Review Buku Stifin Personality (Peta Kecerdasan dan Jalan Kembali)



 Penulis : Farid Poniman

Penerbit : Yayasan STIFIN

Tahun terbit : 2017

Jumlah Halaman : 137


Sekilas Tentang STIFIn

Hal pertama yang dilakukan oleh petani dalam menanam adalah memastikan jenis bibit yang akan dirawat. Memahami jenis bibit tanaman menjadi penting karena akan memberikan pengaruh dalam penyediaan media tanam, cara perawatan, mencari pupuk yang pas, dan peersiapan pengolahan. Sebagai orang tua kita selayaknya petani tersebut. Anak adalah anugrah dari Allah, sebuah titipan yang harus dirawat dan dijaga agar dia dapat menjalankan tugas dari Tuhan. Setiap orang telah diberi bekal yang unik agar dapat menjalankan tugas tersebut.


Selama ini mungkin dari kita bertanya-tanya, bagaimana cara mengetahui bakat anak dari usia kecil? STIFIn ini jawabannya. Tes ini dapat dilakukan pada anak usia minimal 2 tahun. Tes STIFIn merupakan salah satu tools untuk mengetahui bekal Tuhan yang dimiliki seseorang. Berbantukan alat dengan akurasi tinggi diklaim dapat menunjukkan given atau pemberian Tuhan kepada manusia. 


Bagaimana cara kerja dari tes STIFIn? Tes ini dikenal juga dengan istilah tes sidik jari, sesuai namanya, proses pelaksanaan tes cukup dengan menempelkan kesepuluh jari ke alat yang sudah disediakan. Kemudian, tunggu beberapa saat maka hasil akan didapatkan. STIFIn akan mendefinisikan hasil kedalam lima mesin kecerdasan yaitu, Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting. Dari kelima mesin tersebut ada yang bersifat introvert dan ekstrovert, kecuali Insting. Jadi, secara keseluruhan ada 9 tipe kepribadian manusia menurut tes ini: Sensing Introvert (Si), Sensing Ekstrovert (Se), Thinking Introvert (Ti), Thinking Ekstrovert (Te), Intuiting Introvert (Ii), Intuiting Ekstrovert (Ie), Feeling Introvert (Fi), Feeling Ekstrovert (Fe), dan Insting 


Bagi orang tua yang berharap anaknya telah menentukan peta hidup pada usia 14 tahun, melakukan tes bakat dan minat pada anak dengan STIFIn cukup recomended. Tes yang dilakuka kepada anak usia dini akan membantu orang tua dalam melakukan komunikasi dan mempersiapkan masa depan anak. Meskipun sudah melakukan tes ini sebagai orang tua tetap harus menyediakan beragam aktivitas agar anak mendapatkan pengalaman yang lebih banyak.


Penjelasan Isi Buku

Kehadiran buku ini menjadi pelengkap penjelasan bagi sesiapa yang sudah melakukan tes. Bagi orang tua akan cukup membantu orang tua dalam memahami tingkah laku anak. Secara garis besar  terdiri dari 10 bagian, di setiap bagian terdapat semacam kisah sukses orang dengan mesin kecerdasan tertentu.

Bagian pertama, menekankan bahwa setiap orang memiliki peluang untuk sukses, asalkan dia mau fokus dan berusaha. Akan tetapi, antara orang yang sudah menyadari potensi kekuatan pada dirinya akan berbeda dengan orang yang belum. Manusia sudah diberikan benih berupa bakat oleh Allah kemudian tugasnya adalah merawat dan menumbuh suburkan benih tersebut. 

Bagian kedua, menerangkan antara kecerdasan dengan kepribadian. Di sini penulis menerangkan lebih detail mengenai komparasi teori kecerdasan dan kepribadian terdahulu dengan teori yang ada pada STIFIn. 

