Ingat ya, Gaes.. ini baru mengkaji satu paragraf dari buku beliau yang berisi tiga kalimat. Tapi dijamin kalian akan menemukan sesuatu yang sangat luar biasa. Sebagai informasi, kajian ini dilakukan oleh Isnan Hidayat, M.Psi founder petakhidupan.id dalam Ngaji Ki Hadjar yang diselenggarakan Yayasan Fi Ahsani Taqwim Temanggung.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara baru-baru ini memang sedang hits dikalangan pendidik. Pasalnya implementasi kurkulum Merdeka Belajar konon merupakan hasil dari pengkajian yang dilakukan terhadap pemikiran beliau. Hanya saja terkadang kita terjebak pada hasil pemikiran dan pengkajian orang lain yang di ambil secara parsial. Jarang sekali atau bahkan tidak pernah mencoba mencari tahu sebenarnya pokok pikiran dari sang tokoh seperti apa sih? Kita memang lebih suka menerima hal yang instan dan sudah jadi dengan tanpa peduli sebenarnya bahan olahan pemikiran ini seperti apa lalu kita kompletasikan apakah sesuai atau tida dengan pemikiran utamanya (berasa belibet gw).
Cukup bersyukur Allah memberikan kesempatan mengikuti kajian pemikiran ki Hadjar ini. Belajar langsung dari teksnya kemudian mencoba diterjemahkan kata per kata. Kalau disimpulkan dari kata Isnan sih, dengan mengkaji pemikiran beliau secara langsung akan membuktikan apakah termasuk para pendidik yang berkhianat kepada pemikiran Ki Hadjar Dewantara atau tidak?
Sebelum membahas mengenai pemikiran dari beliau, para peserta pada kajian tersebut diajak untuk terlebih dahulu mengenal siapa Ki Hadjar dengan fokus mengenal transformasi aktivitas yang beliau ambil. Pada mulanya Ki Hadjar Dewantara adalah seorang aktivis sosial. Beliau yang merupakan keturunan ningrat, pada jaman itu memiliki akses untuk sekolah. Akan tetapi, KI Hajdar muda merasa bahwa harus ada yang dilakukan untuk menyelesaikannya.
Setelah menjadi aktivis sosial, beliau merasa bahwa perlu melakukan advokasi secara politik kepada masyarakat. Maka pada periode ini banyak terlibat aktif dalam partai politik dan memberikan kritik tajam kepada pemerintahan Belanda. Hingga akhirnya diasingkan oleh Belanda karena ketajaman tulisannya dalam memberikan kritik. Sepulang dari tempat isolasi di Belanda, Ki Hadjar Dewantara menjadi sosok yang pendiam dan lebih suka menghabiskan waktu untuk membaca atau berada di diskusi-diskusi ilmiah. Pada periode ini beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa pendidikan adalah hal urgen yang harus diperjuangkan.
Bukan berarti kita menafikkan aktivitas lainnya, akan tetapi seluruh substansi yang ada pada aktivitas sosial atau politik tetap memiliki unsur pendidikan disana. Kalau mau lengkap boleh cek sinopsis novel Biografi Ki Hadjar di tulisan ini
Beliau tidak pernah menulis buku sebagaimana orang jaman sekarang melakukannya. Bukunya merupakan kumpulan artikel. Setidaknya ada 4 (empat) buku yang merupakan kumpulan artikel dari beliau.
1. Pendidikan
Berisi gagasan dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pendidikan di
antaranya tentang hal ihwal Pendidikan Nasional. Tri Pusat Pendidikan, Pendidikan
KanakKanak, Pendidikan Sistem Pondok, Adab dan Etika, Pendidikan dan Kesusilaan.
2. Kebudayaan
Berisi gagasan mengenai kebudayaan dan kesenian di antaranya: Asosiasi Antara
Barat dan Timur, Pembangunan Kebudayaan Nasional, Perkembangan Kebudayaan di
Jaman Merdeka, Kebudayaan nasional, Kebudayaan Sifat Pribadi Bangsa, Kesenian
Daerah dalam Persatuan Indonesia, Islam dan Kebudayaan, Ajaran Pancasila dan lainlain.
3. Politik dan Kemasyarakatan
Berisi gagasan mengenai dinamika politik antara tahun 1913-1922 yang menggegerkan dunia imperialis Belanda, tulisan-tulisan mengenai pergerakan wanita, pemuda, dan dan perjuangannya.
4. Riwayat Hidup
Berisi kisah kehidupan dan perjuangan hidup Ki Hadjar Dewantara.
Untuk buku ke-3 dan ke-4 sudah sangat langka karena tidak diterbitkan lagi.
Teks asli yang akan kita bahas adalah sebagai berikut :
Pendidikan dan Pengajaran Nasional
I. ONDERWIJS DAN PENGHIDUPAN RAKYAT.
1. “Kekuatan rakyat itulah jumlah kekuatan tiaptiap anggauta dari rakyat itu. Segala daya upaya untuk menjunjung derajat bangsa tak akan berhasil, kalau tidak dimulai dari bawah. Sebaliknya rakyat yang sudah kuat, akan pandai melakukan segala usaha yang perlu atau berguna untuk kemakmuran negeri.”
Sebelum membahas kata per kata, ada baiknya kita mengetahui glosarium yang merupakan pemikiran otentik Ki Hadjar Dewantara
1. Pendidikan : segala sesuatu yang dilaksanakan untuk mencapai kondisi kemerdekaan batin
2. Pengajaran : segala sesuatu yang dilaksanakan untuk mencapai kondisi kemerdekaan lahir
3. Onderwijs : pendidikan (terjemah bahasa Belanda)
4. Penghidupan rakyat : berbagai usaha yang diperlukan untuk dapat membuat seseorang hidup dengan layak, dapat berarti secara teknis berupa mata pencaharian, pekerjaan, maupun aktivitas vocationaloccupational (misal dalam potongan UUD 1945 “penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”).
Dari glosarium di atas kita dapat melihat bahwa Ki Hadjar Dewantara telah menyiapkan perangkat
berbeda untuk menuju kemerdekaan lahir dan kemerdekaan batin. Perlu menjadi evaluasi bagi seluruh pendidik atau pemimpin lembaha pendidika mengenai apa yang selama ini sudah kita lakukan. Jangan-jangan apa-apa yang
sekarang kita lakukan masih sebatas pengajaran. Apabila benar-benar melakukan pendidikan kepada peserta didik maka saat ini akan disibukkan dengan evaluasi dalam rangka mengecek ketercapaian kemerdekaan batin. Akan merasa gelisah karena bertanya-tanya apakah peserta didik sudah merasa merdeka batinnya.
Okay, mari mulai membahas kalimat demi kalimat.
