Setahun 20 Harinya Tabina

Utak-atik template blog selama berhari-hari. teteep aja ga nemu mana yang bagus, pas dengan suasana hatikuh. Ya udinlah pakai template yang emang dissediain blogspot aja.


Iseng tadi nyekrol tulisan, nemu judul Tabina Evren Karissa. Huumh, sebuah tulisan yang mengisahkan tentang kronologi kelahiran putri pertamaku. Lucu, geli, haru, dan berjuta rasanya saat menuliskan tulisan itu. Meski pas dibaca ulang banyak yang typo #eh dan penulisan yang jauuuuh dari syahdu.


Tidak terasa, hari ini tepat di hari Ibu kau sudah berusia 1 Tahun 20 Hari. Usia yang sudah mulai nannanana. Cukup bisa membuat ibu boyoken ngikutin segala tingkah polahmu. Belum jalan sih, tapi masih dalam proses belajar jalan. Merangkak kesana kemari. Naik-naik ke atas meja dan kursi. Makan apa saja yang ada dihadapanmu, entah pete sambel apa ajaaa. Rasa kepomu sungguh buanyak. Ambisimu mendapatkan sesuatu sangat luar biasa. Terkadang emosi tak terbendung. Banyak yang merasa menjadi korban "amarahmu", Nak. Dari cakaran, gigitan, jedhukan. Ndengklak-ndengklak saat kami tidak menuruti keininginanmu. Ogah pakai jilbab, ga mau diselimutin kalau tidur. Kaos kaki dan sepatu tak mau kau pakai. Wkwkwkwkwk... istilah si Kung, Rokel kau Bin. Di usia setahun 20 hari ini, kau sudah bisa berjalan 4 dan 5 langkah. MAsih tertatih tapi kamu udah kebanyakan gaya hahahaha.


Mbah uti mulai gusar karena sudah setahun tapi kau belum bisa berlari. Padahal ibu yakin, kalau kau bisa berlari mbah Uti juga tetep komplen hahahah. Begitulah manusia, Nak. Kalau ngikutin kemauan manusia itu bakal capek. Mirip ibuk yang nyoba nurutin kemauan Tabina, capek.


Tapi taukah kau, Tabina. Ibu tetap yakin bahwa kelak saat kau sudah akil baligh kau akan menjadi anak yang bertanggung jawab dan mampu menundukkan nafsumu. Kau pasti akan sadar bahwa tidak semua keinginan harus terwujud. Karena kau harus yakin bahwa Allah akan memberikan yang paling baik buat kamu. Tab, sungguh lisan ibu selalu ada doa baik untukmu. Bahkan kadang hanya air mata menjadi wakil atas doa yang tak dapat terucap.


Semoga Allah ridho atas hidupmu, kamu ridho dengan ridha Allah, dan kami semua juga ridha dengan itu.


Yang ibu tahu hari ini, ibu harus menjelma menjadi seorang manusia bisa yang rajin belajar. Belajar bagaimana cara mendidikmu, mengenalkanmu dengan adab-adab yang berlaku. Adab kepada Allah, orang tua, guru, teman, dan lain sebagainya.

Read More

JANGAN BERLEBIHAN DALAM BERAMAL

Seperti itu mungkin ya, judul yang pas. Sewaktu perjalanan ke Kabupaten My Djo nyetel pengajiannya ustadz Salim A Fillah. Sudah kebiasaan sih sebenernya kalau kita jalan doi sengaja nyetel apa gitu. Biar bisa sambil belajar bareng, kadang juga buat ngingetin ke aku yang selalu salah wkwkwkwk. Nah, pas waktu itu ada part cerita tentang Abdullah Bin Amr Bin Ash (kok apal banget sih? Iya, semalam gugling nama panjangnya, soale gw udah lupa). Abdullah Bin Amr adalah sosok sahabat yang cerdas dan dikagumi karena luasnya ilmu pengetahuannya.


Disutu ust Salim cerita bagaiman Abdullah sangat rajin beribadah. Saking rajinnya sampai dia puasa tanpa makan, sholat tanpa tidur. Ketaatan Abdullah ini bikin ayahnya baper dan langsung cus lapor ke Rasulullah. Amr bin Ash merasa anaknya ini sudah tidak peduli lagi dengan ayahnya dna keluarganya karena keasyikan beridabah. Dipanggillah Abdullah Bin Amr untuk menghadap Rasulullah.


Rasulullah bertanya,

"Kabarnya engkau selalu puasa di siang hari dan tak bernah berbuka, shholat di malam hari dan tak pernah tidu, sepanjang hari selalu membaca Al Qur'an? Cukuplah puasa tiga hari setiap bulan"

"text-align: justify; "> "Saya sanggup lebih banyak dari itu", jawab Abdullah


"Kalau begitu cukup dua hari dalam seminggu"


"Saya sanggup lebih banyak lagi"


"Baiklah, jika demikian lakukan puasa yang paling utama, puasanya Nabi Daud AS, puasa sehari lalu berbuka sehari"


Kemudian Nabi bersabda kembali, "Khatamkanlah Al Qur'an sebulan sekali"


"Saya bisa lebih dari itu, Ya Rasulallah"


"Kalau begitu khatamkan dalam 10 hari"


"Saya bisa lebih dari itu'


"Baiklah, khatamkan Al Qur'an setiap 3 hari sekali"


Akan tetapi ketika Abdullah mulai menua, dia menyesal dengan ritme ibadah yang dilakukan ketika masih muda. Saat energi sudah mulai meredup diapun tertatih melakukan ibadah-ibadah yang biasanya dia lakukan. Dia sangat kesulitan untuk puasa Daud dan khatam Al Qur'an dalam tiga hari. Padahal, Allah menyukai amal yang istimrar dilakukan.


Yap, dari kisah Abdullah ini kita bisa mengambil sebuah pelajaran berharga bahwa ada hak keluarga yang harus ditunaikan dalam aktivitas ibadah kita. Menjaga hubungan dengan Allah dan keluarga secara beimbang.


sejurus dengan cerita ini, aku teringat penggalan kisah Salman Al Farisi yang mendapat curhatan dari seorang wanita mengenai kebiasaan suaminya. Suaminya juga beribadahnya kebangetan. Sebelas dua belas sama Abdullah Bin Amr. Pola ibadah yang dilakukan ini membuat sang istri merasa tidak diperhatikan. Dan Akhirnya Abu Darda pun mendapat nasihat serupa dengan Abdullah dari Rasulullah. Jangan berlebihan dalam beribadah, kerana ada hak keluarga yang harus ditunaikan.


Tawazun bin seimbang, Gaesss

Read More

Semua Orang Bebas Memilih Jalan Keridhaan-Nya


Setiap manusia memiliki kebebasan memilih jenis jalan kebaikannya. Kita tentu tidak dapat memaksakan seseorang memilih jalan seperti jalan yang kita pilih. Berjalan satu tujuan tak harus dalam satu jalan. Allah telah sangat banyak menyiapkan ragam jalan pilihan. Yang salah adalah yang salah memilih jalan.


Ada orang yang ingin mengais ridha melalui kehidmatan bersama Al Qur'an, ada yang melalui harta yang dimiliki, ada yang berupa pikiran, ada yang berupa waktu, ada pula yang berusaha menjadi ibu dan guru untuk anak-anaknya. Semua jalan baik, bukan? Jangan sampai ridha yang akan kita dapai hilang hanya karena kita nyiyir dengan jalan baik orang lain.


Mereka berhak memilih, mereka berhak memutuskan ragam jalan yang telah dihamparkan. Jika Allah benar menjadi tujuan maka, waktu kita akan habis karena memikirkan bagiaman cara agar dekat dengan Allah. Bukan dengan menggunjingkan jalan orang lain. Jika waktu kita masih tersita untuk itu, maka fokus kita mungkin bukan pada Allah tetapi pada orang lain.


Dimanapun dan apapun aktivitas kita asalkan Allah menjadi tujuan dan dilakukan dengan kesungguhan semoga benar untuk sampai pada ridhaNya. Bismillah, tujuan kita masih sama namun mungkin jalan dan cara kita sedang tak senada.

Read More

GAGAL CPNS GEGARA TKP? SAMAAA SAYA JUGAKK


Alhamdulillah, tes CPNS sudah terlewati. Ah ternyata CPNS tahun ini benar-benar sesuatu yang tralala untukku. Hasil dari tes ini benar-benar menjadi penentu arah kehidupanku selanjutnya. Semakin memperjelas bagaimana kelak akan dikenang sebagian manusia. Kalau boleh jujur, agak sedih juga dengan hasil CPNS ini. Tidak sesuai harapan. Iyaaa harapanku lolos passing grade tetapi tidak ketrima hahaha. Seperti ditulisan kemarin ituuuh.


Ternyata aku juga harus merasakan ganasnya soal TKP. Bekal nilai cukup tinggi di CPNS sebelumnya ternyata tidak memberikan pengaruh signifikan. Nilaiku benar-benar di bawah standarku sendiri jugak. Ah.. atau mungkn memang sekarang aku sudah tidak lagi memiliki karakteristik kepribadian seorang guru? Sehingga tidak lolos PG TKP? hihhi Masih kzl deh sama TKP.


Tak kasih tau nilaiku yaaa, TWK 105, TIU 80, TKP 132. Itu si ITU mepeeeet banget yaaa, soalnya aku udah menyerah pasrah dengan soal bergambar itu. Ehhh soalnya muncul banyak bener... kan galau. Saat semua curhat waktunya kurang, waktuku sisa buanyak. 16 menitan. Bayangin... banyak to itu. Yaa wajar lah kalau TIU yang diharapkan dapat 120 akhirnya gagal.


Dari kejadian itu aku sih mengambil beberapa kesimpulan: Secara kecamata realibilitas soal, maka soal TKP tidak reliabel. Karena hasil nilai tidak menunjukkan grafik normal. Padahal harusnya dilakukan uji normalitas soal dulu ga sih? Terus ada analisis butir soal jugaak. Iya ga sih? wkwkwkwk udah lupa sama kek gituan. Tapi intinya yang aku ingat saat kuliah, kalau ada soal yang menyebabkan banyak ketidak llulusan berarti kualitas soal itu jelek.


Tetapi, aku juga ingat saat bimbingan skripsi dengan pak Ahmad Sofyan. Saat itu skripsiku mengambil judul Self Assessment Pendidikan Karakter. Mirip-mirip buat tes karakter seseorang setelah dia belajar fisika. Sudahnya membuat soal ini adalah, kita mendapatkan data yang benar-benar itu adalah karakternya plus gegara belajar fisika. Membuat soal yang tidak normatif itu tidaklah mudah. Nah... soal TKP kali ini juga bagus banget kalau diliat dari skala kenormatifan soal. Benr-bener bisa dijadikan alat pengukur kepribadian. Kayak aku misalnya, calon guru Fisika. Bayangan sebelum ketemu TKP pastilah pertanyaan seputar pendidikan paling ga nyrempet sebagai pendidik. Malahhh pertanyaannya kayak lagi mau jadi manajer kantor wkwkwkwk ada yang ditanya kalau jadi reseler segala malah. Pokoknya jempol 20 deh buat pembuat soal TKP. Soalnya kereeen.


Well, yang udah lolos PG selamat yaaa...mesk nantinya ga ketrima tetep aja kalian udah jadi pemenang. Yang udah niat banget buat ikutan CPNS dan ternyata belum jadi jalan rizkinya jangan patah semangat. Masih ada kesempatan lain untuk mencoba.

Read More

Peta Hidup #1


Menemukan dan meyakini bahwa aku jujur dengan paradigma hidupku adalah hal mendesak untuk segera dilakukan. Life is never flat. Hidup ga boleh kalau datar-datar aja, dinamisasi itu perlu. Loncatan-loncatan harus dilakukan. Terus mengasah untuk mendefinisikan kemampuan, kepribadian, kehidupan.


