Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan

Reviu: Mindset (Carol S Dweck)

Judul Buku : Mindset, Mengubah pola berpikir untuk Perubahan Besar dalam Hidup Anda
Nama Penulis: Carol S. Dweck 
Jumlah Halaman : 396 

Membaca buku ini membawa sebuah kesadaran bahwa sebagai manusia kita harus menerima sebuah kenyataan, hasil adalah hak prerogatif Allah dan tugas kita adalah berproses. Tugas kita bukan untuk mendapatkan gelar serta pengakuan tetapi melakukan semuanya dengan tenag dan bahagia. Bukan untuk mendapatkan benefit dari proses yang berjalan, namun karena sebuah kesungguhan yang bersifat harus dilakukan. Begitu kira-kira hal ya g sejak awal membacanya terbayang seperti itu. 

Allah itu, menciptakan kita untuk menikmati proses. Buku ini juga mengajak kita untuk menerima takdir dari Allah. Tanpa mengeluh kemudian menjalankan dengan penuh keridhoan. 

Dalam bahasa yang berbeda, buku ini seolah menjelaskan bahwa orang yang tidak dapat menerima takdir dan selalu menyalahkan adalah tipe orang fixed mindset atau berpikiran tetap. Sedangkan orang yang menyadari tugasnya berproses, tidak berorientasi pada hasil, menerima takdir dan selalu bertumbuh adalah tipe growth mindset atau berpikiran tidak tetap. 

Growth mindset akan membuat kita kembali menyadari mengenai keabadian di dunia ini menjadi milik Tuhan. Satu-satunya makhluk yang bersifat tetap adalah perubahan dan perubahan. 

Tidak ada anak yang berbakat/pintar yang ada anak yang mau belajar atau tidak

Sifat, karakter, intelektual, keterampilan seseorang dapat berubah seiring dengan proses yang dilakukan. Seorang growth mindset akan gigih untuk belajar. Baginya hidup adalah rangkaian menjalani proses dengan kebahagiaan. Sekali lagi, hasil adalah konsekuensi dan nilai dari seberapa keras kita berproses. 

Bahkan, seorang atlit terbaik pun pasti pada awalnya dia tidak langsung menjadi profesional. Ada latihan yang harus dilakukan untuk menjadi yang sekarang. Jika mereka menyerah pada kekalahan pertama yang didapatkan dia tidak akan pernah menjadi seorang hebat. Seorang atlit tidak hanya membutuhkan bakat tetalu juga semangat untuk bangkit dan memperbaiki diri. 

Pola asuh mempengaruhi mindset 
Lingkungan sekitar seseorang dalam bertumbuh memberikan pengaruh cukup signifikan dalam pembentukan pola berfikir. Terutama lingkungan keluarga. Ada anak yang selalu berambisi untuk menjadi yang paling, kemudian dia down saat hasil tidak seperti yang diharapkan. Frustasi kemudian performa tidak diperbaiki malah semakin sakit dalam bayang-bayang kegagalan. Namun ada juga yang dia hanya berfikir bagaimana cara untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Tidak terlalu mengambil pusing terhadap hasil akhirnya. Meski tidak menjadi yang terbaik, tetapi dia menganggap hal tersebut sebagai bagian untuk perbaikan. Dia akan melihat dengan jujur pada sisi mana yang harus ditingkatkan. 

Hal-hal di atas bisa berasal dari cara orang tua merespon hasil dari perjuangan anak. Sebagai orang tua seharusnya mampu memilih kalimat yang tepat sehingga anak selalu berfikir untuk memperbaiki proses. Tidak selamanya pujian akan menjadikan anak memiliki mindset bertumbuh. Misal dibilang sebagai anak jenius atau berbakat. Karena merasa dia sudah seperti itu dia menjadi tidak ingin belajar lagi, toh bagi orang tuanya dia anak berbakat. Pun sebaliknya, terlalu banyak respon negatif dapat membuat anak kehilangan kepercayaan dirinya. Orang tua harus berimbang dalam memberikan respon atas hasil yang di dapatkan. 

Growth Mindset yang Menyukai Tantangan
Di dunia ini ada loh orang yang mencari tempat aman. Dia tidak mau melakukan hal yang menurutnya tidak mampu dan dapat membuat penilaian pada dirinya berubah. Tetapi, ada juga orang yang menjadikan hal baru sebagai tantangan. Bahkan sangat menyukai tantangan. Tantangan adalah sarana untuk bertumbuh bukan untuk penghakiman. Inilah pemilik growth mindset. 

Ini sebenarnya sama halnya seorang muslim beranggapan ujian Allah itu akan semakin meningkat agar keimanan meningkat. Seorang growth mindset, akan menjadikan ujian sulit dalam hidup sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. 

Seorang growth mindset tidak membutuhkan validasi
Seorang growth mindset tidak membutuhkan validasi dari orang lain. Tidak penting penilaian orang lain, karena harinya dipenuhi dengan pikiran untuk berkembang. Belajar hal baru. Orang seperti ini akan selalu fokus pada apa yang ingin dicapainya. Segala upaya yang dilakukan bukan dalam rangka memenuhi ekspektasi orang lain. Dalam pikirannya adalah melakukan sebaik-baiknya proses.

Pilihan Role Model mempengaruhi cara berpikir 
Tidak ada satupun manusia hidup dalam kesempurnaan. Allah pasti memberikan ruang pada seseorang sebuah kesulitan, kegagalan. Yang perlu kita contoh adalah bagaimana orang tersebut menjalani kehidupannya. Bagi orang tua perlu berhati-hati, saat anak belum dewasa orang tualah yang menjadi role model dalam hidupnya. 

Jadikanlah sosok Nabi Muhammad sebagai role model manusia yang senantiasa bertumbuh. Tidak pantang menyerah dan memiliki prinsip yang kuat tanpa memaksakan prinsipnya pada orang lain. 


Semangat bertumbuh semua, jalani saja bagianmu untuk berposes. Serahkan hasil kepada Allah.

Read More

Review: Walisongo, Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa




Judul buku : Walisongo, Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa (1404-1482 M)
Penulis : Rachmad Abdullah, S.Si., M.Pd.
Jumlah Halaman : 240

Sebuah tema buku yang sudah lama ingin saya baca. Setelah beberapa kali mendengarkan ceramah ustadz Salim A Fillah di YouTube mengenai Babad Tanah Jawa dan sejarah Islam di Indonesia tingkat ke-kepoan tentang Walisongo menjadi meningkat drastis. Walau bagaimanapun tidak dapat dipungkiri, saat mendengar istilah Walisongo ingatan langsung terkonek dengan film jadul yang mengisahkan Sunan Kalijogo menjaga sungai selama bertahun-tahun sampai lumuten dan beberapa hal yang lebih pas jika dikatakan sebagai sebuah dongeng. Penggambaran Walisongo dalam film kolosal benar-benar membangun paradigma kalau para wali tersebut sakti mandraguna. Sampai saat ini juga belum bisa menyebutkan nama sembilan wali itu siapa saja, soalnya terkadang jumlahnya tidak sembilan. Akhirnya, di buku ini beberapa persepsi dan pertanyaan di masa kecil terjawab sudah. 

Fakta-fakta yang diungkapkan dalam buku ini semakin menguatkan paradigma baru dalam diri saya secara pribadi mengenai walisongo. Ya, awalnya saya berfikir Walisongo itu dongeng belaka, dia tidak nyata. Meski ketika berfikir kembali melalui siapa Islam di Indonesia ini tumbuh dengan subur juga tidak ketemu jawabannya. Karena memang pada dasarnya Walisongo ini nyata, ajarannya tidaklah semistis penggambaran.

Takjub dan sangat terkejut, ternyata Walisongo adalah sekumpulan orang yang diperintahkan oleh sultan Muhammad I dari daulah Turki Usmani. Betapa ternyata sejarah Islam di Indonesia masih memiliki hubungan dengan kekhalifahan. Waktu itu Sultan Mahmud 1 mendapatkan cerita dari Ibnu Batutah yang telah melakukan perjalanan keliling dunia. Akhirnya terpetakan bahwa di salah satu belahan dunia yang bernama Nusantara membutuhkan sentuhan dakwah. Sehingga diutuslah beberapa orang untuk berangkat menuju Nusantara. Para utusan Khalifah inilah yang kemudian mendapat nama Walisongo.

Pada awal pembahasan buku ini dijelaskan bahwa Walisongo adalah sekelompok orang atau bisa juga sebuah organisasi yang bertugas untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Satu hal yang baru saya dapatkan ternyata Walisongo itu memiliki 6 angkatan. Dengan masing-masing angkatan ada yang memimpin. Angkatan pertama merupakan orang-orang yang ditunjuk langsung oleh Khalifah. Jadi, bisa dibilang angkatan pertama itu 100% berasal dari luar negeri. Baru kemudian angkatan berikutnya anggota Walisongo adalah anak biologis atau anak didik dari angkatan pertama. Jadi, ketika ada wali yang meninggal akan diangkat wali baru untuk bergabung, sehingga jumlah wali dari tiap angkatan akan tetap berjumlah sembilan. Ini adalah sebuah penjelasan yang belum pernah saya dengar sebelumnya.

Hal yang membuat saya sangat bahagia saat membacanya adalah adanya terjemahan literatur yang merupakan peninggalan para wali. Kedua literatur tersebut adalah Het Book Van Bonang dan Kropak Ferara. Sejak saya mendengar pertama kali bahwa para wali pernah menulis ajaran dan juga hasil rapat saya sangat ingin mengetahui apa isinya. Ternyata, Alhamdulillah dalam buku ini penulis menyalin tulisan terjemahan dari dua literatur tersebut. Ketika mencermati dengan baik isi teks dari keduanya kita akan melihat berapa murninya ajaran Islam yang disampaikan para wali. Sungguh tidak ada penyimpanan. 

Dalam melakukan dakwahnya, para wali tidak hanya mengajarkan tentang ilmu agama tetapi keberadaan mereka dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Misalnya melihat masyarakat mengalami krisis pangan, ada yang mengajari cara bercocok tanam. Ketika melihat leadership atau kepemimpinan para raja melemah didirikanlah pusat pengajaran tata kenegaraan. Dan masih banyak lainnya. 

Selain itu, dakwah yang dilakukan oleh para wali tentu masih sesuai dengan ajaran Rasulullah. Mereka mendirikan masjid, mendirikan pusat pendidikan (pondok pesantren), dan melakukan pendekatan sesuai bahasa kaumnya. Ini nampak saat Sunan Kalijaga yang menggunakan media wayang sebagai sarana dakwah. Karena memang beliau melihat masyarakat pada masa itu sangat menyukai pertunjukan wayang. Sehingga, digubahlah cerita wayang dengan alur Mahabarata dan Ramayana menjadi kisah-kisah Islam. Melalui media wayang inilah sunan Kalijaga memberitahukan intisari ajaran Islam. 

Rachmad Abdullah melalui buku ini benar-benar telah mematahkan paradigma bahwa Walisongo adalah mitos, legenda, dan orang dengan kesaktian mandraguna. Gaya penulisan yang sangat ilmiah dan di dukung berbagai macam data. Bukan hanya itu, penulis juga mampu merangkai dan mengklarifikasikan para Walisongo ke dalam angkatan-angkatan. Beliau juga membuka mata kita bahwa sejarah ditulis atas dasar kepentingan. Ketika seorang orientalis menggambarkan Walisongo maka akan digambarkan bahwa mereka menggunakan pedang dan kekuasaan untuk menyebarkan agama. Padahal jika ditelusuri dengan benar hal tersebut dilakukan saat sudah terpaksa. Nyatanya sultan Muhammad I tidang mengirim para panglima tetapi para ulama dengan pemahaman agama dan kemampuan spesifik sesuai permasalahan yang dihadapi masyarakat. 

