hal itu, aku sebagai ibumu pastilah berharap kau mampu menjadi seorang pemimping di antara saudara-saudaramu. Senantiasa dekat dengan kebenaran dan mampu melihat dengan jeli untuk menimbang keadilan. Kebijaksanaan dan kearifan dalam memandang setiap masalah, sehingga orang disekitarmu terkhusus adik-adikmu merasa nyaman untuk meminta pendapat serta merasa tenang dengan putusanmu. ">

Nak, hari ini usiamu di sekitaran 28 minggu dalam kandungan, konon belum pada posisi yang seharusnya. Taukah kau? Saat tahu ini ibu langsung berfikir dan berkata kepada bapakmu yang sudah mulai lelap, "Seandainya diminta memilih di antara dua, tolong pilih anak kita ya?". Emosional sesaat sebagai dampak shock bercampur dengan berbagai bumbu menjadi satu. Tetapi, ibu berharap pilihan itu tak perlu terjadi. Seperti janji yang telah terpatri dalam hati, "Aku akan membesarkanmu dengan tanganku sendiri, mendampingi masa pertumbuhanmu". Rasa sakit dan tak nyaman selama kau masih berada dalam kandungan tak akan pernah sebanding dengan melihatmu menjadi "manusia" yang membanggakan Allah dan RasulNya. ">

Dari kejadian di usia sekitaran 28 w ini, iu selalu berkata kepadamu. "Seseorang itu harus berada di posisi yang benar, sekali dia tidak berada pada kebenaran maka dia akan menyusahkan banyak orang. Misalnya saat ini, karena kau tidak berada di posisi yang benar semua orang di sekitarmu menjadi sedih dan cemas. Jika kau tidak segera berubah mungkin akan menyakiti ibumu, membuat sesak dada bapak, meningkatkan kolesterol mbah putri, membuat pingsan mbah ibu" (intinya ibu mohon kerjasamanya untuk menempati posisi yang seharusnya wkwkwk, ben ketok filosofis njok ngono. Bukannya tak boleh berbuat salah, manusia berbuat salah itu wajar, tetapi menjadi penting menjadi manusia yang dengan cepat menyadari kesalahanna dan segera kembali kepada jalan yang benar. Apa titik acuan jalan benar dan salah itu? Titik acuannya itu adalah Allah dan RasulNya, bukan rasionalitas manusia belaka. Semoga Allah membimbing jalanmu selalu, dan hidayah Allah tak enggan bersamamu. ">

Islam adalah agamamu, sejak awal kau diciptakan. Maka, pengetahuan yang luas tentang agamamu juga akan kau miliki kelak. Karena itulah sumber dari segala kebijaksanaan, landasan kebenaran yang kau ambil, dan parameter keadilan, serta titik acuan dalam membuat segala keputusan. Semua perbuatanmu akan ditimbang berdasarkan Allah cinta atau Allah tidak cinta, bukan berdasarkan pada cara pandang manusia yang kadang tak sempurna. Kau menjadi orang yang mencintai kebaikan dan berusaha untuk dapat melakukan kebaikan. Tak cukup sampai disitu, bahkan kelak kau akan menjadi penyeru kebaikan. Bahasa orang langitnya, menjadi seorang yang sholih dan mensholihkan. Ibu sangat berharap, kelahiranmu tidak akan menjadi beban untuk umat ini. Tetapi, kau adalah jawaban atas keresahan umat kelak di masanya. Ibu bahkan tidak tahu, tantangan zaman apa yang kelak akan kau hadapi, sekarang saja sudah seperti ini. Semoga bisa dengan luwes bersikap dan bertutur kepada sesama sehingga seruan kembali kepada jalan Tuhan dapat mereka terima. Semoga, kau menjadi perantara manusia semakin mendekat kepada Tuhannya. Kaulah anak yang akan memahami makna syahadatain dan melakukan segala konsekuensi atas dua kalimat yang kau ucapkan. ">

Menjadi sosok yang dekat dengan Al Qur'an dan kelak dapat menyematkan mahkota bermandikan cahaya kelak saat di surga adalah harapan bapak dan ibu'. Bila lama kau menghafal tak masalah untuk kami, tetapi contohlah sahabat Umar yang menghafal paling lama karena dia tidak berpindah ayat sebelum dapam mengimplementasikannya. ">

