Gegara Risalah Pemuda

Sudah beberapa kali membaca risalah kepada pemuda, tapi baru terakhir kemarin rasanya ada bagian kalimat yang begitu membekas. Mungkin karena keadaannya sangat pas dengan keadaan sekarang. Ada satu paragraf dalam tulisan itu yang menyinggung tentang dua macam pemuda. 

Pertama,  adalah pemuda yang hidul di sebuah bangsa yang terjajah. Dia akan tumbuh menjadi seorang pemuda yang mencurahkan segala pemikiran nya untuk bangsa dan umatnya. Kesehariannya adalah perjuangan, hidupnya adalah pengabdian.  Lalu terlintas para pemuda Palestina saat membaca bagian ini.

Kedua,  pemuda yang tinggal di sebuah negara yang aman,  tentram, dan damai.  Dari sini akan muncul pemuda yang sibuk dengan hidupnya sendiri.  Dia akan menjadi pemuda yang acuh dengan kondisi sekitar,  kesehariannya akan disibulkan dengam foya-foya dan sejenisnya. Maka lahirlah pemuda-pemuda alay yang suka nangis bombay gegara ditinggal nikah sama gebetan. Orientasinya hanyalah gimana cara agar dia bahagia.  Bukan gimana cara agar rakyat sejahtera. Ga tau ya,  kenapa keingetnya sama negeri zamrud khatulistiwa, Indonesia.

Ya...di negeri ini sebenarnya belum makmur-makmur amat.  Ibarat air sungai,  aliran airnya tenang tapi menyimpan arus sangat deras.  Susah memang menjadi pemenang dalam peperangan yang menyerang "budaya". Lebih mudah rasanya terjadi peperangan secara fisik.  Musuhnya jelas,  membangkitkan cinta sama tanah air lebih gampang.  Membakar semangat lebih mudah.  Naaaah, kalau yang kita hadapi adalah perang budaya dan pemikiran...hadeu menyadarkan bahwa hari ini kita sedang berperang aja agak susah.

Semua lebih tertarik dengan sebutan kekinian,  gaul,  ngehits, dan apalah apalah. Hmh...adalah menjadi PR bangsa ini mencetak pemuda yang siap mencurahkan pemikirannya untuk kemajuan bangsa ini.  Penggunaan bangsa di sini bukan berarti tugas dari pemerintah ansich, tetapi seluruh elemen masyarakat juga berkepentingan menyadan para pemuda.

Bener juga kata tu penulis risalah yang menyampaikan kalau pemuda yang terlahir di negara "konflik" harus lebih bersyukur daripada terlahir di daerah yang seolah "damai". Karena disana jadi lebih mudah mencari jiwa-jiwa pejuang dengan kejernihan dan kelurusan ideologi mereka.


Read More

Kita Mulai Dari Khandaq

Hampir 4 bulan lalu kita bertemu dengan bentuk bidang paling sempurna berupa lingkaran. Mengawali pertanyaan dengan apa tang didapatkan dari perang khandaq? Beragam kata entah dengan terpaksa atau memang karena penjiwaan atau bahkan mengubah kata daru teman sebelah di ungkapkan. Pandangan pandangan yang disampaikan membuktikan jika kalian telah bersiap dengan beragam tantangan. Potensi yang dimiliki telah terpendam amat jauh, terkadang hanya butuh tantangan agar dia muncul ke permukaan.

Masih ingatkah,  apa yang disampaikan tentang inspirasi perang Khandaq, perang urat syaraf itu? Dengan keyakinan menyampaikan,

"Butuh strategi berbeda dan tak biasa untuk memenangkan sesuatu"
Terinspirasi dari Salman Al Farisi saat mengusulkan pembuatan parit di sekitar Madinah. Hanya butuh strategi baru agar mereka tercengang, butuh hal baru untuk membuat mereka terkejut.  Berinovasilah, berkreasilah. Selama belum ada teguran berarti kalian masih dalam jalan yang benar.


"Pertolongan Allah itu akan datang bagi orang-orang yang berjuang"
Saat Allah menurunkan hujan deras dan menyusupkan rasa takut ke dalam dada orang kafir qurasy. Pernahkah kalian berfikir untuk membatalkan langkah awal dari cerita tiga bulan ini?  Melihat beragam ketidakmungkinan tapi lihatlah keyakinan akan pertolongan Allah, sebuah kekuatan keyakinan itu muncul secara ajaib.