Kesempurnaan hanya milik Allah, saat membaca buku ini ada satu tulisan yang sepertinya typo. Seharusnya Gelagah Wangi menjadi Gelawah Wangi. Dan beberapa penyebutan tidak konsisten menggunakan mahasa Jawa Kawi seperti yang disebutkan oleh penulis. 

Satu hal terakhir yang membuat saya sangat kagum terhadap buku ini. Background pendidikan penulis bukanlah sejarah, melainkan Fisika. Meskipun dari jurusan fisika tetapi buku sejarah ini secara keseluruhan adalah bagus dan mencerahkan. Sebagai informasi tambahan dan ini penting, buku ini merupakan trilogi. Dan fiks semuanya wajib dibaca agar menemukan benang merah sejarah Islam dan gelora dakwah di Jawa pada masa lalu. 
Read More

Kajian Satu Paragraf Pemikiran Ki Hadjar Dewantara: Pendidikan dan Pengajaran Nasional



Ingat ya, Gaes.. ini baru mengkaji satu paragraf dari buku beliau yang berisi tiga kalimat. Tapi dijamin kalian akan menemukan sesuatu yang sangat luar biasa. Sebagai informasi, kajian ini dilakukan oleh Isnan Hidayat, M.Psi founder petakhidupan.id dalam Ngaji Ki Hadjar yang diselenggarakan Yayasan Fi Ahsani Taqwim Temanggung.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara baru-baru ini memang sedang hits dikalangan pendidik. Pasalnya implementasi kurkulum Merdeka Belajar konon merupakan hasil dari pengkajian yang dilakukan terhadap pemikiran beliau. Hanya saja terkadang kita terjebak pada hasil pemikiran dan pengkajian orang lain yang di ambil secara parsial. Jarang sekali atau bahkan tidak pernah mencoba mencari tahu sebenarnya pokok pikiran dari sang tokoh seperti apa sih? Kita memang lebih suka menerima hal yang instan dan sudah jadi dengan tanpa peduli sebenarnya bahan olahan pemikiran ini seperti apa lalu kita kompletasikan apakah sesuai atau tida dengan pemikiran utamanya (berasa belibet gw). 

Cukup bersyukur Allah memberikan kesempatan mengikuti kajian pemikiran ki Hadjar ini. Belajar langsung dari teksnya kemudian mencoba diterjemahkan kata per kata. Kalau disimpulkan dari kata Isnan sih, dengan mengkaji pemikiran beliau secara langsung akan membuktikan apakah termasuk para pendidik yang berkhianat kepada pemikiran Ki Hadjar Dewantara atau tidak?


MENGENAL KI HADJAR DEWANTARA

Sebelum membahas mengenai pemikiran dari beliau, para peserta pada kajian tersebut diajak untuk terlebih dahulu mengenal siapa Ki Hadjar dengan fokus mengenal transformasi aktivitas yang beliau ambil. Pada mulanya Ki Hadjar Dewantara adalah seorang aktivis sosial. Beliau yang merupakan keturunan ningrat, pada jaman itu memiliki akses untuk sekolah. Akan tetapi, KI Hajdar  muda merasa bahwa harus ada yang dilakukan untuk menyelesaikannya. 

Setelah menjadi aktivis sosial, beliau merasa bahwa perlu melakukan advokasi secara politik kepada masyarakat. Maka pada periode ini banyak terlibat aktif dalam partai politik dan memberikan kritik tajam kepada pemerintahan Belanda. Hingga akhirnya diasingkan oleh Belanda karena ketajaman tulisannya dalam memberikan kritik. Sepulang dari tempat isolasi di Belanda, Ki Hadjar Dewantara menjadi sosok yang pendiam dan lebih suka menghabiskan waktu untuk membaca atau berada di diskusi-diskusi ilmiah. Pada periode ini beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa pendidikan adalah hal urgen yang harus diperjuangkan.

Bukan berarti kita menafikkan aktivitas lainnya, akan tetapi seluruh substansi yang ada pada aktivitas sosial atau politik tetap memiliki unsur pendidikan disana. Kalau mau lengkap boleh cek sinopsis novel Biografi Ki Hadjar di tulisan ini


KARYA KI HADJAR DEWANTARA

Beliau tidak pernah menulis buku sebagaimana orang jaman sekarang melakukannya. Bukunya merupakan kumpulan artikel. Setidaknya ada 4 (empat) buku yang merupakan kumpulan artikel dari beliau.

1. Pendidikan

Berisi gagasan dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pendidikan di antaranya tentang hal ihwal Pendidikan Nasional. Tri Pusat Pendidikan, Pendidikan KanakKanak, Pendidikan Sistem Pondok, Adab dan Etika, Pendidikan dan Kesusilaan.

2. Kebudayaan
Berisi gagasan mengenai kebudayaan dan kesenian di antaranya: Asosiasi Antara Barat dan Timur, Pembangunan Kebudayaan Nasional, Perkembangan Kebudayaan di Jaman Merdeka, Kebudayaan nasional, Kebudayaan Sifat Pribadi Bangsa, Kesenian Daerah dalam Persatuan Indonesia, Islam dan Kebudayaan, Ajaran Pancasila dan lainlain.

3. Politik dan Kemasyarakatan

Berisi gagasan mengenai dinamika politik antara tahun 1913-1922 yang menggegerkan dunia imperialis Belanda, tulisan-tulisan mengenai pergerakan wanita, pemuda, dan dan perjuangannya.

4. Riwayat Hidup

Berisi kisah kehidupan dan perjuangan hidup Ki Hadjar Dewantara.

Untuk buku ke-3 dan ke-4 sudah sangat langka karena tidak diterbitkan lagi.


KAJIAN SATU PARAGRAF

Teks asli yang akan kita bahas adalah sebagai berikut :

Pendidikan dan Pengajaran Nasional 

I. ONDERWIJS DAN PENGHIDUPAN RAKYAT. 

1. “Kekuatan rakyat itulah jumlah kekuatan tiaptiap anggauta dari rakyat itu. Segala daya upaya untuk menjunjung derajat bangsa tak akan berhasil, kalau tidak dimulai dari bawah. Sebaliknya rakyat yang sudah kuat, akan pandai melakukan segala usaha yang perlu atau berguna untuk kemakmuran negeri.”

Sebelum membahas kata per kata, ada baiknya kita mengetahui glosarium yang merupakan pemikiran otentik Ki Hadjar Dewantara

1. Pendidikan : segala sesuatu yang dilaksanakan untuk mencapai kondisi kemerdekaan batin 

2. Pengajaran : segala sesuatu yang dilaksanakan untuk mencapai kondisi kemerdekaan lahir

 3. Onderwijs : pendidikan (terjemah bahasa Belanda) 

4. Penghidupan rakyat : berbagai usaha yang diperlukan untuk dapat membuat seseorang hidup dengan layak, dapat berarti secara teknis berupa mata pencaharian, pekerjaan, maupun aktivitas vocationaloccupational (misal dalam potongan UUD 1945 “penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”).

Dari glosarium di atas kita dapat melihat bahwa Ki Hadjar Dewantara telah menyiapkan perangkat berbeda untuk menuju kemerdekaan lahir dan kemerdekaan batin. Perlu menjadi evaluasi bagi seluruh pendidik atau pemimpin lembaha pendidika mengenai apa yang selama ini sudah kita lakukan. Jangan-jangan apa-apa yang sekarang kita lakukan masih sebatas pengajaran. Apabila benar-benar melakukan pendidikan kepada peserta didik maka saat  ini akan disibukkan dengan evaluasi dalam rangka mengecek ketercapaian kemerdekaan batin. Akan merasa gelisah karena bertanya-tanya apakah peserta didik sudah merasa merdeka batinnya. 

Okay, mari mulai membahas kalimat demi kalimat.

Pertama,  Kekuatan rakyat itulah jumlah kekuatan tiaptiap anggauta dari rakyat itu

Rakyat yang dimaksudkan disini adalah membicarakan mengenai masyarakat yang ada di sekitar lembaga pendidikan. Seharusnya kelahiran sebuah lembaga pendidikan adalah sebuah upaya untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada pada masyarakat sekitar lembaga tersebut berdiri. Memetakan potensi baik peserta didik, orang tua/wali, dan masyarakat sekitar. Lembaga pendidikan harus tumbuh subur bersama dengan masyarakat sekitarnya. Anak didik tidak kita keluarkan dari lingkungan masyarakatnya akan tetapi biarkan dia berbaur dengan masyarakat. Dalam konsep Ki Hadjar tidak ada anak yang kita masukkan ke dalam laboratorium "sholih" baru kemudian setelah jadi produknya kita sebar ke masyarakat. Bisa jadi dengan model memasukkan anak ke dalam laboratorium ini akan membuat mereka sempurna tetapi tercabut dari akar sosialnya.

Kedua, Segala daya upaya untuk menjunjung derajat bangsa tak akan berhasil, kalau tidak dimulai dari bawah

Dari bawah maksudnya adalah masyarakat dan peserta didik. Segala daya dan upaya dalam proses pendidikan tidak akan berhasil apabila tidak dimulai dari permasalahan yang dihadapi masyarakat, peserta didik, orang tua. Ketiga komponen ini pasti memiliki potensi, masalah, dan juga harapan. Hal-hal tersebut kemudian yang akan digunakan dalam menyusun kurikulum dan strategi pembelajaran. Bukan hanya sekadar menerima kebijakan dari atas kemudian dilakukan selama beberapa kurun waktu dan memberikan feedback. Maka, jika ingin mendirikan sebuah sekolah atau membuat kurikulum bukan membreakdown dari apa yang sudah ada. Melainkan, menyebarlah dan berbaurlah ke segala penjuru masyarakat (Orang tua wali dan tokoh masyarakat) kemudian berkumpul dan mendiskusikan apa saja temuan yang didapatkan baru kemudian dirumuskan. Ini bukan hanya sekadar sub bagian kearifan lokal akan tetapi kearifan lokal menjadi bintang dalam pembuatan kurikulum. 

Setiap lembaga pendidikan perlu melakukan pengecekan dan melihat data alumni sekolah sejaka awal berdiri sampai saat ini. Bagaimana profilingnya sekarang. Pastikan ada data mengenai biodata siswa, nama orang tua, raport, hasil tes psikologi, prestasi yang dicapai, permasalahan yang dihadapi, lalu kondisi eksisting sekarang. Catatan ini dapat menjadi bagian dari inspirasi dalam menyusun kurikulum di sekolah.

Ketiga, Sebaliknya rakyat yang sudah kuat, akan pandai melakukan segala usaha yang perlu atau berguna untuk kemakmuran negeri

Pengawalan data yang dilakukan akan melahirkan standart treatment bagi anak-anak. Saat masyarakat sudah terdidik dengan baik, merdeka lahir dan batinnya maka dia akan melakukan banyak hal untuk Indonesia.


PEMAKNAAN FILOSOFIS

1. Keberhasilan pendidikan tidak dapat dilihat sebagai keberhasilan individu, tetapi terciptanya kekuatan rakyat secara kolektif. Seorang siswa dianggap sebagai siswa teladan apabila dia sudah dapat memenangkan diri secara kolektif. Misalnya, pada jenjang PAUD, pendidikan dianggap berhasil jika anak tersebut mau berbagi. 

2. Bukanlah sebuah kesuksesan jika seorang yang dididik tidak memiliki kepekaan sosial. Untuk apa dia bagus secara akademik tetapi tidak memiliki kepedulian untuk mengangkat yang ada di kiri dan kanannya. Contoh praktis adalah dengan mendeteksi potensi yang dimiliki oleh peserta didik kemudian di korespondensikan satu-satu dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Sehingga nanti akan kita temukan data anak dengan potensi apa akan menyelesaikan masalah apa di masa depan. Dengan pendidikan dalam konsep Ki Hadjar Dewantara, anak akan semakin kuat seiring dengan pertumbuhan dari masyarakat sekitarnya. Kehadiran lembaga pendidikan adalah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh lingkungan sekitarnya.