Entah mengapa, terselip sebuah harapan kecil kelak kau akan menjadi seorang ilmuan. Penemu yang bermanfaat untuk umat. Kau menjadi kebanggaan umat ini. Saat dunia islam saat seperti kehilangan para ilmuan beriringan dengan runtuhnya kejayaan Islam kala itu. Ibu berharap kau dapat mengikuti jejak Aviciena, Al Khawarism, Ibnu Haitam, dan lain sebagainya. Menjadi rujukan perkembangan ilmu pengetahuan dengan tetap terpancar cahaya keimanan. ">

Menguasai banyak bahasa sebagaimana Haji Agus Salim, gemar membaca dan menulis.... argh, andai si bapak tahu ibu menulis ini dia bisa tralala. Semoga kelak kau tak terbebani tapi termotivasi yaaa. Semoga ibu pantas menjadi ibu darimu, anak yang akan menjadi teman diskusi ibu'. ">

Nanti kalau ada yang berubah lagii, ibu bakal nulis Untukmu Kepada Anakku Part 2. Mungkin, setelah jelas kau laki-laki atau perempuan. Sampai detik ini ibu belum nemu inspirasi nama yang mewakili harapan ibu. Hihihi... perdebatan dengan bapak akan segera dimulai tentng olah nama. Doakan ibu ya, Nak...

Read More

Gegara Risalah Pemuda

Sudah beberapa kali membaca risalah kepada pemuda, tapi baru terakhir kemarin rasanya ada bagian kalimat yang begitu membekas. Mungkin karena keadaannya sangat pas dengan keadaan sekarang. Ada satu paragraf dalam tulisan itu yang menyinggung tentang dua macam pemuda. 

Pertama,  adalah pemuda yang hidul di sebuah bangsa yang terjajah. Dia akan tumbuh menjadi seorang pemuda yang mencurahkan segala pemikiran nya untuk bangsa dan umatnya. Kesehariannya adalah perjuangan, hidupnya adalah pengabdian.  Lalu terlintas para pemuda Palestina saat membaca bagian ini.

Kedua,  pemuda yang tinggal di sebuah negara yang aman,  tentram, dan damai.  Dari sini akan muncul pemuda yang sibuk dengan hidupnya sendiri.  Dia akan menjadi pemuda yang acuh dengan kondisi sekitar,  kesehariannya akan disibulkan dengam foya-foya dan sejenisnya. Maka lahirlah pemuda-pemuda alay yang suka nangis bombay gegara ditinggal nikah sama gebetan. Orientasinya hanyalah gimana cara agar dia bahagia.  Bukan gimana cara agar rakyat sejahtera. Ga tau ya,  kenapa keingetnya sama negeri zamrud khatulistiwa, Indonesia.

Ya...di negeri ini sebenarnya belum makmur-makmur amat.  Ibarat air sungai,  aliran airnya tenang tapi menyimpan arus sangat deras.  Susah memang menjadi pemenang dalam peperangan yang menyerang "budaya". Lebih mudah rasanya terjadi peperangan secara fisik.  Musuhnya jelas,  membangkitkan cinta sama tanah air lebih gampang.  Membakar semangat lebih mudah.  Naaaah, kalau yang kita hadapi adalah perang budaya dan pemikiran...hadeu menyadarkan bahwa hari ini kita sedang berperang aja agak susah.

Semua lebih tertarik dengan sebutan kekinian,  gaul,  ngehits, dan apalah apalah. Hmh...adalah menjadi PR bangsa ini mencetak pemuda yang siap mencurahkan pemikirannya untuk kemajuan bangsa ini.  Penggunaan bangsa di sini bukan berarti tugas dari pemerintah ansich, tetapi seluruh elemen masyarakat juga berkepentingan menyadan para pemuda.

Bener juga kata tu penulis risalah yang menyampaikan kalau pemuda yang terlahir di negara "konflik" harus lebih bersyukur daripada terlahir di daerah yang seolah "damai". Karena disana jadi lebih mudah mencari jiwa-jiwa pejuang dengan kejernihan dan kelurusan ideologi mereka.


Read More

Kita Mulai Dari Khandaq

Hampir 4 bulan lalu kita bertemu dengan bentuk bidang paling sempurna berupa lingkaran. Mengawali pertanyaan dengan apa tang didapatkan dari perang khandaq? Beragam kata entah dengan terpaksa atau memang karena penjiwaan atau bahkan mengubah kata daru teman sebelah di ungkapkan. Pandangan pandangan yang disampaikan membuktikan jika kalian telah bersiap dengan beragam tantangan. Potensi yang dimiliki telah terpendam amat jauh, terkadang hanya butuh tantangan agar dia muncul ke permukaan.