Okay, langkah pertama adalah mengingat hal yang menjadi golden dalam hidup serta bagaimana perasaan saat itu. Aku selalu merasa rindu dengan masa-masa saat kuliah di semester satu. Keinginan besarku menunjukkan bahwa mahasiswa paralel tidak boleh di anggap sebelah mata jika dibandingkan mahasiswa reguler begitu besar. Saat itu, aku bertemu dengan hal-hal baru. Sangat mungkin untuk aku menjadi aku yang tidak dikenali lagi oleh teman-temanku saat SMA. Saat itu, aku menemukan ritme belajar yang sangat mengasyikkan. Ada nuansa tenang saat belajar dan mengerjakan tugas. Bangun tengah malam, kadang mandi dulu baru belajar lalu sholat malam tilawah subuh berjamaah dan al ma'tsurat menjadi kebiasaan yang sangat menenangkan. Ya... Saar itu aku tenang. Aku yakin dengan obsesiku. Aku mencintai jurusanku. Saat itu pula, aki adalah anak yang disayang oleh ayah dan ibuku. Yaps, paket lengkap kasih sayang dari bapak, ibuk, dan lingkungan baru hadir untukku.


Semua mulai berubah ketika studiku kacau di akhir kuliah. Semua keteteran...semua berantakan. Aku merasa bukan aku. Ya..ada ruang kosong yang tak bisa didefinisikan. Semangat belajar dan ibadahku bisa dikatakan turun drastis. Target di awal kuliah hanya tinggal cerita. Meski aku juga menemukan setitik bahagia, banyak orang yang menganggapku ada. Ya... di akhir perkuliahan ini aku punya banyak orang yang menjadikan aku tempat sampah dan tempat berbagi. Ada bahagia ketika mereka bahagia. Ada sisi otak yang sepertinya terpakai dan aku menjadi merasa berharga namun, disisi lain aku merasa gagal. Gagal menjadi kebanggaan ayah dan ibu karena lamanya masa studi.


Rasanya, ada ganjalan...aku merasa kehilangan kepercayaan ayah dan ibu dalam menentukan masa depan. Hubunganku dengan orang lain tak ada masalah, tapi komunikasi ke kedua ortu itu perlu diperbaiki.


Aku ingin selalu lantang dan ada di bagian terdepan dalam melakukan kebaikan. Menggagas ide baru, melakukan hal-hal segar dalam berkreasi.


Aku sangat ingin ujung dari seluruh usahaku adalah Allah. Namun, kadang ada bisikan yang mengganggu. Yakin Allah? Ortumu saja kau kecewakan. Begitu kurang lebih. Yaaa ternyata, ridha nya ayah dan ibuku benar-benar memberikan pengaruh besar.


Dulu aku pernah bilang, akan berada di jalan kebaikan ini tersebab ingin menjadi alasan bagi ayah dan ibuku masuk ke dalam surganya Allah.


Aku hanya ingin ayah dan ibuku mempercayaiku kembali, mempercatai dalam aku menemukan masa depanku.


Hari ini aku menjadi seorang ibu rumah tangga. Pilihanku jelas, bekerja full time setelah anak-anak sudah bisa ditinggal. Bukan sekarang. Tapi, ini tak bisa diterima. Kadang aku merasa, aku harus menjadi simbol kebanggaan mereka. Kudu perfect.


Aku merenung kembali, dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa, aku menjalani aktivitas dengan penuh semangat, kebahagiaan, dan ketenangan jika aku melakukan sesuatu karena alasan orang lain. Aku bahagia ketika orang lain merasa bahagia dan berhasil karena bantuanku. Ya...aku ingin ikut andil dalam keberhasilan seseorang. Dan seringnya aku lupa kalau aku juga harus sampai pada keberhasilan itu.


Aku mampu jika kuoptimalkan semua. Tak bisa aku dipaksa melakukan sesuatu jika alasannya adalah diriku. Ada orang lain yang lebib berhak menjadi alasan untuk aku bangkit dari keterpurukan. Misalnya, ketika studu S1 ku sudah di ujung tanduk. Hatiku bersikeras ingin menemukan alasan kuat kenapa aku harus lulus. Ternyata, penyulut api semangat terbesar adalah kesadaranku untuk menjaga nama baik organisasi kebaikan yang aku ikuti. Aku tidak mau jika kelak di kemudian hari ada mahasiswa enggan serius menjadi sponsor dan pelaku utama kebaikan gegara ada kisah burukku secara akademik.


Nah, sekarang berarti aku harus menemukan alasan mengapa aku tidak menjadi ibu rumah tangga biasa. Mengapa aku harus kembali bekerja. Benarkah menjadi PNS adalah pilihan terbaik? Atau menjadi penulis?


Serius menjalani hidup, lebih terencana, lakukan seoptimal mungkin, rapikan seluruh mimpi dan sumberdaya yang akan membantu sampai pada mimpi-mimpi itu. Yuks, tata ulang peta hidup.

Read More

Menikah Itu...,


Menikah itu... artinya menyatukan dua yang berbeda. Kebiasaan,cara pandang, budaya... terlalu naif jika aku mengatakan mudah untuk melakukannya. Ungkapan jika sudah menikah berarti kita sudah bersiap menikahkan segala embel-embel yang ada pada diri kita dengan pasangan bukan perkara sederhana untuk melakukannya. Seolah kita membutuhkan taaruf seumur hidup untuk bisa sempurna. Atau bahkan tidak pernah sempurna,karena ruang pemakluman harus dibuka lebar agar tak ada luka yang menganga.


Menikah itu... mempertemukan dua cara pandang untuk selaras menjadi satu. Beda cara berfikir bisa diminimalisir asalkan memiliki visi yang sama. Semua masih bisa dikomunikasikan asalakan tidak ada yang merasa paling dibanding yang lain. Mencari titik temu dari perbedaan dan semakin memupuk persamaan baik yang dimiliki akan menyebabkan relationship goals terjadi.


Menikah itu... Ibadah seumur hidup. Setiap usaha menumbuhkan mili per mili rasa cinta adalah ibadah dan bernilai pahala. Saling menguatkan untuk mendekat kepada Sang Pencipta. Berjuang bersama memenuhi salah satu dari 7 maratibul amal adalah kemestian bagi mereka yang meyakini bahwa menikah adalah bagian dari membangun peradaban.


Amarah, selisih, beda paham itu hal biasa. Bahkan kadang air mata menghiasi pernikahan karena ulah pasangan kita. Lalu, haruskah kita menyerah? Tentu tidak.


memandang perbedaan sebagai alat untuk saling melengkapi, bukan memandang perbedaan sebagai benteng untuk memisahkan. Kita harus yakin tak ada yang sempurna. Suami kita bukanlah malaikat tanpa cela, dan suami pun bukan bidadari penghuni surga. Semuanya manusia biasa ada salah lupa adalah fitrah dari-Nya.


Entah mengapa akhir-akhir ini terngiang dengan kisah perceraian di kalangan sahabat Rasulullah. Perceraian itu terjadi bukan karena ketidaksholihan tetapi tidak bisa menahan keegoisan. Menerima kekurangan dan saling mendengar, bertukar penapat adalah cara ampuh menyembuhkan benih keraguan.


Kita harus meyakini bahwa menikah itu adalah titian mengantarkan islam sebagai guru peradaban. Rumah kita, keluarga kita akan menjadi sebuah organisasi terkecil di masyarakat yang menyalakan cahaya kebaikan. dari keluarga kitalah peradaban manusia akan diperbaiki.


Menikah itu... Bukan penghalang kita melakukan beragam aktivitas. Bukan menjadikan semuanya berbatas. Semuanya tetap bebas hanya saja butuh ingat posisi dan kewajiban yang bertambah. Jangan sampai kita menjadi lilin. Mencoba menerangi sekitar akan tetapi membakar diri. Coba kita sampaikan kebaikan diluar rumah tetapi lupa menjaga nyala kebaikan dalam rumah kita. Mencoba beribadah mendekat kepada Yang Maha tetapi lupa ada ibadah terlama yang tak lagi kita jaga.


Menikah itu...

Read More

Aku dan CPNS


Ini adalah kali kedua kesempatanku untuk mengikuti tes CPNS setelah lulus. Semangat yang kedua ini sangat berbeda dengan yang pertama, mengingat posisi dan kondisi yang berbeda. Jikalau saja boleh jujur, aku tidak terlalu berminat untuk menjadi PNS. Hari-hari bersama Tabina menjadi alasan terkuat untuk untuk enggan menjadi wanita karir. Meninggalkan Tabina dalam waktu lama itu... menjadi ujian terbesarku setelah hampir 11 bulan menjadi seorang ibu.

Rasa malas belajar pastinya ada. Ikut sekadar formalitas. Menghormati keinginan bapak dan ibuuk. Dalam doa selalu kuselipkan semoga tidak diterima wkwkwkwk. Belajar alakadarnya saja. Tapi... akhir-akhir ini, menjelang jadwal tes yang ditentukan mendekat semuanya menjadi berubah. waktu tes CPNS ku tanggal 4 November 2018, bertepatan dengan hari Minggu. Ibuku libur, bapak juga sudah pensiun. Walhasil tercetuslah ide dari my mom untuk satu keluarga mengantarku pergi ke Magelang mengikuti tes. Heloowww... rasanya pengen tersedak air liur wkwkwkkw.

Mau tes CPNS di antar orang satu rumah dan anakku dibawa, masak iya aku kerjakan alakadarnya. Tidak aku persiapkan sama sekali. Mana banyak saudara yang daftar pula. Okeh... targetku tetep ga ketrima tapi paling ga lulus passing grade dengan nilai tinggi, 400an lah ya. Prinsipku, ibu dan bapak akan tetep bangga kepada anaknya dan aku tetap akan terhormat sebagai peserta CPNS yang tidak diterima ketika nilaiku juga mendekati sempurna. Pastinya akan ada alasan aku tidak ketrima, tidak lolos SKB misalnya. Kan konon bagi yang sudah memiliki sertifikat pendidik langsung dapat nilai 100 SKB nya. Hahaha.... Skenario dari Allah yang aku harapkan adalah, aku lolos passing grade dengan nilai bagus tetapi terkalahkan oleh mereka yang memiliki sertifikasi. Aku ikhlas hihihi. 465 itu targetku.

Belajar dengan serius, seandainya aku kalah pun akan kalah dengan terhormat dengan capaian nilai itu. Kemarin aku pernah berhasil dengan nilai 385, maka 465 menjadi angka realistis untuk aku wujudkan. Asal belajar dengan benar, berproses maksimal, maka hasil biarlah menjadi urusan Allah. Kalau kata suamiku, "Anaknya ikutan nganter ujian, nilainya jangan memprihatinkan". Kurang lebih gitulah nasihatnya. Efek satu keluarga ngaterin bahkan berencana mau bawa bekal makan adalah aku belajar sampai aku bosan.

Well tulisan ini diturunkan untuk menghilangkan sedikit rasa penat dan tetap menjaga kewarasan. Sampai tahap ini aku tinggal banyak latihan soal dan menghafal beberapa bagian yang belum diingat, terutama pasal-pasal dan nomer peraturan-peraturan dalam bentuk UU, PP atau bahkan TAP MPR. Matematika dan bahasa Indonesia banyak latihan, TWK banyakin baca dan perkaya jenis soal. Untuk TKP relatif lebih mudah, akan tetapi tidak ada salahnya ada satu hari kugunakan untuk belajar ini. Ini semua kulakukan demi menjaga harga diri, nama baik, dan kehormatanku. YA Allah... tolonglah emak-emak ababil ini, yang sedang mengejar rasa puas karena berhasil mengerjakan soal dengan nilai maksimal. Semoga Engkau Ridha dengan hidupku dan aku ridha dengan ridhamu, suamiku dan kedua orang tuaku pun ridha dengan itu.
Read More

Suara Hati Tania

Hai laba-laba... misi, numpang ngelapak tulisan yaaa. Udah lama ya tinggal di blog ini? Makasih ya... udah dijagain. Beberapa waktu ini aku sok sibuk jadi belum nulis dimari. Ga cuma dimari aja, sih... di tempat lain juga kagak. Bulan puasa jadi puasa juga nulisnya wkwkwkwk. Hmhh padahal seharusnya makin banyak inspirasi yang nyantol.