Rakyat yang dimaksudkan disini adalah membicarakan mengenai masyarakat yang ada di sekitar lembaga pendidikan. Seharusnya kelahiran sebuah lembaga pendidikan adalah sebuah upaya untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada pada masyarakat sekitar lembaga tersebut berdiri. Memetakan potensi baik peserta didik, orang tua/wali, dan masyarakat sekitar. Lembaga pendidikan harus tumbuh subur bersama dengan masyarakat sekitarnya. Anak didik tidak kita keluarkan dari lingkungan masyarakatnya akan tetapi biarkan dia berbaur dengan masyarakat. Dalam konsep Ki Hadjar tidak ada anak yang kita masukkan ke dalam laboratorium "sholih" baru kemudian setelah jadi produknya kita sebar ke masyarakat. Bisa jadi dengan model memasukkan anak ke dalam laboratorium ini akan membuat mereka sempurna tetapi tercabut dari akar sosialnya.
Dari bawah maksudnya adalah masyarakat dan peserta didik. Segala daya dan upaya dalam proses pendidikan tidak akan berhasil apabila tidak dimulai dari permasalahan yang dihadapi masyarakat, peserta didik, orang tua. Ketiga komponen ini pasti memiliki potensi, masalah, dan juga harapan. Hal-hal tersebut kemudian yang akan digunakan dalam menyusun kurikulum dan strategi pembelajaran. Bukan hanya sekadar menerima kebijakan dari atas kemudian dilakukan selama beberapa kurun waktu dan memberikan feedback. Maka, jika ingin mendirikan sebuah sekolah atau membuat kurikulum bukan membreakdown dari apa yang sudah ada. Melainkan, menyebarlah dan berbaurlah ke segala penjuru masyarakat (Orang tua wali dan tokoh masyarakat) kemudian berkumpul dan mendiskusikan apa saja temuan yang didapatkan baru kemudian dirumuskan. Ini bukan hanya sekadar sub bagian kearifan lokal akan tetapi kearifan lokal menjadi bintang dalam pembuatan kurikulum.
Setiap lembaga pendidikan perlu melakukan pengecekan dan melihat data alumni sekolah sejaka awal berdiri sampai saat ini. Bagaimana profilingnya sekarang. Pastikan ada data mengenai biodata siswa, nama orang tua, raport, hasil tes psikologi, prestasi yang dicapai, permasalahan yang dihadapi, lalu kondisi eksisting sekarang. Catatan ini dapat menjadi bagian dari inspirasi dalam menyusun kurikulum di sekolah.
Pengawalan data yang dilakukan akan melahirkan standart treatment bagi anak-anak. Saat masyarakat sudah terdidik dengan baik, merdeka lahir dan batinnya maka dia akan melakukan banyak hal untuk Indonesia.
4. Salah satu ciri khas yang paling natural dari konsep pendidikan di Indonesia adalah perhatian dan keberpihakannya kepada grass-root movement yang senantiasa mengakomodasi bottom-up processing. Grass-root movement dapat diartikan sebagai sebuah proses pergerakan yang mandiri, bersifat kultural, dan tidak tergantung dengan regulasi atau struktur baku dalam pencapaian tujuan bersamanya. Bottom-up processing adalah sebuah proses sosial dalam mengakomodasi profil kondisi setiap individu, memetakan kebutuhan berdasarkan profil kondisi tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana strategis yang didasarkan atas peta kebutuhan yang riil.
5. Salah satu fungsi pokok dari pendidikan nasional adalah penguatan dan pencerdasan bangsa bagi setiap warga negara. Penguatan diartikan sebagai daya-kekuatan untuk melaksanakan kewajiban, membangun masyarakat, dan memperbaiki keadaan (keluasan – kedalaman – ketinggian). Pencerdasan diartikan sebagai kapasitas dalam menentukan arah pergerakan, pembangunan, dan perbaikan kondisi berdasarkan prioritas kebutuhan yang dihadapi.
6. Kekuatan dan kecerdasan dari rakyat semesta adalah rahim bagi kelahiran pribadi pemimpin, kebijaksanaan sistem kepemimpinan, dan kebermanfaatan program pembangunan masyarakat. Salah satu keniscayaan dalam usaha untuk mengisi kemerdekaan NKRI adalah yang paling penting adalah adanya proses penguatan berupa keberpihakan pada people development dan proses pencerdasan berupa keberpihakan pada dukungan untuk bercita-cita. Seluruh usaha pencerdasan dan penguatan melalui pendidikan harus dilakukan secara berintegritas untuk advokasi kepentingan rakyat
1. Salah satu model pembelajaran yang sangat penting untuk dikenalkan pada setiap lembaga pendidikan adalah berupa problem-based learning & project-based learning yang menginteraksikan peserta didik langsung dengan problem riil di masyarakat. Hal ini dilakukan dalam usaha menghindari mencabut peserta didik dari akar sosial-masyarakatnya
2. Perlunya pengembangan sistem pelaporan (rapor) yang di satu sisi mampu menunjukkan prestasi dan pencapaian peserta didik namun di sisi lain tetap perlu mengapresiasi proses yang dilalui sepanjang jenjang pendidikan.
3. Substansi program pendidikan inklusi perlu terus dikampanyekan tidak hanya spesifik dalam hal penanganan ABK tetapi juga terkait kolaborasi lintas elemen, penghargaan terhadap perbedaan, dan kampanye anti-bullying yang sangat serius.
4. Setiap pihak dalam lembaga pendidikan perlu memberikan dukungan, advokasi, dan perlindungan terhadap pergerakan & dinamika yang muncul secara alamiah untuk memajukan & memperbaiki kondisi lembaga
5. Salah satu kompetensi paling pokok yang perlu dikembangkan dalam pengelolaan lembaga pendidikan adalah listening skill yang diperlukan dalam menangkap berbagai pertanda, pola-pola keluhan, dan peta permasalahan guna dicarikan solusinya.
6. Setiap lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam menyusun profil peserta didik, pemetaan potensi & kelemahan, dan perencanaan program strategis dalam pengelolaan SDM
7. Diperlukannya proses capacity building yang sangat serius bagi seluruh pendidik untuk bisa menguasai coaching skill dalam mendampingi peserta didik menentukan cita-cita dan arah pengembangan dirinya.
8. Masa-masa kelas XII SMTA merupakan sebuah momentum sekaligus check-point bagi kematangan diri peserta didik. Ini adalah masa yang penting untuk mengecek kualitas dari proposal hidup & rencana program pengembangan diri. Seminimalnya setiap peserta didik di tahapan ini telah memiliki sebuah life mapping yang berisi apa – mengapa – kapan – dengan cara apa – dibantu oleh siapa dalam perumusan cita-citanya. Ingat pada akhir kelas XII ini bukan sebagai awal peserta didik membuat tujuan hidup, tetapi tahap memastikan kematangan mereka. Setiap lembaga pendidikan harus memastikan peserta didik memiliki cita-cita yang ingin diraih. Untuk apa anak cerdas secara akademik, hafalan Al Qur'an mantap, akhaq bagus, tetapi mereka tidak memiliki cita-cita. Menurut penelitian di Chili selama 13 tahun dengan object anak SD ditemukan bahwa mereka yang akhirnya sukses bukan yang memiliki akademin bagus, melainkan anak-anak yang memiliki cita-cita kemudian mereka gigih untuk mewujudkannya.
8. Salah satu tolok ukur kualitas dari lembaga pendidikan adalah sejauh mana keberpihakannya pada proses people development.
9. Setiap lembaga pendidikan perlu mengembangkan added value yang unik, spesifik, dan tepat sasaran berdasarkan sintesis antara profil kondisi peserta didik yang dimiliki dengan visi lembaga.