Masih ingatkah,  apa yang disampaikan tentang inspirasi perang Khandaq, perang urat syaraf itu? Dengan keyakinan menyampaikan,

"Butuh strategi berbeda dan tak biasa untuk memenangkan sesuatu"
Terinspirasi dari Salman Al Farisi saat mengusulkan pembuatan parit di sekitar Madinah. Hanya butuh strategi baru agar mereka tercengang, butuh hal baru untuk membuat mereka terkejut.  Berinovasilah, berkreasilah. Selama belum ada teguran berarti kalian masih dalam jalan yang benar.


"Pertolongan Allah itu akan datang bagi orang-orang yang berjuang"
Saat Allah menurunkan hujan deras dan menyusupkan rasa takut ke dalam dada orang kafir qurasy. Pernahkah kalian berfikir untuk membatalkan langkah awal dari cerita tiga bulan ini?  Melihat beragam ketidakmungkinan tapi lihatlah keyakinan akan pertolongan Allah, sebuah kekuatan keyakinan itu muncul secara ajaib.


"Barokah Allah itu akan mencukupi sesuatu hal yang awalnya kita anggap tidak mungkin akan cukup"
Inspirasi, saat salah seorang sahabat memberikan makanan hanya sedikit tetapi dapat mencukupi seluruh pasukan.

"Kekuatan visi memiliki jangkauan yang sangat jauh, bisa jadi itu akan terjadi saat visi itu terwujud kita sudah tak ada lagi di dunia. Beranilah bermimpi meski banyak orang meragui"
Inspirasi,  saat nabi Muhammad menggali parit kemudian memukul batu besar. Beliau menyampaikan tiga daerah yang kelak akan ditaklukkan oleh Islam.  Hey... Kalian saat naik tangga bawa kursi bilang ga mana aja yang akan kalian "taklukkan?"

"Butuh kekuatan fisik untuk menyelesaikan sebuah rencana"
Inspirasi, kekuatan fisik pasukan muslim saat membuat parit tentu sangat luar biasa. Tanpa kekuatan fisik yang dimiliki sangat tidak mungkin akan menyelesaikan penggalian parit.

Berbekal itu semua, aku yakin seyakin yakinnya generasi baru...para penakluk hati telah siap terlahir dalam garda depan.  Banyak hal memang yang pada akhirnya harus Allah buka agar aku lebih paham bagaimana harusnya bicara. Ujian itu bukan hanya tentang hambatan dari luar,  tapi ujian dari Allah untuk menundukkan nafsu pribadi kita menjadi ujian terberat harus dilalui. Adalah kesyukuran harus kita panjatkan, dalam keadaan penuh maksiat Allah masih memberikan pertolonganNya. Maka menjadi lebih dekat denganNya, menghamba dengan lebih benar adalah keharusan yang harus dilakukan.

Setelah ini masihkah kau ragu dengan masa depan?  Masihkah kau ragu dengan takdir terbaik dari Allah?  Tak semakin kuatkah rasa iman dalam dada? Inilah awal dari bulan bulan kedepan. Niat kita mulia, niat kita tak menyalahi aturanNya. Yakinlah segala niat akan bertemu dengan muaranya.

Untukmu, sahabat dalam lingkaran kecil Az Zahra.
Bukan hanya aku yang akan berbangga pada kalian,  tapi berjuta orang beriman di luar sana pun riuh dengan segala peluh kalian.  Mencintai karena Allah.  Semoga kelak dapat saling memanggil ketika berada di JannahNya.


Read More

Belajar Dari Negeri Para Bedebah


Sebuah novel besutan Tere Liye yang akhirnya mengaminkan bahwa penulis non fiksi harus memiliki pengetahuan yang sangat luas untuk lebih menghidupkan novelnya. Bukan sekedar pengetahuan biasa, tetapi beragam pengetahuan bercampur dengan intuisi lalu memberikan nyawa di setiap kata yang dikeluarkan olehnya.

