Pemuda Pembawa Energi Al Qur'an

Youth Quantum Qur'an (Pemuda Pembawa Energi Al Qur'an) adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang keagamaan di kalangan pemuda dan pelajar. Lembaga ini berada di bawah yayasan Daya Muda Indonesia. Yayasan yang baru aja lahir ke dunia.

Nama lembaga tersebut tercetus di selasar baca SMA N 2 Temanggung. Ceritanya, MT SMADA mau ngadain wisuda Al Qur'an pada saat bulan puasa, bertepatan dengan pelaksanaan pesantren kilat. Acara wisuda Al Qur'an ini diharapkan mampu menghapus kenangan tentang SMADA yang dikenal rada horor.

Youth Quantum Qur'an memiliki arti pemuda yang membawa paket paket energi Al Qur'an. Membumikan Al Qur'an di kalangan pelajar dan pemuda. Menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidupnya. Tiada hari tanpa Al Qur'an. Meniupkan  ruh Al Qur'an kepada setiap jiwa pemuda.

Ketua dari lembaga ini belum ditemukan 😷 misi dari YQQ -begitu kami menyebutnya- membuat harus selektif memilih pucuk pimpinan. Tentu saja dia harus bersedia menjadi icon pemuda yang membawa cahaya Al Qur'an. Tidak harus hafidz, tidak harus sempurna... cukup dia yang bersemangat mempelajari dan mengajarkan Al Qur'an.

Bismillah, ya Allah... Ridhailah lembaga baru kami ini. Semoga banyak orang yang akan lebih mengenalmu melalui ikhtiar ini, sehingga banyak pemuda yang akan membawa energi Al Qur'an. Hanya dengan izinmu niat baik ini akan bermuara pada awal mulanya.


Read More

Ah.... Perkataan Ibu Itu


Ah, perkataan ibu itu emang sesuatu. Saat menimang nimang bayi dewasa, eh dianya malah cerita. Akhirnya aku ingat dua peristiwa tentang Thomas Alfa Edison dan Imam Masjidil Haram.

Pada suatu hari, ibu Thomas menerima surat dari sekolah yang intinya mengeluarkan anaknya. Nilai anaknya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Setelah mendapat surat tersebut ibu Thomas berkata bahwa sekolahnya sudah tidak mampu mendidiknya karena Thomas terlalu jenius, dan mulai dari sekarang dia akan belajar dengan ibunya. Si Ibu tidak pernah bilang kepada Thomas bahwa dia dikeluarkan karena dia "bodoh". Bayangkan andaikan si ibu berkata Thomas Alfa Edison bodoh dan dia memarahi dia habis-habisan, mencaci maki karena ketidakmampuan mengikuti pelajaran, hari ini kita tidak akan mengenal penemu lampu bernama Thomas Alfa Edison.

Saat Sudaish membuat berantakan meja makan, sang ibu marah sambil berkata bahwa anaknya akan menjadi imam masjidil haram. Akhirnya, kita kenal beliau sebagai imam masjidil haram.

Dua cerita ini selalu membayangi setiap aku mendampingi putri kecilku yang dewasa 😀. Kujaga benar perkataan untuknya. Saat mau mimim lalu dia ngoceh aku bilang padanya, "Calon pembicara internasional, penguasa 9 bahasa". Saat dia nakal, orang sekitar berkata buruk padanya kutatap kedua matanya dan berkata hal baik tentangnya. Kujelaskan kepadanya tentang kesalahpahaman orang-orang tentangnya. Lalu ku kecup keningnya dan berkata, "Ibu sayang Tabina, bapak sayang Tabina, itu tandanya Allah juga sayang Tabina".

Jika kataku adalah sabda, dan ridhoku adalah ridhoNya maka aku tahu harus bagaimana aku berkata padamu. Sayaaaang kamu, Tabina Evren Karissa.


Read More

Yang Sering Terlihat Hanya Hasil Bukan Proses


"Dia sudah gagal".
"Ternyata dia tidak terlalu pintar, nilainya rendah".
"Waaah hebat dia juara"
"Dia tidak lagi punya kesungguhan"
"Ahhh itu sih gampang, makanya dia bisa"
"Harusnya dia bisa, kan sudah mudah to?"

Begitu kira-kira celetukan yang sering kita dengar dari sekitar atas apa yang terjadi dengan diri kita. Mereka -orang luar- tak pernah merasakan proses yang kita lakukan. Hanya sebatas cover yang bisa saja kita manipulasi dengan beragam emoticon 😷. Kepayahan, kesungguhan mana ada yang bisa menilai. Yaps, karena pada akhirnya akan dipahami bersama bahwa proses menjadi penilaian Allah atas diri tiap hamba. Sedangkan manusia sebatas penonton "hasil jadi" dari setiap usaha yang sudah dilakukan.

Merasa diremehkan dan disepelekan atas peluh yang telah dikeluarkan memang menyakitkan. Tetapi Allah lebih detail melihat proses kita. Allah lebih tahu berapa mili jumlah air mata yang tumpah membasahi pipi. Air mata itu tak terceritakan, kesedihan itu tak tercitrakan. Lalu, apa kau masih peduli pake banget dengan penilaian manusia?

Setiap orang berhak menilai, tapi kita tetap harus meyakini pemberi nilai terbaik dan tertepat hanyalah Allah. Manusia bisa saja memberikan penilaian tak sesuai karena titik acuan penilaiannya sekehendak dirinya atau dia tidak melihat keseluruhan perjalanan secara utuh dan menyeluruh.

Teruslah berproses, setiap kejadian pastilah Allah menyediakan berjuta kebaikan. Jalan hidup yang ditempuh hari ini akan membuatmu lebih mendewasa serta membawa imanmu pada tangga yang lebih tinggi. Sesungguhnya sholatmu, ibadahmu, hidupmu, dan matimu hanya untuk Allah. Selamat menikmati jamuan dari Sang Maha. Semoga selamat sampai JannahNya.


Read More

Belajar Dari Kekuatan Gajah

Alkisah, ada seekor anak gajah yang tinggal di hutan belantara tertangkap oleh kolektor binatang. Sang gajah di tempatkan dalam sebuah kandang dengan kaki dirantai dan dibanduli dengan bola besar terbuat dari besi. Kolektor tersebut memiliki kebun binatang pribadi, tak heran selain gajah masih hanyak binatang lainnya. Anak gajah ini merasa terkekang dan menderita. Dia meronta, berusaha melepaskan diri dari jeratan. Setiap kali mencoba tubuhnya selalu malah dengan bandul besi di kakinya. Berulang kali dia mencoba, tetapi selalu berakhir sama, gagal. Dia menyerah... pasrah. Dia menghentikan usahanya. Kolektor binatang menyadari jika gajah telah putus asa dan pasrah menerima nasib barunya. Kemudian penjaga diminta mengganti bandul besi dengan bandul yang terbuat dari kayu. Apakah sang gajah meronta? Tidak... dia berfikir jika usahanya akan sia-sia, padahal saat bandul besi diganti dengan bandul kayu sudah pasti gajah bisa melarikan diri.

Diakui atau tidak, terkadang manusia mengalami hal serupa dengan gajah. Menghentikan segala daya upaya karena merasa gagal, terlalu berat rintangan yang harus dilalui. Lelah menemui kegagalan. Akhirnya, menikmati kesulitan dan kekalahan. Meski ujian yang diberikan sebenarnya sudah diganti takarannya tetap saja enggan untuk berusaha. Dalam kepalanya selalu berfikir bahwa dia hanya akan menemui kegagalan. Usahanya hanya akan menjadi kapas yang tak berarti. Upayanya hanya melahirkan kelelahan dan tambahan rasa sakit.

Padahal, seharusnya kita tidak boleh langsung begitu saja menyerah menghadapi kenyataan. Jadikan semuanya sebagai sebuah tantangan yang harus diselesaikan. Diamnya kita dalam jeratan masalah hanya akan membuat setan bahagia karena kita telah menjadi manusia yang tak yakin pertolongan Allah dalan setiap usaha kita.

Terus saja berbuat, terus saja berusaha. Siapa tau sebenarnya beban kita sudah dikurangi hanya bentuknya saja yabg berbeda. Yakinlah, nasib kita akan berubah saat kita mau merubahnya... macam di surat Ar Ra'd ayat 11.

Habis baca buku Memperbaiki Nasib, karya Ibrahim Elfiky


Read More

Waktu Adalah Unsur Terpenting Dalam Menebar Kebaikan


Kata Ustadz Salim kita kudu bersabar saat bersama orang baik. Namanya bersama orang baik pastilah saat melakukan kesalahan langsung dapat alrm berupa pengingatan. Tak jarang pengingatan itu membuat jadi bosan dan tak sabar bersama dengan orang-orang baik itu.

Tulisan ini bisa jadi sebuah tips untuk orang-orang baik dalam memberikan peringatan.  Yuhuuu waktu adalah unsur terpenting dalam menyampaikan kebaikan. Hal baik akan diterima buruk saat disampaikan dengan cara dan waktu kurang tepat. Sebelum menyampaikan nasihat ada baiknya melihat kondisi objek. Konon, nasihat itu akan sia-sia apabila disampaikan kepada orang yang sedang marah atau orang yang sedang jatuh cinta. Kedua orang dalam kondisi tersebut berada dalam keadaan tidak siap menerima pemikiran baru. Dirinya sedang dikuasai perasaan yang menyingkirkan logika. So, tunggulah sampai kondisi memungkinkan untuk menyampaikan nasihat.

Pengulangan secukupnya. Sangat menggemaskan ketika mencoba mengingatkan tetapi tidak digubris. Macam masuk telinga kanan langsung mental gitu. Rasa gemas dengan kondisi secara wajar mendorong untuk melakukan pengulangan pengingatan. Hanya saja terlalu sering mengingatkan juga dapat memperkeruh keadaan. Perasaan jengah dari objek yang sedang diingatkan sangat mungkin terjadi. Bahkan tak jarang menciptakan anti bodi tersendiri terhadap pesan yang disampaikan. Perlu dikoreksi gaya penyampaian, diksi kata yang dipilih. Meski memberi peringatan yang sama tiap harinya kalau kitanya kreatif dalam menyampaikan pastilah akan ada feed back berbeda.


Para penyeru kebaikan memang perlu kreatif agar kebaikan yang disampaikan tidak terkesan tua dan membosankan. Memahami objek dipadukan dengan timing tepat akan menumbuh suburkan kebaikan yang ada.


Read More

Bukannya Kurang Orang Mungkin Hanya Kurang Ide

Tuh kata-kata selalu terngiang setiap kali menghadapi kegalauan dalam menentukan siapa ada di mana. Kata-kata mb Maul yang penuh pesona itu selalu terngiang...ya bener, terkadang kita cuma butuh ide untuk melakukan sesuatu.

Setiap kali mau ngadain acara kepentok terus siapa yang mau jadi ketuanya? Waaah kita dikit banget ya orangnya. Sebenarnya kita hanya butuh memberdayakan orang yang. Seringnya ujung dari kegalauan menentukan siapa ada dimana adalah ngga jadi ngadain acara atau membentuk sesuatu yang baru. Beberapa hal ini sepertinya perlu banget dilakukan oleh komunitas atau lembaga dalam menempatkan SDM yang dimiliki.

