MILEA, SUARA DARI DILAN

Kurasa sekarang blog ini sudah mulai banyak sarang laba-labanya, tandanya sudah saatnya menulis di blog ini lagi. Plusss rasanya sudah luama tak berakrab-akrab ria dengan kata. Well, pembersih sarang laba-laba pertama adalah sebuah novel dengan judul Milea, Suara Dari Dilan Karya Ayah Pidi Baiq. Novel ini merupakan kelanjutan dari dua novel sebelumnya yang berjudul Dilan:Dia adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991.

Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 menceritakan tentang kisah dua anak SMA yang bernama Dilan dan Milea. Dua novel sebelumnya wajib dibaca sebelum membaca Milea, Suara Dari Dilan. Dalam Milea, Suara Dari Dilan ini mengambil sudut pandang Dilan terhadap kisah kasih mereka. Sekaligus menjawab beberapa hal yang tidak dijelaskan dalam Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 maupun Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Novel ini mengajak pembaca untuk mendengarkan beberapa "klarifikasi" dan alasan-alasan terhadap keputusan yang diambil oleh Dilan. Misalnya alasan mengapa untuk pertama kali mendekati Lia dia pura-pura menjadi peramal (dalam Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990) atau alasan mengapa tiba-tiba Dilan tidak mau menghubingi Lia setelah Lia menyatakan putus dengan Dilan. Dalam novel ketiga ini kita akan mengetahui suara hati Dilan dan bagaimana kondisi Dilan saat itu. Seperti dengan Lia, Dilan juga masih sering merindukan Lia. Meskipun, Dilan sudah punya pacar baru yang masih duduk di bangku SMA (Dilan sudah kuliah dan lagi magang). Membaca novel ini sampai selesai pada akhirnya kita bisa memahami betapa Lia dan Dilan masih saling mencintai. Berakhirnya hubungan mereka adalah tidak lebih karena salah sangka belaka. Pada Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1991, saat Dilan datang ke rumah Lia Dilan mendapati Lia sedang diantar oleh seorang laki-laki yang ternyata adalah teman les nya. Pada saat itu Dilan berfikir Lia sudah bisa move on dari dirinya sehingga dia memutuskan untuk tidak menghubungi Lia. Pun sama saat ayah Dilan meninggal, di samping Dilan berdiri seorang wanita melihat pemandangan tersebut Lia menyangka itu adalah pacar baru Dilan, hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Piyan bahwa Dilan sudah punya pacar baru. Pada akhirnya dalam novel Milea, Suara dari Dilan diketahui wanita tersebut adalah sepupu Dilan.

Pada awal membaca novel ini kita akan dibawa kepada suasana, seolah Dilan dan Milea itu ada. Dengan bahasa yang sangat apik oleh Pidi Baiq melukiskan betapa Dilan diminta oleh dirinya untuk menulis kisahnya sebagai curahan hati Dilan tentang Lia. Seperti diebutkan di awal, dalam novel ini menganggap semua pembacanya sudah membaca Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Seolah kita adalah teman-teman dari Dilan dan Lia, dan mereka sedang curhat dalam bentuk Novel. Secara isi seperti buku-buku Pidi Baiq lainnya, selalu ada petuah di antara kekonyolan yang dibuat. Yups, pastikan Anda membaca dua novel sebelumnya sebelum membaca novel yang ketiga ini.

Novel Pidi Baiq dengan tokoh Milea dan Dilan ini mengajarkan kepada kita, bahwa tidak semua hidup itu selalu berakhir bahagia. Pembaca pasti berharap pada akhirnya Milea dan Dilan akan bersatu dan hidup bahagia bersama dengan anak satu milyarnya, tapi nyatanya novel ini tidak seperti itu. Pada akhirnya kita harus menerima kenyataan, Milea dan Dilan belum dipersatukan. Akhirnya...

Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu.
Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.