Bagian ketiga, menjelaskan mengenai mesin kecerdasan STIFIn. Pada bagian ini sudah mulai diterangkan tentang konsep pembagian lima mesin kecerdasan dalam STIFIn. Penulis menjelaskan mengenai  keseharian dari masing-masing mesin kecerdasan. Hal paling menarik bagi saya adalah  penjelasan mengenai lima Matra Kecerdasan, yaitu:

  • Matra Personalitas, matra ini menggambarkan bahwa kita berada pada level mengetahui setiap manusia memiliki kelebihan dan juga kekurangan.
  • Matra Mentalitas, saat manusia pada level ini maka dia akan mampu menerima dan menyadari perbedaan serta keunikan setiap individu. Bukan sekadar mengetahui tetapi sudah pada level penerimaan.
  • Matra Moralitas, seseorang pada level ketiga akan mampu menerapkan konsep sukses mulia. Menurut Jami Azaini orang yang sukses mulia merupakan orang sukses dan dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.
  • Matra Spiritualitas, jika sudah pada level ini maka akan mengukur baik dan buruk dengan patokan hukum Allah. Selain itu, orang pada level ke-empat akan mendayagunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah. Tidak ada satupun perbuatan yang tidak dilakukan karena Allah.
Bagian keempat, berbicara mengenai sembilan kepribadian STIFIn. Bagian ini menerangkan mengenai kemudi kecerdasan yang terdiri dari introvert dan ekstrovert. Seperti dijelaskan di atas, STIFIn membagi kecerdasan menjadi 9 (sembilan). Nah, di bagian ini penulis menjelaskan mengenai  ciri kecerdasan dari setiap individu. Untuk mempermudah dalam memahami ciri dari sembilan kecerdasan, penulis menuliskan dalam sebuah tabel kelebihan. Hanya saja, pada halaman 47 terdapat tabel yang terpisah. Sehingga, sedikit membingungkan. Menurut saya alangkah lebih baik apabila tabel tidak terpisah. Selain itu, akan lebih jelas apabila di kolom sebelum kepribadian penulis mengelompokkan dalam beberapa aspek. Hal ini akan membantu pembaca dalam memahami penjelasan ciri tersebut.

Bagian lima, membicarakan mengenai potensi kecerdasan. Sebagai pembuka bab penulis memberikan sebuah judul ilustrasi, Animals Schooling. Dengan menggunakan analogi menarik ilustrasi ini menjadi sebuah tamparan bagi pendidikan di Indonesia. Penulis akan mengajak pembaca lebih peka dengan peluang karir dan penentuan sekolah yang sesuai dengan mesin kederdasan anak.

Bagian enam, penulis mengajak untuk fokus pada satu profesi. Penyajian mengenai hidup mengalir dan  hidup terencana ditulis dengan bahasa sederhana dan muda dimengeri. Seseorang yang hidup mengalir akan mengikuti takdir Tuhan dengan tanpa memiliki ambisi dan merencanakan segala sesuatunya. Baginya semua telah ditentukan oleh Tuhan. Lalu, bagaimanakah si hidup terencana? Temukan di buku ini yaa.

Bagian tujuh, melatih bakat dengan pembinaan intensif. Setiap orang membutuhkan guru agar dia dapat berkembang dan bertumbuh. Asalkan mengetahui cara perlakuan dengan benar maka dia akan menjadi pemenangnya. Untuk memudahkan mencari pelatih atau guru sudah disediaka tabel pelatih yang diutamakan dan disegani. Sedikit koreksi pada bagian ini. Penulis memberikan analogi persamaan Fisika, yaitu W = F x s. Dimana s merupakan jarak, padahal dalam konsep fisika s tersebut bukanlah jarak melainkan perpindahan. Lebih tepat apabila ditulis dengan delta s. Bukan hanya mengenai berapa jarak yang sudah dia lalui tetapi juga tentang seberapa jauh dia dari titik awal. Bisa saja jarak tempuhnya adalah 50 m tetapi perpindahan hanya 30 m.

Bagiam delapan, habitat yang sesuai. Diberikan saran habitat alam, sosial, dan industri yang paling pas dengan mesin kecerdasan.

Bagian sembilan, hubungan karakter alam dengan pola komunikasi. Unsur alam semesta, simbol jari, unsur kepemilikan,,, bagaimana pola komunikasi. Hubungan kecerdasan yang diperlukan dan mengalahkan

Bagian sepuluh, kepemimpinan ala STIFIn. Pola kepemimpinan para pemimpin besar yang di judge memiliki mesin kecerdasan tertentu.



0 comments:

Posting Komentar

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.