MILEA, SUARA DARI DILAN

Kurasa sekarang blog ini sudah mulai banyak sarang laba-labanya, tandanya sudah saatnya menulis di blog ini lagi. Plusss rasanya sudah luama tak berakrab-akrab ria dengan kata. Well, pembersih sarang laba-laba pertama adalah sebuah novel dengan judul Milea, Suara Dari Dilan Karya Ayah Pidi Baiq. Novel ini merupakan kelanjutan dari dua novel sebelumnya yang berjudul Dilan:Dia adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991.

Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 menceritakan tentang kisah dua anak SMA yang bernama Dilan dan Milea. Dua novel sebelumnya wajib dibaca sebelum membaca Milea, Suara Dari Dilan. Dalam Milea, Suara Dari Dilan ini mengambil sudut pandang Dilan terhadap kisah kasih mereka. Sekaligus menjawab beberapa hal yang tidak dijelaskan dalam Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 maupun Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Novel ini mengajak pembaca untuk mendengarkan beberapa "klarifikasi" dan alasan-alasan terhadap keputusan yang diambil oleh Dilan. Misalnya alasan mengapa untuk pertama kali mendekati Lia dia pura-pura menjadi peramal (dalam Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990) atau alasan mengapa tiba-tiba Dilan tidak mau menghubingi Lia setelah Lia menyatakan putus dengan Dilan. Dalam novel ketiga ini kita akan mengetahui suara hati Dilan dan bagaimana kondisi Dilan saat itu. Seperti dengan Lia, Dilan juga masih sering merindukan Lia. Meskipun, Dilan sudah punya pacar baru yang masih duduk di bangku SMA (Dilan sudah kuliah dan lagi magang). Membaca novel ini sampai selesai pada akhirnya kita bisa memahami betapa Lia dan Dilan masih saling mencintai. Berakhirnya hubungan mereka adalah tidak lebih karena salah sangka belaka. Pada Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1991, saat Dilan datang ke rumah Lia Dilan mendapati Lia sedang diantar oleh seorang laki-laki yang ternyata adalah teman les nya. Pada saat itu Dilan berfikir Lia sudah bisa move on dari dirinya sehingga dia memutuskan untuk tidak menghubungi Lia. Pun sama saat ayah Dilan meninggal, di samping Dilan berdiri seorang wanita melihat pemandangan tersebut Lia menyangka itu adalah pacar baru Dilan, hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Piyan bahwa Dilan sudah punya pacar baru. Pada akhirnya dalam novel Milea, Suara dari Dilan diketahui wanita tersebut adalah sepupu Dilan.

Pada awal membaca novel ini kita akan dibawa kepada suasana, seolah Dilan dan Milea itu ada. Dengan bahasa yang sangat apik oleh Pidi Baiq melukiskan betapa Dilan diminta oleh dirinya untuk menulis kisahnya sebagai curahan hati Dilan tentang Lia. Seperti diebutkan di awal, dalam novel ini menganggap semua pembacanya sudah membaca Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Seolah kita adalah teman-teman dari Dilan dan Lia, dan mereka sedang curhat dalam bentuk Novel. Secara isi seperti buku-buku Pidi Baiq lainnya, selalu ada petuah di antara kekonyolan yang dibuat. Yups, pastikan Anda membaca dua novel sebelumnya sebelum membaca novel yang ketiga ini.

Novel Pidi Baiq dengan tokoh Milea dan Dilan ini mengajarkan kepada kita, bahwa tidak semua hidup itu selalu berakhir bahagia. Pembaca pasti berharap pada akhirnya Milea dan Dilan akan bersatu dan hidup bahagia bersama dengan anak satu milyarnya, tapi nyatanya novel ini tidak seperti itu. Pada akhirnya kita harus menerima kenyataan, Milea dan Dilan belum dipersatukan. Akhirnya...

Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu.
Read More

Kelas Sadis Manis Bersama Isah Kambali

Ceritanya, aku lagi ikutan kelas On Line yang belajar tentang artikel SEO. Di kelas ini kita di ajari cara agar web/blog yang kita miliki jadi banyak pengunjungnya. Ilmu artikel SEO ini bakal bermanfaat banget buat orang-orang yang lagi melakoni bisnis on line. Setelah ikutan kelas ini akhirnya mataku terbuka, bahwa persaingan bisnin off line dan on line itu sama aja. Sama-sama ketat dan banyak persaingan. So, buat kalian yang lagi belajar bisnin On Line gabung sama kelas ini bakalan bermanfaat banget.
Biar web atau blog kita bisa muncul di halaman pertama google kita perlu mengetahui beberapa ilmu:
1. Keyword Google Planner
2. Memahami anatomi google search
3. Artikel SEO
Penasaran sama tiga hal di atas? Gabung aja sama kelas manis sadis ala Isah Kambali. Bersama Mbak Isah yang manis, kita bakal dimentoring dengan cara sadis dan menantang. Bayangin, tugasnya itu menulis artikel dan menulis artikel. Pun ga cuma satu artikel bisa 7 artikel atau lima artikel. Daaaan bagi peserta yang telat ngumpulin tugas, dia bakal dikasih penugasan dua kali lipat.
Gabung sama kelas ini, aku jadi semangat untuk nulis lagi. Di antara temen-temen satu grup bisa dibilang aku adalah anomali. Yang lainnya jelas mereka itu para pengusaha on line yang sedang menjual barang dagangannya. Sedangkan aku, sedang berusaha mempopulerkan sebuah website yang cakep banget (cek ). Well, apapun itu kalau kamu pengen banget dapet ilmu full manfaat ganbung aja di Grup Artikel SEO dinawah bimbingan Mb Isah kambali. Bisa cek di isahkambali.com
Read More

GA MAU JADI DUTA KEBAIKAN, YAKIN LU LAKI?

Jangan sampai menua tanpa karya, itulah nasihat berharga dari walikota Bandung, Ridwan Kamil. Kata bijak dari beliau ini bisa menjadi ins[irasi yang sangat mendalam terutama bagi kita generasi muda. Setiap orang memiliki tugas untuk membuat sejarah yang menyejarah, Gaes. Ga mau juga kan nama kita hanya akan dikenang sebagai seorang pecundang.

Tenaga dan semangat kita yang masih full tank ini jangan sampai disia-siain dengan hal yang kurang bermanfaat tetapi banyak biaya. Misal pengen punya motor gedhe biar bisa seganteng Steven William di anak jalanan terus kebut-kebutan, ngebeli minuman dengan harga selangit terus minum biar ga disebut norak, atau beli rokok biar temen-temen ngakuin kamu sebagai cowok. Ga masalha sih sebenarnya, toh itu uang juga bukan uang bokap gw. Tapi kasihan aja gitu lo, sama orang tua kalian (berasa tua banget yes gw).

Lagi berkhayal, andai semua ukuran itu diganti. Pengen banget deh ngebuat poster yang guede binggo terus dikasih tulisan, "Jangan Ngaku Cowok Kalau Nyontek Saat Ujian" atau "Nyontek? Yakin Lo Laki?". Sesekali dong, nafas bahasa yang mengandung makna baik ini juga disampaikan kepada mereka yang selalu menantangmu.Orang dikatakan laki itu kalau dia berani keluar dar zona aman dan nyaman. Gw yakin, seseorang yang nyaman dengan sifat buruknya akan merasa sulit berubah di awalnya. Ga usah ngaku menyukai tantangan jika kamu gagal menjadi baik dalam waktu lbih dari 40 hari. Berani ga kalian jadi duta kebaikan selama 40 hari secara konsiten? Ini benar-benar tantangan buat kamu yang hobinya suka nananananan. Yeah, tantangan kita menjadi baik selama 40 hari.

Menjadi duta kebaikan seolah momok besar bagi palajar sekarang. Berasa tivi itu bergesermenjadi hitam putih kalau kita ngomongin kebaikan. Kayakya keren aja kalau kita ngomonging gebar-geber daripada lainnya. Ayo, pelajar gaul jaman sekarang itu pelajar yang berani membradel dirinya sebagai duta kebaikan. Menjadi duta kebaikan bukan hal yang menjijikkan, bukan? Lebih bangga mana? lebih gaul mana, lebih laku mana, menjadi duta kebaikan atau duta kejelekan.