Tau ga sih, Ba (red:laba-laba) rasanya kayak orang bisul terus mau pecah itu. Idenya berseliweran kesana kemari macam ayu ting-ting nyari alamat palsu, tapi jempol-jempol mager ga mau ngetik. Rasanya ada yang berbisik, "Udah, nulisnya nanti aja". Gituuu terus tiap mau nulis. Walhasil, ya belum ketulis.

Padahal ide menulisku itu banyaaak.... banyak banget malah. Tak tulis ya idenya apa aja.
1. Mati di jalan Allah, ini menanggapi kasus bom di Surabaya beberapa hari sebelum ramadhan lalu.
2. Proposal penelitian tentang indeks kebahagiaan pelajar.
3. Melanjutkan tulisan buat buku move on ala newton.
4. Alasan kenapa harus ada Yayasan Daya Muda Indonesia.
5. Mau hijrah? Gabung YQQ aja biar hijrahmu lebih berfaedah.
6. Pengen curhat juga tentang rasa sakit hatiku gegara merasa menjadi bukan wanita baik-baik dan kasihan sama Tabina yang lahir dari aku, wanita biasa banget. Kadang berfikir, apa aku masih baby blues, yaaa.
7. Menulis buku panduan mentoring untuk YQQ, kalau bisa dicetak gitu biar ketjeh.

Selain ide menulis ada juga ide kegiatan yang pengen aku lakukan.
1. Jualan, keuntungan buat YDMI
2. Buat akun jualan dengan brand Mbok Demi
3. Buat akun jualan buat tambahan tabungan pembelian isi rumah kelak
4. Menghias kamar tabina dengan kertas Krep.

Udah agak lega, setelah nulis apa aja yang mau tak lakukan. Bener ya, menulis itu dapat menjaga kewarasan.


Read More

Emak Amatir Belajar MPASI

Memiliki seorang anak pertama menjadi ajang pembelajaran tersendiri dalam fase kehidupanku. Meskipun nilai biologiku tak terlalu jelek-jelek amat, tetap saja mengikuti fase kehidupan anakku -Tabina Evren Karissa- adalah hal baru. Seolah semua pelajaran di bangku sekolah tak ada yang berguna wkwkwkwk. Yaps, perlu nih mengaminkan kalau manusia adalah pembelajar seumur hidup di sebuah universitas kehidupan.


Awalnya ku kira mengenalkan makanan pertama pada seorang bayi adalah 6 bulan, ternyata 180 hari kehidupan. Beda lo yaaa 6 bulan dengan 180 hari kehidupan ituu. Kalau 6 bulan kan, misal Tabina lahir 2 Desember 2017 berarti 6 bulannya adalah 2 Juni 2018 sedangkan 180 harinya adalah 31 Mei 2018. Cuma beda beberapa hari sih hihi.

Para embah-embah sebenernya udah maksa buat ngasih makan ke Tabina sejak dia hobi ngeces sama makan jempol tangan dan kaki. Cuma karena bisikan dek Bidan akhirnya aku kekeh ngasih asi ekslusif selama 6 bulan. Meski Tabina di bawah pengasuhan ibuku tetap aku awasi hahahaha mbokan my mom tetiba ngasih makanan gituiu.

Okay well, 180 harinya pun tiba. Si emak amatir mulai galau. Mau makan apakah dia? Setelah sercing sana sini, baca ini itu akhirnya memutuskan makan pertamanya adalah nasi. Alasannya karena kelak dia akan banyak mengkonsumsi bahan yang satu ini (padahal pesenan bahan makanan lain belum ada hahaha). Disinipun ada perdebatan dengan Mbah Uti nya Tabina. Yaaa mempertemukan pengalaman orang tua dengan pengetahuan baru yang dimiliko anak tak berpengalaman memang tak mudah. Berdasarkan pengalaman Mbah Uti, tu bubur dikasih garam biar ada rasanya. Nah, si emak kagak mau soalnya berdasarkan hasil serch nya fase 14 hari pertama adalah fase pengenalan makanan. Biarkan anak mengenali jenis makanan dengan rasa aslinya. Bahasa orang MPASI nya menu tunggal gitu. Huumh, satu menu sama dengam satu bahan makanan. Tanpa tambahan gula ataupun garam. Gegara dipaksa buat ngasih garam dengan alasan biar ada rasanya aku ngalah dengan menambahkan ASI pada nasi pertamanya Tabina. Sebenarnya penambahan ASI g masalah sih, cuma kurang baik untuk tahap pengenalan rasa makanan kepada anak. Tapi daripada di mukain kayak gitu, nambah ASI adalah pilihan terbaik daripada nambah gula apa garam, kan?

Dari pengamatan sementara, Tabina ga suka manis dan susah makan jenis kacang-kacangan. Tahu, tempe gituu rads susah ni anak. Tapi khusnudzan ku karena si emak ga pinter ngolahnya aja sih.

Semua gedubrasanku belum berakhir. Setiap nyari resep pasti nemu buat ditambah EVOO sama Belcube atau UB. Walahhh opo neh kuwi. Ternyata, itu semacam lemak tambahan yang bisa memboost BB debay. Asing pakai banget sama tu istilah. Ternyataaa EVOO itu sama dengan Extra Virgin Olive Oil sama dengan minyak zaitun yang dipakai buat bahan salad gitu. Hahahaha keliatan banget ga gaulnya. Belcube atau UB itu macam keju yang direkomendasikan buat bayi. Hmh, fixed nyari dua bahan itu.

Di Temanggung belum nemu tempat, tanya mbak Lusi, eh dianya beli online. Tanya Mba Novi beli sama tetangganya di Ungaran. Tanya Mbak Ari beli di supermarket. Walhasil, Tabina beli di Super Indo Ngaliyan hihi. Sengaja banget pagi buta ikutan jemput mbah Ibu' dengan maksud terselubung beli dua bahan, EVOO dan keju.

Hmh, dan saat akan mulai menu dengan 4 bintang (ini istilah juga ga nemu di bangku kuliah) kembali aku galau. Beli Slow Cooker apa blender, ya?

Akhirnya memutuskan beli blender aja, kalau buat tim makanan mah bisa pakai alat dapur yang ada.


Terkesan rempong banget yaaa, banyak yang berpendapat buat dikasih makanan instan aja. Tapi, apa artinya? Salah satu alasanku jadi full momy adalah untuk memberikan yang terbaik buat Tebi. Mengawalnya dari lahir sampai gedhe nanti. Rempong masakin dia yo ga masalah, kan? Lahh kalau ga mau rempong mah, aku tetep pakai ART buat bantu-bantu. 

Anggaplah segala kerempongan emak amatir ini sebagai ladang pahala, sebagai catatan jalan jihad di jalan Allah. Yaaa aku emak-emak amatir yang masih belajar. Aku perempuan yang lulus kuliah dengan IPK 3,07 dari prodi Pendidikan Fisika akan menjadi guru kehidupan untuk anak bernama Tabina Evren Karissa.

Bismillah, Rabb inilah jalanku untu sampai padaMu.


Read More

Saat Sinyal Tidak Bersinergi dengan Ide dan Regristrasi Terhalang e-KTP


Judul yang sangat menggambarkan perasaanku saat ini. Beberapa waktu yang lalu ide-ide untuk menulis berseliweran, apa daya... ujung batas kota membatasi seluruh jaringan seluler. Udah pakai si merah ya tetep ajaaa kudu geser sana geser sini. Menulis yang awalnya sebagai sarana menenangkan diri malah bisa membuat emosi. Iya emosi, karena sinyal internetnya lola.

Terkadang, pengen rasanya beli sinyal sekarung dibawa pulang ke rumah. Apa daya penjual sinyal tidak ada. Belum lagi masalah persinyalan selesai sudah dhadapkan dengan pemblokiran dari pemerintah yang ternyata beneran wkwkwk. Hadeuh, main inet susah, panggilan keluar tak kuasa. Ya sudah akhirnya menyerah untuk melakukan regristrasi kartu. Ketik-ketik ke 4444 kirim NIK dan no KK eh, dapet balesannya No KK tidak Valid. Hadeih mentang-mentang KK gue baru terus belum kedata, gitu? Kuulang dua kali, tetap gagal. Ya sudahlah menyerah aja. Nanti-nanti juga bisa.

Sampai akhirnya Mas Djo juga penasaran kenapa dia juga gagal regristrasi. Datanglah dia ke Dindukcapil untuk curhat tentang kondisi kita berdua. Owh...owh cuma pwh. Nomer KK kita yang udah ada tambahannya Tabina baru aja dibuka, dan bisa di akses 2-3 hari kemudian. Artinya kita berdua bisa regristrasi setelah 2-3 hari laporan ke dindukcapil. Eh bentar, ternyata aku emang ga bisa regristrasi, tau kenapa???? Karena aku pindah alamat. Yaaa, setelah dua tahun lalu aku menikah dengan seorang laki-laki yang tinggal di Traji otomatis pindah alamat ngikuti alamat suami. Tau sendiri kan e-KTP uangnya ketilep banyak banget? Dan semua itu berimbas pada pencetakan KTP yang luamaaaa. Sekadar info, sekarang aku tak punya KTP adanya surat keteragan, iya keterangan yang terangnya kurang dari 5 watt. Bisa regristrasi dengan NIK dan KK kalau e-KTP dah jadi. Laaah, kapan coba itu bakal terjadi? Setelah Tabina siap nikah jangan-jangan.

Ending dari kisah ini adalah aku pulang ke rumah mertua lagi buat cari sinyal bersahabat (sekarang pakai biru looh si merah menghong plus kudu regristrasi kartu perdana inetnya) dan regristrasi kartu dengan data Mas Djo. Hihii... akhirnya nulis juga, meski entah ini itu apa.Yang penting mah, nulis aja.
Read More

Inilah Kehidupan Sosial


Manusia adalah makluk sosial yang dalam hidupya membutuhkan orang lain. Begitu penuturan guru PPKn pada zaman dahulu kala. Dengan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial ini maka muncul istilah interaksi sosial, interaksi antara satu manusia dengan manusia yang lainnya. Nah, lalu aa khidupan sosial? Di negara kitaterdiri dari beragam suku dan bahasa. Adalah wajar saat ada dar suku lin berinteraksi kita masih loading mengartikannya.

Manusia Indonesia menjelma menjadi manusia dengan beragam aktivitas sosial. Bahkan cukup terkenal aktivitas sosialnya dibandingkan negara maju. Hidup bergotong royong, bertetangga, saling berkunjung di kala sakit, melakukan kegiatan ibadah, bahkan di beberapa suku yang tinggal di pedalaman satu rumah akan diisi oleh beberapa kepala keluarga.

Saling bertegur sapa dan memberikan uluk salam juga bagian dari interaksi sosial yang pada strata kehidupan sosial tertentu menjadi poin penilaian masyarakat tentang orang tersebut. Di tempat kelahiran saya, saat kita berjalan melintasi kerumunan ibu-ibu entah dengan berjalan kaki atau mengendarai kendaraan ada baiknya menyapa. Hanya sekadar berkata, "Monggo..., nuwun sewu" sambil menundukan kepala dan tersenyum itu menjadi poin ukuran seseorang memiliki unggah-ungguh atau tidak. Jika ada tidak bertanya, senyum, menundukkan kepala, atau membunyikan klakson maka akan dicap sebagai anak yang tidak memiliki etika bermasyarakat kurang baik.

Apalagi masyarakat yang tinggal di perdesaan, sangat beragam kegiatan sosialnya. Tidak seperti masyarakat yang tinggal di kompleks perumahan, suasana indivudualis sangat kentara. Tarolah tetangga sebelah sakit bisa jadi dia tidak mengetahui. Tidak mengherankan interaksi sosial yang dilakukan lebih banyak di tempat kerja. Para kerja holik, bekerja tanpa mengenal batas waktu. Bahkan dengan orang serumahnya pun tidak sempat berinteraksi. Interaksi dengan kolega atau atasan lebih banyak peorsiya dibandingkan dengan keluarga dan masyarakat sekitar.

