Pesan Manis Buat Anggota Ijo Lumut (Ikatan Jomblo Lucu dan Imut)

Hari ini tuh hari yang amaze banget menurutku. Akhirnya si Len-Len mengakhiri masa jomblonya juga. Hidup di masyarakat yang sangat perhatian dengan tetangganya tuh antara seneng sama enggak. Senengnya karena banyak yang perhatian, enggaknya karena terlalu perhatian itu sehingga ada ranah-ranah pribadi yang juga diperhatikan. Menikah, misalnya. Dilema terlalu banyak yang tanya kapan nikah dan orang tua menjadi resah biasanya di alami oleh wanita-wanita yang tinggal di daerah pedesaan. Semi urban juga iya, kadang. Mana nanti ada label perawan tua lah, inilah, itulah. Yaaaa anggap aja itu sebagai dampak negatif atas perhatian para tetangga hihi.

Akutuh bahagia, akhirnya penantian Len-len yang sudah lumayan dengan ragam ikhtiar itu kesampaian juga. Paling tidak, pernikahannya ini membuktikan beberapa prinsip dan kepercayaan yang aku miliki tentang jodoh. Apa aja tuh?

1. Meng-nol-kan diri
Ini adalah pasrah tingkat dewa Mengenolkan segala rasa, segala ingin, segala-galanya. Pasrah tanpa dalih, pasrah tentang segala takdir dengan keyakinan akan ada skenario terbaik. Skenario yang tidak akan mampu logika manusia memahaminya. Istilah ini aku dapatkan saat masih di salah satu Dinas Temanggung. Beliau, bu Iin namanya adalah seseorang yang memperkenalkan istilah itu. Waktu itu beliau bercerita tentang penantian buah hati yang kedua. Berbagai macam ikhtiar dilakukan, bahkan baju bayi sudah disiapkan di dalam lemari. Tapi ternyata sekian tahun, buah hati kedua tersebut tak kunjung datang. Kemudian beliau meng-nolkan diri. Semua baju bayi yang tertata rapi diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan dan beliau berselimut pasrah untuk buah hati keduanya. Dan... tadaaaa setelah melakukan itu akhirnya beliau positif, garis 2. 

2. Jujur dengan kemauan
Aneh memang kita tuh...bahkan sama Allah aja masih suka bohong. Nggak mau benar-benar jujur dengan keingingan. Atau lebih parahnya kita sendiri nggak ngerti sama kemauan kita tuh apa sebenarnya. Kalau kita sudah mulai ngerti apa mau kita, mulai jujur sama keinginan kita ke Allah, lalu serius memintanya, Allah akan mengabulkan. Aku yakin, pertemuan Len-len denga mas Can-can itu adalah buah dari kejujuran Len-len tentang bagaimana sosok lelaki yang diharapkan.

3. Tetap Menjaga Niatan
Dalam bayang-bayang perhatian tetangga dan desakan dari keluarga terdekat terkadang untuk segera mengakhiri masa lajang kadang bisa jadi alasan pertama untuk mulai lupa dengan keinginan dan harapan. Jangan sampai menikah karena merasa sudah terdesak. Segenting apapun posisi tetap jaga niatan. Menjalankan sunnah Rasulullah dan bersiap untuk melakukan ibadah terpanjang. Ingat, terkadang bukan siapa yang paling cepat tapi tentang siapa yang paling tepat.

4. Kalau itu jodoh, semuanya akan serba mudah
Ini sering banget terjadi. Kalau jodoh pasti semuanya serba mudah. Allah pasti akan mempermudah jalan atas niat baik yang kita lakukan. Kita hanya perlu yakin, Allah akan memberika jalan bagi kebaikan. Yakin, pertemuan dengan seseorang yang telah Allah tuliskan pasti terjadi.

