Move On Ala Newton



Pagi tadi sempat pantengin TL, ga sengaja nemu kata-kata kayak begini, “Orang Fisika itu kurang kerjaan banget ya, masak gerak aja di itung pake ribet pula”. Lalu ada yang jawab, “itu tandanya orang Fisika bisa ngajarin buat move on”. Yup, move adalah bahasa Inggris yang memiliki arti bergerak dalam bahasa Indonesia. Membahas mengenai gerak berarti kita sedang membicarakan mengenai percepatan, kecepatan, jarak, perpindahan, dan gaya. Kalau dalam Fisika hal ini dirangkum dalam mekanika. Nah, mekanika sendiri dibagi menjadi dua bagian Kinematika dan Dinamika. Kinematika itu membahas mengenai bagaimana benda bergerak, sedangkan dinamika membahas mengenai mengapa benda bergerak.
Jadi, bagi kamoe-kamoe yang belum bisa move on dari masa lalu atau dari mantan perlu deh belajar mengenai kinematika dan dinamika gerak di Fisika. Buat kalian yang ngaku hobi banget ama yang namanya Fisika harus bisa jadi panutan serta contoh buat move on dari kegalauan dan rekan-rekannya (eeeaa). Pada sesi pertama ini kita akan bahas tentang mengapa benda bergerak. Itu artinya kita akan membabat habis Hukum Newton, karena yang menjadi alasan suatu benda dapat bergerak adalah gaya, atau force.
Om Newton telah hadir dengan 3 hukum yang dia cetuskan. Hukum Pertama Newton menyebutkan bahwa setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol. Pusing ga? hehe intinya benda itu akan tetap diam atau bergerak dengan laju yang tetap jika tidak ada gaya yang bekerja disana. Gaya dalam hal ini diartikan dengan sebuah dorongan dari luar. Bagi yang belum bisa move on pasti dia demen banget ma hukum ini. Kalau dibuat hukum ala anak muda nie, seseorang tetap berada dalam kegalauan kecuali diberi motivasi yang tidak sama dengan nol. Yap, ingat prasyarat agar kita bisa move adalah adanya gaya yang bekerja pada diri kita. Ini bisa diartikan pula dengan motivasi dalam diri kita.
Motivasi itu bisa datang dari dalam diri kita atau datang dari luar. Buat orang-orang ekstrovert biasanya motivasi atau dorongan dari luar sangat mempengaruhi, em...bisa dibilang dia butuh teman untuk mengajaknya beranjak. Sedangkan orang-orang introvert biasanya hanya motivasi dari dalam dirinyalah yang mampu membuat dia beranjak dari suatu keadaan yang menyedihkan. Meski orang luar teriak-teriak pake toa kalau ga ada keinginan dalam dirinya ya...sama aja ga ngaruh cuy. Orang-orang inrovert pastilah memahami bahwa, benda mati pun dapat menimbulkan gaya. Misal, buku motivasi itu benda mati kan? tapi dia bisa mengalirkan energi yang mengakibatkan seseorang bergerak dari titik stagnasinya.
 Sekedar saran, segera kenali diri dengan baik, sebenanrnya kamu itu tipe mana? tipe yang perlu mendapat dorongan dari luar atau perlu dorongan dari dalam. Sehingga, ketika nanti terjebak dalam sebuah dilema yang amat pelik bisa langsung mengambil tindakan yang tepat. Misal, kaalau perlu dapat dorongan dari luar berarti segera mencari teman atau irang sekitar yang dapat memotivasi. Kalau dorongan yang dapat menggerakkan itu dari dalam segera stabilkan kondisi dan mulailah menenangkan diri serta mendekatkan diri kepada Tuhan agar diberikan kekuatan untuk melampaui badai kehidupan (aihhhh). Ngomong-ngomong tentang mengenali diri dengan baik jadi inget tulisan tentang cermin yang lagi kepentok he...
Eh, tapi...tapi ketika kita berada dalam situasi yang tanpa ada gesekan atau hambatan dikasih gaya juga percuma. Tetap saja kita akan dalam keadaan yang sama. Contohnya, saat sebuah benda berada di atas meja yang berpelumas..dia ga butuh gaya buat bergerak. Uda mah...nge glinding ajahh. Sama, kayak kita yang hidupnya lurus-lurus ajah..ga punya gejolak. Tau ga sih rasanya itu? ga seru sama sekali. Ibarat sayur tuh, hambarr tapi, jangan kebanyakan garam juga sihh ntar hidup kita jadi asyin. Hidup yang Cuma sekali harusnya mampu kita buat sebuah coretan kisah yang menyejarah. Selain gaya dibutuhkan untuk bergerak, gaya juga mempunyai fungsi untuk menyeimbangi gaya gesekan. Well, terlalu besar gesekan juga ga baik nanti jadi terlarut dalam masalah tapi, ga punya gesekan juga kita ga bakal jadi orang yang berkembang.