10. Salah satu usaha serius yang perlu dilakukan oleh setiap lembaga guna mengevaluasi kinerjanya adalah dengan melakukan proses tracer study alumni yang berusaha mengumpulkan feedback, evaluasi, testimoni, sekaligus rekomendasi pengembangan dari alumni.
Demikian kajian satu paragraf pemikiran Ki Hadjar Dewantara, semoga di lain kesempatan dapat menuliskan ulang hasil kajian paragraf berikutnya dari Kak Isnan hihi. Ga mau mengkaji sendiri? Semoga suatu hari nanti dimampukan melakukannya. Katanya yang penting khatam dulu baca bukunya lalu nanti biarkan Allah memberikan rizki untuk memahami maknanya.
Judul Asli : Mom's Talking Practice
Penulis : Park Jae-yeon
Penerjemah : Putri Permatasari
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun : 2021
Halaman : 289
Saatnya mengakhiri hibernasi dengan mereview buku seputar parenting. Sudah lama sebenarnya buku ini bertengger di rak buku namun, ada sedikit rasa enggan ketika mau membacanya. Bukan enggan sih, lebih ke rasa takut. Iya, takut kalau ternyata setelah membaca buku ini kemudian menemukan fakta bahwa selama ini telah menyakiti perasaan putri sulungku. Sebagai seorang ibu terkadang lepas kontrol sehingga suara beberapa oktaf harus dikeluarkan. Apalagi ketika si Tabina berkata nanti ibuk bisa menjadi ibu naga wkwkwk. Rasa takut menghabiskan buku ini pun semakin menjadi.
Bagian Pertama: Memahami dan Berempati pada Diri Sendiri Sebagai Seorang Ibu
Kubuka lembaran pertama, bukan rasa takut yang muncul tapi rasa haru. Penulis mengajak pembacanya untuk memahami dan berempati pada diri sendiri sebagai seorang ibu. Sejak lahir semua manusia di bumi telah dikaruniai Tuhan sebuah hati yang penuh cinta untuk orang lain. Hal tersebut yang membuat kita secara alami memiliki keinginan memberi, membantu, dan berbagi. Seolah diingatkan betapa sebenarnya mungkin kita sebagai wanita belum pernah memiliki perasaan setulus ini. Apapun bisa kita berikan kepada anak kita. Rasa kasih sayang kepada anak mengalahkan segala rasa lelah dan sakit. Pastinya para ibu pernah merasakan bagaimana saat mencarikan posisi paling nyaman agar bayi kita dapat meminum air asi dengan nyaman. Pastinya para ibu bekerja tetap akan sigap memikirkan menu makanan yang paling pas untuk anak dan keluarga. Tulisan yang selalu terngiang, apakah kita pernah mencintai setulus ini? Membesarkan dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan apa-apa selain kenyamanan mereka.
Hanya terkadang pola pikir otomatis membuat kita tidak dapat mengekspresikan dengan benar. Pola pikir otomatis akan membuat kita langsung bertindak. Perkataan hanya didasarkan pada pikiran yang muncul tanpa ada proses mencerna di dalamnya. Kita seolah hanya mempercayai bahwa hal tersebut harus dilakukan. Pikiran otomatis akan membuat kita langsung menilai, mengkritik, menekan, mengancam, membandingkan, mewajarkan, mengharuskan, atau membenarkan. Komunikasi semacam inilah yang akan memunculkan luka. Padahal sebelum kita melakukan itu semua hal yang seharusnya dilakukan adalah melepaskan terlebih dahulu rasa khawatir, cemas, ketidaksabaran, mengakui, dan mengenali perasaan diri. Intinya, jangan terbawa emosi saat akan berbicara. Perlu menenangkan diri agar perkataan yang muncul lebih terkontrol dan tidak menyakiti orang lain, terutama anak kita.
Sama halnya berkomunikasi dengan orang dewasa, berkomunikasi dengan anak juga harus pandai dalam mengungkapkan keinginan. Apabila orang tua mampu memberikan contoh mengungkapkan keinginan dengan baik, kelak anak kita pun akan dapat melakukan hal tersebut. Cobalah untuk mengamati perilaku dengan detail lalu ungkapkanlah perasaan dengan tepat. Jangan hanya melihat sepotong adegan, terkadang anak-anak itu ajaib. Mereka berfikir tidak seperti yang kita fikirkan. Jangan terlalu spontanitas ketahui terlebih dahulu situasi yang dihadapi dengan kepala dingin.
Untuk dapat membangun hubungan harmonis kepada anak maka perlu terlebih dahulu mengenal diri kita. Hal ini akan membantu kita untuk dapat mengetahui bagaimana cara agar dapat mengetahui bagaimana cara mengendalikan diri. Secara perlahan kita dapat melakukan evaluasi apakah kita membesarkan anak dengan penuh amaran dan kekerasan atau dengan cinta. Cobalah sesekali bertanya pada waktu masih kecil apakah kita pernah membayangkan sosok orang tua ideal? Jika pernah maka waktu ini adalah saat yang tepat untuk mewujudkannya.
Amarah adalah nama lain dari kekhawatiran. Sebenarnya rasa marah ini muncul karena rasa frustasi dengan keinginan yang gagal terpenuhi. Maka, kita perlu cermat memahami penyebab rasa frustasi yang dihadapi. Misalnya saat melihat anak naik ke atas meja, lalu kita marah. Sebenarnya kalimat-kalimat bernada keras itu muncul dari rasa khawatir jika terjadi sesuatu. Kita merasa frustasi karena takut anak terluka dan tidak mampu menjaga dia dengan baik. Melakukan dialog internal akan membantu dalam mengamati apa yang dilihat dan didengar, mengetahui perasaan hati yang sebenarnya, mengerti dan menemukan sumber emosi, dan memahami apa yang dibutuhkan.
Bagian kedua: Memahami dan Berempati terhadap Anak Kita
Pada bagian ini penulis banyak memberikan alternatif kalimat yang diberikan kepada orang tua dalam menghadapi anak. Mulai dari menjaga perasaan sampai dengan kalimat yang pas saat kedua orang tua akan melakukan perceraian. Atau kekhawatiran anak akan kematian salah satu orang tuanya. Kalimat-kalimat positif.
Hal paling menarik pada bagian kedua ini adalah ketika penulis menyampaikan tentang kebohongan anak. Beliau menyapaikan bahwa kebohongan sebagai tanda bahwa mereka memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain, mengontrol tindakan, dan emosi meraka sendiri. Misalnya, saat anak terjatuh kemudian dia berkata tidak apa-apa ada kemungkinan dia mengetahui jalan pikiran orang tuanya. Pertama orang tuanya akan khawatir, kedua dia akan dibawa kerumah sakit. Dan dia tidak mau itu terjadi maka mengontrol tindakannya untuk tidak mengerang bahkan rasa sedih yang dimilikinya. Ini merupakan tanda perkembangan anak. Meskipun demikian, sebagai orang tua kita tetap harus jeli untuk mengarahkan anak. Paling tidak dengan memberitahukan bahwa dalam islam berbohong itu tidak boleh kecuali karena tiga perkara yaitu berbohong pada saat perang, berbohong untuk mendamaikan, dan berbohongnya seorang suami kepada istri untuk mendapatkan ridhanya.