3. Kekuatan rakyat yang dituju oleh pendidikan ini bersifat kolektif sehingga dalam standar proses pendidikan-nya pun nilai-nilai inklusivitas, kolaborasi, & kebersamaan sangat penting untuk menjadi acuan. Salah satu bentuk kegagalan paling berbahaya dalam proses pendidikan adalah kemunculan ketimpangan kondisi peserta didik karena adanya proses pembiaran & pengabaian.  Bahwa kesuksesan pencapaian individu atau kelompok yang berada di atas ambang kondisi ketimpangan suatu saat akan menciptakan masalah yang sangat besar di kelak kemudian hari, disadari atau tidak disadari. Terkadang kita dihadapka atas dua pilihan keadaan. Si A akademik di atas rata-rata tetapi tidak bisa berbagi/cuek dengan sekitarnya atau memilih si B yang secara akademik biasa tetapi memiliki empati yang tinggi dan suka berbagi. Sebagian besar guru pasti tidak akan mengkhawatirkan si A karena dia cerdas, dan berfikir bahwa suatu saat nanti semakin besar dia akan belajar untuk berempati. Padahal ini adalah bibit-bibit awal untuk lahirnya anak yang tidak mampu berkolaborasi dan bekerjasama. Hari ini kita menemui semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang malah semakin lebar gap antara dia denan rakyatnya.

4. Salah satu ciri khas yang paling natural dari konsep pendidikan di Indonesia adalah perhatian dan keberpihakannya kepada grass-root movement yang senantiasa mengakomodasi bottom-up processing. Grass-root movement dapat diartikan sebagai sebuah proses pergerakan yang mandiri, bersifat kultural, dan tidak tergantung dengan regulasi atau struktur baku dalam pencapaian tujuan bersamanya. Bottom-up processing adalah sebuah proses sosial dalam mengakomodasi profil kondisi setiap individu, memetakan kebutuhan berdasarkan profil kondisi tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana strategis yang didasarkan atas peta kebutuhan yang riil.

5. Salah satu fungsi pokok dari pendidikan nasional adalah penguatan dan pencerdasan bangsa bagi setiap warga negara. Penguatan diartikan sebagai daya-kekuatan untuk melaksanakan kewajiban, membangun masyarakat, dan memperbaiki keadaan (keluasan – kedalaman – ketinggian). Pencerdasan diartikan sebagai kapasitas dalam menentukan arah pergerakan, pembangunan, dan perbaikan kondisi berdasarkan prioritas kebutuhan yang dihadapi.

6. Kekuatan dan kecerdasan dari rakyat semesta adalah rahim bagi kelahiran pribadi pemimpin, kebijaksanaan sistem kepemimpinan, dan kebermanfaatan program pembangunan masyarakat. Salah satu keniscayaan dalam usaha untuk mengisi kemerdekaan NKRI adalah yang paling penting adalah adanya proses penguatan berupa keberpihakan pada people development dan proses pencerdasan berupa keberpihakan pada dukungan untuk bercita-cita. Seluruh usaha pencerdasan dan penguatan melalui pendidikan harus dilakukan secara berintegritas untuk advokasi kepentingan rakyat

 

REKOMENDASI IMPLEMENTASI

1. Salah satu model pembelajaran yang sangat penting untuk dikenalkan pada setiap lembaga pendidikan adalah berupa problem-based learning & project-based learning yang menginteraksikan peserta didik langsung dengan problem riil di masyarakat. Hal ini dilakukan dalam usaha menghindari  mencabut peserta didik dari akar sosial-masyarakatnya

2. Perlunya pengembangan sistem pelaporan (rapor) yang di satu sisi mampu menunjukkan prestasi dan pencapaian peserta didik namun di sisi lain tetap perlu mengapresiasi proses yang dilalui sepanjang jenjang pendidikan. 

3. Substansi program pendidikan inklusi perlu terus dikampanyekan tidak hanya spesifik dalam hal penanganan ABK tetapi juga terkait kolaborasi lintas elemen, penghargaan terhadap perbedaan, dan kampanye anti-bullying yang sangat serius.

4. Setiap pihak dalam lembaga pendidikan perlu memberikan dukungan, advokasi, dan perlindungan terhadap pergerakan & dinamika yang muncul secara alamiah untuk memajukan & memperbaiki kondisi lembaga 

5. Salah satu kompetensi paling pokok yang perlu dikembangkan dalam pengelolaan lembaga pendidikan adalah listening skill yang diperlukan dalam menangkap berbagai pertanda, pola-pola keluhan, dan peta permasalahan guna dicarikan solusinya.

6. Setiap lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam menyusun profil peserta didik, pemetaan potensi & kelemahan, dan perencanaan program strategis dalam pengelolaan SDM

7. Diperlukannya proses capacity building yang sangat serius bagi seluruh pendidik untuk bisa menguasai coaching skill dalam mendampingi peserta didik menentukan cita-cita dan arah pengembangan dirinya. 

8. Masa-masa kelas XII SMTA merupakan sebuah momentum sekaligus check-point bagi kematangan diri peserta didik. Ini adalah masa yang penting untuk mengecek kualitas dari proposal hidup & rencana program pengembangan diri. Seminimalnya setiap peserta didik di tahapan ini telah memiliki sebuah life mapping yang berisi apa – mengapa – kapan – dengan cara apa – dibantu oleh siapa dalam perumusan cita-citanya. Ingat pada akhir kelas XII ini bukan sebagai awal peserta didik membuat  tujuan hidup, tetapi tahap memastikan kematangan mereka. Setiap lembaga pendidikan harus memastikan peserta didik memiliki cita-cita yang ingin diraih. Untuk apa anak cerdas secara akademik, hafalan Al Qur'an mantap, akhaq bagus, tetapi mereka tidak memiliki cita-cita. Menurut penelitian di Chili selama 13 tahun dengan object anak SD ditemukan bahwa mereka yang akhirnya sukses bukan yang memiliki akademin bagus, melainkan anak-anak yang memiliki cita-cita kemudian mereka gigih untuk mewujudkannya.            

8. Salah satu tolok ukur kualitas dari lembaga pendidikan adalah sejauh mana keberpihakannya pada proses people development

9. Setiap lembaga pendidikan perlu mengembangkan added value yang unik, spesifik, dan tepat sasaran berdasarkan sintesis antara profil kondisi peserta didik yang dimiliki dengan visi lembaga. 

10. Salah satu usaha serius yang perlu dilakukan oleh setiap lembaga guna mengevaluasi kinerjanya adalah dengan melakukan proses tracer study alumni yang berusaha mengumpulkan feedback, evaluasi, testimoni, sekaligus rekomendasi pengembangan dari alumni.

  

Demikian kajian satu paragraf pemikiran Ki Hadjar Dewantara, semoga di lain kesempatan dapat menuliskan ulang hasil kajian paragraf berikutnya dari Kak Isnan hihi. Ga mau mengkaji sendiri? Semoga suatu hari nanti dimampukan melakukannya. Katanya yang penting khatam dulu baca bukunya lalu nanti biarkan Allah memberikan rizki untuk memahami maknanya.                                                            

Read More

Review Buku : Seni Memahami Perasaan Anak

seni-memahami-perasaan-anak-inspirasitani



Judul Asli    : Mom's Talking Practice

Penulis         : Park Jae-yeon

Penerjemah  : Putri Permatasari

Penerbit       : Kepustakaan Populer Gramedia

Tahun           : 2021

Halaman       : 289


Saatnya mengakhiri hibernasi dengan mereview buku seputar parenting. Sudah lama sebenarnya buku ini bertengger di rak buku namun, ada sedikit rasa enggan ketika mau membacanya. Bukan enggan sih, lebih ke rasa takut. Iya, takut kalau ternyata setelah membaca buku ini kemudian menemukan fakta bahwa selama ini telah menyakiti perasaan putri sulungku. Sebagai seorang ibu terkadang lepas kontrol sehingga suara beberapa oktaf harus dikeluarkan. Apalagi ketika si Tabina berkata nanti ibuk bisa menjadi ibu naga wkwkwk. Rasa takut menghabiskan buku ini pun semakin menjadi.

Bagian Pertama: Memahami dan Berempati pada Diri Sendiri Sebagai Seorang Ibu

Kubuka lembaran pertama, bukan rasa takut yang muncul tapi rasa haru. Penulis mengajak pembacanya untuk memahami dan berempati pada diri sendiri sebagai seorang ibu. Sejak lahir semua manusia di bumi telah dikaruniai Tuhan sebuah hati yang penuh cinta untuk orang lain. Hal tersebut yang membuat kita secara alami memiliki keinginan memberi, membantu, dan berbagi. Seolah diingatkan betapa sebenarnya mungkin kita sebagai wanita belum pernah memiliki perasaan setulus ini. Apapun bisa kita berikan kepada anak kita. Rasa kasih sayang kepada anak mengalahkan segala rasa lelah dan sakit. Pastinya para ibu pernah merasakan bagaimana saat mencarikan posisi paling nyaman agar bayi kita dapat meminum air asi dengan nyaman. Pastinya para ibu bekerja tetap akan sigap memikirkan menu makanan yang paling pas untuk anak dan keluarga. Tulisan yang selalu terngiang, apakah kita pernah mencintai setulus ini? Membesarkan dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan apa-apa selain kenyamanan mereka. 


Hanya terkadang pola pikir otomatis membuat kita tidak dapat mengekspresikan dengan benar. Pola pikir otomatis akan membuat kita langsung bertindak. Perkataan hanya didasarkan pada pikiran yang muncul tanpa ada proses mencerna di dalamnya. Kita seolah hanya mempercayai bahwa hal tersebut harus dilakukan. Pikiran otomatis akan membuat kita langsung menilai, mengkritik, menekan, mengancam, membandingkan, mewajarkan, mengharuskan, atau membenarkan. Komunikasi semacam inilah yang akan memunculkan luka. Padahal sebelum kita melakukan itu semua hal yang seharusnya dilakukan adalah melepaskan terlebih dahulu rasa khawatir, cemas, ketidaksabaran, mengakui, dan mengenali perasaan diri. Intinya, jangan terbawa emosi saat akan berbicara. Perlu menenangkan diri agar perkataan yang muncul lebih terkontrol dan tidak menyakiti orang lain, terutama anak kita. 


Sama halnya berkomunikasi dengan orang dewasa, berkomunikasi dengan anak juga harus pandai dalam mengungkapkan keinginan. Apabila orang tua mampu memberikan contoh mengungkapkan keinginan dengan baik, kelak anak kita pun akan dapat melakukan hal tersebut. Cobalah untuk mengamati perilaku dengan detail lalu ungkapkanlah perasaan dengan tepat. Jangan hanya melihat sepotong adegan, terkadang anak-anak itu ajaib. Mereka berfikir tidak seperti yang kita fikirkan. Jangan terlalu spontanitas ketahui terlebih dahulu situasi yang dihadapi dengan kepala dingin. 


Untuk dapat membangun hubungan harmonis kepada anak maka perlu terlebih dahulu mengenal diri kita. Hal ini akan membantu kita untuk dapat mengetahui bagaimana cara agar dapat mengetahui bagaimana cara mengendalikan diri. Secara perlahan kita dapat melakukan evaluasi apakah kita membesarkan anak dengan penuh amaran dan kekerasan atau dengan cinta. Cobalah sesekali bertanya pada waktu masih kecil apakah kita pernah membayangkan sosok orang tua ideal? Jika pernah maka waktu ini adalah saat yang tepat untuk mewujudkannya.