Hey,,, pelajar di seluruh Indonesia segeralah bangun dari tidur panjangmu. Maknai kebaikanmu sekarang atau tidak sama sekali. Berbuat baik itu tanpa modal, ga ada biaya semua bisa dilakukan dengan cuma-cuma. Contoh kebaikan yang bisa kamu lakukan nih ya, mungut sampah, senyum pada temen, ngasih pinjem pensil, ngasih saran, dan masih banyak lagi.
Read More

JANGAN NGAKU KEKINIAN KALAU GA KENAL KOMUNITAS INI

Selama hampir tiga tahun ini, kalau kita aktif di dunia maya bakal sering ngeliat sebuah geliat gerakan pelajar. Saat media masa seolah memojokkan pelajar dan giat mencemarkan nama baik pelajar mucullah gerakan yang cukup membawa angin segar. Gerakan yang mencoba mengembalikan nama baik pelajar. Gerakan ini juga untuk mengetahui seberapa besar kekinian para pelajar Indonesia.

Kesan pelajar yang alay, antisosial,sibuk dengan dunianya, dan lain sebagainya akan diberangus dengan gerakan komunitas pelajar ini. Cita Rasa Kebaikan Pelajar Indonesia atau leih familiar dengan CAKEP Indonesia. Sedikit berkenalan dengan komunitas ini. Komuniatas ini dideklarasikan pada tanggal 1 September 2013 di kota Malang. Deklarator gerakan ini merupakan para pakar pendidikan yang peduli dengan namanya pelajar. Pakar pendidikan tersebut berasal dari penjuru tanah air. Ssaat kemudian gerakan ini mulai bergema di Malang, Yogyakarta, Cilacap, dan Kebumen.

Berbagai macam gerakan terlah dilakukan oleh komunitas CAKEP, mulai dari gerakan sosial (penggalangan dana), mengembangkan pariwisata, gerakan anti nyonterk, training, dan beberapa kegiatan positif lainnya. Dengan berpijak jika tidak bersama kebaikan maka dia akan bersama dengan keburukan, gerakan ini berusaha menyibukkan pelajar dengan kegiatan positif. Mengusung tema besar menguak cita rasa kebaikan pelajar, CAKEP selalu berinisiatif membuat terobosan-terobosan baru. Saat ini Cakep Indonesia telah berada dalam naungan sebuah yayasan, yang bernama Yayasan Cakep Indonesia. Konon SK Kemenkumham dan Akta Notaris sedang dalam proses.

Sampai saat ini CAKEP telah memiliki 80 cabang dengan 112 fasiltator (headcoach) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari Aceh sampai Papua semua ada. Wis, to ngaku kekinian tapi ga mau atau bahkan ga kenal sama Cakep luntur sudah kekinianmu.Segera hubungi Cakep Indonesia atau hubungi fasilitator di daerahmu. Oia, diluar 112 fasilitator itu juga masih ada fasilitator lainnya loh, tarohlah setiap saru fasilitator memiliki 3 orang dalam timnya, itu sama dengan 336 Fasilitator di seluruh Indonesia. Merekalah orang yang siap menjadi katalis dalam proyek metamorfosa pelajar Indonesia. Mendapingi kalian menemukan jalan hidup yang telah digariskan, rela menjadi tempat sampah saat kamu dikecewakan mantan. Ingat ada 336an fasiliator komunits ini yang siap mendamingimu.

Apapun hobimu, berapapun nilai matematikamu, suku bangsamu, bahasamu, agamamu bergabunglah dengan gerakan ini. Yang ngaku kekinian karena pinter foro, yang ngaku kekinian karena suka nulis, yang ngaku kekinian karena pakaian, harus segera ngaku kekinian karena bisa bergabung dengan komunitas ini. Kalau kata iklan, Cakep membuat Kekinianmu makin kekinian.
Read More

Kartu Sakti, Nasibmu Kini


Uhuk,
Awalnya udah ngetik di instagram tiba-tiba hape erorisasi, pindah ke fb sinyal menghilang terus di copy ke king office kemudian berakhir di blog ini.