Secara garis besar buku ini cukup menarik untuk dibaca oleh orang tua. Saya secara pribadi menjadi lebih mengontrol diri dalam bersikap kepada anak. Memilih kata yang paling pas dan membuat mencoba menanyakan terlebih dahulu sebelum memberikan judge.
Penulis : Farid Poniman
Penerbit : Yayasan STIFIN
Tahun terbit : 2017
Jumlah Halaman : 137
Hal pertama yang dilakukan oleh petani dalam menanam adalah memastikan jenis bibit yang akan dirawat. Memahami jenis bibit tanaman menjadi penting karena akan memberikan pengaruh dalam penyediaan media tanam, cara perawatan, mencari pupuk yang pas, dan peersiapan pengolahan. Sebagai orang tua kita selayaknya petani tersebut. Anak adalah anugrah dari Allah, sebuah titipan yang harus dirawat dan dijaga agar dia dapat menjalankan tugas dari Tuhan. Setiap orang telah diberi bekal yang unik agar dapat menjalankan tugas tersebut.
Selama ini mungkin dari kita bertanya-tanya, bagaimana cara mengetahui bakat anak dari usia kecil? STIFIn ini jawabannya. Tes ini dapat dilakukan pada anak usia minimal 2 tahun. Tes STIFIn merupakan salah satu tools untuk mengetahui bekal Tuhan yang dimiliki seseorang. Berbantukan alat dengan akurasi tinggi diklaim dapat menunjukkan given atau pemberian Tuhan kepada manusia.
Bagaimana cara kerja dari tes STIFIn? Tes ini dikenal juga dengan istilah tes sidik jari, sesuai namanya, proses pelaksanaan tes cukup dengan menempelkan kesepuluh jari ke alat yang sudah disediakan. Kemudian, tunggu beberapa saat maka hasil akan didapatkan. STIFIn akan mendefinisikan hasil kedalam lima mesin kecerdasan yaitu, Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting. Dari kelima mesin tersebut ada yang bersifat introvert dan ekstrovert, kecuali Insting. Jadi, secara keseluruhan ada 9 tipe kepribadian manusia menurut tes ini: Sensing Introvert (Si), Sensing Ekstrovert (Se), Thinking Introvert (Ti), Thinking Ekstrovert (Te), Intuiting Introvert (Ii), Intuiting Ekstrovert (Ie), Feeling Introvert (Fi), Feeling Ekstrovert (Fe), dan Insting
Bagi orang tua yang berharap anaknya telah menentukan peta hidup pada usia 14 tahun, melakukan tes bakat dan minat pada anak dengan STIFIn cukup recomended. Tes yang dilakuka kepada anak usia dini akan membantu orang tua dalam melakukan komunikasi dan mempersiapkan masa depan anak. Meskipun sudah melakukan tes ini sebagai orang tua tetap harus menyediakan beragam aktivitas agar anak mendapatkan pengalaman yang lebih banyak.
Kehadiran buku ini menjadi pelengkap penjelasan bagi sesiapa yang sudah melakukan tes. Bagi orang tua akan cukup membantu orang tua dalam memahami tingkah laku anak. Secara garis besar terdiri dari 10 bagian, di setiap bagian terdapat semacam kisah sukses orang dengan mesin kecerdasan tertentu.
Bagian pertama, menekankan bahwa setiap orang memiliki peluang untuk sukses, asalkan dia mau fokus dan berusaha. Akan tetapi, antara orang yang sudah menyadari potensi kekuatan pada dirinya akan berbeda dengan orang yang belum. Manusia sudah diberikan benih berupa bakat oleh Allah kemudian tugasnya adalah merawat dan menumbuh suburkan benih tersebut.
Bagian kedua, menerangkan antara kecerdasan dengan kepribadian. Di sini penulis menerangkan lebih detail mengenai komparasi teori kecerdasan dan kepribadian terdahulu dengan teori yang ada pada STIFIn.
Bagian ketiga, menjelaskan mengenai mesin kecerdasan STIFIn. Pada bagian ini sudah mulai diterangkan tentang konsep pembagian lima mesin kecerdasan dalam STIFIn. Penulis menjelaskan mengenai keseharian dari masing-masing mesin kecerdasan. Hal paling menarik bagi saya adalah penjelasan mengenai lima Matra Kecerdasan, yaitu:
Bagian lima, membicarakan mengenai potensi kecerdasan. Sebagai pembuka bab penulis memberikan sebuah judul ilustrasi, Animals Schooling. Dengan menggunakan analogi menarik ilustrasi ini menjadi sebuah tamparan bagi pendidikan di Indonesia. Penulis akan mengajak pembaca lebih peka dengan peluang karir dan penentuan sekolah yang sesuai dengan mesin kederdasan anak.
Bagian enam, penulis mengajak untuk fokus pada satu profesi. Penyajian mengenai hidup mengalir dan hidup terencana ditulis dengan bahasa sederhana dan muda dimengeri. Seseorang yang hidup mengalir akan mengikuti takdir Tuhan dengan tanpa memiliki ambisi dan merencanakan segala sesuatunya. Baginya semua telah ditentukan oleh Tuhan. Lalu, bagaimanakah si hidup terencana? Temukan di buku ini yaa.
Bagian tujuh, melatih bakat dengan pembinaan intensif. Setiap orang membutuhkan guru agar dia dapat berkembang dan bertumbuh. Asalkan mengetahui cara perlakuan dengan benar maka dia akan menjadi pemenangnya. Untuk memudahkan mencari pelatih atau guru sudah disediaka tabel pelatih yang diutamakan dan disegani. Sedikit koreksi pada bagian ini. Penulis memberikan analogi persamaan Fisika, yaitu W = F x s. Dimana s merupakan jarak, padahal dalam konsep fisika s tersebut bukanlah jarak melainkan perpindahan. Lebih tepat apabila ditulis dengan delta s. Bukan hanya mengenai berapa jarak yang sudah dia lalui tetapi juga tentang seberapa jauh dia dari titik awal. Bisa saja jarak tempuhnya adalah 50 m tetapi perpindahan hanya 30 m.
Bagiam delapan, habitat yang sesuai. Diberikan saran habitat alam, sosial, dan industri yang paling pas dengan mesin kecerdasan.
Bagian sembilan, hubungan karakter alam dengan pola komunikasi. Unsur alam semesta, simbol jari, unsur kepemilikan,,, bagaimana pola komunikasi. Hubungan kecerdasan yang diperlukan dan mengalahkan
Bagian sepuluh, kepemimpinan ala STIFIn. Pola kepemimpinan para pemimpin besar yang di judge memiliki mesin kecerdasan tertentu.