Btw, selamat menempuh hidup baru Len-len dan mas Can-Can. Semoga segala kebaikan senantiasa menyertai langkah. Semoga Allah memberikan kebaikan dan keteguhan untuk menjadi penjaganya bagi kalian berdua dan seluruh keturunan kalian. Selamat memasuki babak baru kehidupan
Read More

Menghilangkan Distraksi

Distraksi itu kayak debu di atas kaca, pas awal cuma sedikit nggak terlalu menganggu tapi lama-lama membuat kaca jadi burem. Gitu kali ya... Awalnya hal kecil yang jadi distraksi itu masih nggak masalah karena kita masih bisa melihat ke depan, tapi kalau tidak dibersihkan akan membuat tujuan hidup menjadi bias. 


Semua target yang ditentukan menjadi tidak jelas pencapaiannya. Energi kita habis menuruti distraksi yang sudah banyak itu. Tau endingnya apa? Kita berasa nggak punya tujuan dan nggak ada sedikitpun capaian. Semua ide, gagasan menguap begitu saja. Energi yang seharusnya tidak seberapa jadi sangat besar yang dibutuhkan. 

Oke, well satu yang perlu disyukuri, kita sadar ada distraksi. Sadar kalau semua jadi kabur dan nggak jelas. Langkah selanjutnya hilangkan distraksi itu. 

Bersihkan dulu, perlahan, nanti kita akan melihat lagi lebih jernih apa yang sebenarnya akan kita lihat. Apa sebenarnya yang kita inginkan. Kalau distraksi kalian adalah media sosial, hapus dulu. Kalau distraksi kalian gadget perlu dijadwal kapan kalian megang gadget. Kalau distraksi kalian dracin, coba matikan paket data dulu. Kalau distraksi kalian Drakor coba buat jadwal dulu. 

Karena siapa tau distraksi itu ternyata metamorfosis dari hiburan atas kepenatan kita. Akhirnya kita malah jadi terlena. Niatnya dia cuma iklan malah jadi aktivitas harian yang sangat menyita. Dan ini....tidak sehat. Karena modalitas waktu yang kita miliki harusnya menjadi sumberdaya untuk mewujudkan haparan, tujuan, dan cita-cita. 

Well, yuuuk! Kembali lagi! Bekerja keraslah dan tetap tebarkan kebaikan 🔥🔥🔥

Karena hidup tak sebercanda itu. 
Read More

Mengapa Allah Menciptakan Rasa Takut dan Harap?

Menurut pengertian yang ada di Gemini wkwk, rasa takut adalah slah satu emosi dasar yang dimiliki oleh manusia. Dia merupakan respon saat ada ancaman atau bahaya baik secara fisik maupun emosional. Takut menjadi salah satu mekanisme pertahanan alami yang akan membantu menghindari dan mengatasi potensi bahaya. Sedangkan harap merupakan bentuk dasar dari kepercayaan pada sesuatu yang diinginkan akan terwujud. Uniknya dua kalimat ini bisa kita sandingkan secara bersamaan. Dalam islam mengenal istilah Khouf (takut) dan raja' (harapan), khaouf adalah rasa takut kepada Allah, Raja' adalah harapan akan rahmat Allah. Sumber rasa takut dan juga harapnya berasal dari titik yang sama, yaitu Allah. 