Tau ga sih, kemarin kita ngikutin gaya pak Presiden Indonesia ke-7? Bukan cuma blusukan tapi juga tanjakan. Sebagai warga negara yang baik alangkah indahnya jika membantu kinerja sang Presiden. Kayaknya kasian aja kalau pak Pres harus nanjak nanjak sampai ujung Temanggung alias Tretep. Jalannya hororisasi, udah di aspal sihhh tapiii butuh keahlian khusus buat menangani medan yang weowe #padahal beti gitu sama rumah gw. Sebenarnya bukan kasian pak Pres nya sih, tapi kameramennya #eh.

Iseng-iseng kita melakukan pengecekan terhadap kartu sakti. Kan pengen tau gitu gimana kabar tri kartu sakti ituh. Awalnya kita ha berminat membantu Presiden mengecek itu, gara gara ada data PBDT 2015 yang merupakan pembaharuan data kemiskinan yang ada di Indonesia dan juga rapat dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) serta tanda kesentetan kepala ibu kabid #eh akhirnya diputuskan kita melakukan monev tentang kartu itu.

Kalau dibuat cerita nihhh ada beberapa adegan,
1. Ketika ibu Kabid mewakili Bapak Kepala mengambil data kemiskinan. Kemudian Sang Gubernur bersabda untuk melakukan validasi terhadap data tersebut
2. Krucil krucil di Sosbud mencoba memahami dan mengolah data, kemudian di buatlah data per kecamatan bahkan per desa.
3. Rapatlah kita dengan TKSK dengan maksud meminta bantuan untuk melakukan validasi data tentang penerima kartu sakti. Dan hasilnya.....suitsuit cethok singsot pokoknya. Dari pertemuan inilah akhirnya kita mengetahui bahwa kartu itu dengan kesakitan nya langsung datang ke desa dengan jalannya masing-masing. Ada yang lewat kantor pos, lewat jasa pengiriman, lewat pihak jasa ke tiga yang memenangkan lelang, ada yang lewat kader partai, ada yang tiba-tiba datang mak clint gituuuh #ups.

Bisa bayangin ga bagaimana reaksi perangkat desa? Apakah mereka bahagia dan langsung menari salsa karena menerima kartu tersebut? Tersebab masyarakat "miskin" di wilayahnya akan mendapat bantuan? Ternyata tidak.... ada beberapa rumah perangkat desa yang sudah membagikan kartu kepada warganya mendapat hadiah hujan batu tiap malam. Masyarakat berfikir perangkat desa telah tidak berbuat adil dan pilih pilih. Ada yang merasa lebih miskin dari si pemilik kartu tapi tidak mendapat jatah kartu.

Adapula desa yang tetap aman terkendali, sebab kartu masih di simpan oleh perangkat desa. Mereka sudah membayangkan perang saudara seandainya kartu tersebut nekat di bagikan.

4. Akhirnya validasi tiga kartu sakti dibatalkan, iya sih di data terbaru sudah ada by name by address yang berhak menerima kartu. Tapi masalah utamanya data yang digunakan untuk menentukan nama-nama penerima kartu bukan data terbaru. Merupakan data lama yang di validasi tahun 2011.  Selama empat tahun tentunya menjadi hal yang wajar jika terjadi banyak perubahan. Yang tadinya SD dia sudah SMP, yang tadinya SMA sudah menikah. Yang dulunya hidup sudah meninggal, yang dulunya menetap sudah berpindah. Yang tadinya miskin sudah men ja di kaya dan yang tadinya kaya menjadi miskin. Masalah data inilah yang seolah menjadi buah simalakama buat perangkat desa dan dinas terkait. Untuk menentukan data terbaru sampai ada musyawarah dusun, tetapi ternyata data yang di validasi masih di jalan belum sampai tujuan si kartu sudah masuk percetakan. Sehingga mereka bertemu di persimpangan jalan. Bahasane wong temanggung, ketlisiban.