Pertama, list seluruh anggota yang ada. Ini penting pake banget, bisa jadi ada anggota yang keselip. Namanya juga manusia, lupa itu sesuatu yang wajar. Tapi menjadi seseorang yang dilupakan keberadaannya itu sakiiit banget. So, tulis lebih dulu semua SDM yang dipunyai selain mengingat juga untuk memperhitungkan kekuatan kita.

Kedua, list potensi anggota. Setelah list nama tuliskan juga potensi dari anggota. Kemampuan antara satu dengan lain pastilah berbeda. Seandainya banyak pun pasti ada satu yang paling menonjol. Kalau bisa nggak cuma list potensi aja, tapi sekalian prioritas potensi yang dimiliki dan mau dikembangin lewat lembaga atau komunitas tersebut. Kemampuan kita dalam memahami potensi ataupun kemampuan anggota menjadi modal awal untuk menempatkam seseorang sesuai lada tempatnya. The right man on the right place, gitu istilah tenarnya.

Terakhir, mulai utak-atik. Tempatkan anggota sesuai kemampuannya. Jangan terlalu dipaksakan, bantu setiap anggota mengembangkan potensi mereka masing-masing. Jadi, ketergabungan seseorang dengan komunitas/lembaga akan berdampak positif terhadap pengembangan diri mereka.

Jika memang tidak memiliki anggota yang tak punya kemampuan mumpuni berarti perlu dilakukan evaluasi terhadap rekrutmen dan pembinaan anggota. Tapi evaluasi ini jangan kelamaan nanti ga jalan-jalan kegiatannya 😁. Evaluasi besar-besaran perlu dilakukan saat kita menjadi stag karena faktor anggota yang tidak punya ide atas kondisi yang terjadi. Evaluasi internal. Sungguh perlu dikasihani saat sebuah komunitas atau lembaga mengalami hidup segan mati tak boleh. Udah mah... anggotanya dikit miskin ide pula. Hmh... perlu ganti generasi kayaknya hihihi. Menunggu Allah mengganti dengan generasi yang lebih baik.

Yuk ah semangaaaat, lebih siap jadi generasi yang tergantikan atau menggantikan. Semua pilihan ada di tangan kita. Saatnya kulakan ide biar tetep ngeksis.
Tulisan dibuat di tengah-tengah nyari ketua YQQ hihi.


Read More

Agar Tidak Konsisten Dengan Inkonsisten

Konsisten dengan inkonsisten, sebuah kalimat yang cukup familiar saat masih belajar di BAPPEDA kabupaten Temanggung. Maklumlah, orang-orang disana akrab banget sama rencana. Makanya menjadi badan di lingkungan SKPD yang paling sadar ada inkonsisten dalam menjalankan rencana dalam pembangunan daerah.

Inkonsisten sebenarnya mirip dengan sebuah penghianatan janji. Rencana, keinginan yang tidak diperjuangkan dengan gigih adalah sebuah penghianatan terhadap hati dan komitmen yang pernah terpatri.

Sebenarnya ilham dari judul ini adalah kata-kata yang dulu kala sempet ngehits, "Karena istoqamah itu butuh saudara". Yuhuuu istiqamah adalah bahasa langitan dari konsisten. Nah...biar kita bisa ninggalin kebiasaan inkonsisten emang butuh banget banyak orang. Tentunya bukan sembarang orang. Kita butuh orang yang punya komitmen sama dengan kita. Fungsinya, orang tersebut akan menjadi alrm saat kita masuk wilayah inkonsisten. Mengingatkan saat kita mulai kehilangan arah, memberikan semangat saat kita merasa lelah.

Carilah komunitas yang mendukung niatan. Sebab, istiqamah itu butuh kebersamaan. Disana akan ditemui semangat saling berlomba memberikan yang terbaik. Bahkan kadang ada unsur pemaksaan untuk tetap pada rel. Komunitas yang homogen sangat baik mendukung konsistensi kita.

Lihat kembali rencana dan komitmen yang telah dibuat. Lakukanlah review setiap hari atau bulan agar tingkat inkonsistensi dapat terdeteksi dengan segera. Kalau menemukan penyimpangan cukup jauh maka segera istighfarlah dan temukan jalan pulang. Jangan malah semakin terbuai dengan inkonsistenan kita.

Meski demikian, jangan sedih kalau kita sering inkonsisten. Karena itu artinya kita pernah membuat sebuah perencanaan. Daripada ga pernah inkonsisten gegara ga punya rencana #eh.


Read More

Sudah Jujurkah Aku Kepada Allah?

Tetiba saja pertanyaan itu berkelebat di depan mata. Ya... sudahkah aku jujur kepada Allah? Ketika labuhan tak seperti tujuan yang pernah kusampaikan pada Allah dalam selipan kata bernama doa. Ah...mungkin benar ada yang salah.

Rabb inginku selalu bersama kebaikan... bersama orang-orang baik dan membaikkan sekitar. Hanya saja, sepertinya hari ini aku menyadari tak segigih yang dibayangkan. Kepalaku berputar mencari dalil untuk menenangkan segala gundah. Ah... bukankah Allah pasti menyiapkan ujian untuk menguji niatan? Bukankah Allah menyediakan ujian untuk mengukur kadar keimanan?

Wahai diri, benarkah kau telah jujur kepada Allah?

Ketika kau merasa payah menjalani hari bukan berarti itu tanda kau tak jujur padaNya. Lelah itu residu yang harusnya mampu kau ubah menjadi sebuah energi besar dari untuk memulai hari. Jika hari ini kau merasa gundah dan merasa kalah bukan berarti Allah sedang marah. Tapi DIA ingin melihat kesungguhan. Yakinlah selalu ada jalan untuk kebaikan.

Perbaiki niat, mungkin masih ada salah pada niat. Lalu Allah tiupkan rasa bersalah dan lemah agar menyadari ada biduk niat yang mulai salah arah. Saat sebuah kapal salah arah seorang nahkoda pastilah berusaha keras melawan arah angin ataupun gelombang dahsyat agar sesuai tujuan awal. Tetapi, bukankah gelombang itu yang akan semakin mendidik sang nahkoda lebih banyak belajar.

Ah, tetap saja aku merasa belum jujur kepada Allah....

Hey, kalau kau merasa belum jujur kepada Allah jangan pernah jadikan itu sebagai alasan untuk menyerah. Inilah kesempatan untuk memperbaiki seluruhnya. Mulailah pembicaraan dengan Allah, mungkin permintaan maaf bisa jadi awalan pembuka atas sebuah penyesalan. Sudah... tak usah beralasan. Jujurlah atas keinginanmu pasti kau akan menemukan itu.

Yuk ah... perbanyak berbincang kepada Allah dengan mendoa dan membaca KalamNya. Rasa tak merasa tak jujur ini mungkin sebuah peringatan agar sujudmu lebih panjang, agar malammu tak lagi miskin dzikir pada Allah. Bergegas perbaiki diri Allah rindu dengan kebaikanmu. Allah rindu dengan kejujuranmu menyampaikan inginmu.

Wahai hati, hanya dengan mengingat Allah kau menjadi tenang. Bismillah, membuka lembaran hari dengan memperbaharui niatan dan mengkomunikasikan kembali tentang sebuah tujuan. RidhoMu atasku adalah tujuanku. Mati di jalanMu semoga benar menjadi inginku.

Renungku pada suatu hari.


Read More

Jangan Terlalu Mudah Melabeli Anak

Kemarin malam absen dari utak atik kata. Saat mata tak bersahabat dan tanda-tanda pilek kembali melanda. Akhirnya, mengalah sejenak dengan rasa lelah. Perkataan adalah doa. Begitu istilah yang selalu terngiang di kepala sehingga menjadi rem ketika akan berkata negatif kepada putriku.

Wajar bukan, jika orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya? Termasuk lingkungan tempat tinggal. Ummu Musa pernah bilang, "Kalau nyari rumah pertama kali yang dilihat adalah lingkungannya". Sejak saat itu aku bersepakat dengan argumen tersebut. Entah bagaimana caranya, kelak saat akan membangun rumah pengen banget survey lingkungan. Jarak dari masjid, ada tempat PS nggaj, taman bermain, dan lain sebagainya.

Terkadang merasa sedih saat anak unyu kita dibilang "nakal" sama orang hanya karena pas digendong dia menangis dan tak mau diam. Padahal tangis adalah bahasa bayi yang orang dewasa tidak memahaminya. Pengen marah sebel atau gimana gitu, tapi kok ya gimana ya..., yang bilang kayak gitu kadang dari keluarga dekat.

Dari sini kemudian saya merenung dan berkesimpulan bahwa terkadang kita terlalu mudah melabeli anak kita. Bisa jadi saat dia menangis dan tak bisa didiamkan karena kita yang tidak bisa memahami keinginannya. Karena dia tidak nyaman, karena dia pengen diperhatikan, pengen diajak jalan-jalan atau lainnya. Jangan sampai ketidak mampuan kita memahami anak membuat gampang melabeli anak tersebut anak nakal. Andai saja kita paham keinginan dan bahasanya pastilah bisa lebih asik dalam membangun chemisty. Makanya, kalau saya gagal menenangkan biasanya akan minta maaf kepadanya karena telah gagal memahami inginnya.

Sekali lagi, perkataan itu adalah doa. Apalagi perkataan ibu kepada anaknya. Atau perkataan yang di ulang-ulang, bisa mempengaruhi alam bawah sadarnya. So, labelilah anak dengan label yang baik agar dia menjadi anak baik.


Read More

Kegalauan Acara Perpisahan Ala Anak Semut



Resiko bergaul dengan anak SMA adalah menjadi tempat curcol mereka. Gimana ya...masih dianggap temen sebaya mungkin wkwkwk. Tema curhat kali ini tentang galaunya seorang anak SMA kelas XII yang sekolahnya mau buat acara perpisahan.

Katanya sihhh di acara perpisahan bakal mengundang artis papan atas dengan biaya cukup banyak. Buat beli cendol lumayan lah yaaa bisa dibagi satu kabupaten hihi. Agal terharu sih, hari gini masih nemu anak yang prihatin dengan rencana temen-temen seangkatan itu. Iuran yang harus dibayarkan untuk mengundang artis itu juga tidak murah. Bagi beberapa siswa uang tersebut bernilai besar karena bisa dipake buat biaya transportasi pas ikutan SBMPTN ato UM. Ya... namanya sebuah sekolah pastilah ada siswa dari keluarga mampu dan kurang mampu. Ada yang ngluarin uang segitu gampang ada juga yang kesusahan.

Terkadang ngrasa aneh juga sih, pas mau ujian mereka ngadain doa bersama meminta pertolongan Allah dengan derai air mata. Eh, giliran lulus hura-hura. Seolah lupa gitu kalau mereka bisa lulus karena ada campur tangan Allah.

Meminjam istilah dari Bu Leli, barangkali kita memposisikan Allah sebagai pembantu. Ingat Allah cuma paa butuh bantuan. Setelah Allah membantu kita sesuai dengan doa yang dipanjatkan kita melulakan Allah begitu saja.

Ini tentang rasa syukur, Bray.... Ekspresi kesyukuran atas pertolongan Allah juga diperlukan biar kita ga masuk golongan kufur nikmat. Lagian, alasan ngundang artis papan atas gegara gengsi sama sekolah sebelah. Lahhh ini generasi muda kok ga lada kreatip. Seandainya waktu berulang, aku aja mau tuh buat acara perpisahan atau syukuran yang lebih kreatif.