Rasa takut dan harap harus seimbang. Tidak boleh salah satu diantaranya lebih dominan dibandingkan dengan yang lain. Tapi ya, sebenarnya kenapa tulisan ini muncul didasari beberapa hal. Pertama, karena kadang kita memang punya rasa takut terhadap banyak hal. Rasa takut itu seperti mengendalikan, mengambil alih kehidupan yang kita miliki. Hidup tidak tenang karena hidup dalam bayang yang belum pasti. Kemudian munculah harapan untuk mengendalikan rasa takut itu. Harapan itu seperti sugesti yang membangkitkan keyakinan kalau ketakutan itu hanyalah rasa yang belum tentu menjadinyata. Harapan-harapan inilah yang kemudian bermetamorfosa menjadi bait-bait doa. Yakin, bahwa segala hal yang terjadi masih pada batas kemampuan kita. Kedua, aku mulai bertanya karena apakah rasa takut itu muncul? Apakah rasa takut itu datang karena dunia atau karena Allah? Sebagai seorang yang katanya beriman hal ini perlu kita tanyakan. Rasa takut yang ada dalam diri kita itu apakah hanya karena takut kehilangan orang yang dicintai, kehilangan harta yang sudah dicari, tidak lagi memiliki harga diri atau karena kita takut kehilangan Allah, kita takut diabaikan Allah, kita takut Allah murka dan enggan memberikan maafNya? Lalu harapan yang ada itu, apa benar sebuah harap yang menginginkan diri lebih dicintai Rabb-nya? Atau hanya sekadar harapan segala urusan dunia yang ada di hadapannya selesai tanpa drama dan berjalan seperti keinginannya? Hey! dimanakah Allah jika semua sumber rasa takut dan harap itu bukan lagi tentang Sang Maha?

Ironi memang, tapi mungkin tak apa juga. Sebagai manusia yang sedang berproses meraba tangga iman menurutku hal wajar jika semua ternyata masih beralasan dunia. Hanya saja, jangan sampai kita larut terlalu dalam pada ketakutan kehilangan dunia. Terkadang ada harga yang perlu kita bayar agar tersadar bahwa sesunggunhnya hidup dan mati kita untuk Allah. Ketika dunia ini serasa sedang tidak berpihak ada Allah yang menanti kita kembali merintih, meminta, dan menghiba dalam sujud panjang kita. Dalam proses meraba tangga iman kita juga perlu meminta agar segala rasa mendapatkan bimbingan untuk selalu sampai pada Allah semata.

Sungguh, suatu saat nanti kita pasti akan menyadari makna, dunia sebagai sarana mendapatkan akhirat. Kita akan tau pada akhirnya kepada siapa semua bermuara. Jangan sampai karena rasa takut kita kepada dunia sampai kita lupa menghidupkan rasa takut diabaikan oleh Allah SWT. 

Ya.... kita hanya perlu takut kalau Allah tidak lagi bersama kita dan berharap Allah benar-benar menyambut kita dengan berlari saat kita sadar untuk kembali. 
Read More

Semua Manusia Pasti Dapat Bagian Overthinking

Entah mengapa tetiba punya sebuah keyakinan kalau setiap orang itu pasti punya overthinkingnya masing-masing. Menurutku ini juga wajar karena Allah memberikan akal pada manusia. Kemampuan manusia untuk berfikir atau thinking bisa berdampak pada over thinking, terlalu banyak berfikir. 

Kecenderungan banhak berfikir yang sering dilakukan ada pada hal-hal yang belum terjadi. Sebenarnya nggak terlau masalah sih, kalau hasil overthinking itu adalah strategi agar pikiran negatif tidak terjadi. Tapi, seringnya kita jadi kayak terpenjara gitu dalam pikiran-pikiran yang ramai dan berisik. Penuh prediksi yang disertai ke khawatiran. Padahal mah, masa depan itu sesuatu yang disembunyikan sama Allah. Nggak ada dari kita yang benar-benar bisa tahu bagaimana masa depan. 

Kebiasaan overthinking bisa berkurang kalau kita memang punya kendali atas diri kita. Setiap hal yang Allah berikan berupa hati dan pikiran membutuhkan kendali berupa sinyal jika dia sudah berlebihan. Kalau kita memiliki sensor yang kuat maka kita akan tahu pada batas mana seharusnya kita menghentikan hati dan pikiran kita secara berlebihan. 

Ini emang menuntut banget buat kita tu kenal sama diri sendiri. Kalau berlebihan kita harus melakukan apa agar tidak itu tidak memenjarakan diri kita. Aneh tapi nyata sih kadang, kita terpenjara oleh pikiran kita sendiri. Lucu juga, ternyata yang membuat kita nggak merdeka itu diri kita sendiri. Aaaaaa ini gimana yaaa konsepnya. 