Amarah adalah nama lain dari kekhawatiran. Sebenarnya rasa marah ini muncul karena rasa frustasi dengan keinginan yang gagal terpenuhi. Maka, kita perlu cermat memahami penyebab rasa frustasi yang dihadapi. Misalnya saat melihat anak naik ke atas meja, lalu kita marah. Sebenarnya kalimat-kalimat bernada keras itu muncul dari rasa khawatir jika terjadi sesuatu. Kita merasa frustasi karena takut anak terluka dan tidak mampu menjaga dia dengan baik. Melakukan dialog internal akan membantu dalam mengamati apa yang dilihat dan didengar, mengetahui perasaan hati yang sebenarnya, mengerti dan menemukan sumber emosi, dan memahami apa yang dibutuhkan.


Bagian kedua: Memahami dan Berempati terhadap Anak Kita

Pada bagian ini penulis banyak memberikan alternatif kalimat yang diberikan  kepada orang tua dalam menghadapi anak. Mulai dari menjaga perasaan sampai dengan kalimat yang pas saat kedua orang tua akan melakukan perceraian. Atau kekhawatiran anak akan kematian salah satu orang tuanya. Kalimat-kalimat positif. 


Hal paling menarik pada bagian kedua ini adalah ketika penulis menyampaikan tentang kebohongan anak. Beliau menyapaikan bahwa kebohongan sebagai tanda bahwa mereka memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain, mengontrol tindakan, dan emosi meraka sendiri. Misalnya, saat anak terjatuh kemudian dia berkata tidak apa-apa ada kemungkinan dia mengetahui jalan pikiran orang tuanya. Pertama orang tuanya akan khawatir, kedua dia akan dibawa kerumah sakit. Dan dia tidak mau itu terjadi maka mengontrol tindakannya untuk tidak mengerang bahkan rasa sedih yang dimilikinya. Ini merupakan tanda perkembangan anak. Meskipun demikian, sebagai orang tua kita tetap harus jeli untuk mengarahkan anak. Paling tidak dengan memberitahukan bahwa dalam islam berbohong itu tidak boleh kecuali karena tiga perkara yaitu berbohong pada saat perang, berbohong untuk mendamaikan, dan berbohongnya seorang suami kepada istri untuk mendapatkan ridhanya.


Secara garis besar buku ini cukup menarik untuk dibaca oleh orang tua. Saya secara pribadi menjadi lebih mengontrol diri dalam bersikap kepada anak. Memilih kata yang paling pas dan membuat mencoba menanyakan terlebih dahulu sebelum memberikan judge.

Read More

Review Buku Stifin Personality (Peta Kecerdasan dan Jalan Kembali)



 Penulis : Farid Poniman

Penerbit : Yayasan STIFIN

Tahun terbit : 2017

Jumlah Halaman : 137


Sekilas Tentang STIFIn

Hal pertama yang dilakukan oleh petani dalam menanam adalah memastikan jenis bibit yang akan dirawat. Memahami jenis bibit tanaman menjadi penting karena akan memberikan pengaruh dalam penyediaan media tanam, cara perawatan, mencari pupuk yang pas, dan peersiapan pengolahan. Sebagai orang tua kita selayaknya petani tersebut. Anak adalah anugrah dari Allah, sebuah titipan yang harus dirawat dan dijaga agar dia dapat menjalankan tugas dari Tuhan. Setiap orang telah diberi bekal yang unik agar dapat menjalankan tugas tersebut.


Selama ini mungkin dari kita bertanya-tanya, bagaimana cara mengetahui bakat anak dari usia kecil? STIFIn ini jawabannya. Tes ini dapat dilakukan pada anak usia minimal 2 tahun. Tes STIFIn merupakan salah satu tools untuk mengetahui bekal Tuhan yang dimiliki seseorang. Berbantukan alat dengan akurasi tinggi diklaim dapat menunjukkan given atau pemberian Tuhan kepada manusia. 


Bagaimana cara kerja dari tes STIFIn? Tes ini dikenal juga dengan istilah tes sidik jari, sesuai namanya, proses pelaksanaan tes cukup dengan menempelkan kesepuluh jari ke alat yang sudah disediakan. Kemudian, tunggu beberapa saat maka hasil akan didapatkan. STIFIn akan mendefinisikan hasil kedalam lima mesin kecerdasan yaitu, Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting. Dari kelima mesin tersebut ada yang bersifat introvert dan ekstrovert, kecuali Insting. Jadi, secara keseluruhan ada 9 tipe kepribadian manusia menurut tes ini: Sensing Introvert (Si), Sensing Ekstrovert (Se), Thinking Introvert (Ti), Thinking Ekstrovert (Te), Intuiting Introvert (Ii), Intuiting Ekstrovert (Ie), Feeling Introvert (Fi), Feeling Ekstrovert (Fe), dan Insting 


Bagi orang tua yang berharap anaknya telah menentukan peta hidup pada usia 14 tahun, melakukan tes bakat dan minat pada anak dengan STIFIn cukup recomended. Tes yang dilakuka kepada anak usia dini akan membantu orang tua dalam melakukan komunikasi dan mempersiapkan masa depan anak. Meskipun sudah melakukan tes ini sebagai orang tua tetap harus menyediakan beragam aktivitas agar anak mendapatkan pengalaman yang lebih banyak.


Penjelasan Isi Buku

Kehadiran buku ini menjadi pelengkap penjelasan bagi sesiapa yang sudah melakukan tes. Bagi orang tua akan cukup membantu orang tua dalam memahami tingkah laku anak. Secara garis besar  terdiri dari 10 bagian, di setiap bagian terdapat semacam kisah sukses orang dengan mesin kecerdasan tertentu.

Bagian pertama, menekankan bahwa setiap orang memiliki peluang untuk sukses, asalkan dia mau fokus dan berusaha. Akan tetapi, antara orang yang sudah menyadari potensi kekuatan pada dirinya akan berbeda dengan orang yang belum. Manusia sudah diberikan benih berupa bakat oleh Allah kemudian tugasnya adalah merawat dan menumbuh suburkan benih tersebut. 

Bagian kedua, menerangkan antara kecerdasan dengan kepribadian. Di sini penulis menerangkan lebih detail mengenai komparasi teori kecerdasan dan kepribadian terdahulu dengan teori yang ada pada STIFIn. 

Bagian ketiga, menjelaskan mengenai mesin kecerdasan STIFIn. Pada bagian ini sudah mulai diterangkan tentang konsep pembagian lima mesin kecerdasan dalam STIFIn. Penulis menjelaskan mengenai  keseharian dari masing-masing mesin kecerdasan. Hal paling menarik bagi saya adalah  penjelasan mengenai lima Matra Kecerdasan, yaitu:

  • Matra Personalitas, matra ini menggambarkan bahwa kita berada pada level mengetahui setiap manusia memiliki kelebihan dan juga kekurangan.
  • Matra Mentalitas, saat manusia pada level ini maka dia akan mampu menerima dan menyadari perbedaan serta keunikan setiap individu. Bukan sekadar mengetahui tetapi sudah pada level penerimaan.
  • Matra Moralitas, seseorang pada level ketiga akan mampu menerapkan konsep sukses mulia. Menurut Jami Azaini orang yang sukses mulia merupakan orang sukses dan dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.
  • Matra Spiritualitas, jika sudah pada level ini maka akan mengukur baik dan buruk dengan patokan hukum Allah. Selain itu, orang pada level ke-empat akan mendayagunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah. Tidak ada satupun perbuatan yang tidak dilakukan karena Allah.
Bagian keempat, berbicara mengenai sembilan kepribadian STIFIn. Bagian ini menerangkan mengenai kemudi kecerdasan yang terdiri dari introvert dan ekstrovert. Seperti dijelaskan di atas, STIFIn membagi kecerdasan menjadi 9 (sembilan). Nah, di bagian ini penulis menjelaskan mengenai  ciri kecerdasan dari setiap individu. Untuk mempermudah dalam memahami ciri dari sembilan kecerdasan, penulis menuliskan dalam sebuah tabel kelebihan. Hanya saja, pada halaman 47 terdapat tabel yang terpisah. Sehingga, sedikit membingungkan. Menurut saya alangkah lebih baik apabila tabel tidak terpisah. Selain itu, akan lebih jelas apabila di kolom sebelum kepribadian penulis mengelompokkan dalam beberapa aspek. Hal ini akan membantu pembaca dalam memahami penjelasan ciri tersebut.

Bagian lima, membicarakan mengenai potensi kecerdasan. Sebagai pembuka bab penulis memberikan sebuah judul ilustrasi, Animals Schooling. Dengan menggunakan analogi menarik ilustrasi ini menjadi sebuah tamparan bagi pendidikan di Indonesia. Penulis akan mengajak pembaca lebih peka dengan peluang karir dan penentuan sekolah yang sesuai dengan mesin kederdasan anak.

Bagian enam, penulis mengajak untuk fokus pada satu profesi. Penyajian mengenai hidup mengalir dan  hidup terencana ditulis dengan bahasa sederhana dan muda dimengeri. Seseorang yang hidup mengalir akan mengikuti takdir Tuhan dengan tanpa memiliki ambisi dan merencanakan segala sesuatunya. Baginya semua telah ditentukan oleh Tuhan. Lalu, bagaimanakah si hidup terencana? Temukan di buku ini yaa.

Bagian tujuh, melatih bakat dengan pembinaan intensif. Setiap orang membutuhkan guru agar dia dapat berkembang dan bertumbuh. Asalkan mengetahui cara perlakuan dengan benar maka dia akan menjadi pemenangnya. Untuk memudahkan mencari pelatih atau guru sudah disediaka tabel pelatih yang diutamakan dan disegani. Sedikit koreksi pada bagian ini. Penulis memberikan analogi persamaan Fisika, yaitu W = F x s. Dimana s merupakan jarak, padahal dalam konsep fisika s tersebut bukanlah jarak melainkan perpindahan. Lebih tepat apabila ditulis dengan delta s. Bukan hanya mengenai berapa jarak yang sudah dia lalui tetapi juga tentang seberapa jauh dia dari titik awal. Bisa saja jarak tempuhnya adalah 50 m tetapi perpindahan hanya 30 m.

Bagiam delapan, habitat yang sesuai. Diberikan saran habitat alam, sosial, dan industri yang paling pas dengan mesin kecerdasan.

Bagian sembilan, hubungan karakter alam dengan pola komunikasi. Unsur alam semesta, simbol jari, unsur kepemilikan,,, bagaimana pola komunikasi. Hubungan kecerdasan yang diperlukan dan mengalahkan

Bagian sepuluh, kepemimpinan ala STIFIn. Pola kepemimpinan para pemimpin besar yang di judge memiliki mesin kecerdasan tertentu.



Read More

Review Buku Rahasia Nabi Khidir



 Penulis : Ibnu Hajar Al Asqalani

Penerbit : Turos Pustaka

Tahun terbit : 2019

Jumlah Halaman : 204


Dalam mencari buku islam pada masa sekarang ini kita harus cukup hati-hati dan telilit. Apakah penulis merupakan seoarang Ahlus Sunnah atau bukan. Saat membeli buku ini sempat ragu sebenarnya, tetapi ketika melihat penulisnya juga merupakan pengarang kitab Bulughul Marom yakin dengan kevalidan buku ini. Bagi orang semacam saya yang masih minim info mengenai ulama yang bisa diikuti perlu sekali ada penjelasan siapakah dia. Ibnu Hajar Al Asqalani juga merupakan seorang ahli hadis. Tidak mengherankan apabila dalam buku ini beliau menampilkan sanad dari hadis yang dikutip dengan sangat rinci.

Bagaimana isi buku ini?