Ada lagi, kehidupan sosial di kala malam. Kehidupan ini akan banyak sekali ditemui di daerah dengan tempat hiburan malam masuk dalam katagori banyak. Tempat anak-anak muda berkumpul. Pandangan negatif tentang kehidupan malam sudah tersematkan. Kalau saya dulu di kampus ada istilah jam ayam dimana para perempuan harus pulang kos sebelum maghrib tiba. Katanya, ayam saja kalau magrib belum pulang sudah dicari pemiliknya, apalagi perempuan yang lebih berharga daripada ayam. Jam segitu kudu sudah masuk kandangnya hehehe. Tidak menafikkan transaksi narkoba, minum-minuman keras, dan hal negatif lainnya menjadi hiasan kehidupan malam. Kehidupan sosial mereka dilakukan di malam hari.

Well kita dapat menyimpulkan bahwa kehidupan sosial yang dilakukan seseorang dapat berarti positif dan negatif. Parameternya adalah norma sosial yang berkembang di masyarakat tersebut. Bagi yang belum mengetahui apa saja norma yang ada di masyarakat, sangat disarankan untuk mencari tahu.
Read More

Patung Pak Tani di Alun-Alun Temanggung


Selama hampir lima tahun ini Kabupaten Temanggung amat rajin mempercantik dirinya. Salah satu spot yang di make over adalah alun-alun Temanggung. Di alun-alun Temanggung terdapat sebuah patung yang sering disebut dengan patung pak tani. Patung tersebut menyerupai seorang laki-laki bercelana pendek selutut, topi ala pak tani dan sedang memanggul cangkul dengan kaki kanan sedang melangkah. Eh, pak tani juga megang bukuh. Patung tersebut menghadap ke timur.

Semasa renovasi alun-alun banyak masyarakat yang penasaran akankah patung tersebut akan dihilangkan? Atau akan tetap ada. Ternyata patungnya masih ada, dengan posisi yang sama dan ada tambahan ornamen air mancur di sekitarnya. Kasian patung pak tani yang sekarang, selalu basah terkena air. Ternyataaa dulunya patung pak tani pernah dipindahkan lhoh. Gegara ada vidiotorn itu. Patung Pak tani dibuat lebih rendah di bawah vidiotorn. Maklum, daerah dapet pendapatan dengan dipasangnya vidiotorn tersebut.

Keberadaan patung pak tani bukannya tanpa sebab. Ceritanya, pemerintah daerah Temanggung ingin memberikan penghargaan kepada para petani. Temanggung mengakui peran yang amat besar dari petani dalam membangun Temanggung. Patung tani di hadapkan ke timur dengan maksud para petani diharapkan mantap menatap sang fajar menyambut hari barunya. Ada maksud terselubung bahwa ada masa depan yang cerah untuk petani Temanggung.

Yaaa, Temanggung adalah kabupaten dengan jumlah pekerja sebagian besar petani. Ada petani tembakau, kopi, dan masihhh banyak lagi. Udaah ahhh segini aja. Kalau ada keinginan buat nambahi tak edit hihi.
Read More

Lima Alasan Anak Zaman Now Ga Minat Jadi Petani


Petani adalah pekerjaan mulia, tanpanya tak kan ada nasi terhidang di meja. Sayangnya semakin lama jumlah petani semakin sedikit peminatnya. Anak-anak petani tak lagi ingin menjadi petani. Dalam benak mereka, jika menjadi petani maka taraf hidup tidak akan meningkat. Terhormat adalah saat anak petani kemudian bekerja di perusahaan, berdasi, bersepatu kinclong plus kemana mana membawa mobil kantor. Sawah yang diwariskan untuknya hanya sekadar investasi, sewaktu waktu dijual dijadikan pemukiman.

Ga usah liat data juga bakal ketauan apabila jumlah lahan pertanian semakin berkurang. Jumlah petani pun tak semakin bertambah tetapi semakin sedikit. Bagi anak muda zaman now, sangat jarang menjadikan petani sebagai cita-cita dia kelak.

Berikut terangkum alasan anak muda zaman now ga minat buat jadi petani.

1. Brainstorming Orang Tua

Banyak orang tua yang pekerjaannya petani berharap anaknya tidak seperti dirinya. Mereka tak ingin anaknya berpeluh dibawah sinar matahari. Menurut sebagian orang tua menjadi petani itu adalah pekerjaan rendahan dan kasar. Jadi ketika anaknya bekerja kantoran atau Menjadi PNS itu lebih mulia, lebih dihormati. Makanya sejak masih kecil biasanya sudah ditanamkan dalam sanubari anak-anak untuk tidak menjadikan petani dalam list cita-cita mereka.

2. Merasa Meter Kerennya Menurun

Bersahabat dengan lumpur dan bercengkerama dengan cacing pada masa sekarang seolah menurunkan ukuran keren dalam diri generasi zaman now. Mereka merasa lebih keren ngetik-ngetik di lepi plus duduk di ruangan ber-AC. Misal kenalan sama cewek juga pastinya lebih mantap bilang pegawai bank ketimbang petani. Padahal mah ya...kalau dia petani dengan lahan berhektar hektar penghasilannya udah pasti lebih gedhe dari pegawai bank.

3. Pekerjaan yang Kurang Ngehits dan Kekinian

Padahal kalau dipikir-pikir bakal lebih ngehits jadi petani loh daripada pegawai. Di lahan pertanian pastilah banyak spot yang instragamabel. Nemu kepompong cekrek, nemu kupu-kupu cekrek, nemu cacing cekrek, tanaman berbunga cekrek, rumput liar cekrek. Tuh....tuh....tuh, sehari udah nyekrek berapa aja coba? Belum lagk kalau ada pohon di lahan, bisa banget kan ya buat manjat-manjat terus liat pemandangan. Sebenarnya jadi petani bisa ngehits juga, kay...

4. Kurang Menjanjikan

Tidak bisa dipungkiri harga jual hasil pertanian memang rendah. Meski harga melambung tinggi di pasaaran tapi di petani mah kadang terasa tak adil. Sekali ada perusahaan yang membeli di atas harga minimal aja diperkarakan (masih ingat kasus beras mak nyus?). Tengkulak kadang memberi modal duluan untuk petani mulai menanam tapi, giliran panen belinya semau dia. Yaaah, wajar banyak yang beranggapan jadi petani tidak menjanjikan. Padahal mah ya, kalau kita serius menjadi petani di masa depan adalah pekerjaan yang menjanjikan.

5. Persepsi Masyarakat

Yups bener banget, persepsi masyarakat tentang pekerjaan ini. Lulusan sarjana terus jadi petani itu berasa gimanaaa gitu di masyarakat. Kalau yang ngejalaninnya PD dan dia bisa membuktikan kalau sukses ga harus jadi pegawai sih, lambat laun persepsi masyarakat bakal luntur juga.
Read More

Pertanian, Mengawali Inspirasitania Di Bulan April


Hihihi... judulnya ga terlalu penting untuk dikomentari. Janjian ngeblog dengan tema pertama adalah pertanian. Anak fisika dari batas kota sebelah rumah kebun depan rumah areal persawahan tetep aja kalau diminta menjelaskan apa itu pertanian tak terlalu lihai mendefinisikan. Sebelum ngarangnya kebablasan tentang tema ini ga ada salahnya dong ya kalau aku mulai dari pengertian dulu.

Setelah gugling, ku simpulkan bahwa pertanian adalah pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan dengan cara menanan tanaman produktif dan hasilnya dimanfaatkan oleh manusia. Bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan, bahan industri. Terus pelaksanaannya dilakukan pada lahan yang telah disiapkan.

Di Indonesia terdapat dua jenis pertanian yang dilakukan yaitu, pertanian basah dan pertanian kering. Pertanian basah dilakukan pada lahan yang digenangi oleh air. Macam areal persawahan tuuu. Dilakukan pada daerah dengan ketinggian 300 meter di atas permukaan air laut. Pertanian basah ini dilakukan pada daerah yang dekat dengan aliran sungai atau irigasi. Eh... selain sawah, rawa-rawa dan hutan bakau termasuk dalam pertanian basah.

Ternyata, sawah juga ada pembagian jenisnya lo. Ada sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah bencah, dan sawah lebak.

Sawah irigasi, sawah yang mendapatkan aliran air secara teratur sepanjang tahun. Biasanya petani yang melakukan sawah irigasi dapat panen 3 kali dalam setahun.

Sawah tadah hujan, sebagaimana namanya sawah ini harus menadahi (menampung) air hujan. Praktis sawah akan digenangi oleh air hanya saat musim hujan saja.

Sawah bencah, sawah yang letaknya di muara sungai atau tepi laut. Proses menanam padi dilakukan pada saat surut. Jenis padi yang ditanam adalah padi gogo.

Sawah lebak, sawah yang letaknya berada di sisi kiri atau kanan sungai.

Di Temanggung kayaknya yang ga ada itu sawah bencah. Soalnyaaa Temanggung itu daerah gunung bukan pantai. Hai... hai, aku anak gunung looh. #Ga penting!

Nahh kalau lahan kering contohnya pekarangan, tegalan, dan ladang berpindah. Jadiii saat kita menanam sayuram di depan rumah sudah merupakan aktivitas pertanian di lahan kering. Hayooo siapa anak zaman now yang udah nanem-nanem di pekarangan rumahnya? Selamat yaaa kalian dibobatkan sebagai petani muda berbakat.

Tegalan, ini banyak banget kutemui di Temanggung. Pengairan bergantung musim penghujan. Sulit kalau mau dikasih irigasi soalnya permukaan ga rata. Biasanya ditanami tanaman musiman. Kalau di Temanggung tegalan dimanfaatin buat nanem kopi.

Ladang berpindah, sesuai namanya....tuh ladang pindah-pindah. Petani yang paling gampang mup on hahaha. Ya sesuai namanya, suka pindah gitu.

Read More

Pemuda Pembawa Energi Al Qur'an

Youth Quantum Qur'an (Pemuda Pembawa Energi Al Qur'an) adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang keagamaan di kalangan pemuda dan pelajar. Lembaga ini berada di bawah yayasan Daya Muda Indonesia. Yayasan yang baru aja lahir ke dunia.

Nama lembaga tersebut tercetus di selasar baca SMA N 2 Temanggung. Ceritanya, MT SMADA mau ngadain wisuda Al Qur'an pada saat bulan puasa, bertepatan dengan pelaksanaan pesantren kilat. Acara wisuda Al Qur'an ini diharapkan mampu menghapus kenangan tentang SMADA yang dikenal rada horor.

Youth Quantum Qur'an memiliki arti pemuda yang membawa paket paket energi Al Qur'an. Membumikan Al Qur'an di kalangan pelajar dan pemuda. Menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidupnya. Tiada hari tanpa Al Qur'an. Meniupkan  ruh Al Qur'an kepada setiap jiwa pemuda.

Ketua dari lembaga ini belum ditemukan 😷 misi dari YQQ -begitu kami menyebutnya- membuat harus selektif memilih pucuk pimpinan. Tentu saja dia harus bersedia menjadi icon pemuda yang membawa cahaya Al Qur'an. Tidak harus hafidz, tidak harus sempurna... cukup dia yang bersemangat mempelajari dan mengajarkan Al Qur'an.

Bismillah, ya Allah... Ridhailah lembaga baru kami ini. Semoga banyak orang yang akan lebih mengenalmu melalui ikhtiar ini, sehingga banyak pemuda yang akan membawa energi Al Qur'an. Hanya dengan izinmu niat baik ini akan bermuara pada awal mulanya.


Read More

Ah.... Perkataan Ibu Itu


Ah, perkataan ibu itu emang sesuatu. Saat menimang nimang bayi dewasa, eh dianya malah cerita. Akhirnya aku ingat dua peristiwa tentang Thomas Alfa Edison dan Imam Masjidil Haram.