"Barokah Allah itu akan mencukupi sesuatu hal yang awalnya kita anggap tidak mungkin akan cukup"
Inspirasi, saat salah seorang sahabat memberikan makanan hanya sedikit tetapi dapat mencukupi seluruh pasukan.

"Kekuatan visi memiliki jangkauan yang sangat jauh, bisa jadi itu akan terjadi saat visi itu terwujud kita sudah tak ada lagi di dunia. Beranilah bermimpi meski banyak orang meragui"
Inspirasi,  saat nabi Muhammad menggali parit kemudian memukul batu besar. Beliau menyampaikan tiga daerah yang kelak akan ditaklukkan oleh Islam.  Hey... Kalian saat naik tangga bawa kursi bilang ga mana aja yang akan kalian "taklukkan?"

"Butuh kekuatan fisik untuk menyelesaikan sebuah rencana"
Inspirasi, kekuatan fisik pasukan muslim saat membuat parit tentu sangat luar biasa. Tanpa kekuatan fisik yang dimiliki sangat tidak mungkin akan menyelesaikan penggalian parit.

Berbekal itu semua, aku yakin seyakin yakinnya generasi baru...para penakluk hati telah siap terlahir dalam garda depan.  Banyak hal memang yang pada akhirnya harus Allah buka agar aku lebih paham bagaimana harusnya bicara. Ujian itu bukan hanya tentang hambatan dari luar,  tapi ujian dari Allah untuk menundukkan nafsu pribadi kita menjadi ujian terberat harus dilalui. Adalah kesyukuran harus kita panjatkan, dalam keadaan penuh maksiat Allah masih memberikan pertolonganNya. Maka menjadi lebih dekat denganNya, menghamba dengan lebih benar adalah keharusan yang harus dilakukan.

Setelah ini masihkah kau ragu dengan masa depan?  Masihkah kau ragu dengan takdir terbaik dari Allah?  Tak semakin kuatkah rasa iman dalam dada? Inilah awal dari bulan bulan kedepan. Niat kita mulia, niat kita tak menyalahi aturanNya. Yakinlah segala niat akan bertemu dengan muaranya.

Untukmu, sahabat dalam lingkaran kecil Az Zahra.
Bukan hanya aku yang akan berbangga pada kalian,  tapi berjuta orang beriman di luar sana pun riuh dengan segala peluh kalian.  Mencintai karena Allah.  Semoga kelak dapat saling memanggil ketika berada di JannahNya.


Read More

Belajar Dari Negeri Para Bedebah


Sebuah novel besutan Tere Liye yang akhirnya mengaminkan bahwa penulis non fiksi harus memiliki pengetahuan yang sangat luas untuk lebih menghidupkan novelnya. Bukan sekedar pengetahuan biasa, tetapi beragam pengetahuan bercampur dengan intuisi lalu memberikan nyawa di setiap kata yang dikeluarkan olehnya.