5. Setelah melakukan diskusi dengan SKPD terkait  yaitu dinas pendidikan, dinas kesehatan, dan dinas sosial didapati belum adanya sosialisasi terkait cara penggunaan kartu dan pensikapan terhadap kartu yang mengalami masalah. Sooo kalau ada kepala desa, kepala sekolah, dan kepala puskesmas bertanya apalah daya tak akan ada jawaban yang mampu melegakan dada.

Setelah searching di internet kejadian kesalahan mengenai kartu ini sudah ada sejak awal dibagikannya kartu tersebut. Kesalahan alamat, nama dan sebagainya. Yang pasti, kami dari kalangan bawah si remahan rengginang berharap pemerintah pusat memiliki solusi atas permasalahan yang sudah mengemuka. Masalah yang terjadi bukan sekedar permainan propaganda isu belaka, ini adalah kisah nyata. Paling tidak ada kejelasan bagaimana nasib kartu yang telah dibagikan? Bagaimana cara "menukarkan" kartu agar dapat berfungsi. Sehingga, segala upaya yang dilakukan pemerintah tidak sia-sia. Orang-orang yang berhak menerima bantuan memang mendapatkan nya. Menjalankan amanat dalam UUD '45, memelihara orang miskin.

Wahai Presiden, dengarkanlah suara kami...
Agar kartu saktimu tetaplah sakti, bukan sekedar untuk citra diri.



instania
Read More

Gadis Kecil Itu Bernama Zahra

Hari ini aku teringat lagi dengan Zahra. Seorang gadis kecil dari wilayah pedesaan di Kabupaten Temanggung. Usianya masih sangat kecil tapi pengalaman hidupnya telah melampaui usianya. Dia adalah anak istimewa yang hidup bersama ibunya. Sang ayah telah menghadap Sang Maha Kuasa sejak dia masih belum mengenal kata. Tidak selesai sampai disitu, saat hidupnya di dunia beranjak pada bulan hitungan kedua dia sakit panas, kejang dan diam. Sampai akhirnya dia mendapatkan pertolongan sesuai kemampuan orangtuanya.

Apa kau tahu, apa istimewanya Zahra? Dia tidak mampu melihat dengan sempurna. Ada katarak menyelimuti mata kecil miliknya. Sudah dilakukan operasi, tapi katarak itu bagaikan jamur yang dapat tumbuh kembali menutupi bola matanya. Meskipun demikian, Zahra bermimpi untuk menjadi seorang guru. Jangan salah sangka dia bersekolah di sekolah biasa, bermain dengan teman sebaya. Memperoleh rangking pertama kemudian mendapatkan beasiswa. Matanya terbatas tapi dia tidak buta aksara. Matanya terbatas tapi semangatnya membara.

Kini dia duduk di bangku kelas tiga. Sudah mahir membaca Al-Qur’an. Mencintai pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Mungkinkah, hari ini kita akan mengatakan bahwa masa depan orang dengan penglihatan tak sempurna ini hanya akan berakhir menjadi penyanyi atau tukan pijat? Bukankah sangat layak untuknya mendapatkan pendidikan setara dengan temannya. Aku berkhayal suatu hari nanti Zahra tidak lagi dikenal sebagai gadis Low Vision, tapi dia akan dikenal sebagai seorang penghafal dan pengajar Al Qur’an serta ahli dalah sejarah Islam. Bukan hanya bergelar sarjana, bahkan Doktor pun pantas dia sandang.

Dia memang serba tak ada. Ibunya kini hanya seorang janda dengan penghasilan tak pasti ada. Tinggal dengan rumah permanen itupun karena warisan dari mendiang ayahnya. Apa kau kira dia sudah menerima banyak bantuan dari pemerintah? Tidak. Belum ada akses bantuan sosial dari pemerintah untuk mereka. Pemerintah desa sudah berkal-kali mengusulkan namanya, tapi belum da respon dari pemerintah di atasnya. Konon, karena kondisi rumah permanen itu yang menjadi penghalang dia disebut kaum papa. Hari ini aku berkhayal, untuk menanggung biaya sekolah dan hidup Zahra. Dia tak bisa melihat cahaya dunia dengan sempurna tapi aku yakin kelak di suatu masa dialah sumber cahaya untuk dunia.