Pada suatu hari, ibu Thomas menerima surat dari sekolah yang intinya mengeluarkan anaknya. Nilai anaknya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Setelah mendapat surat tersebut ibu Thomas berkata bahwa sekolahnya sudah tidak mampu mendidiknya karena Thomas terlalu jenius, dan mulai dari sekarang dia akan belajar dengan ibunya. Si Ibu tidak pernah bilang kepada Thomas bahwa dia dikeluarkan karena dia "bodoh". Bayangkan andaikan si ibu berkata Thomas Alfa Edison bodoh dan dia memarahi dia habis-habisan, mencaci maki karena ketidakmampuan mengikuti pelajaran, hari ini kita tidak akan mengenal penemu lampu bernama Thomas Alfa Edison.

Saat Sudaish membuat berantakan meja makan, sang ibu marah sambil berkata bahwa anaknya akan menjadi imam masjidil haram. Akhirnya, kita kenal beliau sebagai imam masjidil haram.

Dua cerita ini selalu membayangi setiap aku mendampingi putri kecilku yang dewasa 😀. Kujaga benar perkataan untuknya. Saat mau mimim lalu dia ngoceh aku bilang padanya, "Calon pembicara internasional, penguasa 9 bahasa". Saat dia nakal, orang sekitar berkata buruk padanya kutatap kedua matanya dan berkata hal baik tentangnya. Kujelaskan kepadanya tentang kesalahpahaman orang-orang tentangnya. Lalu ku kecup keningnya dan berkata, "Ibu sayang Tabina, bapak sayang Tabina, itu tandanya Allah juga sayang Tabina".

Jika kataku adalah sabda, dan ridhoku adalah ridhoNya maka aku tahu harus bagaimana aku berkata padamu. Sayaaaang kamu, Tabina Evren Karissa.


Read More

Yang Sering Terlihat Hanya Hasil Bukan Proses


"Dia sudah gagal".
"Ternyata dia tidak terlalu pintar, nilainya rendah".
"Waaah hebat dia juara"
"Dia tidak lagi punya kesungguhan"
"Ahhh itu sih gampang, makanya dia bisa"
"Harusnya dia bisa, kan sudah mudah to?"

Begitu kira-kira celetukan yang sering kita dengar dari sekitar atas apa yang terjadi dengan diri kita. Mereka -orang luar- tak pernah merasakan proses yang kita lakukan. Hanya sebatas cover yang bisa saja kita manipulasi dengan beragam emoticon 😷. Kepayahan, kesungguhan mana ada yang bisa menilai. Yaps, karena pada akhirnya akan dipahami bersama bahwa proses menjadi penilaian Allah atas diri tiap hamba. Sedangkan manusia sebatas penonton "hasil jadi" dari setiap usaha yang sudah dilakukan.

Merasa diremehkan dan disepelekan atas peluh yang telah dikeluarkan memang menyakitkan. Tetapi Allah lebih detail melihat proses kita. Allah lebih tahu berapa mili jumlah air mata yang tumpah membasahi pipi. Air mata itu tak terceritakan, kesedihan itu tak tercitrakan. Lalu, apa kau masih peduli pake banget dengan penilaian manusia?

Setiap orang berhak menilai, tapi kita tetap harus meyakini pemberi nilai terbaik dan tertepat hanyalah Allah. Manusia bisa saja memberikan penilaian tak sesuai karena titik acuan penilaiannya sekehendak dirinya atau dia tidak melihat keseluruhan perjalanan secara utuh dan menyeluruh.

Teruslah berproses, setiap kejadian pastilah Allah menyediakan berjuta kebaikan. Jalan hidup yang ditempuh hari ini akan membuatmu lebih mendewasa serta membawa imanmu pada tangga yang lebih tinggi. Sesungguhnya sholatmu, ibadahmu, hidupmu, dan matimu hanya untuk Allah. Selamat menikmati jamuan dari Sang Maha. Semoga selamat sampai JannahNya.


Read More

Belajar Dari Kekuatan Gajah

Alkisah, ada seekor anak gajah yang tinggal di hutan belantara tertangkap oleh kolektor binatang. Sang gajah di tempatkan dalam sebuah kandang dengan kaki dirantai dan dibanduli dengan bola besar terbuat dari besi. Kolektor tersebut memiliki kebun binatang pribadi, tak heran selain gajah masih hanyak binatang lainnya. Anak gajah ini merasa terkekang dan menderita. Dia meronta, berusaha melepaskan diri dari jeratan. Setiap kali mencoba tubuhnya selalu malah dengan bandul besi di kakinya. Berulang kali dia mencoba, tetapi selalu berakhir sama, gagal. Dia menyerah... pasrah. Dia menghentikan usahanya. Kolektor binatang menyadari jika gajah telah putus asa dan pasrah menerima nasib barunya. Kemudian penjaga diminta mengganti bandul besi dengan bandul yang terbuat dari kayu. Apakah sang gajah meronta? Tidak... dia berfikir jika usahanya akan sia-sia, padahal saat bandul besi diganti dengan bandul kayu sudah pasti gajah bisa melarikan diri.

Diakui atau tidak, terkadang manusia mengalami hal serupa dengan gajah. Menghentikan segala daya upaya karena merasa gagal, terlalu berat rintangan yang harus dilalui. Lelah menemui kegagalan. Akhirnya, menikmati kesulitan dan kekalahan. Meski ujian yang diberikan sebenarnya sudah diganti takarannya tetap saja enggan untuk berusaha. Dalam kepalanya selalu berfikir bahwa dia hanya akan menemui kegagalan. Usahanya hanya akan menjadi kapas yang tak berarti. Upayanya hanya melahirkan kelelahan dan tambahan rasa sakit.

Padahal, seharusnya kita tidak boleh langsung begitu saja menyerah menghadapi kenyataan. Jadikan semuanya sebagai sebuah tantangan yang harus diselesaikan. Diamnya kita dalam jeratan masalah hanya akan membuat setan bahagia karena kita telah menjadi manusia yang tak yakin pertolongan Allah dalan setiap usaha kita.

Terus saja berbuat, terus saja berusaha. Siapa tau sebenarnya beban kita sudah dikurangi hanya bentuknya saja yabg berbeda. Yakinlah, nasib kita akan berubah saat kita mau merubahnya... macam di surat Ar Ra'd ayat 11.

Habis baca buku Memperbaiki Nasib, karya Ibrahim Elfiky


Read More

Waktu Adalah Unsur Terpenting Dalam Menebar Kebaikan


Kata Ustadz Salim kita kudu bersabar saat bersama orang baik. Namanya bersama orang baik pastilah saat melakukan kesalahan langsung dapat alrm berupa pengingatan. Tak jarang pengingatan itu membuat jadi bosan dan tak sabar bersama dengan orang-orang baik itu.

Tulisan ini bisa jadi sebuah tips untuk orang-orang baik dalam memberikan peringatan.  Yuhuuu waktu adalah unsur terpenting dalam menyampaikan kebaikan. Hal baik akan diterima buruk saat disampaikan dengan cara dan waktu kurang tepat. Sebelum menyampaikan nasihat ada baiknya melihat kondisi objek. Konon, nasihat itu akan sia-sia apabila disampaikan kepada orang yang sedang marah atau orang yang sedang jatuh cinta. Kedua orang dalam kondisi tersebut berada dalam keadaan tidak siap menerima pemikiran baru. Dirinya sedang dikuasai perasaan yang menyingkirkan logika. So, tunggulah sampai kondisi memungkinkan untuk menyampaikan nasihat.

Pengulangan secukupnya. Sangat menggemaskan ketika mencoba mengingatkan tetapi tidak digubris. Macam masuk telinga kanan langsung mental gitu. Rasa gemas dengan kondisi secara wajar mendorong untuk melakukan pengulangan pengingatan. Hanya saja terlalu sering mengingatkan juga dapat memperkeruh keadaan. Perasaan jengah dari objek yang sedang diingatkan sangat mungkin terjadi. Bahkan tak jarang menciptakan anti bodi tersendiri terhadap pesan yang disampaikan. Perlu dikoreksi gaya penyampaian, diksi kata yang dipilih. Meski memberi peringatan yang sama tiap harinya kalau kitanya kreatif dalam menyampaikan pastilah akan ada feed back berbeda.


Para penyeru kebaikan memang perlu kreatif agar kebaikan yang disampaikan tidak terkesan tua dan membosankan. Memahami objek dipadukan dengan timing tepat akan menumbuh suburkan kebaikan yang ada.


Read More

Bukannya Kurang Orang Mungkin Hanya Kurang Ide

Tuh kata-kata selalu terngiang setiap kali menghadapi kegalauan dalam menentukan siapa ada di mana. Kata-kata mb Maul yang penuh pesona itu selalu terngiang...ya bener, terkadang kita cuma butuh ide untuk melakukan sesuatu.

Setiap kali mau ngadain acara kepentok terus siapa yang mau jadi ketuanya? Waaah kita dikit banget ya orangnya. Sebenarnya kita hanya butuh memberdayakan orang yang. Seringnya ujung dari kegalauan menentukan siapa ada dimana adalah ngga jadi ngadain acara atau membentuk sesuatu yang baru. Beberapa hal ini sepertinya perlu banget dilakukan oleh komunitas atau lembaga dalam menempatkan SDM yang dimiliki.

Pertama, list seluruh anggota yang ada. Ini penting pake banget, bisa jadi ada anggota yang keselip. Namanya juga manusia, lupa itu sesuatu yang wajar. Tapi menjadi seseorang yang dilupakan keberadaannya itu sakiiit banget. So, tulis lebih dulu semua SDM yang dipunyai selain mengingat juga untuk memperhitungkan kekuatan kita.

Kedua, list potensi anggota. Setelah list nama tuliskan juga potensi dari anggota. Kemampuan antara satu dengan lain pastilah berbeda. Seandainya banyak pun pasti ada satu yang paling menonjol. Kalau bisa nggak cuma list potensi aja, tapi sekalian prioritas potensi yang dimiliki dan mau dikembangin lewat lembaga atau komunitas tersebut. Kemampuan kita dalam memahami potensi ataupun kemampuan anggota menjadi modal awal untuk menempatkam seseorang sesuai lada tempatnya. The right man on the right place, gitu istilah tenarnya.

Terakhir, mulai utak-atik. Tempatkan anggota sesuai kemampuannya. Jangan terlalu dipaksakan, bantu setiap anggota mengembangkan potensi mereka masing-masing. Jadi, ketergabungan seseorang dengan komunitas/lembaga akan berdampak positif terhadap pengembangan diri mereka.

Jika memang tidak memiliki anggota yang tak punya kemampuan mumpuni berarti perlu dilakukan evaluasi terhadap rekrutmen dan pembinaan anggota. Tapi evaluasi ini jangan kelamaan nanti ga jalan-jalan kegiatannya 😁. Evaluasi besar-besaran perlu dilakukan saat kita menjadi stag karena faktor anggota yang tidak punya ide atas kondisi yang terjadi. Evaluasi internal. Sungguh perlu dikasihani saat sebuah komunitas atau lembaga mengalami hidup segan mati tak boleh. Udah mah... anggotanya dikit miskin ide pula. Hmh... perlu ganti generasi kayaknya hihihi. Menunggu Allah mengganti dengan generasi yang lebih baik.

Yuk ah semangaaaat, lebih siap jadi generasi yang tergantikan atau menggantikan. Semua pilihan ada di tangan kita. Saatnya kulakan ide biar tetep ngeksis.
Tulisan dibuat di tengah-tengah nyari ketua YQQ hihi.


Read More

Agar Tidak Konsisten Dengan Inkonsisten

Konsisten dengan inkonsisten, sebuah kalimat yang cukup familiar saat masih belajar di BAPPEDA kabupaten Temanggung. Maklumlah, orang-orang disana akrab banget sama rencana. Makanya menjadi badan di lingkungan SKPD yang paling sadar ada inkonsisten dalam menjalankan rencana dalam pembangunan daerah.

