Emak-Emak New Zaman Now


Ga usah komplen ama judul yang amburadul ya, emang sengaja dibuat gitu hihihi. Judul ini berangkat dari pengalaman pribadi, bolehlah kalau mau bilang ini tulisan curcol. Konon di suatu waktu kita butuh untuk menulis demi menjaga kewarasan. Nuah, curcolan ini dalam rangka menjaga kewarasan. Sebenarnya biar ga kena iqob juga sih dari tante Ari wkwkwk.

Emak-emak amatir, begitu istilah yang kadang saya sematkan pada diri saya pribadi. Mau bilang ibu profesional kok masih gimanaaaa gitu. Terlalu banyak hal yang belum saya ketahui untuk menjadi ibu dengan gelar profesional. Dapet gelar ibu aja masih gimana gitu. Antara percaya ga percaya, perasaan baru kemarin-kemarin kita ngafe-ngafe, halan-halan bersama teman sekarang udah ada buntutnya aja.

Secara resmi predikat emak tersemat pada diri saya pada tanggal 2 Desember 2017. Kelahiran putri pertama menjadi awal banyak perubahan dalam hidup. Putri sholihah saya adalah bayi pertama yang saya gendong di dunia ini. Udah kebayang kan, gimana amatirannya? Bingung cara ngegendong bayi itu kayak gimana hahaha. Cara ganti popok apalagi, wualah jiand. Dengan pakaian bayi yang beraneka ragam bingung bukan kepalang. Ada gerita, popok, bedong, bajunya, topinya, macam-macam yang harus di oleskannya. Fiuhh. Belum lagi cara memandikannya, praktis sebulan pertama saya adalah penonton atas atraksi pemandian si tuan putri hihihi. Si adek bidan ngasih contonya bolak-balik gitu aja kayak lagi masak gorengan pula. Halah...jan. Pokonya angkat tangan di awal. Tetapi tetap ada rasa semangat untuk bisa memandikannya, bagaimanapun kontak anatara anak dan ibu harus diperbanyak, kan?. Sekarang udah bisa dih mandikan, meski alakadarnya.

Selama pengamatan dan saling curhat antar teman yang sesama baru aja jadi emak. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa emak-emak jaman sekarang dengan label amatir itu bakal melakukan beberapa hal.

1. Sudah tidak percaya dengan hal-hal "mistis" seputar bayi

Bingung sebenarnya mau nyebutnya dengan istilah apa, jadinya disebut aja mistis. Misalnya, naroh beraneka ragam bumbu dapur yang ditusukkan ke sapu lidi di ujung kamar tidur, ga motong kuku bayi dan rambut sebelum 40 hari. Kalau mau nengok bayi harus lewat dapur dulu baru nyamperin bayi. Terus, em... bayi ga boleh dibawa pergi sebelum 40 hari. Nah, emak-emak new zaman now udah banyak yang mulai ga percaya sama kek begituan. Lebih logis dan ralistis. Butuh data dan penjelasan yang meyakinkan agar mengikuti kepercayaan tersebut.

2. Lebih percaya tenaga kesehatan (dokter/bidan) daripada pengalaman ibunya

Inih ni, yang bisa menyebabkan perang dunia ketiga antara ibu dan anak. Hal ini terjadi ketika sang anak kurang baik dalam mengkomunikasikan pendapatnya kepada si ibu. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin maju, sehingga dibutuhkan pemikiran terbuka untuk menerima perubahan.