Demi memberikan inspirasi ke anak SMA yang curcol, seperti biasa...gugling dong ya akunya. Ternyata di luar sana sudah ada acara sebagai rasa syukur kepada Allah yang kreatif dan kece punya. Misal:
1. Bagi Nasi Bungkus dan Seragam
2. Donor Darah
3. Baksos
4. Tanam pohon
5. Konvoi pakai sepeda ontel
6. Sujud syukur masal
7. Sholat berjamaah
8. Ziarah ke makam pahlawan
9. Corat coret di kain panjang, dengan panjang bisa disesuaikan dengan angkatan

Sebenarnya, anak SMA pastilah lebih kreatif dalam membuat sebuah acara. Cuma, kadang mereka butuh pancingan aja. Lagi pula, biasanya doi curcol juga ga selalu buat nyari solusi tali buat penguatan atas pendapatnya aja.

Galau-galau berfaedah macam ni, banyak banget ditemui di kelompok semut. Yaps, mereka emang anak alay, cuma alaynya positif. Biar mereka happy kalau dibilang alay positif hahaha. Katanya yang dilakukan itu untuk Allah, bangsa, dan Almamater 😇.

Salam sayang untuk pasukan semut. Semoga Allah senantiasa menjaga kalian dengan penjagaanNya yang sempurna, penjagaan yang aku tak mampu melakukannya. Sukses menggerakkan masanya. Allah yang menggenggam hatu teman-teman kalian, maka mintalah ijin pada Allah agar hati mereka berkata "ya" untuk kebaikan yang kalian sampaikan. Salam Ibu Jari.


Read More

Tujuan Paripurna Bermuara Pada Satu Kata, Totalitas



Awalnya, saya merasa heran mengapa pembahasan mengenai totalitas di awali dengan loyalitas dan kemurnian tujuan dalam melakukan sesuatu. Setelah menyampaikan kemudian beberapa kali merenung untuk mencari sebuah jawaban, akhirnya saya menemukan titik temunya. Ya, ketika seseorang memiliki tujuan paripurna -begitu saya mendefinisikan- akan bermuara pada ketotalitasan dalam menjalani segala tugasnya.


Mengingat kalimat Anis Matta dalam bukunya 8 Mata Air Kecemerlangan dia menuliskan, terkadang manusia membuat visi dan misi hidup sendiri. Padahal Allah telah memberikan visi dan misi kepada setiap manusia yang melakukan tangis pertama saat lahir ke dunia. Akan tetapi, seringnya manusia membuat visi misinya sendiri, seperti tidak menyadari bahwa Allah telah memberikan mandat kepada manusia selaku khalifah di dunia. Visi itulah tujuan. Tujuan paripurna yang saya maksud disini adalah manusia yang memiliki tujuan untuk mendapatkan ridha Allah. Apapun yang dia lakukan berdasar pada cinta atau tidaknya Allah dengan perbuatannya. Tujuannya murni dipersembahkan kepada Allah dijadikannya mahar mendapatkan keridhaannya.


Pengejawantahan tentang dua kalimat syahadat dengan sempurna akan menjadikan manusia melakukan sesuatu karena Allah dan melakukan sesuatu sesuai ajaran Rasulullah. Loyalitasnya jelas untuk Allah. Niatnya jelas ikhlas karena Allah. Mereka berbuat berdasarkan rasa cinta kepada Allah. Mereka berbuat untuk membuktikan kecintaan kepada Sang Pencipta. Orang yang jatuh cinta sampai Kedanan (red:tergila-gila) akan melakukan apapun. Imbalan perbuatan yang diharapkan adalah kepuasan dari yang dicintainya. Dia akan mengerahkan segala potensi yang dimilikinya, mengubah ketidakmungkinan menjadi sebuah keajaiban.


Ya... begitulah totalitas. Batasan ketidakmampuan adalah tidak mampu melakukan sesuatu. Memurnikan pemikiran mereka tanpa tercampuri dengan pemikiran yang lain, itulah totalitas. Memurnikan pemikiran bahwa Allah sebagai tujuan, Rasulullah sebagai teladan, Al Qur'an sebagai pedoman, Jihad adalah jalannya, dan mati di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi.


Read More

Bukan Cuma Naruto Yang Punya Cakra, Kita Juga!!!




Membuka ef bi memang bisa menjadi  candu, bisa mengalihkan tujuan awal kita. Awalnya mau nulis tapi refreshing dulu gitu, eh... malah akhirnya stalking orang. Bukan stalking mantan kok...beneran ciyusan deh.

Ini judul udah ku buat lama, kemarin mau ngisi tulisannya belum keidean. Akhirnya sekaranglah saatnya... eaaa. Judul ini berangkat dari hobi nonton naruto pas lagi hamil. Jadi kenal sama istilah cakra. Padahal dulunya cuma tau cakra itu merk tepung terigu untuk buat roti. Sedangkan materinya, merupakan ingatan saat masih di Semarang dan ikutan kajian bu Dyah Rahmawati tanpa Soekarno Putri 😆

Dalam kajian tersebut bu Dyah menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia terdapat tiga aura yang menyelimuti. Tapi, biar sesuai sama judul mau saya ganti dengan dilindungi oleh tiga cakra. Cakra pertama adalah cakra spiritual, cakra akal, dan terakhir cakra badan.

Ketiga cakra tersebut berlapis, dan lapis paling luar dalam tubuh manusia adalah cakra spiritual. Seseorang dengan cakra spiritual yang bagus akan mamiliki tameng terkuat dibandingkan orang lain. Mungkin kita sering mendengar ada ibu-ibu yang aktif menebar kebaikan dengan jumlah binaan belasan majelis ilmu. Anaknya pun julmlahnya lebih dari bilangan angka satu. Semua pekerjaan rumah dilakukan tanpa pembantu. Baca Al Qur'an lebih dari satu juz, sholat malam tak ketinggalan. Kerennya dia tidak pernag sakit, tak pernah lelah.... Naaah saya curiga orang macam tu memiliki cakra spiritual yang amaaat besar. 
Konon, orang yang memiliki cakra spiritual kuat akan menghadapi masalahnya dengan keimanam kuat dalam dirinya. Hantaman masalah semakin menguatkan rasa percaya pada Allah SWT. Tidak membuatnya menjadi galau baper atau penyakit alay lainnya. Semua dihadapi dengan tenang.

Gawat akan terjadi saat seseorang memiliki cakra spiritual rendah. Saat ada badai masalah mau tidak mau cakra akal yang akan menerima. Tak heran jika kita temui orang stres, galau, gegana, baper berkepanjangan. Berbagai macam penyakit tersebut muncul karena lemahnya cakra spiritual kita dan pada akhirnya akal lah yang harus menerima. Ketika cakra akal tak lagi mampu membendung maka penyakit-penyakit tersebut akan menyerang.

Nah... nah, gawat lagi ketika kedua cakra pelindung tadi telah terkoyak pora poranda. Cakra badan yang harus menerima hantaman. So... banyak kita dapati orang yang perlu di rawat inap karena sakit akibat memikirkan suatu masalah.

Makanya, kita perlu seimbang dalam memperlakukan diri kita. Berikan asupan seimbang agar cakra pelindung dapat bekerja dengan baik. Haknya spiritualitas adalah dengan ibadah, haknya akal adalah dengan membaca dan belajar, serta haknya badan adalah makanan sehat.

Hidup seimbang yuuuk dan tetap jaga kewarasan. Salam ibu jari.


Read More

Tips Agar Suami Mengijinkan Istri Untuk Jualan



Emak-emak yang waktu gadisnya masuk dalam kategori rempong, okrim dan sejenisnya kemudian memasuki dunia baru sebagai Ibu yang mengurus rumah dan anaknya terkadang ada rasa kangen untuk berbuat sesuatu kembali. Tidak menafikkan, menjadi seorang ibu adalah pekerjaan monoton yang hampir sama setiap harinya. Mulai memasak, menyetrika, nyuci, menimang-nimang, ngepel, nyapu begitu rutinitas yang selalu dilakukan.

Untuk beberapa ibu baru bisa jadi hal itu menjenuhkan (kode buat para bapak buat ngajak istrinya halan-halan hihi). Tak jarang, untuk mengisi waktu luang ibu-ibu bermain media sosial. Sekedar untuk hahahihi sama teman, belanja onlen atau share resep masakan yang entah kapan mau dibuat.

Keinginan untuk menjadikan sela altivitas rutin lebih berfaedah pastilah ada. Apalagi ketika membuka beranda facebook yang isinya orang ngelapak. Apa aja ada yang jual, keinginan untuk melakukan hal serupa pastilah menyeruak. Daaan tidak sedikit niat untuk ikutan ngelapak terganjal resti dari suami. Wajar sih, ketika di awal memutuskan menjadi ibu rumah tangga pasti sudah dengan pertimbangan matang dan perdebatan panjang yang semuanya berdalih demi kebaikan anak.

Meski saya juga belun berhasil melakukan tips ini, tapi bisa jadi tips ini mempan untuk orang lain wkwkwk. Well, inilah tips bagi para istri agar suami mengijinkan Anda berjualan.

1. Kenali kelemahan suami
Yuhuuu coba kita mulai kenali kelemahan suami. Kita para istri, harus berekspresi kayak apa sih biar suami ga tega? Atau menggunakan argumen seperti apa agar suami kita tersentuh hatinya kemudian luluh untuk memberikan surat ijin jualannya. Bahasanya, rayulah suami sampai misua bilang iya.

2. Tunjukkan Komitmen
Larangan suami untuk istrinya bekerja meski itu berjualan di dunia maya adalah pendidikan anak menjadi terbengkalai. Mengingat posisi istri sebagai madrasah pertama untuk anak-anaknya. Peran ibu dalam tumbuh kembang anak sangatlah besar. Nah, kita butuh menunjukkan komitmen bahwa kita serius menjadi madrasah pertama untuk anak kita. Profesi baru itu tidak akan mempengaruhi peran utama sebagai ibu.

3. Sampaikan bahwa kita ingin melakukan hal ngehits berfaedah lainnya
Mungkin, suami kita diminta untuk melihat isi akun medsos kita. Tunjukkan betapa unfaedahnya isi akun tersebut. Atau tunjukkan betapa membuat lapar matanya beranda facebook kita karena isinya pafa jualan semua. Sehingga, biar ngehits dan berfaedah kita juga kudu ikutan jualan.


Sekali lagi, tips di atas belum teruji keampuhannya. So, selamat mencoba, Mak....


Read More

Peselancar Samudra Aksara

Aku hanyalah anak desa yang di sana tak akan ditemui sinya internet kecuali menggunakan kartu merah. Itu saja harus gesar geser si android untuk mendapatkan sinyal. Jika suatu hari nanti ingin main ke tempat kelahiranku jangan mengandalkan GPS, dijamin mbak-mbak GPS galau atau mengantarkan Anda ke jurang. Zaman orba dulu desaku masuk dalam daftar inpres desa tertinggal.