Inkonsisten sebenarnya mirip dengan sebuah penghianatan janji. Rencana, keinginan yang tidak diperjuangkan dengan gigih adalah sebuah penghianatan terhadap hati dan komitmen yang pernah terpatri.

Sebenarnya ilham dari judul ini adalah kata-kata yang dulu kala sempet ngehits, "Karena istoqamah itu butuh saudara". Yuhuuu istiqamah adalah bahasa langitan dari konsisten. Nah...biar kita bisa ninggalin kebiasaan inkonsisten emang butuh banget banyak orang. Tentunya bukan sembarang orang. Kita butuh orang yang punya komitmen sama dengan kita. Fungsinya, orang tersebut akan menjadi alrm saat kita masuk wilayah inkonsisten. Mengingatkan saat kita mulai kehilangan arah, memberikan semangat saat kita merasa lelah.

Carilah komunitas yang mendukung niatan. Sebab, istiqamah itu butuh kebersamaan. Disana akan ditemui semangat saling berlomba memberikan yang terbaik. Bahkan kadang ada unsur pemaksaan untuk tetap pada rel. Komunitas yang homogen sangat baik mendukung konsistensi kita.

Lihat kembali rencana dan komitmen yang telah dibuat. Lakukanlah review setiap hari atau bulan agar tingkat inkonsistensi dapat terdeteksi dengan segera. Kalau menemukan penyimpangan cukup jauh maka segera istighfarlah dan temukan jalan pulang. Jangan malah semakin terbuai dengan inkonsistenan kita.

Meski demikian, jangan sedih kalau kita sering inkonsisten. Karena itu artinya kita pernah membuat sebuah perencanaan. Daripada ga pernah inkonsisten gegara ga punya rencana #eh.


Read More

Sudah Jujurkah Aku Kepada Allah?

Tetiba saja pertanyaan itu berkelebat di depan mata. Ya... sudahkah aku jujur kepada Allah? Ketika labuhan tak seperti tujuan yang pernah kusampaikan pada Allah dalam selipan kata bernama doa. Ah...mungkin benar ada yang salah.

Rabb inginku selalu bersama kebaikan... bersama orang-orang baik dan membaikkan sekitar. Hanya saja, sepertinya hari ini aku menyadari tak segigih yang dibayangkan. Kepalaku berputar mencari dalil untuk menenangkan segala gundah. Ah... bukankah Allah pasti menyiapkan ujian untuk menguji niatan? Bukankah Allah menyediakan ujian untuk mengukur kadar keimanan?

Wahai diri, benarkah kau telah jujur kepada Allah?

Ketika kau merasa payah menjalani hari bukan berarti itu tanda kau tak jujur padaNya. Lelah itu residu yang harusnya mampu kau ubah menjadi sebuah energi besar dari untuk memulai hari. Jika hari ini kau merasa gundah dan merasa kalah bukan berarti Allah sedang marah. Tapi DIA ingin melihat kesungguhan. Yakinlah selalu ada jalan untuk kebaikan.

Perbaiki niat, mungkin masih ada salah pada niat. Lalu Allah tiupkan rasa bersalah dan lemah agar menyadari ada biduk niat yang mulai salah arah. Saat sebuah kapal salah arah seorang nahkoda pastilah berusaha keras melawan arah angin ataupun gelombang dahsyat agar sesuai tujuan awal. Tetapi, bukankah gelombang itu yang akan semakin mendidik sang nahkoda lebih banyak belajar.

Ah, tetap saja aku merasa belum jujur kepada Allah....

Hey, kalau kau merasa belum jujur kepada Allah jangan pernah jadikan itu sebagai alasan untuk menyerah. Inilah kesempatan untuk memperbaiki seluruhnya. Mulailah pembicaraan dengan Allah, mungkin permintaan maaf bisa jadi awalan pembuka atas sebuah penyesalan. Sudah... tak usah beralasan. Jujurlah atas keinginanmu pasti kau akan menemukan itu.

Yuk ah... perbanyak berbincang kepada Allah dengan mendoa dan membaca KalamNya. Rasa tak merasa tak jujur ini mungkin sebuah peringatan agar sujudmu lebih panjang, agar malammu tak lagi miskin dzikir pada Allah. Bergegas perbaiki diri Allah rindu dengan kebaikanmu. Allah rindu dengan kejujuranmu menyampaikan inginmu.

Wahai hati, hanya dengan mengingat Allah kau menjadi tenang. Bismillah, membuka lembaran hari dengan memperbaharui niatan dan mengkomunikasikan kembali tentang sebuah tujuan. RidhoMu atasku adalah tujuanku. Mati di jalanMu semoga benar menjadi inginku.

Renungku pada suatu hari.


Read More

Jangan Terlalu Mudah Melabeli Anak

Kemarin malam absen dari utak atik kata. Saat mata tak bersahabat dan tanda-tanda pilek kembali melanda. Akhirnya, mengalah sejenak dengan rasa lelah. Perkataan adalah doa. Begitu istilah yang selalu terngiang di kepala sehingga menjadi rem ketika akan berkata negatif kepada putriku.

Wajar bukan, jika orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya? Termasuk lingkungan tempat tinggal. Ummu Musa pernah bilang, "Kalau nyari rumah pertama kali yang dilihat adalah lingkungannya". Sejak saat itu aku bersepakat dengan argumen tersebut. Entah bagaimana caranya, kelak saat akan membangun rumah pengen banget survey lingkungan. Jarak dari masjid, ada tempat PS nggaj, taman bermain, dan lain sebagainya.

Terkadang merasa sedih saat anak unyu kita dibilang "nakal" sama orang hanya karena pas digendong dia menangis dan tak mau diam. Padahal tangis adalah bahasa bayi yang orang dewasa tidak memahaminya. Pengen marah sebel atau gimana gitu, tapi kok ya gimana ya..., yang bilang kayak gitu kadang dari keluarga dekat.

Dari sini kemudian saya merenung dan berkesimpulan bahwa terkadang kita terlalu mudah melabeli anak kita. Bisa jadi saat dia menangis dan tak bisa didiamkan karena kita yang tidak bisa memahami keinginannya. Karena dia tidak nyaman, karena dia pengen diperhatikan, pengen diajak jalan-jalan atau lainnya. Jangan sampai ketidak mampuan kita memahami anak membuat gampang melabeli anak tersebut anak nakal. Andai saja kita paham keinginan dan bahasanya pastilah bisa lebih asik dalam membangun chemisty. Makanya, kalau saya gagal menenangkan biasanya akan minta maaf kepadanya karena telah gagal memahami inginnya.

Sekali lagi, perkataan itu adalah doa. Apalagi perkataan ibu kepada anaknya. Atau perkataan yang di ulang-ulang, bisa mempengaruhi alam bawah sadarnya. So, labelilah anak dengan label yang baik agar dia menjadi anak baik.


Read More

Kegalauan Acara Perpisahan Ala Anak Semut



Resiko bergaul dengan anak SMA adalah menjadi tempat curcol mereka. Gimana ya...masih dianggap temen sebaya mungkin wkwkwk. Tema curhat kali ini tentang galaunya seorang anak SMA kelas XII yang sekolahnya mau buat acara perpisahan.

Katanya sihhh di acara perpisahan bakal mengundang artis papan atas dengan biaya cukup banyak. Buat beli cendol lumayan lah yaaa bisa dibagi satu kabupaten hihi. Agal terharu sih, hari gini masih nemu anak yang prihatin dengan rencana temen-temen seangkatan itu. Iuran yang harus dibayarkan untuk mengundang artis itu juga tidak murah. Bagi beberapa siswa uang tersebut bernilai besar karena bisa dipake buat biaya transportasi pas ikutan SBMPTN ato UM. Ya... namanya sebuah sekolah pastilah ada siswa dari keluarga mampu dan kurang mampu. Ada yang ngluarin uang segitu gampang ada juga yang kesusahan.

Terkadang ngrasa aneh juga sih, pas mau ujian mereka ngadain doa bersama meminta pertolongan Allah dengan derai air mata. Eh, giliran lulus hura-hura. Seolah lupa gitu kalau mereka bisa lulus karena ada campur tangan Allah.

Meminjam istilah dari Bu Leli, barangkali kita memposisikan Allah sebagai pembantu. Ingat Allah cuma paa butuh bantuan. Setelah Allah membantu kita sesuai dengan doa yang dipanjatkan kita melulakan Allah begitu saja.

Ini tentang rasa syukur, Bray.... Ekspresi kesyukuran atas pertolongan Allah juga diperlukan biar kita ga masuk golongan kufur nikmat. Lagian, alasan ngundang artis papan atas gegara gengsi sama sekolah sebelah. Lahhh ini generasi muda kok ga lada kreatip. Seandainya waktu berulang, aku aja mau tuh buat acara perpisahan atau syukuran yang lebih kreatif.

Demi memberikan inspirasi ke anak SMA yang curcol, seperti biasa...gugling dong ya akunya. Ternyata di luar sana sudah ada acara sebagai rasa syukur kepada Allah yang kreatif dan kece punya. Misal:
1. Bagi Nasi Bungkus dan Seragam
2. Donor Darah
3. Baksos
4. Tanam pohon
5. Konvoi pakai sepeda ontel
6. Sujud syukur masal
7. Sholat berjamaah
8. Ziarah ke makam pahlawan
9. Corat coret di kain panjang, dengan panjang bisa disesuaikan dengan angkatan

Sebenarnya, anak SMA pastilah lebih kreatif dalam membuat sebuah acara. Cuma, kadang mereka butuh pancingan aja. Lagi pula, biasanya doi curcol juga ga selalu buat nyari solusi tali buat penguatan atas pendapatnya aja.

Galau-galau berfaedah macam ni, banyak banget ditemui di kelompok semut. Yaps, mereka emang anak alay, cuma alaynya positif. Biar mereka happy kalau dibilang alay positif hahaha. Katanya yang dilakukan itu untuk Allah, bangsa, dan Almamater 😇.

Salam sayang untuk pasukan semut. Semoga Allah senantiasa menjaga kalian dengan penjagaanNya yang sempurna, penjagaan yang aku tak mampu melakukannya. Sukses menggerakkan masanya. Allah yang menggenggam hatu teman-teman kalian, maka mintalah ijin pada Allah agar hati mereka berkata "ya" untuk kebaikan yang kalian sampaikan. Salam Ibu Jari.


Read More

Tujuan Paripurna Bermuara Pada Satu Kata, Totalitas



Awalnya, saya merasa heran mengapa pembahasan mengenai totalitas di awali dengan loyalitas dan kemurnian tujuan dalam melakukan sesuatu. Setelah menyampaikan kemudian beberapa kali merenung untuk mencari sebuah jawaban, akhirnya saya menemukan titik temunya. Ya, ketika seseorang memiliki tujuan paripurna -begitu saya mendefinisikan- akan bermuara pada ketotalitasan dalam menjalani segala tugasnya.


Mengingat kalimat Anis Matta dalam bukunya 8 Mata Air Kecemerlangan dia menuliskan, terkadang manusia membuat visi dan misi hidup sendiri. Padahal Allah telah memberikan visi dan misi kepada setiap manusia yang melakukan tangis pertama saat lahir ke dunia. Akan tetapi, seringnya manusia membuat visi misinya sendiri, seperti tidak menyadari bahwa Allah telah memberikan mandat kepada manusia selaku khalifah di dunia. Visi itulah tujuan. Tujuan paripurna yang saya maksud disini adalah manusia yang memiliki tujuan untuk mendapatkan ridha Allah. Apapun yang dia lakukan berdasar pada cinta atau tidaknya Allah dengan perbuatannya. Tujuannya murni dipersembahkan kepada Allah dijadikannya mahar mendapatkan keridhaannya.