Awalnya saya membaca buku ini agak tercengang, ternyata ada sebagian orang yang mempercayai bahwa nabi Khidir masih hidup sampai sekarang. Beliau selalu menunaikan ibadah haji satu tahun sekali bersama nabi Ilyas dan meminum air zam-zam agar tidak merasa kehausan selama satu tahun. Info yang selama ini familiar dengan kita hanya kisah Nabi Khidir bertemu dengan Nabi Musa. Secara keturunan dan kisahnya memang jarang dibahas. 

Disinilah Ibnu Hajar dengan metode ilmiahnya menjelaskan dengan sangat terperinci dan hati-hati. Beliau menelaah berbagai macam sumber mulai dari pendapat dan cerita dalam naskah, mencari hadist sampai dengan merujuk sumber aslinya. dengan ketelitian dan keluasan ilmu beliau pula disampaikan biografi singkat nama yang muncul dalam sanad sehingga kita akan mengetahui derajat orang dalam rangkaian sanad tersebut. Apakah mereka orang yang dapat dipercaya, lalai, atau tidak dapat dipercayai.

Saat membaca buku ini ada baiknya selalu melihat catatan kaki. Agar kita dapat memahami mana saja hadist yang dapat dipercaya dan tidak. Karena dalam buku ini Ibnu Hajar juga menuliskan hadis yang perawinya diragukan. Meskipun demikian di akhir Bab dan buku ini Ibnu Hajar menegaskan mengenai berita yang simpang siur mengenai nabi Khidir. Terutama penegasan mengenai sudah wafatnya nabi Khidir.

Struktur Tulisan

Secara garis besar buku ini menjelaskan tiga hal yaitu silsilah nabi Khidir, penjelasan mengenai posisi beliau sebagai Nabi atau wali Allah, dan kabar seputar masih hidupnya nabi Khidir. Pertama, mengenai silsilah ini setidaknya terdapat sepuluh pendapat. Dari kesepuluh itu pendapat yang dapat dipercaya adalah pendapat dai Ibnu Jarir ath Thabari, beliau menyatakan bahwa Nabi Khidir adalah anak dari salah seorang yang beroman kepada nabi Ibrahin dan ikut berhijrah dari Babilonia. Ada pula yang menyatakan Nabi Khidir merupakan anak dari seorang ayah berkebangsaan Persia dan iu seorang Romawi. Selain pendapat tersebut jika dilihat dari keshahihan riwayat, pendapat dari Wahb bin Munabih juga dapat dipercaya. Beliau menyampaikan jika garis keturunan nabi Khidir adalaha Balya bin Mulkan bin Qali' Bin Syalikh bin 'Abir bin Arfakhyadz bin Sam bin Nuh. Adapun sumber yang menyebutkan nabi Khidir merupakan putra nabi Adam, Keturunan Harun, dan keturunan Fir'aun sangat lemah.

Kedua, Apakah Nabi Khidir seorang Wali atau Nabi? Dalam buku ini disampaikan bahwa mayoritas Ulama menyepakati bahwa Khidir adalah seorang nabi dan ilmunya merupakan pengetahuan tentang perkara-perkara batiniah yang diwahyukan kepadanya. Dia mengajarkan hikmah kepada Nabi Musa dengan hal yang tampak. Ibnu 'Abbas dan Wahb bin Munabbih juga menegaskan bahwa Khidir adalah seorang Nabi dan bukan Rasul.

Ketiga, apakah Nabi Khidir masih hidup? Pada Bab ke lima sampai dengan bab terakhir benar-benar dibahas mengenai masalah ini. Penulis menyajikan berbagai macam pendapat dan riwayat keliru mengenai argumen bahwa nabi Khidir sampai sekarang masih hidup. Bahkan di pembukaan bab ke lima disampaikan riwayat dari Daruquthni dengan mata rantai perawi tidak bisa diterima kebenarannya. Riwayat yang menyebutkan bahwa ajal kematian Nabi Khidir ditangguhkan sampai dia bisa mendustakan Dajjal saat kemunculannya nanti adalah palsu. Jika ada manusia yang paling mulia dan diberikan kekekalan kehidupan pastilah orang tersebut adalah Nabi Muhammad. Sebagai argumen yang mematahkan bahwa Nabi Khidir masih hidup adalah, apabila memang Khidir masih hidup mengapa tidak menjumpai Rasulullah dan membantunya dalam peperangan melawan kafir? Meskipun ada riwayat yang menyampaikan bahwa Khidir pernah menemui Rasulullah tetapi riwayat tersebut palsu. 

Dapat diambil kesimpulan bahwa Nabi Khidir adalah seorang Nabi dan beliau sudah wafat. Sedikit tips saat nanti membaca buku ini. Pastikan membaca catatan kaki dengan baik agar dapat mengetahui mana riwayat yang dapat dipercaya dan tidak. Selamat membaca mantemaaan.

Read More

Review Buku Insecurity is My Midle Name



 Ini buku sudah lama banget ku incer. Tepatnya setelah salah seorang selebgram dan penulis buku (Larissa) membuat SG daftar isi buku ini. Sampai aku screenshoot segala wkwkwk. Melihat daftar isinya tertarik gitu, seperti merasa wah... cocok ini, sepertinya bisa buat bahan konten yang pas dengan anak muda. Setelah membaca, eh... malah cocok juga buat aku yang kadang terserang badai insecurity. Jadi sebenarnya nyari buku ini karena mau buat bahan konten atau karena emang aku insecure? Beda tipis ini kayaknya mah hahaha.


Kak Alvi Syahrin dengan sangat apik mengemas setiap kalimatnya. Berasa banget kita lagi ngobrol sama beliau. Terus pas kita ngeles sebuah pernyataan, eh dianya juga udah ngasih jawaban di lembar berikutnya. Ini penulisnya membuat sesuai pengalaman pribadi atau cenayang sih? Ngerti amat sama yang ada dalam hati pas membacanya.


Good Looking

Pembahasan yang dilakukan pun runtut dan kita bakal di ajakain buat ber-oia juga sih- sama buku ini. Pertama fokus pembahasan ada pada diri sendiri. Insecure yang datangnya dari diri sendiri. Mulai dari penampilan fisik sampai dengan skill atau kemampuan. Banyak banget sih ini orang disekitarku yang insecure dengan penampilannya. Merasa ga good looking gitu. Ini menjadi masalah karena lingkungan pergaulannya yang seolah tidak bisa menerima keberadaannya sebagai manusia yang ga good looking. Apalagi ada pemikiran bahwa hanya yang good looking yang bakal banyak diterima di tengah masyarakat. Hanya yang good looking yag berhak bahagia dan dicinta #eaa. Lemak dan jerawat seolah menjadi penghalang untuk dapat bersosialisasi sampai dengan mendapatkan pekerjaan. Nah, disini kita akan diajakin untuk ga terlalu pusing dengan hal ini. Konon kalau ada yang masih fokus pada penampilan kita saja tanpa memperhatikan faktor lain tandanya lagi ketemu orang yang dangkal plus ga tulus. Dia hanya melihat casingnya saja. Padahal casing bukanlah jaminan kualitas sebenarnya. Attitiude, skill, kecerdasan emosi, dan sejenisnya dapat membantu kita nampak cantik dalam artian berbeda. Perlu digali lagi sih sebenarnya, orang tidak mau menerima kita karena penampilan kita atau karena yang lainnya? 


Makanya, kita kudu fokus untuk mengembangkan diri. Jangan terlalu memikirkan masalah glow up tetapi lupa buat grow up. Allah itu sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Tidak ada satupun makhluk Allah yang diciptakan dengan sia-sia. Sama dengan kita yang kadang merasa hidup tidak berguna. Ibarat kata mah, udah merasa ga good looking merasa ga punya kemampuan pula. Ditambah kita hanya sibuk mikirin kekurangan tanpa melakukan apa-apa. 


Masa Depan

Hey! Jangan mengkambinghitamkan mood atas kemalasan yang dimulai. Ngerti sih, sadar sih tapi magernya ga produktif banget. Ga masalah sih rebahan di kasur mainan HP tapi dia dalam rangka belajar skill tertentu.Jangan karena lulusan kampus tak tenar jadi merasa masa depan suram. Jangan karena sekarang masih di level gini-gini aja dan melihat teman-teman sudah wow lalu kita pasrah. Lalu muncul pembenaran, tuh bener kan masa depanmu pasti suram. Semakin merasa tidak memiliki passion sama sekali. Hidup kok berasa tidak punya keahlian atau skill yang berguna.


Pembahasan mengenai  skill dalam buku ini menjadi bagian cukup menohok sih buat aku. Bukan karena merasa ga punya skill, tapi merasa bisa banyak hal tapi ga ada yang ekspert (hahaha rada sombong). Membaca buku ini menjadi diingatkan untuk memilih satu skill yang akan dipelajari dengan benar dan penuh kesungguhan. Bahkan pada sesi pembahasan mimpi, sesuatu yang nampaknya abstrak dan jadi takut melakukannya karena seringnya gagal pun diulas dan rasanya dapat penyelesaian setelah membaca buku ini. Katanya, ga mungkin orang itu ga punya cita-cita. Pun, ketika kita ragu sebenarnya kita pasti punya mimpi tertinggi yaitu, masuk surga. Uhhh berasa habis ngomongin dunia dibuat adem buat ingat akhirat. Tapi, memang disetiap akhir bab pembahasan pasti endingnya kita diingatkan bahwa ada Allah, bahwa standar sukses versi Allah, tentang ukhrowi. Semakin lama membaca buku Insecurity is My Midle Name berasa lagi baca di bawah pohon aja, adem gitu.


Bagian paling inget tentang mimpi tu, cobalah bermimpi dari hal kecil tetapi mendukung mimpi yang besar. Misal, bermimpi menjadi penulis best seller. Nah, biar nggak merasa berat banget nih, kita disarankan buat bermimpi menulis konsisten setiap seminggu sekali pada hari tertentu. Jumlah tulisan pun nggak langsung seribu, sebaris dua baris dulu. Yang penting terlaksana.


Kebanggaan Orang Tua

Kebanggaan orang tua terhadap anak juga sering menjadi part yang cukup "menyiksa" batin. Apalagi saat sudah merasa tidak bisa membanggakan plus menjadi beban orang tua. Biasanya terjadi karena ada harapan orang tua yang tidak mampu kita wujudkan. Atau karena adanya mimpi yang berseberangan antara kita dengan orang tua kita (aku banget hahaha). Jurang pemisah perbedaan itu akan semakin dalam dan lebar jika dibarengi dengan komunikasi yang tidak baik. Bisa jadi saat kita mati-matian berusaha mewujudkan impian kita, orang tua menilai jika kita sedang bermalas-masalan di kamar. Padahal kamar merupakan medan perjuangan mewujudkan impian, menambah skill dan belajar banyak hal. Tetapi, karena tidak dikomunikasikan yang terjadi adalah salah paham. 


Komunikasikan apa yang sedang kamu lakukan. Bedialoglah dengan baik. Sampaikan bahwa apa yang sedang kamu kejar juga akan memebrikan dampak seperti harapan mereka. Jangan biarkan terlalu lama jurang kesalahpahaman itu menganga. Bahkan dalam buku ini kita juga diminta membayangkan bagaimana harapan saat sudah menjadi orang tua kepada anaknya. Kalau mampu melakukan hal tersebut akan membuat lebih memahami keinginan dan perasaan kedua orang tua.


Penutup

Bener banget kata film India Three Idiot... terkadang kita sedih dengan kegagalan yang dicapai oleh teman kita, tetapi lebih menyakitkan ketika mengetahui teman kita jauh lebih baik dari kita. Antara sedih atau bahagia yang kita tidak bisa mendefinisikannya. Melihat teman menunjukkan capaian dalam hidupnya terkadang membuat kita menjadi insecure. Merasa kita belum memiliki keberhasilan apapun. Mereka sudah melejit sampai bintang di langit, kitanya masih saja di bumi menjadi penonton keberhasilannya. Seneng sih pada kalimat, Allah tidak mewajibkan kita untuk sukses, terkadang kita tertekan karena apa yang ada di kepala kita sendiri. Pengennya sih lebih dari mereka padahal sebenarnya yang harus dikalahkan bukan teman tetapi diri sendiri. 