Berlatar tahun 1998, awal terjadinya krisis moneter di Indonesia seorang konsultan keuangan yang cukup sukses. Dia terbiasa mengisi konverensi tingkat internasional, jadwalnya padat bahkan lebih padat dari jadwal presiden, dalam usia yang masih terbilang cukup muda, 33 tahun. Thomas telah gemilang mencapai karirnya, akan tetapi dbalik kegemilangan tersebut ternyata menyimpan banyak sekali rahasia hidup. Tomi, begitu nama kecilnya adalah anak dari seorang pengusaha yang dibakar hidup-hidup oleh masa yang menyerang rumahnya karena melakukan arisan berantai. Yang tersisa dari keluarga tersebut hanyalah om, tante, dan opa nya. Tomi akhirnya memilih hidup di sekolah asrama dengan identitas dihilangkan. Memperkenalkan diri kepada dunia dengan nama Thomas. Meski jati dirinya sudah dihapus, tetapi dia masih tetap terhubung dengan keluarganya. Hingga pada suatu hari setelah dia pulang dari mengisi konverensi, Om Liem memintanya untuk pulang. Karena salah satu usaha milik keluarga, yaitu Bank Semesta sedang berada di ujung tanduk. Inilah awal mulanya berbagai macam konflik dimulai. Untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta ini dia harus di buru oleh polisi dan pihak kejaksaan, membawanya kepada skenario besar menemui bberapa orang penting di negeri ini, misalnya bertemu dengan petinggi bank sentral, bu menteri keuangan, dan putra mahkota salah satu partai politik. Semuanya dilakukan demi menyelamatkan Bank keluarga miliknya, dalam waktu dua hari dia harus bisa menyelesaikan semuanya dengan satu tujuan, diberikannya bantuan dari Bank Sentral kepad Bank Semesta. Akan tetapi permasalahan tidaklah semudah itu, bukan hanya masalah pemberian bantuan oleh bank sentral kepada Bank Semesta, di sepanjang perjalnanannnya selama dua hari tersebut dia dihadapkan kembali dengan orang di masa lalu, orang yang harus bertanggung jawab atas kematian kedua orang tuanya. Di tengah kejaran polisi dan usaha mendapatkan suntikan bantuan pemerintah tersebut dibumbui dengan beragam intrik berebut harta, penghianatan, dan pembalasan dendam.

Kisah yang hanya menceritakan kejadian selama dua hari ini cukuo menarik untuk terus dibaca dan di amati lemar demi lembar. Banyak pelajaran yang dapat di ambil dari novel ini. Pertama, propaganda isu dapat dilakukan apabila kita memiliki jaringan. Di awal, untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta hal pertama yang dilakukan oleh Thomas adalah mengundang seluruh pengamat ekonomi, pimpinan redaksi, dan sejumlah wartawan. Tujuannya agar mereka menggulirkan berbagai macam opini tentang kerugian negara dan dampak sistemik yang akan terjadi jika bank Semesta ditutup. Opini ini sengaja digulirkan sebelum ada pengumuman resmi dari pemerintah. Secara ajaib, dalam tempo waktu dua hari Bank Semesta menjadi topik pembicaraan di seluruh negeri.

Kedua, butuh sebuah komunitas yang tepat untuk menyelesaikan seluruh misi rahasia. Dikisahkan, Thomas merupakan salah satu anggota klub petarung yang sifatnya rahasia. Dalam klub tersebut berisi orang-orang penting. Konsultan keuangan, polisi, bahkan anak salah seorang petinggi partai. Nah, melalui klub inilah Thomas dapat mengeksekusikan seluruh skenarionya dengan sangat gemilang. Mengandalkan jaringan dari komunitas petarung sampai dia bisa mengubah laporan keuangan tentnag pailitnya Bank Semesta ke bank sentral, melakukan berbagai macam lobi, dan dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pemerintah mengenai Bank Semesta.

Ketiga, bahwa angka-angka itu hanyalah buatan tangan manusia. Beberapa indikator dari keberhasilan sebuah pembangunan sering dicerminkan dengan angka. Melalui novel ini Tere Liye kembali menyadarkan kita bahwa angka-angka dan data yang tersaji dihadapan kita adalah buatan tangan manusia. Semua bisa saja dibuat sesuai dengan pesanan. Selalu ada alasan mengapa harus angka sekian, tidak harus sesuai dengan ralita yang ada di lapangan. Tergantung pesanan, karena toh para pejabat jarang melakukan konvirmasi dan mengecek kevalidan angka yang tersaji. Diceritakan saat Thomas melobi Erik agar dapat mengubah dan mempermanis angka-angka keuangan dari Bank Semesta. Karena ternyata, Bank Semesta seharusnya sudah tutup sejak 6 tahun lalu tetapi dengan kekuatan bulan #eh hal tersebut tidak dilakukan.

Keempat, apabila memiliki misi rahasia diri kita sendiri menjadi orang yang boleh paling dipercaya. Dalams menjalankan rencananya boleh dibilang, Thomas tidak memberitahukan kepada orang lain dalam tokoh novel tersebut. Dia hanya bergerak sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain. Kegagalan pasti akan ditemui sat dia salah memerikan informasi kepada orang yang tidak tepat.

Sudah ah, cukup segini aja review tentang novel Negeri Para Bedebah ini. Tulisan pembuka di Tahun 2017...

Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.