Penulis : Ibnu Hajar Al Asqalani
Penerbit : Turos Pustaka
Tahun terbit : 2019
Jumlah Halaman : 204
Dalam mencari buku islam pada masa sekarang ini kita harus cukup hati-hati dan telilit. Apakah penulis merupakan seoarang Ahlus Sunnah atau bukan. Saat membeli buku ini sempat ragu sebenarnya, tetapi ketika melihat penulisnya juga merupakan pengarang kitab Bulughul Marom yakin dengan kevalidan buku ini. Bagi orang semacam saya yang masih minim info mengenai ulama yang bisa diikuti perlu sekali ada penjelasan siapakah dia. Ibnu Hajar Al Asqalani juga merupakan seorang ahli hadis. Tidak mengherankan apabila dalam buku ini beliau menampilkan sanad dari hadis yang dikutip dengan sangat rinci.
Bagaimana isi buku ini?
Awalnya saya membaca buku ini agak tercengang, ternyata ada sebagian orang yang mempercayai bahwa nabi Khidir masih hidup sampai sekarang. Beliau selalu menunaikan ibadah haji satu tahun sekali bersama nabi Ilyas dan meminum air zam-zam agar tidak merasa kehausan selama satu tahun. Info yang selama ini familiar dengan kita hanya kisah Nabi Khidir bertemu dengan Nabi Musa. Secara keturunan dan kisahnya memang jarang dibahas.
Disinilah Ibnu Hajar dengan metode ilmiahnya menjelaskan dengan sangat terperinci dan hati-hati. Beliau menelaah berbagai macam sumber mulai dari pendapat dan cerita dalam naskah, mencari hadist sampai dengan merujuk sumber aslinya. dengan ketelitian dan keluasan ilmu beliau pula disampaikan biografi singkat nama yang muncul dalam sanad sehingga kita akan mengetahui derajat orang dalam rangkaian sanad tersebut. Apakah mereka orang yang dapat dipercaya, lalai, atau tidak dapat dipercayai.
Saat membaca buku ini ada baiknya selalu melihat catatan kaki. Agar kita dapat memahami mana saja hadist yang dapat dipercaya dan tidak. Karena dalam buku ini Ibnu Hajar juga menuliskan hadis yang perawinya diragukan. Meskipun demikian di akhir Bab dan buku ini Ibnu Hajar menegaskan mengenai berita yang simpang siur mengenai nabi Khidir. Terutama penegasan mengenai sudah wafatnya nabi Khidir.
Struktur Tulisan
Secara garis besar buku ini menjelaskan tiga hal yaitu silsilah nabi Khidir, penjelasan mengenai posisi beliau sebagai Nabi atau wali Allah, dan kabar seputar masih hidupnya nabi Khidir. Pertama, mengenai silsilah ini setidaknya terdapat sepuluh pendapat. Dari kesepuluh itu pendapat yang dapat dipercaya adalah pendapat dai Ibnu Jarir ath Thabari, beliau menyatakan bahwa Nabi Khidir adalah anak dari salah seorang yang beroman kepada nabi Ibrahin dan ikut berhijrah dari Babilonia. Ada pula yang menyatakan Nabi Khidir merupakan anak dari seorang ayah berkebangsaan Persia dan iu seorang Romawi. Selain pendapat tersebut jika dilihat dari keshahihan riwayat, pendapat dari Wahb bin Munabih juga dapat dipercaya. Beliau menyampaikan jika garis keturunan nabi Khidir adalaha Balya bin Mulkan bin Qali' Bin Syalikh bin 'Abir bin Arfakhyadz bin Sam bin Nuh. Adapun sumber yang menyebutkan nabi Khidir merupakan putra nabi Adam, Keturunan Harun, dan keturunan Fir'aun sangat lemah.
Kedua, Apakah Nabi Khidir seorang Wali atau Nabi? Dalam buku ini disampaikan bahwa mayoritas Ulama menyepakati bahwa Khidir adalah seorang nabi dan ilmunya merupakan pengetahuan tentang perkara-perkara batiniah yang diwahyukan kepadanya. Dia mengajarkan hikmah kepada Nabi Musa dengan hal yang tampak. Ibnu 'Abbas dan Wahb bin Munabbih juga menegaskan bahwa Khidir adalah seorang Nabi dan bukan Rasul.
Ketiga, apakah Nabi Khidir masih hidup? Pada Bab ke lima sampai dengan bab terakhir benar-benar dibahas mengenai masalah ini. Penulis menyajikan berbagai macam pendapat dan riwayat keliru mengenai argumen bahwa nabi Khidir sampai sekarang masih hidup. Bahkan di pembukaan bab ke lima disampaikan riwayat dari Daruquthni dengan mata rantai perawi tidak bisa diterima kebenarannya. Riwayat yang menyebutkan bahwa ajal kematian Nabi Khidir ditangguhkan sampai dia bisa mendustakan Dajjal saat kemunculannya nanti adalah palsu. Jika ada manusia yang paling mulia dan diberikan kekekalan kehidupan pastilah orang tersebut adalah Nabi Muhammad. Sebagai argumen yang mematahkan bahwa Nabi Khidir masih hidup adalah, apabila memang Khidir masih hidup mengapa tidak menjumpai Rasulullah dan membantunya dalam peperangan melawan kafir? Meskipun ada riwayat yang menyampaikan bahwa Khidir pernah menemui Rasulullah tetapi riwayat tersebut palsu.
Dapat diambil kesimpulan bahwa Nabi Khidir adalah seorang Nabi dan beliau sudah wafat. Sedikit tips saat nanti membaca buku ini. Pastikan membaca catatan kaki dengan baik agar dapat mengetahui mana riwayat yang dapat dipercaya dan tidak. Selamat membaca mantemaaan.
Ini buku sudah lama banget ku incer. Tepatnya setelah salah seorang selebgram dan penulis buku (Larissa) membuat SG daftar isi buku ini. Sampai aku screenshoot segala wkwkwk. Melihat daftar isinya tertarik gitu, seperti merasa wah... cocok ini, sepertinya bisa buat bahan konten yang pas dengan anak muda. Setelah membaca, eh... malah cocok juga buat aku yang kadang terserang badai insecurity. Jadi sebenarnya nyari buku ini karena mau buat bahan konten atau karena emang aku insecure? Beda tipis ini kayaknya mah hahaha.
Kak Alvi Syahrin dengan sangat apik mengemas setiap kalimatnya. Berasa banget kita lagi ngobrol sama beliau. Terus pas kita ngeles sebuah pernyataan, eh dianya juga udah ngasih jawaban di lembar berikutnya. Ini penulisnya membuat sesuai pengalaman pribadi atau cenayang sih? Ngerti amat sama yang ada dalam hati pas membacanya.
Good Looking
Pembahasan yang dilakukan pun runtut dan kita bakal di ajakain buat ber-oia juga sih- sama buku ini. Pertama fokus pembahasan ada pada diri sendiri. Insecure yang datangnya dari diri sendiri. Mulai dari penampilan fisik sampai dengan skill atau kemampuan. Banyak banget sih ini orang disekitarku yang insecure dengan penampilannya. Merasa ga good looking gitu. Ini menjadi masalah karena lingkungan pergaulannya yang seolah tidak bisa menerima keberadaannya sebagai manusia yang ga good looking. Apalagi ada pemikiran bahwa hanya yang good looking yang bakal banyak diterima di tengah masyarakat. Hanya yang good looking yag berhak bahagia dan dicinta #eaa. Lemak dan jerawat seolah menjadi penghalang untuk dapat bersosialisasi sampai dengan mendapatkan pekerjaan. Nah, disini kita akan diajakin untuk ga terlalu pusing dengan hal ini. Konon kalau ada yang masih fokus pada penampilan kita saja tanpa memperhatikan faktor lain tandanya lagi ketemu orang yang dangkal plus ga tulus. Dia hanya melihat casingnya saja. Padahal casing bukanlah jaminan kualitas sebenarnya. Attitiude, skill, kecerdasan emosi, dan sejenisnya dapat membantu kita nampak cantik dalam artian berbeda. Perlu digali lagi sih sebenarnya, orang tidak mau menerima kita karena penampilan kita atau karena yang lainnya?