Efek setelah membaca buku ini adalah kita akan menjadi lebih menghargai diri sendiri dan proses yang sedang dilakukan. Menjadi lebih fokus untuk mengembangkan diri tanpa melihat orang lain lebih dalam. Selalu semangat untuk berproses menjadi ahli di suatu bidang. Ketekunan dan konsitensi yang dilakukan pasti akan memberikan hasil. Pohon kurma butuh waktu 4 tahun untuk tumbuh dan belasan tahun untuk berbuah. Tidak ada yang instan dan langsung bisa memetik hasil. Yang terpenting adalah kita jangan pernah berhenti berproses. Kalahkan segala dinding penghalang untuk tumbuh dan berkembang. Jadikan insecurity menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik, bukan dijadikan alasan terpuruk. Takdir Allah selalu indah bagi seluruh hamba-Nya. Bolehlah kita kalah dalam urusan dunia tetapi jangan lupa kita harus berjuang untuk memenangkan urusan akhirat.

So, buat kalian yang merasa insecure dan ingin segera menemukan solusi segeralah membaca buku ini. 

Read More

Review : Ramadhan, Maaf, Kami Masih Sibuk



Judul buku : Ramadhan Maaf Kami Masih Sibuk

Penulis : Ahmad Rifa'i Rif'an

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

Tahun terbit : 2021


Isi buku ini mengajak pembaca untuk melihat bagaimana Ramadannya biasa berlalu. Memalui bahasa sederhana kita akan merasakan sebuah gejolak perjalanan ruhani. Secara perlahan akan lebih menginsyafi betapa banyaknya hal sia yang dilakukan saat Ramadan menyapa. Tidak mengherankan apabila buku ini sampai mengalami cetak kembali. Awalnya buku ini berjudul Ramadan, Maaf, Kami Sedang Sibuk, kemudian dengan isi yang sama berganti judul menjadi Ramadan, Maaf, Kami Masih Sibuk. Melihat perubahan judul ini kita akan disentil dengan lembut. Bahwa ternyata, setelah meminta maaf karena sedang sibuk pada Ramadan sebelumnya, tahun ini pun sama... kita masih sibuk.


Tidak jarang dari kita menjalani ramadan dengan biasa saja. Tidak ada sama sekali getar spiritualitas yang dirasakan. Lebih sibuk memikirkan akan berbuka dengan menu apa daripada ilmu apa yang ingin diperdalam. Masih saja sibuk dengan mengumpulkan cuan agar dapat membeli baju baru, kue lebaran, atau mudik yang sudah menjadi langganan. Bahkan seandainya hari ini ada pengumuman dari Jibril tentang peniadaan Ramadan yang kita sesali bukan karena akan kehilangan bulan yang penuh diskon ampunan. Lebih ke..., akan ada hal rutin yang tidak bisa dilakukan. Allah akan melipatgandakan pahala, mengampuni sebagian dosa tetapi... masih saja manusia sibuk dengan urusan dunia.


Pun, pengandaian Ramadan terakhirmu juga tidak mampu menumbuhkan semangat. Bahkan seandainya ada surat dari malaikat Izrail tentang usia yang hanya tersisa selama Ramadan saja belum tentu akan membuat kita semakin memperbanyak sujud kepada Allah. Dan seandainya itu yang terjadi sungguh terlalu kita sebagai manusia. Selemah itukah iman kita? Salah satu tanda orang yang akan menganggap Ramadannya sebagai ramadan terakhir maka akan melakukan pertaubatan sejak Ramadan belum dimulai. Dia sudah akan menyiapkan diri menyambut Ramadan. Hal yang dilakukan untuk mempersiapkan Ramadan antara lain : berdoa, merancang agenda, dan taubat. Berdoa agar dipertemukan dengan Ramadan dan menjalaninya dengan baik. Persiapan kedua adalah menyusun agenda selama bulan Ramadan, semacam membuat list to do begitu.  Persiapan yang terakhir adalah bertaubat dengan penuh kesungguhan, taubatan nasuha. Seperti yang sudah disebutkan di awal ini sebagai bukti kesungguhan kita dalam menyambut Ramadan.


Penyambutan harus dilakukan dengan sangat meriah secara ruhiah, jasmaniah, dan fikriah. Kita akan menyambut tamu agung yang kehadirannya disambut dengan kata Marhaban bukan Ahlan. Secara tingkat bahasa Marhaban menandakan keagungan tamu yang akan disambut. Sebagaimana para sahabat saat menyambut kehadiran Nabi Muhammad.


Allah menyembunyikan waktu Lailatul Qadr agar kita selalu serius bermunajad di setiap malamnya. Bukan saat malam ganjil di sepuluh hari terakhir kita hanis-habisan kemudian di malam genap beristirahat. Menjelang malam terakhir Ramadan sudah mulai bahagia karena Ramadan akan berakhir. Bukan tangisan untuk menyambut perpisahan dengan Ramadan, tetapi suara riuh petasan sebagai tanda kebahagiaan. 


Benarkah kemenangan itu menjadi milik semua orang? Apakah semua akan terlahir fitri sebagaimana bayi yang baru terlahir tanpa dosa? Tentu semua bergantung dengan bagaimana kita bersikap saat Ramadan. 


Secara keseluruhan buku ini sangat bagus dan perlu untuk dibaca oleh siapapun. Boleh dibaca sebelum Ramadan agar lebih mempersiapkan diri dan tidak sibuk saat Ramadan. Apabila dicermati secara umum buku ini sudah terdapat tiga bagian renungan, sebelum Ramadan, saat Ramadan dan paska Ramadan. Tetapi memang tidak ada batas yang jelas. Dalam KBBI kata baku untuk Ramadan adalah tanpa huruh H setelah D tetapu dalam buku ini masih menggunakan kata Ramadhan tanpa dimiringkan sebagai tanda bahwa ini adalah kata dari bahasa Arab bukan Indonesia. Sekali lagi, buku ini bagus banget buat dibaca. Siap-siap akan merasa tercabik-cabik dan merasa gue banget saat membacanya.


Mari kita persiapkan Ramadan tahun ini dengan sebaik mungkin. Memanfaatkan diskon dan obral maghfirah serta pahala dari Allah.


Read More

Lagu Bulan Desember


 

 Desember- Beberapa hari ini sering banget liat tanggalan di bulan Desember. Rasanya aku sedang menunggu sesutu di bulan ini. Entah di tanggal berapa yang aku tunggu sebenarnya. Apa ini karena memang aku yang sedang tidak baik-baik saja dari kemarin? 


Selama hampir satu bulan ini aku merasa sedang tidak menjadi aku. Hidup rasanya hanya itu-itu saja. Banyak keinginan yang ingin dilakukan tetapi ada penghalang yeng belum dapat aku kalahkan. Terasa kosong dan tidak bertenaga. Berasa ya sudahlah. 


Sampai kemarin aku mencari refrensi tentang kesehatan mental, ah masak sih aku mengalami depresi mayor. Meski ga sampai level pengen mengakhiri hidup sih. Yakali, aku masih memiliki banyak sekali misi yang belum selesai.


Aku tidak tau kemana jiwaku yang dulu. Meski keliatan banget aku sedang lemah secara spiritual. Semua perlu di perbaiki. Mungkin Desember ini ingin mengajak aku untuk menata hidup kembali. Menjadi orang yang lebih bermakna.


Perlu melakukan banyak hal baru. Keluar rumah menyapa banyak orang, berbagi isi kepala dan melakukan tindakan nyata. Aku tidak bisa hanya terdiam dan menghitung hari-hari sampai tahun ini habis.


Semua permasalahan yang aku hadapi tidak membutuhkan orang lain dalam penyelesaiannya. Hanya butuh Allah yang membantu. Karena sebenarnya yang aku alami adalah permasalahan pada diri sendiri. Kehilangan jiwa emm apa ya yang lebih tepat. Apakah aku kehilangan gairah?


Sepertinya aku harus kembali mengingat, bahwa ada amanah besar yang harus diselesaiakan. Ada banyak keinginan yang harus diwujudkan. Semua tidak akan pernah terjadi jika aku hanya seperti ini. 


Ayo, perbaiki semuanya. Give up! Be the best! Tata ulang lalu lakukan.

Read More

Dari Gunuang Omeh, Ke Jalan Lain di Moskow Menuju Hukuman Mati di Kediri, Sebuah Cerpen Yang Mengajak Berfikir

Sekilas membaca judul dari cerpen tersebut langsung teringat dengan sebuah buku yang berjudul Dari Ave ke Maria ke Jalan Lain ke Roma. Sebuah kumpulan cerita karya Idrus yang diterbitkan oleh balai pustaka. Secara otomatis otak sudah memberikan stimulus sepertinya ceritanya akan sejenis dengan karya Idrus ini. Cerita pendek yang akan menggambarkan sejarah di masa lalu. Tapi siapa dan tentang apa? 

Awalnya merasa asing dengan Gunuang Omeh, yakin banget ini adalah bahasa daerah dan yang pasti bukan Jawa. Mana dong? Sebelum pusing, akhirnya diputuskan untuk membaca terlebih dahulu paragraf awal. Satu kata kunci di empat paragraf pertama yaitu,  penulis Tanah Orang Miskin. Judul ini tidak asing, sepertinya pernah membaca ini tetapi, masih tidak yakin. Setelah konsultasi dengan google, walaaa benar ternyata ini adalah kisah Tan Malaka. Pantes ada Moskow, sebuah tempat yang kental dengan ajaran komunis. Berarti Gunuang Omeh itu mengandung unsur melayu wkwkwk

Langsung deh, semangat untuk mencermati tulisan karena kebetulan pernah membaca biografi Tan Malaka dan mengoleksi dua karyanya. Membacanya sedih campur haru. Masih kadang ada perasaan tidak terima ada perlakuan seperti itu kepada salah satu pendiri bangsa. Kegundahan dan kegalauan tokoh aku cukup mewakili perasaan.

Eh, tapi bagaimana dengan orang yang tidak suka sejarah membaca cerpen karya Heru Sang Amurwabumi ini? Kuminta suami untuk membaca cerpen. Tanggapannya, belum bisa menyimpulkan siapakah tokoh dia. Tetapi dapat memahami bahwa tokoh dia adalah seseorang yang berjasa terhadap republik.

Secara pemilihan diksi kata, penulis memiliki sebuah ke-khasan. Unik dan tidak semua penulis bisa meramu sedemikian kuatnya. Penggambaran latar membawa kita ke nuansa masa lampau. Cukup detail apalagi saat mendeskripsikan suasana Gunung Wilis.

Tokoh yang dimunculkan adalah dia, aku (sersan batalyon), kopral, dan komandan batalyon. Untuk menentukan mana tokoh antagonis dan protagonis cukup sulit. Karena kurang ada penegasan mana tokoh yang digambarkan jahat. Jika dibaca baik-baik sepertinya tokoh Komandan adalah antagonis dan dia adalah protagonis.

Bagi Anda yang suka cerpen dengan genre romance atau konflik seputar cinta atau persahabatan tidak akan merasa terhibur saat membaca cerpen ini. Penggunaan bahasa yang cukup butuh pencernaan dan kita seolah diajak berfikir siapa tokoh ini? Benarkah itu terjadi? Dan segudang pertanyaan lain. Maka, saya tidak merekomendasikan cerpen ini untuk dibaca. Beneran, ini cerpen bakal ngajakin kita main detektif-detektifan. Tidak akan ada senyum simpul saat membaca derita demi cerita. 