Kau pantas bersyukur, Zahra. Karena orang disekitarmu sangat menyayangimu. Ibumu, yang hidup menjanda sangat menyayangimu sebagai harta paling berharga yang telah dianugerahkan Tuhan. Teman-temanmu tak segan membantu dan tetap mengajakmu bermain menikmati masa kecilmu. Ada guru yang dengan sabar membimbingmu untuk memahami ilmu. Zahra, semoga seuatu hari nanti kita akan bertemu. Dan jika ada kebaikan yang akan terjadi atas dirimu semoga aku termasuk dari salah satu penyebab itu.
Read More

Sebuah Sinopsis Novel "Sang Guru"

.

Tokoh yang identik dengan pendidikan di Indonesia ini mampu dikemas dengan bahasa yang apik oleh Haidar Mustafa. Dalam kemasan Novel Biografi kita diajak untuk mengenal lebih dekat sosok Ki Hadjar Dewantara. Novel yang cukup padat dan mampu membuat kita lebih dekat dengan penggagas Taman Siswa. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari novel biografi ini.

 1. Pentingnya pendidikan agama bagi anak 

Soewardi kecil merupakan seorang anak dengan kondisi fisik yang sangat lemah. Tubuhnya kecil dan sering sakit-sakitan. Pada usia 5 tahun dia dikirim oleh ayahnya untuk belajar ilmu agama di Sleman. Disana dia memperdalam ilmu agama islam. Setelah tiga tahun belajar agama orang tuanya kemudian menjemput Soewardi, dia akan disekolahkan di sekolah milik pemerintah Belanda. Soewardi sangat bahagia mendengar ini, karena itu menjadi keinginannya. Mendapatkan pendidikan agama sejak dini membuat soewardi lebih dekat dengan Tuhannya. Meskipun secara fisik dia lemah tetapi dia memilki jiwa dan kemauan yang kuat. Dia tumbuh menjadi orang yang berjiwa lembut dan penuh obsesi kebaikan. Itulah yang menyebabkan dia gigih dalam berjuang merebut kemerdekaan. Melakukan apapun dalam hidupnya sebagai jalan perjuangan di jalan Allah. 

2. Memaknai kegagalan

Soewardi adalah anak yang cerdas, hal inilah yang mengantarkannya bersekolah ke STOVIA dengan jalur beasiswa. STOVIA adalah sekolah para dokter, pelajar di STOVIA kelak akan ditempatkan di daerah-daerah terpencil yang rawan dengan berbagai macam penyakit. Kesibukan Soewardi di organisasi Boedi Oetomo dan dunia jurnalistik membuat dia jatuh sakit. Sehingga membuat ketinggalan beberapa pelajaran. Di akhir pengumuman dia tidak naik tingkat dan beasiswanya dicabut. Jika ingin melanjutkan sekolah di STOVIA dia harus membayar sendiri.. Kejadian ini sangat memukul perasaannya. Bayangan wajah kecewa Ayah dan Ibunya senantiasa membayangi. Dia sempat “menghilang” dari Boedi Oetomo karena merasa malu. Oleh teman-temannya Soewardi dikenal sebaga anak yang cakap dan pintar, tetapi sekarang dia tinggal kelas.

Ada dua temannya yang selalu memberikan semangat kepada Soewardi untuk bisa tabah. Mereka intens menemui Soewardi, hingga pada akhirnya Soewardi menemukan rasa percaya dirinya lagi dan menerima kegagalan yang di alami. Hal tersulit untuk Soewardi adalah memberitahukan kegagalannya kepada Ayah dan Ibunya. Tetapi inilah penerimaan orang tua Soewardi yang tidak pernah disangka. Orang tuanya tidak mempermasalahkan kegagalan anaknya bahkan jika memang Soewardi masih ingin melanjutkan sekolah di STOVIA orang tuanya akan membiayai. Tapi hal ini ditolak oleh soewardi, dia akhirnya memutuskan untuk menemui kakaknya yang bekerja di perkebunan milik pemerintah belanda.