Berlatar tahun 1998, awal terjadinya krisis moneter di Indonesia seorang konsultan keuangan yang cukup sukses. Dia terbiasa mengisi konverensi tingkat internasional, jadwalnya padat bahkan lebih padat dari jadwal presiden, dalam usia yang masih terbilang cukup muda, 33 tahun. Thomas telah gemilang mencapai karirnya, akan tetapi dbalik kegemilangan tersebut ternyata menyimpan banyak sekali rahasia hidup. Tomi, begitu nama kecilnya adalah anak dari seorang pengusaha yang dibakar hidup-hidup oleh masa yang menyerang rumahnya karena melakukan arisan berantai. Yang tersisa dari keluarga tersebut hanyalah om, tante, dan opa nya. Tomi akhirnya memilih hidup di sekolah asrama dengan identitas dihilangkan. Memperkenalkan diri kepada dunia dengan nama Thomas. Meski jati dirinya sudah dihapus, tetapi dia masih tetap terhubung dengan keluarganya. Hingga pada suatu hari setelah dia pulang dari mengisi konverensi, Om Liem memintanya untuk pulang. Karena salah satu usaha milik keluarga, yaitu Bank Semesta sedang berada di ujung tanduk. Inilah awal mulanya berbagai macam konflik dimulai. Untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta ini dia harus di buru oleh polisi dan pihak kejaksaan, membawanya kepada skenario besar menemui bberapa orang penting di negeri ini, misalnya bertemu dengan petinggi bank sentral, bu menteri keuangan, dan putra mahkota salah satu partai politik. Semuanya dilakukan demi menyelamatkan Bank keluarga miliknya, dalam waktu dua hari dia harus bisa menyelesaikan semuanya dengan satu tujuan, diberikannya bantuan dari Bank Sentral kepad Bank Semesta. Akan tetapi permasalahan tidaklah semudah itu, bukan hanya masalah pemberian bantuan oleh bank sentral kepada Bank Semesta, di sepanjang perjalnanannnya selama dua hari tersebut dia dihadapkan kembali dengan orang di masa lalu, orang yang harus bertanggung jawab atas kematian kedua orang tuanya. Di tengah kejaran polisi dan usaha mendapatkan suntikan bantuan pemerintah tersebut dibumbui dengan beragam intrik berebut harta, penghianatan, dan pembalasan dendam.

Kisah yang hanya menceritakan kejadian selama dua hari ini cukuo menarik untuk terus dibaca dan di amati lemar demi lembar. Banyak pelajaran yang dapat di ambil dari novel ini. Pertama, propaganda isu dapat dilakukan apabila kita memiliki jaringan. Di awal, untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta hal pertama yang dilakukan oleh Thomas adalah mengundang seluruh pengamat ekonomi, pimpinan redaksi, dan sejumlah wartawan. Tujuannya agar mereka menggulirkan berbagai macam opini tentang kerugian negara dan dampak sistemik yang akan terjadi jika bank Semesta ditutup. Opini ini sengaja digulirkan sebelum ada pengumuman resmi dari pemerintah. Secara ajaib, dalam tempo waktu dua hari Bank Semesta menjadi topik pembicaraan di seluruh negeri.

Kedua, butuh sebuah komunitas yang tepat untuk menyelesaikan seluruh misi rahasia. Dikisahkan, Thomas merupakan salah satu anggota klub petarung yang sifatnya rahasia. Dalam klub tersebut berisi orang-orang penting. Konsultan keuangan, polisi, bahkan anak salah seorang petinggi partai. Nah, melalui klub inilah Thomas dapat mengeksekusikan seluruh skenarionya dengan sangat gemilang. Mengandalkan jaringan dari komunitas petarung sampai dia bisa mengubah laporan keuangan tentnag pailitnya Bank Semesta ke bank sentral, melakukan berbagai macam lobi, dan dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pemerintah mengenai Bank Semesta.

Ketiga, bahwa angka-angka itu hanyalah buatan tangan manusia. Beberapa indikator dari keberhasilan sebuah pembangunan sering dicerminkan dengan angka. Melalui novel ini Tere Liye kembali menyadarkan kita bahwa angka-angka dan data yang tersaji dihadapan kita adalah buatan tangan manusia. Semua bisa saja dibuat sesuai dengan pesanan. Selalu ada alasan mengapa harus angka sekian, tidak harus sesuai dengan ralita yang ada di lapangan. Tergantung pesanan, karena toh para pejabat jarang melakukan konvirmasi dan mengecek kevalidan angka yang tersaji. Diceritakan saat Thomas melobi Erik agar dapat mengubah dan mempermanis angka-angka keuangan dari Bank Semesta. Karena ternyata, Bank Semesta seharusnya sudah tutup sejak 6 tahun lalu tetapi dengan kekuatan bulan #eh hal tersebut tidak dilakukan.

Keempat, apabila memiliki misi rahasia diri kita sendiri menjadi orang yang boleh paling dipercaya. Dalams menjalankan rencananya boleh dibilang, Thomas tidak memberitahukan kepada orang lain dalam tokoh novel tersebut. Dia hanya bergerak sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain. Kegagalan pasti akan ditemui sat dia salah memerikan informasi kepada orang yang tidak tepat.

Sudah ah, cukup segini aja review tentang novel Negeri Para Bedebah ini. Tulisan pembuka di Tahun 2017...

Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.