Akan tetapi, dari tanah itu aku awali petualangan hidupku semenjak 29 tahun yang lalu. Desa Kwarakan, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah itulah tanah kelahiranku. Ayahku selalu berpesan, "Boleh kita berasal dari desa, tapi pemikiran tetap kota". Ayahku selalu menggambarkan orang kota sebagai orang modern yang menerima informasi dengan cepat dan mudah menerima perubahan. Sejak saat itu alam bawah sadarku selalu berkata, "Boleh saja penampilanmu tak se-mbois mereka tetapi isi kepalamu melebihi dari yang mereka miliki".


Sebagai anak yang tinggal di desa dengan predikat tertinggal mohon jangan cerita tentang pengalaman saat TK. Soalnya, aku adalah anak akselerasi yang tidak mengalami masa TK. Sebelum masuk SD ayahku selalu mengajarkan cara membaca dan menulis.


Sejak kecil aku suka membaca buku milik ayahku yang bekerja sebagai seorang guru SD. Saat SMP aku sudah membaca buku Sigmun Freud.

Kebiasaanku dulu menulis puisi, bahkan sejak SD sampai SMP aku sudah punya buku kumpulan puisi karyaku sendiri. Sayangnya sampai sekarang aku tak tahu buku tersebut berada dimana. Kebiasaan menulisku sempat berhenti setelah tsunami Aceh tahun 2006. Pada salah satu majalah ditulis kurang lebih seperti ini, "Allah memberikan kepada para penulis kemampuan meramal masa depannya melalui tulisan yang dibuat. Misalnya Chairil Anwar, sebelum dia meninggal dia sempat menulis puisi dengan judul di atas kuburan. Kemudian, seorang sastrawan dari Aceh pernah menuliskan sebuah cerita tentang bencana yang terjadi diakibatkan oleh air. Dan akhirnya dia meninggal saat bencana tsunami". Sejak saat itu aku merasa takut untuk menulis. Aku takut dengan tulisan yang nantinya akan kubuat.

Tetapi, kebiasaan menulis itu masih tetap ada hingga sampai setelah kuliah mendapatkan informasi untuk bergabung dengan komunitas menulis besuta temen-temen Purwokerto. Ya, Kompilasi (Komunitas Menulis Siap Beraksi) menjadi tempat pertama setelah sekian lama yang membuatku semangat untuk menulis kembali. Di komunitas itulah aku serasa ditempa tentang kepenulisan. Mulai dari target membaca buku, membuat habit menulis, disiplin, tujuan menulis dan sebagainya. Bahkan gegara komunitas ini pula aku mulai menyisihkan uang untuk membeli buku setiap bulannya. Terimakasih Inung, pak Nasirun Purwokartun, dan mbak Syifa yang telah memperkenalkan dan menggembleng saya disini.


Setelah itu aku bergabung dengan komunitas penulis lepas bersama mba Isah Kambali. Menulis artikel sesuai permintaan pelanggan. Asik, menarik, dan menantang. Setiap minggu mendapat tema  dengan jumlah dan kata kunci yang bebeda. Disini aku mendapatkan banyak ilmu baru. Mulai dari pertanian, fashion, dekorasi, teknologi. Kalau tengok ini blogku kalian bakal nemuin banyak tulisan tentang non tunai. Nah, itu salah satu job untuk menulis tema tersebut. Lumayan kan?  Blog keisi dab dapat bayaran pula, hehehe. Tetapi setelah kehamilanku aku off dari grup penulis lepas.


Aku, sebagai peselancar samudra aksara masih belajar menulis dan membaca. Menulisku masih sering melanggar aturan EYD. Membacaku masih terbata untuk mengambil kesimpulan dari tiap bacaan.


Aku, peselancar samudra aksara ingin selalu khusuk melakukan peribadatan kata. Dzikirku ada dalam tiap kata, jiwaku luruh melebur dalan setiap tinta.

Aku, peselancar samudra aksara...  bersemoga setiap kata menjadi alasan Allah memasukkanku dan keluargaku ke dalam surgaNya.

Aku, peselancar samudra aksara ingin berbagi kebaikan melalui kata. Semoga di istiqamahkan dalam peribadatan kata.

Aku Titania Az Zahra, sang peselancar Samudra aksara.


Read More

Keajaiban Dalam Diri Seorang Ibu



Menjadi seorang ibu baru dengan pengalaman minim seperti saya serasa memasuki episode penuh drama dan deg-degan luar biasa. Lagi nimang-nimang kemudian debay melek aja udah khawatir, khawatir nanti meleknya lama dan tidurnya malam. Tetapi, kondrat sebagai seorang wanita tersebut adalah takdir luar biasa. Bayangkan saja, di bawah telapak kakinya terdapat surga untuk anak-anaknya.

Kelahiran anak pertama dan langsung di SC itu rasanyaaa. Begitulah.... Menyandang status baru sebagai seorang ibu yang mengharu biru plus menjadi korban pisau bedah. Taukah rasanya? Terkadang muncul rasa gagal menjadi ibu ketika rasa sakit pasca sc menjadi penghalang untuk full mendampingi. Akan tetapi di sisi lain tatapan mata anak kita mampu melelehkan semua rasa sakit.

Setiap kali merasa ingin menyerah, pasrah, dan sudahlah jadi ibu amatir aja selamanya pasti ada bisikan dari hati untuk mengingkarinya. Ada beberapa hal yang mengakibatkan seorang ibu amatir bangkit dari segala rasa sakit pasca melahirkan, baik normal/sc.

1. Merasa anak sebagai amanah dari Allah.
Yaps, anak adalah titipan dari Allah. Keberadaannya menuntut kita agar menjaganya dengan baik. Perasaan bahwa dia adalah anakku yang kepada Allah kelak kita akan bertanggung jawab dapat memunculkan sebuah keajaiban yang tidak diduga.

2. Ada sebuah ideologi yang akan diturunkan.
Melahirkan dengan cara apapun tetaplah meninggalkan rasa sakit yang luar biasa. Bagi ibu rasa sakit tersebut akan di abaikkan. Karena, dia tahu anaknya membutuhkan dirinya. Bukan hanya karena perkembangan dirinya tetapi juga karena ada sebuah ideologi yang ingin ditumbuhkan dalam diri si anak. Kekuatan besar seperti kekuatan bulan tersebut akan meluruhkan segala rasa sakit.

3. Tugas Sebagai Madrasah Pertama
Menjadi guru pertama mengajarkan banyak hal. Bukan hanya sekedar mengajari adab, tetapi membuat anak-anak mencintai adab. Bukan sekedar mengajarkan beribadah tetapi mencintai dalam beribadah.

Udah ah ngeditnya wkwkskwk. Menulis dalam keadaan mengantuk ituuu memang tralala

Tulisan ini di edit pada Senin,12 Maret 2018 pukul 17.59


Read More

Jalan Kebaikan

Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.  (Al-Insan: 30)

Jalan yang dimaksud dalam surat tersebut adalah jalan kebaikan. Ayat ini menegaskan kepada kita bahwa manusia tidak bisa memberikan hidayah kepada dirinya sendiri. Tidak bisa memasukkan keimanan ke dalam dadanya. Tak mampu memilih jalan yang baik. Kecuali dengan ijin Allah. Ayat ini seperti ingin memberikan peringatan kepada manusia agar tidak merasa hebat ketika mampu berbuat baik, karena yang menghebatkannya adalah Allah.

Tak perlu sombong dengan sedekah berlimpah yang diberikan kepada kaum papa. Tak perlu tinggi hati dengan tahajud yang amat lama. Tak perlu merasa paling sholih karena jumlah hafalannya paling banyak di antara teman-temannya. Karena Allah lah yang memampukan kita melakukan semua.

Allah Maha Mengetahui siapa saja yang berhak mendapat hidayah ataupun orang yang akan disesatkan. Orang yang menurut Allah berhak mendapatkan hidayah maka akan dipermudah oleh-Nya untuk berbuat kebaikan. Allah lah yang akan menuntun setiao hamba-Nya. Jika Allah berkehendak seaeorang mendapat hidayah maka dia tak akan pernah dapat disesatkan. Akan tetapi, ketika Allah berkehendak orang tersebut disesatkan maka dia tidak akan mampu memilih jalan lurus. Semua adalah hak preogratif Allah. Allah yang Maha Tahu Maha Bijaksana atas segala jalan hidup yang akan ditempuhi setiap ciptaan-Nya.

Mari kita semua berdoa agar Allah memberikan kemudahan untuk memilih jalan kebaikan. Agar Allah memperkenankan hidayah kepada kita bukan kesesatan. Semoga Allah ridha atas hidup kita dan kita pun ridha dengan segala putusanNya. Semangat berbuat baik. Selalu ada jalan dibalik setiap niat baik. Bismillah...,

(Mb Ar... Ga tau ini ada berapa kata wkwkwk daripada ga nulis yaaa.... Hihi)

Intinya mari kita berdoa agar Allah berkenan atas kebaikan hidup kita. Cumungut bumuuud.  Salam ibu jari.


Read More

Adaptasi: Tangga Ujian Pertama Dari Sebuah Tujuan


Adalah sebuah kepastian adanya Ujian dari Tuhan kepada setiap hambaNya. Beberapa firmanNya telah meneguhkan hal tersebut, Al Baqarah, Al Ankabut, Al Insyirah dan surat-surat lainnya. Beragam ujian diberikan kepada manusia dengan kadar dan maksud berbeda-beda. Ada yang di uji karena memiliki "PR" dalam dia menjalani hidup, ada yang di uji karena kelas selanjutnya menanti, ada pula yang di uji untuk mengetes ketetapan hati atas putusan hidupnya.

Hidup ini adalah jalinan dari satu pilihan ke pilihan lainmya. Semua pasti beresiko, semua pasti ada nggak enaknya. Hanya saja dal pengambilan keputusan pastilah dipikirkan segala sesuatunya. Semua keputusan diambil pastilah sepaket dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang juga berkarir pastilah dia punya tujuan mulia dibalik semuanya. Pun wanita karir yang berhenti bekerja karena ingin mengurusi anak-anaknya semua pastilah memiliki argumen dan maksud baik.


Di tengah keputusan kita, mau tidak mau akan dihadapkan dengan kondisi dan lingkungan berbeda. Kemampuan kita beradaptasi menjadi tangga pertama lulus atau tidaknya kita dari ujian Tuhan. Pada tangga adaptasi inilah Allah akan menguji seberapa keras tekad kita untuk mewujudkan tujuan yang di ambil. Allah ingin mengetahui seberapa jujur diri kita dalam mengungkapkan setiap tujuan.


Seperti halnya ikan mujair yang dipindah kolam, pastilah pada awalnya ada yang mati dan banyak yang tetap hidup. Ikan di kolam yang hidup akan terus tumbuh besar dan beranak pinak, sedangkan yang mati ya sudahhh kisanya berakhir.

So, bagi siapapun yang sedang beradaptasi entah dengan status, pekerjaan, lingkungan, atau apapun yang baru tetap harus mampu sesegera mungkin menyesuaikan diri. Semakin cepat kita menyesuaikan diri maka, semakin cepat pula kita mengembangkan diri dan memberikan kontribusi. Yuk ahhh bareng-bareng beradaptasi tuk menjalani hidup yang penuh inspirasi kembali.

#ku dedikasikan kepada sahabat-sahabat yang sedang beradaptasi dan menata hidupnya kembali. Cumunguuutsz


Read More

Dek Bidan Itu Bernama Wullan

Hari kesekian janjian ngeblog. Rada-rada pilek dan lagi miskin inspirasi. Eh... tetiba pengen nulis tentang saudara sepupu yang sekarang jadi dek Bidan. Sungguh ga nyangka anak lulusan SMK jurusan elektro jadi bidan, kukira jadi tukang listrik 😁.