Makanya, kita kudu fokus untuk mengembangkan diri. Jangan terlalu memikirkan masalah glow up tetapi lupa buat grow up. Allah itu sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Tidak ada satupun makhluk Allah yang diciptakan dengan sia-sia. Sama dengan kita yang kadang merasa hidup tidak berguna. Ibarat kata mah, udah merasa ga good looking merasa ga punya kemampuan pula. Ditambah kita hanya sibuk mikirin kekurangan tanpa melakukan apa-apa.
Masa Depan
Hey! Jangan mengkambinghitamkan mood atas kemalasan yang dimulai. Ngerti sih, sadar sih tapi magernya ga produktif banget. Ga masalah sih rebahan di kasur mainan HP tapi dia dalam rangka belajar skill tertentu.Jangan karena lulusan kampus tak tenar jadi merasa masa depan suram. Jangan karena sekarang masih di level gini-gini aja dan melihat teman-teman sudah wow lalu kita pasrah. Lalu muncul pembenaran, tuh bener kan masa depanmu pasti suram. Semakin merasa tidak memiliki passion sama sekali. Hidup kok berasa tidak punya keahlian atau skill yang berguna.
Pembahasan mengenai skill dalam buku ini menjadi bagian cukup menohok sih buat aku. Bukan karena merasa ga punya skill, tapi merasa bisa banyak hal tapi ga ada yang ekspert (hahaha rada sombong). Membaca buku ini menjadi diingatkan untuk memilih satu skill yang akan dipelajari dengan benar dan penuh kesungguhan. Bahkan pada sesi pembahasan mimpi, sesuatu yang nampaknya abstrak dan jadi takut melakukannya karena seringnya gagal pun diulas dan rasanya dapat penyelesaian setelah membaca buku ini. Katanya, ga mungkin orang itu ga punya cita-cita. Pun, ketika kita ragu sebenarnya kita pasti punya mimpi tertinggi yaitu, masuk surga. Uhhh berasa habis ngomongin dunia dibuat adem buat ingat akhirat. Tapi, memang disetiap akhir bab pembahasan pasti endingnya kita diingatkan bahwa ada Allah, bahwa standar sukses versi Allah, tentang ukhrowi. Semakin lama membaca buku Insecurity is My Midle Name berasa lagi baca di bawah pohon aja, adem gitu.
Bagian paling inget tentang mimpi tu, cobalah bermimpi dari hal kecil tetapi mendukung mimpi yang besar. Misal, bermimpi menjadi penulis best seller. Nah, biar nggak merasa berat banget nih, kita disarankan buat bermimpi menulis konsisten setiap seminggu sekali pada hari tertentu. Jumlah tulisan pun nggak langsung seribu, sebaris dua baris dulu. Yang penting terlaksana.
Kebanggaan Orang Tua
Kebanggaan orang tua terhadap anak juga sering menjadi part yang cukup "menyiksa" batin. Apalagi saat sudah merasa tidak bisa membanggakan plus menjadi beban orang tua. Biasanya terjadi karena ada harapan orang tua yang tidak mampu kita wujudkan. Atau karena adanya mimpi yang berseberangan antara kita dengan orang tua kita (aku banget hahaha). Jurang pemisah perbedaan itu akan semakin dalam dan lebar jika dibarengi dengan komunikasi yang tidak baik. Bisa jadi saat kita mati-matian berusaha mewujudkan impian kita, orang tua menilai jika kita sedang bermalas-masalan di kamar. Padahal kamar merupakan medan perjuangan mewujudkan impian, menambah skill dan belajar banyak hal. Tetapi, karena tidak dikomunikasikan yang terjadi adalah salah paham.
Komunikasikan apa yang sedang kamu lakukan. Bedialoglah dengan baik. Sampaikan bahwa apa yang sedang kamu kejar juga akan memebrikan dampak seperti harapan mereka. Jangan biarkan terlalu lama jurang kesalahpahaman itu menganga. Bahkan dalam buku ini kita juga diminta membayangkan bagaimana harapan saat sudah menjadi orang tua kepada anaknya. Kalau mampu melakukan hal tersebut akan membuat lebih memahami keinginan dan perasaan kedua orang tua.
Penutup
Bener banget kata film India Three Idiot... terkadang kita sedih dengan kegagalan yang dicapai oleh teman kita, tetapi lebih menyakitkan ketika mengetahui teman kita jauh lebih baik dari kita. Antara sedih atau bahagia yang kita tidak bisa mendefinisikannya. Melihat teman menunjukkan capaian dalam hidupnya terkadang membuat kita menjadi insecure. Merasa kita belum memiliki keberhasilan apapun. Mereka sudah melejit sampai bintang di langit, kitanya masih saja di bumi menjadi penonton keberhasilannya. Seneng sih pada kalimat, Allah tidak mewajibkan kita untuk sukses, terkadang kita tertekan karena apa yang ada di kepala kita sendiri. Pengennya sih lebih dari mereka padahal sebenarnya yang harus dikalahkan bukan teman tetapi diri sendiri.
Efek setelah membaca buku ini adalah kita akan menjadi lebih menghargai diri sendiri dan proses yang sedang dilakukan. Menjadi lebih fokus untuk mengembangkan diri tanpa melihat orang lain lebih dalam. Selalu semangat untuk berproses menjadi ahli di suatu bidang. Ketekunan dan konsitensi yang dilakukan pasti akan memberikan hasil. Pohon kurma butuh waktu 4 tahun untuk tumbuh dan belasan tahun untuk berbuah. Tidak ada yang instan dan langsung bisa memetik hasil. Yang terpenting adalah kita jangan pernah berhenti berproses. Kalahkan segala dinding penghalang untuk tumbuh dan berkembang. Jadikan insecurity menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik, bukan dijadikan alasan terpuruk. Takdir Allah selalu indah bagi seluruh hamba-Nya. Bolehlah kita kalah dalam urusan dunia tetapi jangan lupa kita harus berjuang untuk memenangkan urusan akhirat.
So, buat kalian yang merasa insecure dan ingin segera menemukan solusi segeralah membaca buku ini.