Dengan bantuan kakaknya dia akhirnya bekerja di pabrik Gula di daerah banyumas. Dia memang gagal menjadi seorang Dokter, yang dia harapkan menjadi jalan baginya memperjuangkan kemerdekaan dan membela rakyat di tanah airnya. Tetapi dia bangkit dan menemukan jalan lain.

3. Kebijaksanaan dan teladan dalam keluarga untuk pembentukan karakter anak

Keluarga merupakan lingkungan sosial masyarakat terkecil yang memberikan pendidikan pertama bagi anak. Kehangatan keluarga Soewardi dan berbagai macam teladan dari orang tuanya memberikan andil cukup besar dalam pembentukan karakternya. Ayahnya adalah putra sulung dari Kerajaan Pakualaman. Dia terlahir sebagai seorang yang tidak bisa melihat, tetapi dia memiliki banyak ilmu pengetahuan. Agama, seni, sastra, dan budaya. Seharunya dialah yang melanjutkan tahta pemerintahan, karena dia adalah anak pertama. Sikapnya yang tidak kooperatif dengan penjajah Belanda membuatnya harus tinggal di sebuah puri di luar istana. Dia tidak suka dengan cara belanda memperlakukan rakyatnya. Meskipun terlahir sebagai seorang priyayi dia tidak pernah melarang anaknya bergaul dengan rakyat jelata. Baginya, dihadapan Allah semua manusia itu sama yang membedakan hanyalah tingkat ketaqwaan.

Ayah Soewardi telah memberikan pelajaran yang layak untuk anaknya, maka dia selalu percaya anak-anaknya memilih jalan yang benar. Mendukung penuh anak-anaknya untuk turut berjuang merebut kemerdekaan dari penjajahan. Dalam novel ini diceritakan kedua orang tua Soewardi tidak pernah marah atau memukul anaknya. Sebuah keluarga yang hangat dan demokratis begitulah yang digambarkan dalam novel ini.

4. Menulis sebagai alat perjuangan dan corong propaganda

Soewardi mendapat tugas sebagai propagandis di Boedi Oetomo. Dia memiliki tugas untuk mengkritisi segala kebijakan pemerintah Hndia Blanda yang tidak berpihak kepada rakyat melalui tulisan. Tulisan dari Soewardi tajam dan provokatif. Salah satu tulisan yang membuat dia dimasukkan kedalam penjara untuk kali pertama kemudian dikirim ke pembuangan adalah tulsan yang berjudul “Andai Aku Seorang Hindia Belanda”. Tulisan ini mengecam rencna pemerintah Belanda untuk merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Spanyol. Perayaan ini direncanakan dilakukan secara besar-besaran dengan meminta rakyat memberikan sumbangan. Tentu saja hal ini membuat geram para pejuang. Sekembalnya dari tempat pembuangan, Soewardi tetap rajin menulis dan mengkiritik pemerintah Belanda.

5. Meninggalkan Gelar Bangsawang dengan mengganti nama

Embel-embel panggilan Raden Mas yang sering diucapkan sahabat Soewardi membuat dia merasa tidak nyaman. Dia merasa panggilan itu menyebabkan sekat antara dia dengan sahabat-sahabatnya. Akhirnya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat mengganti namanya menjadi KI Hajar Dewantara. 

6. Meluruskan kembali pandangan kita tentang pendidikan 

Pentingnya pendidikan sudah disadari oleh Soewardi sejak dia masih kecil. Semangatnya untuk membuat sekolah untuk rakyat jelata sudah mulai tumbuh sejak dia berusia delapan tahun. Dia berteman dengan seorang rakyat jelata seusianya yang bernama Sariman. Dia pernah berjanji kepada Sariman untuk mengajaknya ke bangku sekolah. Tetapi ternyata hal itu tidak bisa diwujudkan.

Setelah lama dia berjuang melalui jalur jurnalistik, akhirnya dia teringat dengan sahabatnya. Kemudian Soewardi bergabung dengan kakaknya membangun sebuah sekolah yang diperuntukkan masyarakat pribumi. Selang beberapa saat Soewardi membuat sekolah sendiri yang bernama Taman Siswa. Dia ingin membuat sebuah sekolah dengan sistem yang berbeda dari sistem pendidikan belanda.