Yahhh, memang jalan hidup itu tak pernah ada yang tahu. Terkadang kita berencana tapi pada akhirnya keputusan Tuhan pula sebagai penentunya. Hari ini belajar listrik, katoda, anoda,,, besoknya jadi ahli tentang KIA, ketuban, dan sejenisnya.


Bagi anak pertama ku, dek bidan adalah malaikat tanpa sayap. Bulan pertama kelahiran, kayaknya cuma bayi cantikku yang dapat perawatan ekstra dari bidan. Tiap pagi dan sore dimandikan, digantiin baju, dibersihkan mulutnya, diambil upilnya, dipotongin kuku, telinganya diperiksa, dan setiap pagi di SPA.

Bagiku, dek Bidan anak yang cukup ringan tangan untuk membantu orang di sekitarnya.  Care dengan kondisi kesehatan orang-orang. Mungkin pengaruh aktivitasnya di dunia kesehatan yang menuntutnya untuk seperti itu.

Belum bisa dibilang senior memang, tetapi aku cukup melihat semangatnya untuk senantiasa belajar dan menyalurkan setiap ilmu bayi kepada para emak-emak new zaman now kayak guweh. Sabar menghadapi ibu-ibu amatir. Selalu mengkampanyekan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, meski dia konon pas kecil udah dicekokin nasi sama bapaknya pas usia 2 bulan 😆. Cukup memberikan rasa tenang ketika si emak merasa khawatir dengan saran-sarannya. Gegara kehadirnya Tabina Evren Karissa binti Setya Adhy Nugraha menjadi bayi modern yang tak mengenal pupur 😂.


Bidan yang dulu pernah 'dimadu' oleh cowoknya ini, kini aveliable looh. Lagi ngejomblo. Meskipun dia bilang lagi deket sama someone tapiii kan dia belum dihalalin 😇 jadi bagikuh dia tetap jomblo.

Dek bidan yang jomblo, hobi makan pete. Bapaknua adalah juragan pete yang meramaikan dunia perpetean di Temanggung. Musim pete gini bisa bawa 2 mobil pick up untuk mengangkut petenya. Makanyaaaa si dek bidan jadi hobi makan pete. Alibinya, "Masak anak juragan pete ga doyan pete". Bau? Ya lumayan ketutup sama wajah cantiknya kok #ben seneng 😉. Asline ora.

Temen shoping adek kuh yang paling cantik se jagad (soalnya adek kandung cuma satu hahaha, jadi ga ada bandingannya). Entahlah, setiap kali ada kesempatan libur mereka pasti jalan bareng. Pamitnya sih beli sepatu tapii pulang maghrib. Ijinnya ambil HP di Kranggan tau-tau update sarapan di Magelang. Entahlah mungkim itu karena faktor jomblo.


Dia termasuk jomblo unfaedah loooh. Bisa nangis sesenggukan gegara nonton drakor. Saat libur, seharian waktunya akan dihabiskan untuk menonton episod demi episod drama tanpa di percepat. Tlaten dan dan unfaedah, kan? Daripada gitu kan dia bisa aja di rumah nyuci genteng atu-atu, nguras sumur belakang rumah....kayaknya lebih berfaedah, deh.


Oia, kemarin dia habis jatuh untuk yang kedua kalinya dalam sebulan. Ga terlalu parah sih, cuma motornya rungsek tak tega buat liatnya. Kalau melihat caranya naik motor emaaang, pembalap banget. Nakutin. Hmh... ngebut biut pokoknya. Persis kayak jomblo akut lagi ngejar jodohnya 😂.


Yaps, dek Bidan itu bernama Wullan. Jomblo yang sedang nunggu buat dihalalin katanya (Sudah dibilangin cetak undangan dulu aja, waktu dan pasangan dikosongin dulu kan bisaaa daripada jadi jomblo halu hihihi). Semangat berproses dek Bidankuuh. Semoga segera dipertemukan dengan sosok imam terbaik dari Allah. Yakinlah, Allah tidak pernah terlambat dalam mempertemukan dua insan dalam sebuah perjanjian agung yang disebut pernikahan. Terimakasih atas segala bantuan dan ilmu kebidanannya. Ribuan semoga membawa berjuta doa rahasia kulangitkan untuk kebaikanmu. Sekali lagi, maatih ya, mbloo udah jadi bahan tulisanku. Ga usah ngomong pasti juga di ijinin.


Read More

Inspirasi dari Sinetron Catatan Harian Aisha


Di pagi buta, sekitar pukul 03.00 liat jam di HP kemudian membaca beberapa status WA. Nah, di salah satu status WA seorang anak SMA dituliskan kalau, CHA (Catatan Harian Aisha) tamat. Wuaaa... langsung deh memanfaatkan paket mid nigt buat liat episode terakhir melalui yutube. Niat banget ya? hahaha.... Maklum emak-emak setengah sholihah, bangun jam segitu bukannya sholat malah pensaran dengan ending sinetron tontonan anak SMA hihihi. Wajarlah kalau masih rada ke SMA-SMAan. Biar tetep kekinian gitu, pas ngobrol sama mereka #alibi.

Tapi ini sinetron bukan sinetron sembarangan loh. Hanya tayang sebanyak 66 episode terus udahan, mungkin ratingnya turun terus kisahnya di udahin begitu aja. Tapi kabarnya sih, si penulis naskah mengundurkan diri. Beda banget sama beberapa sinetron yang biasanya sampai ribuan episode. Biar ga penasaran tak kasih dulu deh sinopsis CHA dari wikipedia.

Aisha (Tissa Biani), gadis sholeha yang berada di tengah kehidupan remaja kota penuh hedonisme. Siswi pindahan Sukabumi ini tampil mencolok dengan penampilannya yang berbeda 180 derajat dari teman-teman di sekolah barunya.

Aisha jadi pusat perhatian saat pertama kali datang ke sekolah. Tak terkecuali Rafa (Bio One), Siswa yang memiliki kehidupan bagai langit dan bumi dengan Aisha. Aisha berasal dari keluarga muslim yang taat, sedangkan Rafa berasal dari keluarga yang jauh dari nilai agama dan kurang kasih sayang dari orangtuanya.

Kehadiran Aisha mengganggu Rafa. Ditambah dengan pertemuan pertama mereka yang kurang menyenangkan, yaitu saat mobil Rafa lecet karena sepeda Aisha. Rafa merasa Aisha tak pantas berada di sekolahnya dan siapa pun yang membantunya akan bernasib sama dengan Aisha.

Aisha menguatkan dirinya untuk terus beradaptasi di sekolah. Ridho (Umay Shahab) cowok alim dan lembut diam-diam mengagumi Aisha. Aisha selalu tergerak hatinya untuk membantu masalah teman-teman di sekitarnya. Aisha menuliskan beragam hal yang dialaminya di akun blog miliknya. Kesederhanaan dan ketulusan hati Aisha inilah yang nantinya membuat Aisha disayangi teman-temannya di sekolah.


Sekarang ijinkan saya, emak-emak yang masih gaul sama anak SMA ini untuk menyampaikan suara hati (mau bilang review kon kayak WOW biut hahaha) tentang sinteron ini.

1. Penampilan sosok ukhtifillah

Sejak awal cuplikan iklan sinetron ini sudah cukup menarik perhatian saya. "Wuah... ada sinetron yang mau mengangkat tentang sosok uktifillah nih," batin saya. Pemerannya masih muda pula. Awalnya saya kira pemeran Aisha memang seorang yang berjilbab, eh ternyata oh ternyata kagak hahaha #rada kecewa. Episode pertama, saat Aisha menghadap kepala sekolah sempat ditegur dengan pakaiannya yang tidak seperti siswa-siswa lainnya. Berjilbab lebar di antara anak-anak hedon memang menjadi aneh. Jawaban Aisha cukup membuat tralala si kepala sekolah yang kebetulan juga seorang wanita. Begini kira-kira jawaban Aisha, "Saya tidak mau aurat saya tertutup rapat di saat terakhir hidup saya dengan menggunakan kain kafan". Bisa jadi refrensi jawaban buat anak zaman now, kan? Di hari pertama sekolah dia mencari mushola untuk melakukan sholat dhuha. Naaah kan. Terus pada salah satu kesempatan ditampilkan Aisha membaca Al Qur'an di taman sekolah. Pemandangan yang dirindukan, bukan? Sadar ataupun tidak saat ini sebenarnya masyarakat membutuhkan hiburan segar dan banyak kandungan gizinya. Dan, sinetron ini dibalik beragam kekuranggannya cukup lumayan mendinglahhh

2. Pendidikan Keluarga Mempengaruhi Perilaku Anak

Dalam sinteron ini benar-benar menampilkan berbagai macam anak dari beragam kondisi. Raffa anak orang kaya yang ayah dan ibunya sibuk dengan urusan pekerjaan akhirnya menjadi anak dengan kepribadian keras. Aisha terlahir di keluarga yang taat beragama. Kesulitan apapun yang menimpa selalu dikembalikan kepada Allah. Keluarga pak Ahmad (Ayah Aisha) menjadi contoh keluarga ideal yang seharusnya banyak terbentuk di era sekarang. Contoh sederhana, makan bersama kemudian salah satu anggota keluarga memimpin doa. Setelah sholat maghrib membaca Al Qur'an bersama. Selepas isya keluarga berkumpul sambil minum teh dan saling bercengkrama. Menanamkan kepada anak-anak bahwa Allah tidak akan menyalahi janji. Di episode 65, ketika Aisha menceritakan kepada Ummahnya tentang perasaan Aisha kepada Rafa. Ummah berpesan agar tidak mengungkapkan perasaan tersebut dan mengingatkan Aisha jangan sampai kecintaan kita kepada Makhluk melebihi kecintaan kepada manusia.

3. Kata-Kata Bagus Tentang Cinta dan Persahabatan Yang Bisa Bikin Baper

Di sinetron tersebut dikisahkan ada 3 laki-laki yang mecintai Aisha yaitu, Arga (playboy teman Raffa), Rafa, dan Ridho. Arga adalah orang pertama yang ketauan menyukai Aisha. Kemudian Aisha berkata kepada Arga bahwa kebaikannya kepada Arga selama ini karena menganggap Arga sebagai sahabat baiknya. Daaan selama ini Aisha mengenal Arga sebagai orang yang baik. Ridho, sebagai anak alim dan punya prinsip ga ada pacaran sebelum pernikahan ga bakalan ngungkapin perasaannya.

Di episode terakhir Ridho berkata dalam hati, "Biarkanlah perasaan ini tersimpan dalam setiap sujud-sujud panjangku".


Lalu, ketika Aisha meminta maaf kepada Rafa karena tidak bisa mengungkapkan perasaan yang sama kepadanya.

Aisha berkata, "Biarkan ini semua tetap seperti ini hingga takdir mempertemukan kita".


Dalam sinetron tersebut terdapat berapa percakapan tentang persahabatan. Misalnya, "Sahabat yang baik akan menerima keadaan kita, apapu itu".

Persahabatan kalau sudah sampai pada puncak permasalahan, saling marah misalnya maka persahabatan tersebut akan semakin kuat.