Misalnya waktu itu, ibu saya beserta mbah-mbah mengeluarkan maklumat agar saya hanya makan tahu bacem, sop tanpa bawang, nasi yang tidak panas, minum anget, ga boleh yang amis-amis. Huwaaa haruskah aku ucapkan selamat jalan kepada es krim dan bakso serta telur? Huhuhuhu. Katanya itu akan mempengaruhi rasa asi bayi. Padahal, kata dek bidan itu ga ada pengaruhnya. Produksi asi dipengaruhi oleh dua hormon (lupa namanya dan lagi males sercing hahaha). Satunya karena asupan makanan satunya lagi karena rasa bahagia si ibu. Nah, kalau makan jenisnya gitu doang terus asupan gizi anak guweh gimana doong, dapet darimana coba. Dokter dan bidan satu suara, tiadak ada pantangan. Ga boleh makan yang es terlalu banyak itu biar ibu ga pilek, ga boleh makan pedes itu biar ibu ga diare. Kan kalau ibu sakit jadi males minum, bisa dehidrasi, naaah itu yang akan berdampak ga baik buat bayi. Lagian beberapa penelitian menyebutkan rasa makanan yang kita makan akan terasa di asi bertahan selama 8 jam. Dengan beragam asupan makanan akan memperkenalkan beragam rasa makanan kepada bayi. So... makan aja apa aja asal halal dan toyib plus ga berlebihan. Begitu kesimpulan hasil belajar ke dokter, dek bidan, dan hasil sercing hihi.

Ada lagi, biasanya bayi dibedaki ga rata gitu. Entah bidan atau dokter bakal ngelarang emak-emak buat ngasih bedak di bagian pangkal paha, leher, ketiak, dan tempat sejenisnya. Pemberian bedak itu bisa mengakibatkan jadi merah-merah di tubuh bayi. Pemakaian gerita dan bedong juga beda pemahaman tentang fungsinya. Dunia kesehatan mengatakan penggunaan bedong dan gerita agar badan bayi menjadi lebih hangat saja. Malah, penggunaan gurita udah dilarang karena ternyata dia dapat menghambat tumbuh kembang organ dalam bayi. Nah, orang tua zaman old beranggapan memakai bedong kudu kenceng nanti kalau ga kenceng kakinya bisa bengkong, gerita juga kenceng biar perutnya ga buncit dan mapan. ya begitulahh. Belum lagi penggunaan pupuk di kepala dengan ramuan yang macam-macam ada yang bilang berfungsi untuk menghangatkan kepala dan tidur menjadi pulas, ada juga yang berpendapat biar kepalanya enteng pas mau tengkurap. Padahal, pemakaian benda tersebut dapat berakibat iritasi pada kepala. Kalau mbah bidan (seniornya dek bidan) menyarankan, biar hangat kalau pengen banget ngasih mendingan pakai minyak telon aja gituuu.

3. Mencari jawab atas beberapa tanda tanya melalui internet

Nah ini nih, emang-emak new zaman now udah melek teknologi. Ketika sesuatu terjadi biasanya mereka bakal buka internet untuk mencari penyelesaian dan beberapa penjelasan (keren kan? internet ga buat nyebarin kabar hoax atau buat ngegosip hihi). Misal, penyebab anak kuning dan solusinya. Cara menjemur bayi yang baik. Agar ASI lancar. Perkembangan bayi yang seharusnya sesuai umur bayi. Popok yang bagus buat bayi, nyari review daaan akhirnya beli deh #eh. Meskipun ada baiknya nanti informasi dari internet dikonsultasikan ke dokter atau bidan. Biar lebih valid gituh

4. Mencokumentasikan tumbuh kembang anak

Hayo, emak-emak new zaman now siapa yang ga pernah poto sama bayinya. Kebanyakan, bayi ceprol langsung poto-poto bahkan ada peristiwa keluarnya si bayi juga direkam. Hari demi hari pertumbuhannya terpantau, bahkan mungkin bisa dibuat album per bulan hahaha. Itu semua ekspresi bahagia plus haru, beberapa juga ada yang ga ada kerjaan lain makanya foto-foto. Atau bisa jadi juga kepikiran biar anaknya jadi selebgram hihi. Tekadang anak nangis kejer bukannya diselamatkan malah direkam dulu hahaha.

5. Update Status tingkah polah anak

Gimana gitu kalau udah dipoto terus ga di apdet. Rasanya tangan tuh gatel hoho. Bukan bermaksud pamer sih, dengan mengaplod di medsos bisa dijadikan tempat penyimpanan album juga. Lagian, anak kita punya chemistry paling iyuh sama kita wajar kan kalau dia jadi inspirasi kita dalam berkespresi. Hanya saja jangan terlalu sering di aplud nya, mbokan ada penculik yang tertarik. Kan seeeyyeeem.

0 comments:

Posting Komentar

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.