Menurutnya, sistem pendidikan belanda tidak menempatkan manusia sebagaimana mestinya. Tidak sedikit orang yang sekolah di Sekolah milik Belanda akhirnya nasionalisme terhadap nengerinya menjadi luntur. Baginya, pendidikan adalah ikhtiar untuk mengajak manusia menadi priadi mandiri. Pendidikan bukan hanya sarana transfer ilmu pengetahuan belaka, tetapi diajuga berfungsi untuk membentuk kepribadian anak. Sehingga mereka mampu menyelaraskan diri dengan zamannya. Tujuan utama yang ingin dicapai oleh Ki Hajar Dewantara adalah terbentuknya generasi bangsa Indonesia yang mandiri, penuh daya kreasi, memiliki prinsip hidup yang kuat, dan berbudi pekerti mulia.

Anak-anak yang belajar di Taman Siswa dapat mengaktualisasikan diri sesuai dengan kemapuannya. Dia sangat berharap melalui pendidikan harkat dan martabat kaum pribumi dapat meningkat dan berdiri sejajar dengan bangsa lainnya. Selain itu dia juga berharap pendidikan yang diterapkan mampu memupk rasa Nasionalisme dan Cinta tanah air. Ki Hajar Dewantara memiliki tiga hal dalam membangun Tamansiswa dan dapat dijadikan refrensi dalam membangun sistem pendidikan:

a.       Tiga Fatwa Pendidikan Tamansiswa

• Tetep, antep, mantep

• Ngandel, Kendel, Bandel

• Neng, Ning, Nung, Nang

b.      Semboyan Pendidikan Tamansiswa

• Ing Ngarso Sung Tulodha

• Ing Madya Mangun Karsa

• Tut Wuri Handayani

c.       Tri Pusat Pendidikan

• Alam Keluarga

• Alam Perguruan

• Alam Masyarakat

Baginya pendidikan adalah alat perjuangan, bukan sekedar menyiapkan generasi untuk memperoleh kemerdekaan tetap juga sebagai saran menyiapkan genarasi unggul dan bermartabat. 

7. Istri yang selalu mendukung cita-cita dan tujuan perjuangan suami 

Dibalik laki-laki hebar ada perempuan tangguh dibelakangnya. Wanita tangguh, kuat pantas dilayangkan kepada Soertatinah, istri Ki Hajar Dewantara. Selang beberapa saat pernikahan mereka, Soertatinah harus mengikuti suaminya ke Negeri Belanda sebagai buangan. Berbagai macam kesulitan harus dihadapi di awal-awal pernikahan mereka. Perbedaan iklim, minimnya uang, dan jauh dari keluarga menjadi ujian pertama atas penikahan mereka. Raden Ayu Soertatinah, seorang keturunan ningrat yang hdup bersahaja. Ketika suaminya memilih pendidikan sebagai jalan perjuangan meraih kemerdekaan dia selalu mendukung suaminya. Honor yang didapatkan suaminya Soertatnah sebagai guru di sekolah milik kakaknya lebih sedikit dibandingkan honor sebagai penulis. Tak jarang Soertatinah dan suaminya makan sepiring berdua karena kondisi yang serba tidak ada. 

Dikisahkan, dua kali Ki Hajar Dewantara meminta maaf kepada Soertatinah. Ki Hajar merasa belum mampu menjalankan peran kepala keluarga dengan baik. Dengan penuh cinta dan kelembutan Soertatinah mampu menenangkan hati suaminya. Di tengah semangat Ki Hajar Dewantara mendirikan taman siswa, dia terkendala biaya. Dengan penuh keikhlasan Sortatinah menyerahkan sekotak perhiasannya untuk dijadikan modal tambahan pembangunan taman siswa. Baginya menemami perjuangan suaminya merebut kemerdekaan sudah menjadi tugas mulia. Dia tidak pernah mengeluh di saat susah, memberikan harta yang dimiliki untuk mewujudkan cita-cita luhur suaminya.
Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.