Oke, kita akan pindah ke hukum kedua Newton. Dalam hal ini om Newton sudah mulai berbicara tentang hubungan gaya dengan massa dan percepatan. “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”. Giancoli mendefinisikan gaya sebagai sebuah aksi yang dapat mempercepat sebuah benda. Em...berarti seseorang dapat cepat move itu tergantung dari besarnya gaya atau aksi yang dia dapatkan. Yups, karena sekali lagi aye tandaskan bahwa, gaa total itulah yang mampu menyebabkan terjadinya percepatan. Ingat dalam persamaan hukum kedua newton ini gaya sebanding dengan massa, jadi makin besar massa makin sulit merubah keadaan gerak benda.  Maka, jangan pernah menumpuk-numpuk masalah ya...biar penyelesaiannya juga lebih mudah dan sederhana.
Ibaratnya, masalah yang sebenarnya kecil itu hanya membutuhkan cara penyelesaian yang sederhana, tidak terlalu banyak menguras banyak energi. Tapi, saat kita terlalu lama berlarut-larut dalam masalah kecil itu masalah yang sebenarnya kecil menjadi sulit untuk diselesaikan. Coba saja, kita meletakkan kapas di atas telapak tangan selama 2 hari tanpa berubah posisi. Dibandingkan dengan memindahkan 5 kg batu. So pasti, kita merasa bahwa tangan yang di atasnya hanya kapas itu lebih pegal daripada yang memindahkan batu. Ya iyalah...2 hari kayak gitu, Kurang kerjaan. Sama banget tuh, ma orang yang terjebak dalam masa lalunya kemudian dia tidak mampu berpindah dari menuju start kehidupannya yang baru.  
Pada penasaran ga sih apa itu percepatan? percepatan merupakan kecepatan yang ditempuh dalam tiap satuan waktu. Percepatan itu sangat tergantung dengan kecepatan dan lama yang diempuh. Ini nantinya yang akan membuat cepat atau lambatnya seseorang bangkit dari keterpurukan. Semakin cepat dia bergerak maka, semakin sedikit waktu yang perlu dia tempuh. Never ending to move...teruslah bergerak maka luka yang bersarang didalam dada itu lama kelamaan akan hilang, tidak akan terasa. Meski, dia berbekas tapi jika kita selalu bergerak dengan kecepatan sangat cepat kita akan lupa bahwa kita mempunyai luka. (puitis bgt ga sihhh). Nanti deh kita bahas sepaket ma jarak, perpindahan, kelajuan, dan kecepatan.
Dalam kita melakukan sebuah usaha untuk bergerak berbeda dari biasanya pastilah sering mendapatkan pertentangan. Hukum ketiga newton yang sangat sederhana menjelaskan bahwa “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Setiap aksi pasti ada reaksi...setiap ditusuk pasti ada rasa sakit kemudian kita berteriak. Ya...begituah penggamarannya. Reaksi itu dimunculkan oleh pihak lain, yang ditusuk kan tangan tetep saja yang teriak itu mulut he..Jetika kita mencoba bergerak dari keterpurukan pasti ada halangan yang menghadang. Dalam hal ini, perlu kita pamahami bahwa sudah menjadi keharusan untuk kita mempunyai Gaya total yang lebih besar dari gaya gesek yang ada. Asal kalian tau, saat gaya gesek lebih besar dari gaya total maka benda tidak akan bergerak. Saat aksi yang kita lakukan ternyata tidak mempunyai daya dorong yang lebih besar maka sama aja. Kita akan dia tidak bergerak. 

Perubahan adalah sebuah kepastian, kalau kata babe gue..dia merupakan salah saatu hal yang bersifat abadi di dunia ini. Iya, yang abadi adalah perubahan dan perubahan. Saat kita ingin berubah pastinya ada yang kemudian memberikan reaksi yang tidak menguatkan keinginan kita untuk berubah, tetapi malah membuat kita menjadi semakin terlarut dalam keterpurukan. Sekali lagi, jika kamu ingin bergerak maka perbesarlah gaya dalam dirimu agar gerakan atau move yang kamu lakukan itu memiliki percepatan yang besar. Yakinlah bahwa ketika malam semakin gelap, itu pertanda fajar sudah dekat.     
 


Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.