Cerpen ini sangat direkomendasikan untuk Anda penyuka sejarah. Cerpen ini bisa dikategorikan kedalam faksi. Dimana cerita diangkat dari sebuah realita. Membaca ini akan mengingatkan saya terhadap salah seorang yang mengajari saya membaca dan menulis, pak Nasirun Purwokartun. Beliau juga menulis fiksi (novel Penangsang) tetapi by riset. Gaya bahasa, pengambilan tema cerita hampir sama. Sangat ditunggu kisah hidup Tan Malaka ini diangkat ke dalam sebuah novel. Seru deh pasti.

Yuk yang kepo sama cerpennya bisa cus klik link ini 
https://www.ngodop.com/2021/08/dari-gunuang-omeh-ke-jalan-lain-di.html?m=1
Read More

Belajar dari Jendela SMP

SCTV merupakan salah satu stasiun televisi yang sering mengangkat novel ke dalam sinetronnya. Salah satu sinetron yang diangkat dari novel adalah Dari Jendela SMP. Sebuah novel fenomenal besutan Mira W ini menceritakan tentang seorang anak SMP (Wulan) yang hamil dengan teman sekelasnya (Joko). Itu versi novel, versi sinetron tidak semuanya sama persis dengan di novel. Bahkan saat lebih dari 500 episode ini jalan cerita sudah sangat jauh dari novel aslinya. 

Di versi novelnya Wulan pada akhirnya melahirkan anak tersebut, sedangkan Joko yang berasal dari keluarga tidak mampu akhirnya masuk rehabilitasi sosial karena melakukan pelanggaran hukum. Sad ending kalau di novel mah.

 Gimana di sinetnya? Sejak kemunculan sinetron yang dibintangi oleh para remaja ini sudah beramai-ramai komentar miring. Pasalnya ada kekhawatiran jika nanti akan memberikan contoh tidak baik bagi remaja terutama anak SMP. 

Dalam cerita versi sinetronnya Wulan mengalami gejala pseudocyesis atau disebut juga kehamilan palsu. Biasanya seseorang yang depresi, stres, atau mengalami penyakit akan merasa yakin bahwa dirinya hamil. Dikisahkan Wulan mengalami sakit kanker ovarium dan akhirnya di operasi. Setelah operasi ini dia masih bertanya kepada kedua orangtuanya tentang dedek bayinya dengan Joko. Ya, Wulan merasa dia kehilangan bayinya. Bahkan sebenarnya Wulan tetap menstruasi selama mengalami kehamilan palsu tersebut. 

Setelah diintrogasi, ternyata Joko dan Wulan tidak melakukan hubungan terlarang. Mereka hanya saling berpegangan tangan untuk menghangatkan. Jadi, jelas banget perbedaan kisah novel dengan sinetronnya. 

Bahkan disini terselip sebuah sex education bagi pelajar. Sekaligus menambah pengetahuan bagi kita tentang kehamilan palsu dan bagaimana sikap yang harus diberikan kepada orang yang mengalami hal tersebut. 

Menurut saya, sinetron ini semakin menarik ketika masuk ke jenjang SMA. Konflik yang dihadirkan lebih fresh dengan tetap melanjutkan konflik yang lama dan utama. Konflik yang belum terselesaikan dari sesi pertama adalah restu orang tua Wulan dan Joko. Keluarga mereka bermusuhan karena adanya kesalahan dan rasa dendam dari masa lalu. 

Sedangkan konflik baru yang dihadirkan selayaknya anak-anak sekolah jaman sekarang. Ada senioritas, cewek dan cowok populer, persahabatan, cinta segi banyak, putus dari pacar, semacam itulah. Tapi ada beberapa konflik yang dihadirkan kemudian menjadi nasihat untuk para remaja.

Ada tiga konflik nih yang asik untuk dibahas, karena ini bisa berhubungan dengan kesehatan mental jugak 

Pertama, kisah Wulan and the Genk saat mau bersahabat dengan Lesti. Ceritanya Lesti itu anak yang cupu, berkacamata, dan semua argumennya selalu berdasarkan kata internet. Keanehan yang dimilikinya membuat dia tidak pernah punya teman. Dan selalu merasa sendiri. Tetapi Wulan dan teman-temannya membuka tangan untuk bersahabat dengan Lesti. Mereka melindungi Lesti dari ucapan orang sekitar.

Kedua, saat Cantik kena body shaming. Ceritanya anak-anak cewek ikut dalam pembuatan video klip boy band Unity. Anak-anak di sekolah memberikan apresiasi kepada para cewek itu. Namun, mereka memberikan komentar tidak mengenakkan mengenai penampilan Cantik. Dia memiliki ukuran big size, hobi makan, dan sangat enerjik. Akhirnya si Cantik merasa insecure kemudian dia bertekad untuk diet. Tidak mau diajak makan sama temen-temennya hingga suatu saat dia jatuh pingsan di kamar mandi. Beberapa hari tidak masuk sekolah. Melihat keadaan ini teman-teman Cantik (Wulan and the Genk) membuat sebuah video kampanye mengenai self love. Dalam video tersebut mereka menceritakan kekurangan masing-masing dan di akhir video mengajak siapapun untuk mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. 

Ketiga, saat pementasan drama kolosal Damar Wulan. Waktu itu seharusnya Santi berperan menjadi adik dari Kencana Wungu. Tetapi, tiba-tiba guru mennganti perannya menjadi pohon, karena ada selebgram yang akan ikut tampil. Selebgram itu padahal orang yang merusak hubungan Santi dengan pacarnya. Dia sangat sedih, dan merasa tidak akan ada orang yang bertepuk tangan untuk pemeran pohon. Ternyata, teman-teman Santi peka dengan perasaan Santi. Mereka berkata, bahwa Santi akan menjadi pohon terbaik sepanjang sejarah pementasan drama. Mendengar perkataan temanya Santi menjadi semangat. 

Memilih teman degan positif vibes sangat diperlukan. Apalagi bagi remaja yang sedang mengalami banyak perkembangan secara emosional. Mencari lingkaran positif yang memberikan dorongan sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan mental remaja.

Begitu kira-kira yang dapat diambil sisi positifnya. Sisi negatif ada nggak? Ada dong pastinya. Lebih banyak scene cinta-cintaan sih. Untuk anak-anak butuh pendampingan. Soalnya bahasa yang digunakan juga lebih ke bahasa gaul yang beberapa orang mungkin akan merasa itu tidak sopan. Selain itu, kurang dalam penggambaran suasana sekolahnya. Aneh saja sih, di sekolah sebesar itu cuma ada dua guru dan satu satpam. Satu guru olahraga dan satunya guru serba bisa wkwkwk. 

Yang penasaran silahkan saksikan sinetron ini. Tayang setiap hari pukul 17.25 sampai 19.25 
Read More

Catatan Pertama Tentang History Of Java

Salah satu buku babon yang sering digunakan dalam pelajaran sejarah adalah buku History Of Java. Sebuah tulisan dari Thomas Stamford Raffles, seorang berkebangsaan Inggris yang Letnan-Gubernur Jawa dan sekitarnya. Dia yang sangat rapi dan rigid dalam mencatat apa saja yang terjadi di tanah Jawa pada masa lalu. Mulai dari kondisi geografis, komposisi penduduk, perekonomian, karakter penduduk, budaya, bahasa, dan munculnya Islam di tanah Jawa.

Catatan paling lengkap dan yang dijadikan rujukan itu ditulis saat negara kita masih dalam kondisi terjajah. Ibarat kata untuk makan saja serba sulit apalagi memikirkan tetang data. Terselip sebuah kekaguman terhadap bangsa barat, mereka sangat keren dalam memahami tanah jajahannya. Disisi lain juga merasa miris, pada saat yang bersamaan negeri kita masih banyak yang belum dapat membaca dan menulis. Sedih sih rasanya, orang yang memberikan catatan detail tentang tanah kelahiran ternyata orang asing. 

Buku ini cukup tebal, makanya saya gak selesai-selesai membacanya. Di setiap akhir bab akan diberikan catatan kaki. Sehingga akan memudahkan kita memahami istilah-istilah yang disampaikan. Ya meskipun kita harus bolak-balik sih bacanya. Kan tulisan ada di depan, terus catatan kaki di belakang. Font tulisannya juga kecil, tanpa gambar. Eh, ada sih gambar... gambar penjelas misal alat pertanian, penampakan laki-laki ningrat, dan sejenisnya. 

Rafles, seorang akademisi yang akan menggiring kita ke masa lalu dengan data dan fakta. Bahkan dia juga mengungkap fakta bagaimana korupnya pemerintah Belanda. Satu hal yang mencengangkan, ketika kita menganggap yang jahat banget adalah penjajah, dalam tulisannya Rafles menjelaskan bahwa para pribumilah yang kejam. Bukan sembarang pribumi, melainkan orang yang memiliki kekuasaan, para tuan tanah. 

Dalam segi budaya, Rafles sampai mencantumkan bagaimana cara berpakaian, karakteristik para bangsawan, kebiasaan masyarakat, perbendaan petani Jawa dan Bali. Komoditas pertanian bukan hanya disebutkan jenisnya, dia sampai dapat menyebut berapa banyaknya hasil panen per tahun. Lengkap dengan hitungan penjualan. Ada neraca pendapatan yang ditampilkan.

Buat kalian yang pengen mengetahui bagaimana bagsa kita dimasa lalu buku ini pas banget untuk dibaca. Ya, meskipun kita tetap harus kritis dengan tulisan Rafles. Tetap harus diingat, dia adalah penjajah yang pastinya ada sisi yang tidak objektif saat pembahasan.


Read More

Inspirasi dari Sinetron Catatan Harian Aisha


Di pagi buta, sekitar pukul 03.00 liat jam di HP kemudian membaca beberapa status WA. Nah, di salah satu status WA seorang anak SMA dituliskan kalau, CHA (Catatan Harian Aisha) tamat. Wuaaa... langsung deh memanfaatkan paket mid nigt buat liat episode terakhir melalui yutube. Niat banget ya? hahaha.... Maklum emak-emak setengah sholihah, bangun jam segitu bukannya sholat malah pensaran dengan ending sinetron tontonan anak SMA hihihi. Wajarlah kalau masih rada ke SMA-SMAan. Biar tetep kekinian gitu, pas ngobrol sama mereka #alibi.

Tapi ini sinetron bukan sinetron sembarangan loh. Hanya tayang sebanyak 66 episode terus udahan, mungkin ratingnya turun terus kisahnya di udahin begitu aja. Tapi kabarnya sih, si penulis naskah mengundurkan diri. Beda banget sama beberapa sinetron yang biasanya sampai ribuan episode. Biar ga penasaran tak kasih dulu deh sinopsis CHA dari wikipedia.

Aisha (Tissa Biani), gadis sholeha yang berada di tengah kehidupan remaja kota penuh hedonisme. Siswi pindahan Sukabumi ini tampil mencolok dengan penampilannya yang berbeda 180 derajat dari teman-teman di sekolah barunya.

Aisha jadi pusat perhatian saat pertama kali datang ke sekolah. Tak terkecuali Rafa (Bio One), Siswa yang memiliki kehidupan bagai langit dan bumi dengan Aisha. Aisha berasal dari keluarga muslim yang taat, sedangkan Rafa berasal dari keluarga yang jauh dari nilai agama dan kurang kasih sayang dari orangtuanya.

Kehadiran Aisha mengganggu Rafa. Ditambah dengan pertemuan pertama mereka yang kurang menyenangkan, yaitu saat mobil Rafa lecet karena sepeda Aisha. Rafa merasa Aisha tak pantas berada di sekolahnya dan siapa pun yang membantunya akan bernasib sama dengan Aisha.