4. Semoga Tidak Menjadi Muhajir Ummu Qais

Di episode trakhir pula, kalimat Rafa untuk Aisha adalah, "Bagiku, kamu adalah yang pertama dan terakhir, Sha. Aku berjanji akan menjadi lebih baik lagi". Nah,.. langsung deh keingetan tentang ashabul wuruud hadits arbain pertama yang berbicara tentang niat. Jadi, dikisahkan ada seorang sahbat yang rela hijrah dari mekkah ke madinah untuk dapat menikahi Ummu Qais sehingga dia mendapat julukan Muhajir Ummu Qais dan dia tidak mendapatkan Allah serta RasulNya. Hanya mendapatkan wanita yang diinginkannya. Semoga, kalimat yang di ungkapkan oleh Rafa bukan hanya berdasar pada keinginan untuk menjadi imam yang baik untuk Aisha saja tetapi memang diniatkan karena Allah.

Ada lagi ga ya? udah kayaknya. Meskipun usia periodenya termasuk singkat (bagi sinetron Indonesia), tetapi cukup memberikan kita gambaran nyata dalam kehidupan. Bahwa anak SMA pasti ada tugas kelompok, ada juga yang ga mau pacaran, ada yang rajin sholat dhuha saat istirahat. Bukan melulu tentang genk, rebutan pacar, dan nonton bioskop. Saya juga meyakini, di negeri ini masih ada keluarga yang mampu mendidik anak-anaknya sebagaimana ayah Aisha mendidik kedua putrinya. Meski singkat tetapi sinetron ini cukup memberikan sebuah kesan.
Read More

Tips Memberi Nama Anak


Udah jam setengah 10 malam. Setengah jam lagi batas upload tulisan. Haduhhh mencoba nulis tulisan rada seirus malah ngeblank. Ya udah lah... nulis yang ringan-ringan aja. Setengah curcol seperti biasa. Hahaha.... Curcolnya kali ini agak berfaedah kok, buat orang lain. Yups tentang tips memberi nama anak yang dulu-dulu saya lakukan.

Setiap anak memiliki tanggung jawab untuk membesarkan nama yang tersemat pada dirinya.


Begitu sebuah kalimant yang menyemangati saya memberikan nama anak tidak menggunakan nama-nama tokoh besar. Karena kelak ketika dia dewasa dia memiliki tugas untuk membesarkan nama yang melekat padanya. Jika hari ini manusia mengenal siapa itu Lady Diana, mengenang siapa itu Soekarno, terpesona dengan kehebatan Al Fatih, maka kelak suatu hari anak kita memiliki tugas untuk membuat namanya terkenang oleh sejarah.

Tentukan permasalahan umat yang harus diselesaikan oleh anak kita kelak di masa depan.


Begitu taujih dari Ust. Anwar Jufri yang masih sangat lekat dalam ingatan. Beliau waktu itu mencertiakan sebelum menikah bahkan sudah melist permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Kemudian menyusun 10 permasalahan yang paling gawat dan urgen untuk diselesaikan. Akhirnya ketika memiliki 10 anak, masing-masing anak menjadi pakar dalam 10 bidang yang menjadi permasalahan umat tersebut.

Sematkan harapan agar dia menjadi bagian dari sebuah doa


Setiap orang tua pastilah mengharapkan hal terbaik untuk anak-anaknya. Dan harapan itu akan terlukiskan pada nama yang diberikan kepada anaknya. Segala harapan baik senantiasa dilangitkan oleh kedua orang tua. Saya yakin, setiap orang tua selalu berharap anaknya menjadi lebih baik daripada dirinya. Maka, itu dapat diawalai dengan memberikan rangakaian arti pada nama anak sesuai harapan kelak dia setelah mendewasa. Kalau saya sih gitu, nyari dulu pengennya nama anak punya arti apa kemudian nyari di internet bahasa per kata dari beragam bahasa. Ada bahasa arab, yunani, sansekerta, dan lain sebagainya. Misal saya berharap anak saya kelak akan menjadi inspirator kebaikan bagi semesta, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah. Maka mulailah saya sercing-sercing refrensi arti nama anak per kata kemudian mencoba menggabungkannya.

Udah ah, tiga aja tipsnya, keburu jam 21.43 hahaha. kurang 17 menit lagi dari waktu yang ditentukan. Okay, selamat malam. Selamat menulis. Dan tetap jaga kewarasan. Salam ibu jari #eh.
Read More

Jujur Pada Allah, Maka Allah Akan Mengabulkan


Ini tulisan ala wanita sholihah, hehehe. Di saat kemarin dapat tugas menyampaiakan sebuah materi di sebuah majelis iman sampai sekarang masih terngiang dengan apa yang saya sampaikan. Sebuah sabda Rasulullah yang disampaikan kepada Syadad bin Al Haad.

"Ia jujur pada Allah, maka Allah mengabulkannya" HR. An Nasai.

Syadad bin Al Haad adalah seorang arab badui yang telah mengikrarkan keislamannya kepada Rasulllah. Dia datang kepada Rasulullah kemudian mengikrarkan keislamannya kemudian berkata, "Aku ingin berhijrah bersamamu". Kemudian salah seorang sahabat diperintahkan untuk mendapingin Al Haad. Hingga pada suatu hari, terjadi perang Khaibar. Al Haad turut serta dalam peperangan tersebut. Setelah perang berakhir, Rasulullah membagikan ghanimah perang kepada para sahabat yang turut berperang. Akan tetapi, Syadad bin Al Haad menolak pemberian ghanimah perang tersebut.

Syadad bertanya kepada Rasulullah, "Apa ini ya Rasulullah?"

Rasulullah menjawab, "Ini jatahmu".

Kemudian Syadad berkata, "Bukan untuk ini saya mengikutimu,akan tetapi agar leherku terkena anak panah lalu aku mati di jalan Allah kemudian aku masuk surga".

Kemudian Rasulullah berkata, "Jika dia benar maka Allah akan membuktikannya".

Lalu beberapa saat kemudian terjadilah sebuah perang, dan Syadad menemui kesyahidan sesuai yang dia inginkan. Terkena anak panah pada lehernya.

Satu pelajaran yang dapat kita ambil bersama, disaat kita berkata jujur kepada Allah maka Allah akan mengabulkannya. Terkadang kita berkata ingin berubah menjadi baik, tetapi ternyata hanya lipstik di bibir saja akhirnya menjadi manusia yang baik itu tidak pernah terjadi. Mari kita koreksi kembali doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah. Benarkah kita telah meminta dengan jujur?

Cek kembali amal-amal kita, benarkah sudah jujur dalam niatan? Jangan sampai kita mengatakan, "Aku berinfak ini agar mendapatkan surganya Allah". Padahal pada kenyataannya agar mendapat gelar sebagai orang dermawan dari manusia. Jika hari ini kita banyak berbuat, banyak berkata dan Allah belum mengabulkan barangkali kita masih berbohong kepada Allah baik dalam perbuatan ataupun lantunan doa. Jika hari ini harapan kita, cita-cit kita tak tersampaikan mungkin kita belum jujur kepada Allah tentang keinginan kita. Semoga Allah masih memberikan kepada kita kesempatan untuk jujur kepada-Nya.
Read More

TABINA EVREN KARISSA: Detik-Detik Kelahiran


Begitu nama yang akhirnya kusematkan padamu, putri kecilku. Setelah banyak drama kita lalui saat kau masih dalam rahim ibu, akhirnya 2 Desember 2017 pukul 18.48 kau lahir ke dunia melalui jendela, kata orang. Yups, akhirnya kau keluar juga di atas meja operasi setelah sayatan pisau bedah membuka perut ibumu ini.

Kukira cuma saat di dalam perut akan banyak drama, menjelang kelahiranmu pun masih menyisakan drama hahaha. Dari HPL kau mundur 1 pekan. 3 hari setelah HPL, ibu dan ayah pergi ke bidan... Susaptarti. Setelah di cek posisi sudah bagus, untuk merangsang kontraksi ibu diminta menyapu halaman setiap pagi (sebenarnya sejak minggu ke 32 udah di suruh, tapi.... ). Walhasil,setelah ibu menyapu halaman rumah yang lebih mirip lapangan bola voly itu ibu kecapean, hari berikutnya ga ngapa-ngapain soalnya capek 😂.

Terusss h+5 dari HPL ibu dan ayah ke dokter Hendro. Hasilnya...jreng-jreng...posisimu sudah bagus sudah dipintu, tapiiii kau tak tengkurap melainkan muka di atas. Konon kalau misal lahir normal akan membutuhkan waktu lebih lama. Iseng ku tanya, apakah yang harus kulakukan agar posisimu bisa berubah? Dan ternyataaaa nggak ada 😅. Ya sudahlaaah mungkin kamu memang akan lahir lebih lama.

Di meja beliau, dr. Hendro berkata, kalau sampai hari jum'at tidak merasakan apa-apa berarti siap-siap sabtu pagi pergi ke PKU untuk melakukan SC atau induksi. Disana ibu dan ayah ditawari untuk memilih sc atau induksi. Kau tau? Ayahmu ngeblank seketika...dan aku, ibumu masih mencoba biasa aja. Konsekuensi induksi, jika gagal bukaan ibu tetal di sc dan konon janin bisa stres, dengan sok alim ibu jawab tak istikharah dulu ya dok...tapi sepertinya mending sc, ya?

Di mobil ayahmu menangis, katanya terharu melihat kamu di layar usg. Haiih, emang tuh bapak-bapak gampang banget terharu. Untung ga seneng nonton sinetron indosiar itu...

Hari jum'at, kita deg-degan sekeluarga... Ibu tak merasakan apa-apa kecuali sakit perut yang memang sudah ibu rasakan sejak lama. Dan itu bukan kontraksi. Maghrib, pakaian ibu, administrasi, dan pakaianmu sudah siap di tas. Sabtu, jam setengah 7 pagi rencananya mau pergi ke PKU. Eh...jam setengah 10 malam saat ibu mau sholat isya' (habis maghrib ketiduran hihihi) air ketuban pecah. Awalnya ibu bingung itu air ketuban apa pipis. Tapi kalau air kencing kok giti banget,,, agak lengket gitu. Setelah ayahmu konsultasi dengan bulik wulan, akhirnya ibu bilang ke mbah putri kalau ketuban pecah. Langsung deh, geger terjadi. Mereka yang liat khawatir, ibu masih cengar cengir. Soalnya ga kerasa apa-apa...

Fiks jam setengah 11 malam mendarat di UGD PKU Muhammadiyah Temanggung. Setelah ditanya-tanya, akhirnya ibu dikasih alat yang berisik banget. Ternyata itu adalah alat untuk mengukur denyut jantung bayi. Kata petugas piket, kalau ada gerakan diminya mencet gitu. Sesi pertama ibu hanya merasakan satu gerakan. Petugas piket mulai khawatir dan ibu tidak paham apa yang dikhawatirkan.

Alat itu bekerja selama 20 menit.Okay, 20 menit pertama di anggap gagal. Basic ibu diminta membangunkan mu dengan suara di HP...dan gagal. Perut di guncang-guncang...horrraaay ada 3 gerakan. Owalah, nduk... iya itu jam tidurmu, tapi plis deh bangun. Dengan wajah setengah aneh aku bertanya, "Nanti diulangi lagi? ". Kalau di ulangi lagi kan berarti, aku di ruang UGD selama 1 jam....