Pengejawantahan tentang dua kalimat syahadat dengan sempurna akan menjadikan manusia melakukan sesuatu karena Allah dan melakukan sesuatu sesuai ajaran Rasulullah. Loyalitasnya jelas untuk Allah. Niatnya jelas ikhlas karena Allah. Mereka berbuat berdasarkan rasa cinta kepada Allah. Mereka berbuat untuk membuktikan kecintaan kepada Sang Pencipta. Orang yang jatuh cinta sampai Kedanan (red:tergila-gila) akan melakukan apapun. Imbalan perbuatan yang diharapkan adalah kepuasan dari yang dicintainya. Dia akan mengerahkan segala potensi yang dimilikinya, mengubah ketidakmungkinan menjadi sebuah keajaiban.


Ya... begitulah totalitas. Batasan ketidakmampuan adalah tidak mampu melakukan sesuatu. Memurnikan pemikiran mereka tanpa tercampuri dengan pemikiran yang lain, itulah totalitas. Memurnikan pemikiran bahwa Allah sebagai tujuan, Rasulullah sebagai teladan, Al Qur'an sebagai pedoman, Jihad adalah jalannya, dan mati di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi.


Read More

Bukan Cuma Naruto Yang Punya Cakra, Kita Juga!!!




Membuka ef bi memang bisa menjadi  candu, bisa mengalihkan tujuan awal kita. Awalnya mau nulis tapi refreshing dulu gitu, eh... malah akhirnya stalking orang. Bukan stalking mantan kok...beneran ciyusan deh.

Ini judul udah ku buat lama, kemarin mau ngisi tulisannya belum keidean. Akhirnya sekaranglah saatnya... eaaa. Judul ini berangkat dari hobi nonton naruto pas lagi hamil. Jadi kenal sama istilah cakra. Padahal dulunya cuma tau cakra itu merk tepung terigu untuk buat roti. Sedangkan materinya, merupakan ingatan saat masih di Semarang dan ikutan kajian bu Dyah Rahmawati tanpa Soekarno Putri 😆

Dalam kajian tersebut bu Dyah menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia terdapat tiga aura yang menyelimuti. Tapi, biar sesuai sama judul mau saya ganti dengan dilindungi oleh tiga cakra. Cakra pertama adalah cakra spiritual, cakra akal, dan terakhir cakra badan.

Ketiga cakra tersebut berlapis, dan lapis paling luar dalam tubuh manusia adalah cakra spiritual. Seseorang dengan cakra spiritual yang bagus akan mamiliki tameng terkuat dibandingkan orang lain. Mungkin kita sering mendengar ada ibu-ibu yang aktif menebar kebaikan dengan jumlah binaan belasan majelis ilmu. Anaknya pun julmlahnya lebih dari bilangan angka satu. Semua pekerjaan rumah dilakukan tanpa pembantu. Baca Al Qur'an lebih dari satu juz, sholat malam tak ketinggalan. Kerennya dia tidak pernag sakit, tak pernah lelah.... Naaah saya curiga orang macam tu memiliki cakra spiritual yang amaaat besar. 
Konon, orang yang memiliki cakra spiritual kuat akan menghadapi masalahnya dengan keimanam kuat dalam dirinya. Hantaman masalah semakin menguatkan rasa percaya pada Allah SWT. Tidak membuatnya menjadi galau baper atau penyakit alay lainnya. Semua dihadapi dengan tenang.

Gawat akan terjadi saat seseorang memiliki cakra spiritual rendah. Saat ada badai masalah mau tidak mau cakra akal yang akan menerima. Tak heran jika kita temui orang stres, galau, gegana, baper berkepanjangan. Berbagai macam penyakit tersebut muncul karena lemahnya cakra spiritual kita dan pada akhirnya akal lah yang harus menerima. Ketika cakra akal tak lagi mampu membendung maka penyakit-penyakit tersebut akan menyerang.

Nah... nah, gawat lagi ketika kedua cakra pelindung tadi telah terkoyak pora poranda. Cakra badan yang harus menerima hantaman. So... banyak kita dapati orang yang perlu di rawat inap karena sakit akibat memikirkan suatu masalah.

Makanya, kita perlu seimbang dalam memperlakukan diri kita. Berikan asupan seimbang agar cakra pelindung dapat bekerja dengan baik. Haknya spiritualitas adalah dengan ibadah, haknya akal adalah dengan membaca dan belajar, serta haknya badan adalah makanan sehat.

Hidup seimbang yuuuk dan tetap jaga kewarasan. Salam ibu jari.


Read More

Tips Agar Suami Mengijinkan Istri Untuk Jualan



Emak-emak yang waktu gadisnya masuk dalam kategori rempong, okrim dan sejenisnya kemudian memasuki dunia baru sebagai Ibu yang mengurus rumah dan anaknya terkadang ada rasa kangen untuk berbuat sesuatu kembali. Tidak menafikkan, menjadi seorang ibu adalah pekerjaan monoton yang hampir sama setiap harinya. Mulai memasak, menyetrika, nyuci, menimang-nimang, ngepel, nyapu begitu rutinitas yang selalu dilakukan.

Untuk beberapa ibu baru bisa jadi hal itu menjenuhkan (kode buat para bapak buat ngajak istrinya halan-halan hihi). Tak jarang, untuk mengisi waktu luang ibu-ibu bermain media sosial. Sekedar untuk hahahihi sama teman, belanja onlen atau share resep masakan yang entah kapan mau dibuat.

Keinginan untuk menjadikan sela altivitas rutin lebih berfaedah pastilah ada. Apalagi ketika membuka beranda facebook yang isinya orang ngelapak. Apa aja ada yang jual, keinginan untuk melakukan hal serupa pastilah menyeruak. Daaan tidak sedikit niat untuk ikutan ngelapak terganjal resti dari suami. Wajar sih, ketika di awal memutuskan menjadi ibu rumah tangga pasti sudah dengan pertimbangan matang dan perdebatan panjang yang semuanya berdalih demi kebaikan anak.

Meski saya juga belun berhasil melakukan tips ini, tapi bisa jadi tips ini mempan untuk orang lain wkwkwk. Well, inilah tips bagi para istri agar suami mengijinkan Anda berjualan.

1. Kenali kelemahan suami
Yuhuuu coba kita mulai kenali kelemahan suami. Kita para istri, harus berekspresi kayak apa sih biar suami ga tega? Atau menggunakan argumen seperti apa agar suami kita tersentuh hatinya kemudian luluh untuk memberikan surat ijin jualannya. Bahasanya, rayulah suami sampai misua bilang iya.

2. Tunjukkan Komitmen
Larangan suami untuk istrinya bekerja meski itu berjualan di dunia maya adalah pendidikan anak menjadi terbengkalai. Mengingat posisi istri sebagai madrasah pertama untuk anak-anaknya. Peran ibu dalam tumbuh kembang anak sangatlah besar. Nah, kita butuh menunjukkan komitmen bahwa kita serius menjadi madrasah pertama untuk anak kita. Profesi baru itu tidak akan mempengaruhi peran utama sebagai ibu.

3. Sampaikan bahwa kita ingin melakukan hal ngehits berfaedah lainnya
Mungkin, suami kita diminta untuk melihat isi akun medsos kita. Tunjukkan betapa unfaedahnya isi akun tersebut. Atau tunjukkan betapa membuat lapar matanya beranda facebook kita karena isinya pafa jualan semua. Sehingga, biar ngehits dan berfaedah kita juga kudu ikutan jualan.


Sekali lagi, tips di atas belum teruji keampuhannya. So, selamat mencoba, Mak....


Read More

Peselancar Samudra Aksara

Aku hanyalah anak desa yang di sana tak akan ditemui sinya internet kecuali menggunakan kartu merah. Itu saja harus gesar geser si android untuk mendapatkan sinyal. Jika suatu hari nanti ingin main ke tempat kelahiranku jangan mengandalkan GPS, dijamin mbak-mbak GPS galau atau mengantarkan Anda ke jurang. Zaman orba dulu desaku masuk dalam daftar inpres desa tertinggal.


Akan tetapi, dari tanah itu aku awali petualangan hidupku semenjak 29 tahun yang lalu. Desa Kwarakan, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah itulah tanah kelahiranku. Ayahku selalu berpesan, "Boleh kita berasal dari desa, tapi pemikiran tetap kota". Ayahku selalu menggambarkan orang kota sebagai orang modern yang menerima informasi dengan cepat dan mudah menerima perubahan. Sejak saat itu alam bawah sadarku selalu berkata, "Boleh saja penampilanmu tak se-mbois mereka tetapi isi kepalamu melebihi dari yang mereka miliki".


Sebagai anak yang tinggal di desa dengan predikat tertinggal mohon jangan cerita tentang pengalaman saat TK. Soalnya, aku adalah anak akselerasi yang tidak mengalami masa TK. Sebelum masuk SD ayahku selalu mengajarkan cara membaca dan menulis.


Sejak kecil aku suka membaca buku milik ayahku yang bekerja sebagai seorang guru SD. Saat SMP aku sudah membaca buku Sigmun Freud.

Kebiasaanku dulu menulis puisi, bahkan sejak SD sampai SMP aku sudah punya buku kumpulan puisi karyaku sendiri. Sayangnya sampai sekarang aku tak tahu buku tersebut berada dimana. Kebiasaan menulisku sempat berhenti setelah tsunami Aceh tahun 2006. Pada salah satu majalah ditulis kurang lebih seperti ini, "Allah memberikan kepada para penulis kemampuan meramal masa depannya melalui tulisan yang dibuat. Misalnya Chairil Anwar, sebelum dia meninggal dia sempat menulis puisi dengan judul di atas kuburan. Kemudian, seorang sastrawan dari Aceh pernah menuliskan sebuah cerita tentang bencana yang terjadi diakibatkan oleh air. Dan akhirnya dia meninggal saat bencana tsunami". Sejak saat itu aku merasa takut untuk menulis. Aku takut dengan tulisan yang nantinya akan kubuat.

Tetapi, kebiasaan menulis itu masih tetap ada hingga sampai setelah kuliah mendapatkan informasi untuk bergabung dengan komunitas menulis besuta temen-temen Purwokerto. Ya, Kompilasi (Komunitas Menulis Siap Beraksi) menjadi tempat pertama setelah sekian lama yang membuatku semangat untuk menulis kembali. Di komunitas itulah aku serasa ditempa tentang kepenulisan. Mulai dari target membaca buku, membuat habit menulis, disiplin, tujuan menulis dan sebagainya. Bahkan gegara komunitas ini pula aku mulai menyisihkan uang untuk membeli buku setiap bulannya. Terimakasih Inung, pak Nasirun Purwokartun, dan mbak Syifa yang telah memperkenalkan dan menggembleng saya disini.


Setelah itu aku bergabung dengan komunitas penulis lepas bersama mba Isah Kambali. Menulis artikel sesuai permintaan pelanggan. Asik, menarik, dan menantang. Setiap minggu mendapat tema  dengan jumlah dan kata kunci yang bebeda. Disini aku mendapatkan banyak ilmu baru. Mulai dari pertanian, fashion, dekorasi, teknologi. Kalau tengok ini blogku kalian bakal nemuin banyak tulisan tentang non tunai. Nah, itu salah satu job untuk menulis tema tersebut. Lumayan kan?  Blog keisi dab dapat bayaran pula, hehehe. Tetapi setelah kehamilanku aku off dari grup penulis lepas.


Aku, sebagai peselancar samudra aksara masih belajar menulis dan membaca. Menulisku masih sering melanggar aturan EYD. Membacaku masih terbata untuk mengambil kesimpulan dari tiap bacaan.


Aku, peselancar samudra aksara ingin selalu khusuk melakukan peribadatan kata. Dzikirku ada dalam tiap kata, jiwaku luruh melebur dalan setiap tinta.

Aku, peselancar samudra aksara...  bersemoga setiap kata menjadi alasan Allah memasukkanku dan keluargaku ke dalam surgaNya.

Aku, peselancar samudra aksara ingin berbagi kebaikan melalui kata. Semoga di istiqamahkan dalam peribadatan kata.