Judul buku : Ramadhan Maaf Kami Masih Sibuk
Penulis : Ahmad Rifa'i Rif'an
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2021
Isi buku ini mengajak pembaca untuk melihat bagaimana Ramadannya biasa berlalu. Memalui bahasa sederhana kita akan merasakan sebuah gejolak perjalanan ruhani. Secara perlahan akan lebih menginsyafi betapa banyaknya hal sia yang dilakukan saat Ramadan menyapa. Tidak mengherankan apabila buku ini sampai mengalami cetak kembali. Awalnya buku ini berjudul Ramadan, Maaf, Kami Sedang Sibuk, kemudian dengan isi yang sama berganti judul menjadi Ramadan, Maaf, Kami Masih Sibuk. Melihat perubahan judul ini kita akan disentil dengan lembut. Bahwa ternyata, setelah meminta maaf karena sedang sibuk pada Ramadan sebelumnya, tahun ini pun sama... kita masih sibuk.
Tidak jarang dari kita menjalani ramadan dengan biasa saja. Tidak ada sama sekali getar spiritualitas yang dirasakan. Lebih sibuk memikirkan akan berbuka dengan menu apa daripada ilmu apa yang ingin diperdalam. Masih saja sibuk dengan mengumpulkan cuan agar dapat membeli baju baru, kue lebaran, atau mudik yang sudah menjadi langganan. Bahkan seandainya hari ini ada pengumuman dari Jibril tentang peniadaan Ramadan yang kita sesali bukan karena akan kehilangan bulan yang penuh diskon ampunan. Lebih ke..., akan ada hal rutin yang tidak bisa dilakukan. Allah akan melipatgandakan pahala, mengampuni sebagian dosa tetapi... masih saja manusia sibuk dengan urusan dunia.
Pun, pengandaian Ramadan terakhirmu juga tidak mampu menumbuhkan semangat. Bahkan seandainya ada surat dari malaikat Izrail tentang usia yang hanya tersisa selama Ramadan saja belum tentu akan membuat kita semakin memperbanyak sujud kepada Allah. Dan seandainya itu yang terjadi sungguh terlalu kita sebagai manusia. Selemah itukah iman kita? Salah satu tanda orang yang akan menganggap Ramadannya sebagai ramadan terakhir maka akan melakukan pertaubatan sejak Ramadan belum dimulai. Dia sudah akan menyiapkan diri menyambut Ramadan. Hal yang dilakukan untuk mempersiapkan Ramadan antara lain : berdoa, merancang agenda, dan taubat. Berdoa agar dipertemukan dengan Ramadan dan menjalaninya dengan baik. Persiapan kedua adalah menyusun agenda selama bulan Ramadan, semacam membuat list to do begitu. Persiapan yang terakhir adalah bertaubat dengan penuh kesungguhan, taubatan nasuha. Seperti yang sudah disebutkan di awal ini sebagai bukti kesungguhan kita dalam menyambut Ramadan.
Penyambutan harus dilakukan dengan sangat meriah secara ruhiah, jasmaniah, dan fikriah. Kita akan menyambut tamu agung yang kehadirannya disambut dengan kata Marhaban bukan Ahlan. Secara tingkat bahasa Marhaban menandakan keagungan tamu yang akan disambut. Sebagaimana para sahabat saat menyambut kehadiran Nabi Muhammad.
Allah menyembunyikan waktu Lailatul Qadr agar kita selalu serius bermunajad di setiap malamnya. Bukan saat malam ganjil di sepuluh hari terakhir kita hanis-habisan kemudian di malam genap beristirahat. Menjelang malam terakhir Ramadan sudah mulai bahagia karena Ramadan akan berakhir. Bukan tangisan untuk menyambut perpisahan dengan Ramadan, tetapi suara riuh petasan sebagai tanda kebahagiaan.
Benarkah kemenangan itu menjadi milik semua orang? Apakah semua akan terlahir fitri sebagaimana bayi yang baru terlahir tanpa dosa? Tentu semua bergantung dengan bagaimana kita bersikap saat Ramadan.
Secara keseluruhan buku ini sangat bagus dan perlu untuk dibaca oleh siapapun. Boleh dibaca sebelum Ramadan agar lebih mempersiapkan diri dan tidak sibuk saat Ramadan. Apabila dicermati secara umum buku ini sudah terdapat tiga bagian renungan, sebelum Ramadan, saat Ramadan dan paska Ramadan. Tetapi memang tidak ada batas yang jelas. Dalam KBBI kata baku untuk Ramadan adalah tanpa huruh H setelah D tetapu dalam buku ini masih menggunakan kata Ramadhan tanpa dimiringkan sebagai tanda bahwa ini adalah kata dari bahasa Arab bukan Indonesia. Sekali lagi, buku ini bagus banget buat dibaca. Siap-siap akan merasa tercabik-cabik dan merasa gue banget saat membacanya.
Mari kita persiapkan Ramadan tahun ini dengan sebaik mungkin. Memanfaatkan diskon dan obral maghfirah serta pahala dari Allah.
Desember- Beberapa hari ini sering banget liat tanggalan di bulan Desember. Rasanya aku sedang menunggu sesutu di bulan ini. Entah di tanggal berapa yang aku tunggu sebenarnya. Apa ini karena memang aku yang sedang tidak baik-baik saja dari kemarin?
Selama hampir satu bulan ini aku merasa sedang tidak menjadi aku. Hidup rasanya hanya itu-itu saja. Banyak keinginan yang ingin dilakukan tetapi ada penghalang yeng belum dapat aku kalahkan. Terasa kosong dan tidak bertenaga. Berasa ya sudahlah.
Sampai kemarin aku mencari refrensi tentang kesehatan mental, ah masak sih aku mengalami depresi mayor. Meski ga sampai level pengen mengakhiri hidup sih. Yakali, aku masih memiliki banyak sekali misi yang belum selesai.
Aku tidak tau kemana jiwaku yang dulu. Meski keliatan banget aku sedang lemah secara spiritual. Semua perlu di perbaiki. Mungkin Desember ini ingin mengajak aku untuk menata hidup kembali. Menjadi orang yang lebih bermakna.
Perlu melakukan banyak hal baru. Keluar rumah menyapa banyak orang, berbagi isi kepala dan melakukan tindakan nyata. Aku tidak bisa hanya terdiam dan menghitung hari-hari sampai tahun ini habis.
Semua permasalahan yang aku hadapi tidak membutuhkan orang lain dalam penyelesaiannya. Hanya butuh Allah yang membantu. Karena sebenarnya yang aku alami adalah permasalahan pada diri sendiri. Kehilangan jiwa emm apa ya yang lebih tepat. Apakah aku kehilangan gairah?
Sepertinya aku harus kembali mengingat, bahwa ada amanah besar yang harus diselesaiakan. Ada banyak keinginan yang harus diwujudkan. Semua tidak akan pernah terjadi jika aku hanya seperti ini.
Ayo, perbaiki semuanya. Give up! Be the best! Tata ulang lalu lakukan.
Aisha (Tissa Biani), gadis sholeha yang berada di tengah kehidupan remaja kota penuh hedonisme. Siswi pindahan Sukabumi ini tampil mencolok dengan penampilannya yang berbeda 180 derajat dari teman-teman di sekolah barunya.
Aisha jadi pusat perhatian saat pertama kali datang ke sekolah. Tak terkecuali Rafa (Bio One), Siswa yang memiliki kehidupan bagai langit dan bumi dengan Aisha. Aisha berasal dari keluarga muslim yang taat, sedangkan Rafa berasal dari keluarga yang jauh dari nilai agama dan kurang kasih sayang dari orangtuanya.