Kau tau? Bagaimana wajah ayah dan nenekmu? Memprihatinkan dan penuh ke khawatiran. Untuuung mereka ga tau kalau petugas telp dr. Hendro bahwa detak jantungmu lemah.

Setelah 40an menit di UGD ibu dibawa ke ruang bersalin. Dari jam 12 malam sampai jam 9 pagi cuma bukaan 2. Si bapak udah gak sabar dengan penantian buat liat kamuh, minta segera di sc. Wkwkwkwk...

Jam demi jam terlewati tanpa sesuap nasi dan setetes air masuk ke perut. Para penunggu sudah datang silih berganti, ayah,nenek, mbah minah, mbah yayuk, bulik ratna, bulik wulan, bulik pita hingga jam 15.00 masih tetap bukaan 2. Akhirnya, baju operasi pun membalut tubuh ibu. Tapiii masih dalam antrian, nunggu sampai selesai operasi 4 orang dulu. Tau ga, awalnya mau diduluin ama orang gegara bidan yang jaga salah baca tulisan. Naik pitamlah si nenek karena antrian anknya mau diserobot.

Jam 15.00 ganti, jam 17.00 dibawa ke ruang operasi diiringi tetesan air mata orang yang menunggui. Kata bulik Ratna, "baca al ma'tsurat, mb". Ya ampuuun aku terharu dengan pesanmu, adikku sungguh.

Udah masuk ruang pertama ditunggui sama ayah. Eh...hampir digledhek ada ibu-ibu yang udah bukaan 10 dan belum keluar. Ya udah dehhh, beliau didahulukan. Rasanya udah ga nyaman gituu. Emosi-emosian ama ayah, dengan kesabaran berlipat ganda sang ayah bin suami ibu mencoba menenangkan. Awalnya si bapak mau ikutan masuk ruang operasi, tapi ga jadi. Hahaha.... Ya iyalah mana tega dia loat Ibu di bedah-bedah. Maghrib masuk ruang operasi dan diberi anestesi. Beberapa dokter yang belum sholat maghrib pada sholat dulu. Setelah itu...tepat jam 18 lebih berapa yaaa, 18.10 kayaknya operasipun dimulai. 18.48 terdengar tangisan pertamamu dan aku belum sempat melihatmu. Alat semacam jemuran baju menghalangi pandangan. Lamat-lamat terdengar, "Ga cuna mlumah, agak miring juga ternyata".Jilbab yang udah aneh bentuknya juga bikin ga liat, meski udah didekatkan.

Perempuan...berat dalam perdebatan. Ada yang bilang 3.7 ada yang bilang 3.6,,, ternyata 3.69 😂. Si dr. Hendro berkata, "besar to bu bayinya?", meringis lemah kujawab, "iya hehehe". Gegara bayi besar, ibu disuruh diet pas hamil...dan gagal. Malah ayahmu yang baik hati itu bilang sama ibu, "Biar aku ajaa yang diet... " Hellooow ngaruhnya ke janin jadinya apa cobaaa. Gegara bayi besar pula, kudu cek kadar gula ke prodia. Alhamdulillah, semua baik-baik saja.

Tau kau rasanya setelah kau lahir apa yang aku rasakan? LAPAR! Gila aja, dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore ga makan...daaan makannya baru jam 6 pagi lagi. Tapi ibu bahagia, terharu gimana gituuu, yang pasti lega sih. Di luar, pas dokter memanggil suami Nyonya Reni, yang maju serombongan 😂. Maklum cicit pertama, cucu pertama dan keponakan pertama.

Kau tau Tabina? Banyak orang yang menyayangimu. Terutama ayah dan ibumu. Selanjutnya, drama dalam panggung sandiwara ini akan kita lanjutkan, hingga kami menua dan engkau mendewasa.
Read More

Alumni Bumil Tolong Pahami Psikologi Bumil Baru Dooong


Taraaa... hari kedua kita, tante Ari. Setelah kemarin nulis tentang emak-emak new zaman now, sekarang mau ngebahas Para Bumil Baper. Hahaha.... Jujur aja, saya pernah mengalami fase itu. Perubahan hormon pada tubuh ibu hamil dapat memberikan beberapa pengaruh pada tubuh. Tak jarang juga berpengaaruh pada jiwa dan juga rasa. Tidak bisa dipungkiri, perasaan ibu hamil jadi lebih sensitif. Perkataan yang sebenarnya biasa aja bisa bikin baper tingkat kecamatan.

Terkadang kita berfikir, wanita yang nota bene pernah menjadi ibu hamil akan lebih memahami kondisi bumil. Namun, pada kenyataannya pria terkadang lebih care ketimbang alumni bumil. Bahkan tidak sedikit yang membandingkan kehamilannya dahulu dengan kehamilannya bumil di hadapannya. Misal nih... kita bilang, “Aku ga puasa soalnya muntah-muntah terus tiap pagi, sampai keluar kuning-kuningnya itu”. Terus lawan bicara kita nimpalinya, “Aku juga dulu gitu loh... tapi tetap puasa. Rasanya emang lemes-lemes gimana. Tapi saya waktu itu tetap puasa”. Sekilas jawaban itu biasa saja, tapi taukah kalian, alumni bumil? Jawaban itu menyakitkan. Perasaan mejadi orang yang lemah iman, hamba Allah yang aleman tetiba terbayang begitu saja.

Atau ketika di tempat kerja, jadi agak datang terlambat karena morning sicknes. Teman kerja bilang, “Dulu aku juga hamil, tapi ga pernah telatan.” Hey... alumni bumil, kalian tau kan orang hamil itu harus menjaga kebahagiaannya biar janin bahagia. Jawaban yang diucap ga ada lima menit itu menjadi alasan ketidakbahagiaan bumil dalam satu hari tersebut.

Berilah ruang pada bumil masa kini untuk memeriksakan kandungannya ke bidan atau USG ke dokter. Jangan ketika mereka ijin tidak berangkat kalian -para alumni bumil- berkata, “Aku aja dulu USG pas sudah mendekati HPL kok”. Atau, “Aku aja ga USG anaknya baik-baik saja.

Barangkali kita semua harus bersepakat kalau kondisi antara satu orang dengan orang lain itu berbeda. Kekuatan fisik tidak sama. Perlakuan keluarga yang satu dengan yang lan tak sama. Maka, berkatalah yang bijak ketika mendengar keluhan dari para bumil. Mereka bercerita kepada alumni bumil itu dengan harapan mendapat penguatan dan semangat. Bukan malah menghancurkan perasaan mereka. Bolehlah dalam hati kita bersuara, betapa manjanya sih ni bumil.... Tapi, plis ga usah di ungkapkan. Diperlukan sebuah kesadaran bahwa ujian satu orang dengan orang lain itu berbeda. Mari lebih bijak dalam berkata. Jangan mengeluarkan kata beracun untuk sesama.
Read More

Emak-Emak New Zaman Now


Ga usah komplen ama judul yang amburadul ya, emang sengaja dibuat gitu hihihi. Judul ini berangkat dari pengalaman pribadi, bolehlah kalau mau bilang ini tulisan curcol. Konon di suatu waktu kita butuh untuk menulis demi menjaga kewarasan. Nuah, curcolan ini dalam rangka menjaga kewarasan. Sebenarnya biar ga kena iqob juga sih dari tante Ari wkwkwk.

Emak-emak amatir, begitu istilah yang kadang saya sematkan pada diri saya pribadi. Mau bilang ibu profesional kok masih gimanaaaa gitu. Terlalu banyak hal yang belum saya ketahui untuk menjadi ibu dengan gelar profesional. Dapet gelar ibu aja masih gimana gitu. Antara percaya ga percaya, perasaan baru kemarin-kemarin kita ngafe-ngafe, halan-halan bersama teman sekarang udah ada buntutnya aja.

Secara resmi predikat emak tersemat pada diri saya pada tanggal 2 Desember 2017. Kelahiran putri pertama menjadi awal banyak perubahan dalam hidup. Putri sholihah saya adalah bayi pertama yang saya gendong di dunia ini. Udah kebayang kan, gimana amatirannya? Bingung cara ngegendong bayi itu kayak gimana hahaha. Cara ganti popok apalagi, wualah jiand. Dengan pakaian bayi yang beraneka ragam bingung bukan kepalang. Ada gerita, popok, bedong, bajunya, topinya, macam-macam yang harus di oleskannya. Fiuhh. Belum lagi cara memandikannya, praktis sebulan pertama saya adalah penonton atas atraksi pemandian si tuan putri hihihi. Si adek bidan ngasih contonya bolak-balik gitu aja kayak lagi masak gorengan pula. Halah...jan. Pokonya angkat tangan di awal. Tetapi tetap ada rasa semangat untuk bisa memandikannya, bagaimanapun kontak anatara anak dan ibu harus diperbanyak, kan?. Sekarang udah bisa dih mandikan, meski alakadarnya.

Selama pengamatan dan saling curhat antar teman yang sesama baru aja jadi emak. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa emak-emak jaman sekarang dengan label amatir itu bakal melakukan beberapa hal.

1. Sudah tidak percaya dengan hal-hal "mistis" seputar bayi

Bingung sebenarnya mau nyebutnya dengan istilah apa, jadinya disebut aja mistis. Misalnya, naroh beraneka ragam bumbu dapur yang ditusukkan ke sapu lidi di ujung kamar tidur, ga motong kuku bayi dan rambut sebelum 40 hari. Kalau mau nengok bayi harus lewat dapur dulu baru nyamperin bayi. Terus, em... bayi ga boleh dibawa pergi sebelum 40 hari. Nah, emak-emak new zaman now udah banyak yang mulai ga percaya sama kek begituan. Lebih logis dan ralistis. Butuh data dan penjelasan yang meyakinkan agar mengikuti kepercayaan tersebut.

2. Lebih percaya tenaga kesehatan (dokter/bidan) daripada pengalaman ibunya

Inih ni, yang bisa menyebabkan perang dunia ketiga antara ibu dan anak. Hal ini terjadi ketika sang anak kurang baik dalam mengkomunikasikan pendapatnya kepada si ibu. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin maju, sehingga dibutuhkan pemikiran terbuka untuk menerima perubahan.

Misalnya waktu itu, ibu saya beserta mbah-mbah mengeluarkan maklumat agar saya hanya makan tahu bacem, sop tanpa bawang, nasi yang tidak panas, minum anget, ga boleh yang amis-amis. Huwaaa haruskah aku ucapkan selamat jalan kepada es krim dan bakso serta telur? Huhuhuhu. Katanya itu akan mempengaruhi rasa asi bayi. Padahal, kata dek bidan itu ga ada pengaruhnya. Produksi asi dipengaruhi oleh dua hormon (lupa namanya dan lagi males sercing hahaha). Satunya karena asupan makanan satunya lagi karena rasa bahagia si ibu. Nah, kalau makan jenisnya gitu doang terus asupan gizi anak guweh gimana doong, dapet darimana coba. Dokter dan bidan satu suara, tiadak ada pantangan. Ga boleh makan yang es terlalu banyak itu biar ibu ga pilek, ga boleh makan pedes itu biar ibu ga diare. Kan kalau ibu sakit jadi males minum, bisa dehidrasi, naaah itu yang akan berdampak ga baik buat bayi. Lagian beberapa penelitian menyebutkan rasa makanan yang kita makan akan terasa di asi bertahan selama 8 jam. Dengan beragam asupan makanan akan memperkenalkan beragam rasa makanan kepada bayi. So... makan aja apa aja asal halal dan toyib plus ga berlebihan. Begitu kesimpulan hasil belajar ke dokter, dek bidan, dan hasil sercing hihi.

