Masalah

Permasalahan pasti datang dan singgah silih berganti. Tanpa masalah manusia tidak aka berkembang dan berusaha. Mengapa manusia membeli baju? Karena dia dingin dan merasa malu. Mengapa butuh rumah? Karena sengatan matahari, hujan, dan rasa lelah yang harus beristirahat tanpa terganggu kondisi alam diluar. Coba kalau hidup itu tanpa masalah, mungkin manusia akan diam saja. Merasa tidak ada yang perlu dilakukan. Toh semua baik-baik saja.


Jadi, epic banget ketika Tuhan menyuguhkan masalah di hadapan manusia. Agar dia menggunakan seluruh pemberian-Nya untuk menyelesaikan masalah. Nah, masalah dalam masalah paling besar sebenarnya bukan pada masalah yang datang. Melainkan, pada cara pandang kita terhadap masalah itu. Reaksi pertama dan eksekusi penyelesaian. Tinggal dipilih, mau fokus pada masalah atau fokus pada penyelesaian.


Saat kita fokus pada masalah akan berdampak buruk, baik secara psikologis maupun jasadiyah. Stres berkepanjangan, tidur tidak teratur, makan tidak dijaga. Semua menjadi kacau. Prioritas-prioritas terbengkalai.

Bolehlah kita larut dalam masalah sejenak. Jangan berlama-lama. Karena masalah ini nantinya bisa beranak pinak. Berkembang jika tidak segera diselesaikan. Fokus pada cara menyelesaikan, jika sudah buntu dan tidak menemukan jalan serahkan semua kepada Tuhan. Yang terpenting usahamu menyelesaikan, pada akhirnya selesai atau tidak serahkan senua kepada Tuhan. 

Tugas kita berproses, masalah hasil sudah ada yang menentukan. Penentuan ini sangat bergantung dari kesungguhan kita mencari jalan keluar. Ingat, Tuhan tidak pernah salah memberikan soal. Semua pasti ada jawaban. Yang menjadi sumber pokok masalah, kita belum tahu cara penyelesaiannya. So, belajarlah untuk menyelesaikan seluruh soal yang diberikan.
Read More

Perasaan Sang Developer

Developer...disini bukan diartikan sebagai developer bangunan atau web gitu yaa, tapinlebih ke salah satu peta bakat yang ada di Talents Mapping. Ya, berdasarkan tes tersebut Developer menjadi salah satu bakat di tujuh teratas. Rasa ingin melihat orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakat dan keahliannya sangat kuat. Seorang developer sangat suka jika orang di sekelilingnya berkembang menjadi sosok yang lebih baik.


Tetapi, kekuatan ini juga justru bisa menjadi sumber penyakit dalam dirinya. Saat orang di sekitar tidak mencapai hal yang diharapkan. Stagnan dan tidak ada perubahan atau malah cenderung mengalami penurunan. Sedih rasanya. Sudah mencoba berbagai macam cara agar orang disekitarnya bergerak menuju ke arah yang lebih baik, dan belum berhasil. Kecewa, sedih, sakit hati, dan aneka rasa sejenis berkumpul menjadi satu.

Dampaknya, api semangat yang dirawat meredup. Menyalakan diri sendiri dan menjadi sedikit frustasi. Kepala terus mencari jalan, mencoba menata satu demi satu. Meski jalan terasa gelap, dia akan terus mengejar cahaya. Meski lelah dia mencoba akan tetap berdiri tegap. 

Salah memang kita mensyaratkan sesuatu agar kita bahagia. Karena bahagia terletak darimana sudut pandang kita melihatnya. Bahagia terletak bagaiman rasa syukur diucap setiap harinya. Namun, manusiawi sesaat kita merasa bahwa kebahagiaan ternyata bersyarat. Dan kebahagiaan sang developer adalah pertumbuhan dari orang di sekitarnya. Pertumbuhan atas dirinya. Mampu berkembang dan bermanfaat bagi jalan Tuhan.

Pada akhirnya aku cukup megerti darimana sumber kecewa, rasa sakit, putus asa, dan sebangsanya. Sedang salah mengelola kelebihan. Berada dalam kebuntuan. Mencoba mencari kawan demi menjaga keseimbangan.


Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.