Aisha menguatkan dirinya untuk terus beradaptasi di sekolah. Ridho (Umay Shahab) cowok alim dan lembut diam-diam mengagumi Aisha. Aisha selalu tergerak hatinya untuk membantu masalah teman-teman di sekitarnya. Aisha menuliskan beragam hal yang dialaminya di akun blog miliknya. Kesederhanaan dan ketulusan hati Aisha inilah yang nantinya membuat Aisha disayangi teman-temannya di sekolah.


Sekarang ijinkan saya, emak-emak yang masih gaul sama anak SMA ini untuk menyampaikan suara hati (mau bilang review kon kayak WOW biut hahaha) tentang sinteron ini.

1. Penampilan sosok ukhtifillah

Sejak awal cuplikan iklan sinetron ini sudah cukup menarik perhatian saya. "Wuah... ada sinetron yang mau mengangkat tentang sosok uktifillah nih," batin saya. Pemerannya masih muda pula. Awalnya saya kira pemeran Aisha memang seorang yang berjilbab, eh ternyata oh ternyata kagak hahaha #rada kecewa. Episode pertama, saat Aisha menghadap kepala sekolah sempat ditegur dengan pakaiannya yang tidak seperti siswa-siswa lainnya. Berjilbab lebar di antara anak-anak hedon memang menjadi aneh. Jawaban Aisha cukup membuat tralala si kepala sekolah yang kebetulan juga seorang wanita. Begini kira-kira jawaban Aisha, "Saya tidak mau aurat saya tertutup rapat di saat terakhir hidup saya dengan menggunakan kain kafan". Bisa jadi refrensi jawaban buat anak zaman now, kan? Di hari pertama sekolah dia mencari mushola untuk melakukan sholat dhuha. Naaah kan. Terus pada salah satu kesempatan ditampilkan Aisha membaca Al Qur'an di taman sekolah. Pemandangan yang dirindukan, bukan? Sadar ataupun tidak saat ini sebenarnya masyarakat membutuhkan hiburan segar dan banyak kandungan gizinya. Dan, sinetron ini dibalik beragam kekuranggannya cukup lumayan mendinglahhh

2. Pendidikan Keluarga Mempengaruhi Perilaku Anak

Dalam sinteron ini benar-benar menampilkan berbagai macam anak dari beragam kondisi. Raffa anak orang kaya yang ayah dan ibunya sibuk dengan urusan pekerjaan akhirnya menjadi anak dengan kepribadian keras. Aisha terlahir di keluarga yang taat beragama. Kesulitan apapun yang menimpa selalu dikembalikan kepada Allah. Keluarga pak Ahmad (Ayah Aisha) menjadi contoh keluarga ideal yang seharusnya banyak terbentuk di era sekarang. Contoh sederhana, makan bersama kemudian salah satu anggota keluarga memimpin doa. Setelah sholat maghrib membaca Al Qur'an bersama. Selepas isya keluarga berkumpul sambil minum teh dan saling bercengkrama. Menanamkan kepada anak-anak bahwa Allah tidak akan menyalahi janji. Di episode 65, ketika Aisha menceritakan kepada Ummahnya tentang perasaan Aisha kepada Rafa. Ummah berpesan agar tidak mengungkapkan perasaan tersebut dan mengingatkan Aisha jangan sampai kecintaan kita kepada Makhluk melebihi kecintaan kepada manusia.

3. Kata-Kata Bagus Tentang Cinta dan Persahabatan Yang Bisa Bikin Baper

Di sinetron tersebut dikisahkan ada 3 laki-laki yang mecintai Aisha yaitu, Arga (playboy teman Raffa), Rafa, dan Ridho. Arga adalah orang pertama yang ketauan menyukai Aisha. Kemudian Aisha berkata kepada Arga bahwa kebaikannya kepada Arga selama ini karena menganggap Arga sebagai sahabat baiknya. Daaan selama ini Aisha mengenal Arga sebagai orang yang baik. Ridho, sebagai anak alim dan punya prinsip ga ada pacaran sebelum pernikahan ga bakalan ngungkapin perasaannya.

Di episode terakhir Ridho berkata dalam hati, "Biarkanlah perasaan ini tersimpan dalam setiap sujud-sujud panjangku".


Lalu, ketika Aisha meminta maaf kepada Rafa karena tidak bisa mengungkapkan perasaan yang sama kepadanya.

Aisha berkata, "Biarkan ini semua tetap seperti ini hingga takdir mempertemukan kita".


Dalam sinetron tersebut terdapat berapa percakapan tentang persahabatan. Misalnya, "Sahabat yang baik akan menerima keadaan kita, apapu itu".

Persahabatan kalau sudah sampai pada puncak permasalahan, saling marah misalnya maka persahabatan tersebut akan semakin kuat.

4. Semoga Tidak Menjadi Muhajir Ummu Qais

Di episode trakhir pula, kalimat Rafa untuk Aisha adalah, "Bagiku, kamu adalah yang pertama dan terakhir, Sha. Aku berjanji akan menjadi lebih baik lagi". Nah,.. langsung deh keingetan tentang ashabul wuruud hadits arbain pertama yang berbicara tentang niat. Jadi, dikisahkan ada seorang sahbat yang rela hijrah dari mekkah ke madinah untuk dapat menikahi Ummu Qais sehingga dia mendapat julukan Muhajir Ummu Qais dan dia tidak mendapatkan Allah serta RasulNya. Hanya mendapatkan wanita yang diinginkannya. Semoga, kalimat yang di ungkapkan oleh Rafa bukan hanya berdasar pada keinginan untuk menjadi imam yang baik untuk Aisha saja tetapi memang diniatkan karena Allah.

Ada lagi ga ya? udah kayaknya. Meskipun usia periodenya termasuk singkat (bagi sinetron Indonesia), tetapi cukup memberikan kita gambaran nyata dalam kehidupan. Bahwa anak SMA pasti ada tugas kelompok, ada juga yang ga mau pacaran, ada yang rajin sholat dhuha saat istirahat. Bukan melulu tentang genk, rebutan pacar, dan nonton bioskop. Saya juga meyakini, di negeri ini masih ada keluarga yang mampu mendidik anak-anaknya sebagaimana ayah Aisha mendidik kedua putrinya. Meski singkat tetapi sinetron ini cukup memberikan sebuah kesan.
Read More

Belajar Dari Negeri Para Bedebah


Sebuah novel besutan Tere Liye yang akhirnya mengaminkan bahwa penulis non fiksi harus memiliki pengetahuan yang sangat luas untuk lebih menghidupkan novelnya. Bukan sekedar pengetahuan biasa, tetapi beragam pengetahuan bercampur dengan intuisi lalu memberikan nyawa di setiap kata yang dikeluarkan olehnya.

Berlatar tahun 1998, awal terjadinya krisis moneter di Indonesia seorang konsultan keuangan yang cukup sukses. Dia terbiasa mengisi konverensi tingkat internasional, jadwalnya padat bahkan lebih padat dari jadwal presiden, dalam usia yang masih terbilang cukup muda, 33 tahun. Thomas telah gemilang mencapai karirnya, akan tetapi dbalik kegemilangan tersebut ternyata menyimpan banyak sekali rahasia hidup. Tomi, begitu nama kecilnya adalah anak dari seorang pengusaha yang dibakar hidup-hidup oleh masa yang menyerang rumahnya karena melakukan arisan berantai. Yang tersisa dari keluarga tersebut hanyalah om, tante, dan opa nya. Tomi akhirnya memilih hidup di sekolah asrama dengan identitas dihilangkan. Memperkenalkan diri kepada dunia dengan nama Thomas. Meski jati dirinya sudah dihapus, tetapi dia masih tetap terhubung dengan keluarganya. Hingga pada suatu hari setelah dia pulang dari mengisi konverensi, Om Liem memintanya untuk pulang. Karena salah satu usaha milik keluarga, yaitu Bank Semesta sedang berada di ujung tanduk. Inilah awal mulanya berbagai macam konflik dimulai. Untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta ini dia harus di buru oleh polisi dan pihak kejaksaan, membawanya kepada skenario besar menemui bberapa orang penting di negeri ini, misalnya bertemu dengan petinggi bank sentral, bu menteri keuangan, dan putra mahkota salah satu partai politik. Semuanya dilakukan demi menyelamatkan Bank keluarga miliknya, dalam waktu dua hari dia harus bisa menyelesaikan semuanya dengan satu tujuan, diberikannya bantuan dari Bank Sentral kepad Bank Semesta. Akan tetapi permasalahan tidaklah semudah itu, bukan hanya masalah pemberian bantuan oleh bank sentral kepada Bank Semesta, di sepanjang perjalnanannnya selama dua hari tersebut dia dihadapkan kembali dengan orang di masa lalu, orang yang harus bertanggung jawab atas kematian kedua orang tuanya. Di tengah kejaran polisi dan usaha mendapatkan suntikan bantuan pemerintah tersebut dibumbui dengan beragam intrik berebut harta, penghianatan, dan pembalasan dendam.

Kisah yang hanya menceritakan kejadian selama dua hari ini cukuo menarik untuk terus dibaca dan di amati lemar demi lembar. Banyak pelajaran yang dapat di ambil dari novel ini. Pertama, propaganda isu dapat dilakukan apabila kita memiliki jaringan. Di awal, untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta hal pertama yang dilakukan oleh Thomas adalah mengundang seluruh pengamat ekonomi, pimpinan redaksi, dan sejumlah wartawan. Tujuannya agar mereka menggulirkan berbagai macam opini tentang kerugian negara dan dampak sistemik yang akan terjadi jika bank Semesta ditutup. Opini ini sengaja digulirkan sebelum ada pengumuman resmi dari pemerintah. Secara ajaib, dalam tempo waktu dua hari Bank Semesta menjadi topik pembicaraan di seluruh negeri.

Kedua, butuh sebuah komunitas yang tepat untuk menyelesaikan seluruh misi rahasia. Dikisahkan, Thomas merupakan salah satu anggota klub petarung yang sifatnya rahasia. Dalam klub tersebut berisi orang-orang penting. Konsultan keuangan, polisi, bahkan anak salah seorang petinggi partai. Nah, melalui klub inilah Thomas dapat mengeksekusikan seluruh skenarionya dengan sangat gemilang. Mengandalkan jaringan dari komunitas petarung sampai dia bisa mengubah laporan keuangan tentnag pailitnya Bank Semesta ke bank sentral, melakukan berbagai macam lobi, dan dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pemerintah mengenai Bank Semesta.

Ketiga, bahwa angka-angka itu hanyalah buatan tangan manusia. Beberapa indikator dari keberhasilan sebuah pembangunan sering dicerminkan dengan angka. Melalui novel ini Tere Liye kembali menyadarkan kita bahwa angka-angka dan data yang tersaji dihadapan kita adalah buatan tangan manusia. Semua bisa saja dibuat sesuai dengan pesanan. Selalu ada alasan mengapa harus angka sekian, tidak harus sesuai dengan ralita yang ada di lapangan. Tergantung pesanan, karena toh para pejabat jarang melakukan konvirmasi dan mengecek kevalidan angka yang tersaji. Diceritakan saat Thomas melobi Erik agar dapat mengubah dan mempermanis angka-angka keuangan dari Bank Semesta. Karena ternyata, Bank Semesta seharusnya sudah tutup sejak 6 tahun lalu tetapi dengan kekuatan bulan #eh hal tersebut tidak dilakukan.

Keempat, apabila memiliki misi rahasia diri kita sendiri menjadi orang yang boleh paling dipercaya. Dalams menjalankan rencananya boleh dibilang, Thomas tidak memberitahukan kepada orang lain dalam tokoh novel tersebut. Dia hanya bergerak sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain. Kegagalan pasti akan ditemui sat dia salah memerikan informasi kepada orang yang tidak tepat.

Sudah ah, cukup segini aja review tentang novel Negeri Para Bedebah ini. Tulisan pembuka di Tahun 2017...

Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.