Ada lagi, biasanya bayi dibedaki ga rata gitu. Entah bidan atau dokter bakal ngelarang emak-emak buat ngasih bedak di bagian pangkal paha, leher, ketiak, dan tempat sejenisnya. Pemberian bedak itu bisa mengakibatkan jadi merah-merah di tubuh bayi. Pemakaian gerita dan bedong juga beda pemahaman tentang fungsinya. Dunia kesehatan mengatakan penggunaan bedong dan gerita agar badan bayi menjadi lebih hangat saja. Malah, penggunaan gurita udah dilarang karena ternyata dia dapat menghambat tumbuh kembang organ dalam bayi. Nah, orang tua zaman old beranggapan memakai bedong kudu kenceng nanti kalau ga kenceng kakinya bisa bengkong, gerita juga kenceng biar perutnya ga buncit dan mapan. ya begitulahh. Belum lagi penggunaan pupuk di kepala dengan ramuan yang macam-macam ada yang bilang berfungsi untuk menghangatkan kepala dan tidur menjadi pulas, ada juga yang berpendapat biar kepalanya enteng pas mau tengkurap. Padahal, pemakaian benda tersebut dapat berakibat iritasi pada kepala. Kalau mbah bidan (seniornya dek bidan) menyarankan, biar hangat kalau pengen banget ngasih mendingan pakai minyak telon aja gituuu.

3. Mencari jawab atas beberapa tanda tanya melalui internet

Nah ini nih, emang-emak new zaman now udah melek teknologi. Ketika sesuatu terjadi biasanya mereka bakal buka internet untuk mencari penyelesaian dan beberapa penjelasan (keren kan? internet ga buat nyebarin kabar hoax atau buat ngegosip hihi). Misal, penyebab anak kuning dan solusinya. Cara menjemur bayi yang baik. Agar ASI lancar. Perkembangan bayi yang seharusnya sesuai umur bayi. Popok yang bagus buat bayi, nyari review daaan akhirnya beli deh #eh. Meskipun ada baiknya nanti informasi dari internet dikonsultasikan ke dokter atau bidan. Biar lebih valid gituh

4. Mencokumentasikan tumbuh kembang anak

Hayo, emak-emak new zaman now siapa yang ga pernah poto sama bayinya. Kebanyakan, bayi ceprol langsung poto-poto bahkan ada peristiwa keluarnya si bayi juga direkam. Hari demi hari pertumbuhannya terpantau, bahkan mungkin bisa dibuat album per bulan hahaha. Itu semua ekspresi bahagia plus haru, beberapa juga ada yang ga ada kerjaan lain makanya foto-foto. Atau bisa jadi juga kepikiran biar anaknya jadi selebgram hihi. Tekadang anak nangis kejer bukannya diselamatkan malah direkam dulu hahaha.

5. Update Status tingkah polah anak

Gimana gitu kalau udah dipoto terus ga di apdet. Rasanya tangan tuh gatel hoho. Bukan bermaksud pamer sih, dengan mengaplod di medsos bisa dijadikan tempat penyimpanan album juga. Lagian, anak kita punya chemistry paling iyuh sama kita wajar kan kalau dia jadi inspirasi kita dalam berkespresi. Hanya saja jangan terlalu sering di aplud nya, mbokan ada penculik yang tertarik. Kan seeeyyeeem.
Read More

TABINA EVREN KARISSA: 5 Hari Setelah Kelahiranmu


Lima hari setelah kau lahir ke dunia dengan keluar lewat jendela, hari Kamis tepatnya kau harus menginap lagi di RS PKU Muhammadiyah Temanggung. Sebenarnya perasaan ibu sudah tidak enak saat akan membawamu kontrol, sebagaimana jadwal yang ada. Beberapa orang di rumah sering bilang kalau kamu agak kuning. Berbagai upaya telah dilakukan, dengan menjemur, membangunkanmu agar mau nenen. Tetapi ternyata Allah berkehendak lain.

Waktu itu, pagi-pagi pukul 10an, kamu, ibu, bapak, dan mbah Minah pergi dari rumah menuju PKU. Pakaian yang dibawa pun alakadarnya. Popok cuma bawa tiga, baju satu, tisu basah satu.. ya, cuma itu. Kondisi ibu yang masih payah pasca SC membuat kamu digendong oleh mbah Minah. Waktu itu, Bapak mengurus segala administrasi sebelum kontrol ke dokter. Kita mengantri di depan Poli Anak. Menunggu giliran bertemu engan dr. Masturi, S.PA. Hingga giliran kta tiba, bapak belum selesai dengan urusannya. Kita masuk bertiga, kamu, ibu, dan Mbah Minah. Diruangan poli kau diperiksa, pak dokter berkata, "Kok rada kuning ya, bu? Kalau di ambil darahnya bagaimana? Untuk mengetahui kadar bilirubin".

Iya sih, setelah kamu pulang dari rumah sakit kamu banyak tidur. Bahkan cenderung terlalu banyak. Ketika akan dibangunkan, orang-orang rumah bilang kasihan, mungkin kamu kecapean atau merasa nyaman di rumah jadi tidak mau bangun. Tidurmu sangat nyenyak. Malam itu, benar-benar tak terdengar tangismu, tak terbangun sama sekali. Cuma sekali ibu mendengar kau mengecap mulut, tapi ibu tidak bisa terbangun sendirian. Kita terpisah tempat tidur waktu itu. Dengan pertimbangan, ibu masih sulit untuk bangun dari tempat tidur. Sebenarnya kuning pada bayi bisa dihilangkan dengan menjemur bayi dan memperbanyak minum asi. Pernah sekali kamu dijemur, tapiii saat kamu dijemur kamu berpakaian lengkap dengan bedong yang amat kuat. Padahal seharusya cukup menggunakan popok saja. Ah... lagi-lagi orang rumah berkata, "Kasihan kalau cuma menggunakan popok nanti kedinginan". Waktu itu yang sering melakukan aktivitas menjemurmu adalah Bulik Ratna.

Sebagai ibu yang mantan anak IPA, tidakan medis itupun langsung ibu terima. Tapi muka Mbah Minah penuh kekhawatiran dan berkata untuk menunggu bapak sebelum mengatakan setuju atas saran dokter. Ah... tapi ibu yakin dengan langkah menyetujui untuk kamu di ambil darahnya. Setelah Bapak selesai dengan urusannya, datang ke ruangan kontrool dan ibu berkata padanya, "Debay mau di ambil darahnya, soalnya kata dokter dia agak kuning, mau dicek kadar bilirubinnya".

Kayaknya sih, muka kaget hihihi Bapak pun mengamini perkataan ibu tadi. Lalu kita bertiga menuju ruang Lab untuk mengantri diambil darahnya. Disana, kau tak boleh ditunggui katanya, biasanya orang tua tidak tega melihat bayinya diambil darahnya. Terdengar tangismu saat jarum suntik mengambil sampel darah. Satu jam lamanya kami menunggu hasil lab. Dan hasilnya... semua high..... Bilirubin yang harusnya 5 eh punyamu 13. Itulah penyebab kamu suka bobok dan sulit dibangunkan. Bukan karena nyaman atau capek, tapi karena bilirubin mu tinggi.

Sampai ruang dokter yang tadi, Bapak sudah sedikit ngeblank. Dalam situasi ini tentunya ibu harus lebih logis dan tenang. Agar diambil tindakan yang tepat. Kata dokter kamu harus disinar selama 36 jam, tapi itu masih bersifat tawaran. Keputusan tetap di tanga Bapak dan Ibumu. Lalu ibu bertanya, apa efek kalau kamu disinar dan tidak disinar.

Kalau disinar kemungkinan akan alergi dan keluar bintik merah di kulit, tapi ada salep yang bisa menyembhkan. Kalau tidak, 2 minggu kedepan kamu bisa panas kemudian kejang dna itu akan berampak pada perkembangan otakmu. Pengganti sinar adalah dijemur dibawah sinar matahari, tapiii waktu itu lagi musim hujan. Mendung setiap pagi. Oke, mendengar penjelasan dokter sudah tau kan? Keputusan Bapak dan Ibu? Kami bersepakat untuk kamu dirawat kembali dan disinar semalam 36 Jam.

Kami harus memilih ruangan untuk rawat inap. Jika di kelas 1, yang boleh masuk hanya ibunya saja. Ada satu ruangan khusus tempat Bayi prematur atau yang senasib denganmu. Dan di ruangan itu ga ada fasilitas untuk tidur ibu. Disediakan tempat tidur tapi posisinya dilantai dan kamar mandi yang jadi satu dengan kamar mandi pasien di kelas 3. Kau tau rasanya? tralala trilili.. ibu hasi SC, belum berani untuk jongkok... dan ini harus tidur dibawah? Ahhhh mana tega Bapakmu hahaha. Akhirnya di upayakan untuk pindah kelas, kita harus ngungsi ke VIP atau VVIP. Alhamdulillah selepas maghrib kita bisa pindah ke ruang VIP.

Dapat kasur dan fasilitas yang cukup bersahabat dengan kondisi ibu. Taukah kau? Selama 36 jam kau disinar, Bapak dan ibu belajar sangat banyak. Bagaimana cara menjadi orang tua dan saling bekerja sama dalam menjagamu. Kami berdua memang orang tua yang amat teramat amatir, mengganti popok saja perawat harus bolak-balik kamar untuk melakukannya. Kami belum terbiasa menimangmu. Apalagi aku, menggendongmu pun belum berani, ya... ibu masih merasa belum mampu melakukan itu. Tetapi di ruang itu, ibu dipaksa untuk melakukan aktivitas yang seharusnya seorang ibu lakukan.

Melihat tingkahmu dibawah sinar biru, kami baru menyadari ternyata tanda kamu haus tidaklah menangis. Hanya memainkan bibir saja. Ternyata dibalik bedong yang agak menyiksa itu kau simpan tingkah energik. Di saat bayi-bayi lain terdiam di bawah sinar kau bisa melepaskan penutup mata sampai 4 kali, membuang gelang pengenal, menendang kaca box. Owh... ternyata seperti itu tingkahmu. Di selal lelah kami memandang lelapmu, setiap dua jam bergantian memberikan asi melalui dot padamu. Bahkan lebih sering kami paksa kamu untuk meminum asi itu.

Alhamdulillah, bilirubinmu sudah mulai stabil dan kau diperkenankan untuk kembali ke rumah. Dengan jiwa keibuan dan kebapakan kami yang baru. Tidurmu tak lagi terpisah dengan kami. Kita mulai tidur bertiga. Pada awalnya mbah uti menemanimu tidur terpisah dengan ibu. Ya... hubungan yang terjadi pada manusia pertama kali adalah dengan ibunya. Sudah seharusnya di saat kau akan tidur dan terbangun selalu ada ibu disampingmu. Terimakasih Tabina, sudah bersabar menjadi anak ibuk semenjak kelahiranmu. Terimakasi, kau memberikan bapak dan ibu kesempatan untuk memahamimu.
Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.