Kehadiran Aisha mengganggu Rafa. Ditambah dengan pertemuan pertama mereka yang kurang menyenangkan, yaitu saat mobil Rafa lecet karena sepeda Aisha. Rafa merasa Aisha tak pantas berada di sekolahnya dan siapa pun yang membantunya akan bernasib sama dengan Aisha.
Aisha menguatkan dirinya untuk terus beradaptasi di sekolah. Ridho (Umay Shahab) cowok alim dan lembut diam-diam mengagumi Aisha. Aisha selalu tergerak hatinya untuk membantu masalah teman-teman di sekitarnya. Aisha menuliskan beragam hal yang dialaminya di akun blog miliknya. Kesederhanaan dan ketulusan hati Aisha inilah yang nantinya membuat Aisha disayangi teman-temannya di sekolah.
Di episode terakhir Ridho berkata dalam hati, "Biarkanlah perasaan ini tersimpan dalam setiap sujud-sujud panjangku".
Aisha berkata, "Biarkan ini semua tetap seperti ini hingga takdir mempertemukan kita".
Dalam sinetron tersebut terdapat berapa percakapan tentang persahabatan. Misalnya, "Sahabat yang baik akan menerima keadaan kita, apapu itu".
Persahabatan kalau sudah sampai pada puncak permasalahan, saling marah misalnya maka persahabatan tersebut akan semakin kuat.
Sebuah novel besutan Tere Liye yang akhirnya mengaminkan bahwa penulis non fiksi harus memiliki pengetahuan yang sangat luas untuk lebih menghidupkan novelnya. Bukan sekedar pengetahuan biasa, tetapi beragam pengetahuan bercampur dengan intuisi lalu memberikan nyawa di setiap kata yang dikeluarkan olehnya.
Berlatar tahun 1998, awal terjadinya krisis moneter di Indonesia seorang konsultan keuangan yang cukup sukses. Dia terbiasa mengisi konverensi tingkat internasional, jadwalnya padat bahkan lebih padat dari jadwal presiden, dalam usia yang masih terbilang cukup muda, 33 tahun. Thomas telah gemilang mencapai karirnya, akan tetapi dbalik kegemilangan tersebut ternyata menyimpan banyak sekali rahasia hidup. Tomi, begitu nama kecilnya adalah anak dari seorang pengusaha yang dibakar hidup-hidup oleh masa yang menyerang rumahnya karena melakukan arisan berantai. Yang tersisa dari keluarga tersebut hanyalah om, tante, dan opa nya. Tomi akhirnya memilih hidup di sekolah asrama dengan identitas dihilangkan. Memperkenalkan diri kepada dunia dengan nama Thomas. Meski jati dirinya sudah dihapus, tetapi dia masih tetap terhubung dengan keluarganya. Hingga pada suatu hari setelah dia pulang dari mengisi konverensi, Om Liem memintanya untuk pulang. Karena salah satu usaha milik keluarga, yaitu Bank Semesta sedang berada di ujung tanduk. Inilah awal mulanya berbagai macam konflik dimulai. Untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta ini dia harus di buru oleh polisi dan pihak kejaksaan, membawanya kepada skenario besar menemui bberapa orang penting di negeri ini, misalnya bertemu dengan petinggi bank sentral, bu menteri keuangan, dan putra mahkota salah satu partai politik. Semuanya dilakukan demi menyelamatkan Bank keluarga miliknya, dalam waktu dua hari dia harus bisa menyelesaikan semuanya dengan satu tujuan, diberikannya bantuan dari Bank Sentral kepad Bank Semesta. Akan tetapi permasalahan tidaklah semudah itu, bukan hanya masalah pemberian bantuan oleh bank sentral kepada Bank Semesta, di sepanjang perjalnanannnya selama dua hari tersebut dia dihadapkan kembali dengan orang di masa lalu, orang yang harus bertanggung jawab atas kematian kedua orang tuanya. Di tengah kejaran polisi dan usaha mendapatkan suntikan bantuan pemerintah tersebut dibumbui dengan beragam intrik berebut harta, penghianatan, dan pembalasan dendam.
Kisah yang hanya menceritakan kejadian selama dua hari ini cukuo menarik untuk terus dibaca dan di amati lemar demi lembar. Banyak pelajaran yang dapat di ambil dari novel ini.
Pertama, propaganda isu dapat dilakukan apabila kita memiliki jaringan. Di awal, untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta hal pertama yang dilakukan oleh Thomas adalah mengundang seluruh pengamat ekonomi, pimpinan redaksi, dan sejumlah wartawan. Tujuannya agar mereka menggulirkan berbagai macam opini tentang kerugian negara dan dampak sistemik yang akan terjadi jika bank Semesta ditutup. Opini ini sengaja digulirkan sebelum ada pengumuman resmi dari pemerintah. Secara ajaib, dalam tempo waktu dua hari Bank Semesta menjadi topik pembicaraan di seluruh negeri.
Kedua, butuh sebuah komunitas yang tepat untuk menyelesaikan seluruh misi rahasia. Dikisahkan, Thomas merupakan salah satu anggota klub petarung yang sifatnya rahasia. Dalam klub tersebut berisi orang-orang penting. Konsultan keuangan, polisi, bahkan anak salah seorang petinggi partai. Nah, melalui klub inilah Thomas dapat mengeksekusikan seluruh skenarionya dengan sangat gemilang. Mengandalkan jaringan dari komunitas petarung sampai dia bisa mengubah laporan keuangan tentnag pailitnya Bank Semesta ke bank sentral, melakukan berbagai macam lobi, dan dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pemerintah mengenai Bank Semesta.
Ketiga, bahwa angka-angka itu hanyalah buatan tangan manusia. Beberapa indikator dari keberhasilan sebuah pembangunan sering dicerminkan dengan angka. Melalui novel ini Tere Liye kembali menyadarkan kita bahwa angka-angka dan data yang tersaji dihadapan kita adalah buatan tangan manusia. Semua bisa saja dibuat sesuai dengan pesanan. Selalu ada alasan mengapa harus angka sekian, tidak harus sesuai dengan ralita yang ada di lapangan. Tergantung pesanan, karena toh para pejabat jarang melakukan konvirmasi dan mengecek kevalidan angka yang tersaji. Diceritakan saat Thomas melobi Erik agar dapat mengubah dan mempermanis angka-angka keuangan dari Bank Semesta. Karena ternyata, Bank Semesta seharusnya sudah tutup sejak 6 tahun lalu tetapi dengan kekuatan bulan #eh hal tersebut tidak dilakukan.
Keempat, apabila memiliki misi rahasia diri kita sendiri menjadi orang yang boleh paling dipercaya. Dalams menjalankan rencananya boleh dibilang, Thomas tidak memberitahukan kepada orang lain dalam tokoh novel tersebut. Dia hanya bergerak sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain. Kegagalan pasti akan ditemui sat dia salah memerikan informasi kepada orang yang tidak tepat.
Sudah ah, cukup segini aja review tentang novel Negeri Para Bedebah ini. Tulisan pembuka di Tahun 2017...