Aku Titania Az Zahra, sang peselancar Samudra aksara.


Read More

Keajaiban Dalam Diri Seorang Ibu



Menjadi seorang ibu baru dengan pengalaman minim seperti saya serasa memasuki episode penuh drama dan deg-degan luar biasa. Lagi nimang-nimang kemudian debay melek aja udah khawatir, khawatir nanti meleknya lama dan tidurnya malam. Tetapi, kondrat sebagai seorang wanita tersebut adalah takdir luar biasa. Bayangkan saja, di bawah telapak kakinya terdapat surga untuk anak-anaknya.

Kelahiran anak pertama dan langsung di SC itu rasanyaaa. Begitulah.... Menyandang status baru sebagai seorang ibu yang mengharu biru plus menjadi korban pisau bedah. Taukah rasanya? Terkadang muncul rasa gagal menjadi ibu ketika rasa sakit pasca sc menjadi penghalang untuk full mendampingi. Akan tetapi di sisi lain tatapan mata anak kita mampu melelehkan semua rasa sakit.

Setiap kali merasa ingin menyerah, pasrah, dan sudahlah jadi ibu amatir aja selamanya pasti ada bisikan dari hati untuk mengingkarinya. Ada beberapa hal yang mengakibatkan seorang ibu amatir bangkit dari segala rasa sakit pasca melahirkan, baik normal/sc.

1. Merasa anak sebagai amanah dari Allah.
Yaps, anak adalah titipan dari Allah. Keberadaannya menuntut kita agar menjaganya dengan baik. Perasaan bahwa dia adalah anakku yang kepada Allah kelak kita akan bertanggung jawab dapat memunculkan sebuah keajaiban yang tidak diduga.

2. Ada sebuah ideologi yang akan diturunkan.
Melahirkan dengan cara apapun tetaplah meninggalkan rasa sakit yang luar biasa. Bagi ibu rasa sakit tersebut akan di abaikkan. Karena, dia tahu anaknya membutuhkan dirinya. Bukan hanya karena perkembangan dirinya tetapi juga karena ada sebuah ideologi yang ingin ditumbuhkan dalam diri si anak. Kekuatan besar seperti kekuatan bulan tersebut akan meluruhkan segala rasa sakit.

3. Tugas Sebagai Madrasah Pertama
Menjadi guru pertama mengajarkan banyak hal. Bukan hanya sekedar mengajari adab, tetapi membuat anak-anak mencintai adab. Bukan sekedar mengajarkan beribadah tetapi mencintai dalam beribadah.

Udah ah ngeditnya wkwkskwk. Menulis dalam keadaan mengantuk ituuu memang tralala

Tulisan ini di edit pada Senin,12 Maret 2018 pukul 17.59


Read More

Jalan Kebaikan

Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.  (Al-Insan: 30)

Jalan yang dimaksud dalam surat tersebut adalah jalan kebaikan. Ayat ini menegaskan kepada kita bahwa manusia tidak bisa memberikan hidayah kepada dirinya sendiri. Tidak bisa memasukkan keimanan ke dalam dadanya. Tak mampu memilih jalan yang baik. Kecuali dengan ijin Allah. Ayat ini seperti ingin memberikan peringatan kepada manusia agar tidak merasa hebat ketika mampu berbuat baik, karena yang menghebatkannya adalah Allah.

Tak perlu sombong dengan sedekah berlimpah yang diberikan kepada kaum papa. Tak perlu tinggi hati dengan tahajud yang amat lama. Tak perlu merasa paling sholih karena jumlah hafalannya paling banyak di antara teman-temannya. Karena Allah lah yang memampukan kita melakukan semua.

Allah Maha Mengetahui siapa saja yang berhak mendapat hidayah ataupun orang yang akan disesatkan. Orang yang menurut Allah berhak mendapatkan hidayah maka akan dipermudah oleh-Nya untuk berbuat kebaikan. Allah lah yang akan menuntun setiao hamba-Nya. Jika Allah berkehendak seaeorang mendapat hidayah maka dia tak akan pernah dapat disesatkan. Akan tetapi, ketika Allah berkehendak orang tersebut disesatkan maka dia tidak akan mampu memilih jalan lurus. Semua adalah hak preogratif Allah. Allah yang Maha Tahu Maha Bijaksana atas segala jalan hidup yang akan ditempuhi setiap ciptaan-Nya.

Mari kita semua berdoa agar Allah memberikan kemudahan untuk memilih jalan kebaikan. Agar Allah memperkenankan hidayah kepada kita bukan kesesatan. Semoga Allah ridha atas hidup kita dan kita pun ridha dengan segala putusanNya. Semangat berbuat baik. Selalu ada jalan dibalik setiap niat baik. Bismillah...,

(Mb Ar... Ga tau ini ada berapa kata wkwkwk daripada ga nulis yaaa.... Hihi)

Intinya mari kita berdoa agar Allah berkenan atas kebaikan hidup kita. Cumungut bumuuud.  Salam ibu jari.


Read More

Adaptasi: Tangga Ujian Pertama Dari Sebuah Tujuan


Adalah sebuah kepastian adanya Ujian dari Tuhan kepada setiap hambaNya. Beberapa firmanNya telah meneguhkan hal tersebut, Al Baqarah, Al Ankabut, Al Insyirah dan surat-surat lainnya. Beragam ujian diberikan kepada manusia dengan kadar dan maksud berbeda-beda. Ada yang di uji karena memiliki "PR" dalam dia menjalani hidup, ada yang di uji karena kelas selanjutnya menanti, ada pula yang di uji untuk mengetes ketetapan hati atas putusan hidupnya.

Hidup ini adalah jalinan dari satu pilihan ke pilihan lainmya. Semua pasti beresiko, semua pasti ada nggak enaknya. Hanya saja dal pengambilan keputusan pastilah dipikirkan segala sesuatunya. Semua keputusan diambil pastilah sepaket dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang juga berkarir pastilah dia punya tujuan mulia dibalik semuanya. Pun wanita karir yang berhenti bekerja karena ingin mengurusi anak-anaknya semua pastilah memiliki argumen dan maksud baik.


Di tengah keputusan kita, mau tidak mau akan dihadapkan dengan kondisi dan lingkungan berbeda. Kemampuan kita beradaptasi menjadi tangga pertama lulus atau tidaknya kita dari ujian Tuhan. Pada tangga adaptasi inilah Allah akan menguji seberapa keras tekad kita untuk mewujudkan tujuan yang di ambil. Allah ingin mengetahui seberapa jujur diri kita dalam mengungkapkan setiap tujuan.


Seperti halnya ikan mujair yang dipindah kolam, pastilah pada awalnya ada yang mati dan banyak yang tetap hidup. Ikan di kolam yang hidup akan terus tumbuh besar dan beranak pinak, sedangkan yang mati ya sudahhh kisanya berakhir.

So, bagi siapapun yang sedang beradaptasi entah dengan status, pekerjaan, lingkungan, atau apapun yang baru tetap harus mampu sesegera mungkin menyesuaikan diri. Semakin cepat kita menyesuaikan diri maka, semakin cepat pula kita mengembangkan diri dan memberikan kontribusi. Yuk ahhh bareng-bareng beradaptasi tuk menjalani hidup yang penuh inspirasi kembali.

#ku dedikasikan kepada sahabat-sahabat yang sedang beradaptasi dan menata hidupnya kembali. Cumunguuutsz


Read More

Dek Bidan Itu Bernama Wullan

Hari kesekian janjian ngeblog. Rada-rada pilek dan lagi miskin inspirasi. Eh... tetiba pengen nulis tentang saudara sepupu yang sekarang jadi dek Bidan. Sungguh ga nyangka anak lulusan SMK jurusan elektro jadi bidan, kukira jadi tukang listrik 😁.


Yahhh, memang jalan hidup itu tak pernah ada yang tahu. Terkadang kita berencana tapi pada akhirnya keputusan Tuhan pula sebagai penentunya. Hari ini belajar listrik, katoda, anoda,,, besoknya jadi ahli tentang KIA, ketuban, dan sejenisnya.


Bagi anak pertama ku, dek bidan adalah malaikat tanpa sayap. Bulan pertama kelahiran, kayaknya cuma bayi cantikku yang dapat perawatan ekstra dari bidan. Tiap pagi dan sore dimandikan, digantiin baju, dibersihkan mulutnya, diambil upilnya, dipotongin kuku, telinganya diperiksa, dan setiap pagi di SPA.

Bagiku, dek Bidan anak yang cukup ringan tangan untuk membantu orang di sekitarnya.  Care dengan kondisi kesehatan orang-orang. Mungkin pengaruh aktivitasnya di dunia kesehatan yang menuntutnya untuk seperti itu.

Belum bisa dibilang senior memang, tetapi aku cukup melihat semangatnya untuk senantiasa belajar dan menyalurkan setiap ilmu bayi kepada para emak-emak new zaman now kayak guweh. Sabar menghadapi ibu-ibu amatir. Selalu mengkampanyekan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, meski dia konon pas kecil udah dicekokin nasi sama bapaknya pas usia 2 bulan 😆. Cukup memberikan rasa tenang ketika si emak merasa khawatir dengan saran-sarannya. Gegara kehadirnya Tabina Evren Karissa binti Setya Adhy Nugraha menjadi bayi modern yang tak mengenal pupur 😂.


Bidan yang dulu pernah 'dimadu' oleh cowoknya ini, kini aveliable looh. Lagi ngejomblo. Meskipun dia bilang lagi deket sama someone tapiii kan dia belum dihalalin 😇 jadi bagikuh dia tetap jomblo.

Dek bidan yang jomblo, hobi makan pete. Bapaknua adalah juragan pete yang meramaikan dunia perpetean di Temanggung. Musim pete gini bisa bawa 2 mobil pick up untuk mengangkut petenya. Makanyaaaa si dek bidan jadi hobi makan pete. Alibinya, "Masak anak juragan pete ga doyan pete". Bau? Ya lumayan ketutup sama wajah cantiknya kok #ben seneng 😉. Asline ora.

Temen shoping adek kuh yang paling cantik se jagad (soalnya adek kandung cuma satu hahaha, jadi ga ada bandingannya). Entahlah, setiap kali ada kesempatan libur mereka pasti jalan bareng. Pamitnya sih beli sepatu tapii pulang maghrib. Ijinnya ambil HP di Kranggan tau-tau update sarapan di Magelang. Entahlah mungkim itu karena faktor jomblo.


Dia termasuk jomblo unfaedah loooh. Bisa nangis sesenggukan gegara nonton drakor. Saat libur, seharian waktunya akan dihabiskan untuk menonton episod demi episod drama tanpa di percepat. Tlaten dan dan unfaedah, kan? Daripada gitu kan dia bisa aja di rumah nyuci genteng atu-atu, nguras sumur belakang rumah....kayaknya lebih berfaedah, deh.


Oia, kemarin dia habis jatuh untuk yang kedua kalinya dalam sebulan. Ga terlalu parah sih, cuma motornya rungsek tak tega buat liatnya. Kalau melihat caranya naik motor emaaang, pembalap banget. Nakutin. Hmh... ngebut biut pokoknya. Persis kayak jomblo akut lagi ngejar jodohnya 😂.


Yaps, dek Bidan itu bernama Wullan. Jomblo yang sedang nunggu buat dihalalin katanya (Sudah dibilangin cetak undangan dulu aja, waktu dan pasangan dikosongin dulu kan bisaaa daripada jadi jomblo halu hihihi). Semangat berproses dek Bidankuuh. Semoga segera dipertemukan dengan sosok imam terbaik dari Allah. Yakinlah, Allah tidak pernah terlambat dalam mempertemukan dua insan dalam sebuah perjanjian agung yang disebut pernikahan. Terimakasih atas segala bantuan dan ilmu kebidanannya. Ribuan semoga membawa berjuta doa rahasia kulangitkan untuk kebaikanmu. Sekali lagi, maatih ya, mbloo udah jadi bahan tulisanku. Ga usah ngomong pasti juga di ijinin.


Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.