Kembali ke topik pertama, setiap manusia sudah punya bahan overthinkingnya masing-masing. Bahan overthinking bisa dari hal yang kita sukai juga, hal yang paling kita kuasai, hal yang paling kita miliki. 

"Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami". (QS. Al Anbiya:35)

Orang yang sepertinya hidup lurus-lurus aja pasti punya kok overthinking tu. Cuma ya gituu cara memanggapi dan menanganinya itu yang berbeda. Tergantung kondisi setiap orang. Tergantung kedewasaan dalam bersikap atas masalah yang datang. Jadiii...yuk pastikan kita bisa mengendalikan apa yang ada pada diri kita. Biar jadi manusia merdeka 🇮🇩🇮🇩
Read More

Logika dan Rasa

Allah telah menciptakan manusia lebih dari makhluk lainnya. Hal yang manusia memiliki sedangkan makhluk lain tidak adalah akal. Dengan satu kelebihan ini manusia memiliki tanggung jawab lebih besar, yaitu menjadi pemimpin di muka bumi. 

Banyak sekali hal yang harus diurusi, sehingga manusia diciptakan tidak seragam. Berbeda-beda, memiliki keunikan yang tidak sama. Manusia terlahir dengan kekuatan dan kelemahan yang perlu diolah sehingga dirinya mampu menjadi pemimpin sesuai dengan tujuan mula dia diciptakan. 

Dari sekian macam bakat, ada dua penggolongan, orang dengan bakat Logika dan Rasa. Orang dengan bakat Logika dia akan mengambil keputusan secara objektif yang berdasar pada data dan fakta. Mengamati masalah dengan detail dan mendalam. Sedangkan orang dengan bakat rasa dia memiliki spektrum rasa yang lebih banyak dari manusia lainnya. Lebih peka dengan kondisi rasa yang dimiliki orang lain dan memiliki empati yang lebih besar. Mereka orang-orang tulus. 

Meskipun manusia dikelompokkan menjadi dua bagian itu, tetap saja ada hal yang perlu kita pahami bersama. Tentang menyeimbangkan keduanya. Percayalah selogis-logisnya orang dia pasti memiliki rasa, dan se perasa-perasanya orang dia pasti punya logika. Diakui atau tidak kadang kita lebih condong kepada salah satunya. Untuk menjadi pemimpin yang baik harus mampu menempatkan keduanya pada porsi yang pas, seimbang. Tidak berat sebelah. 

Okay, well mari kita bahas bagaimana kelebihan dan kekurangan dominasi masing-masing. 

LOGIKA DOMINAN 
Carl Jung 

  • Mengutamakan logika daripada perasaan saat mengambil keputusan

  • Objektif dan suka struktur

Jean Piaget mengatakan bahwa remaja dan dewasa memasuki tahapan operasional formal, di mana kemampuan berpikir logis abstrak berkembang.
Mereka bisa menyusun argumen logis, memahami sebab-akibat, dan menarik kesimpulan.
Kahneman membagi logika manusia dalam dua sistem:

Sistem 1: cepat, intuitif, emosional (bukan logika dominan)

Sistem 2: lambat, penuh pertimbangan, dan logis
Orang yang dominan dengan Sistem 2 lebih rasional, analitis, dan tidak gegabah



Orang yang logika dominan menurut para ahli adalah orang yang:

Mengambil keputusan berdasarkan data dan alasan, bukan emosi

Menyukai analisis dan pemecahan masalah

Cenderung objektif dan sistematis

Orang dengan **logika dominan** punya banyak kelebihan seperti analitis, objektif, dan solutif. Tapi, seperti semua kecenderungan, ada juga **kelemahannya**. Berikut adalah kelemahan umum orang yang dominan logika menurut berbagai pendekatan:

---

### 🔹 1. **Kurang Peka terhadap Emosi Orang Lain**

> Mereka lebih fokus pada fakta dan alasan daripada perasaan.

* Bisa dianggap **dingin, kaku, atau tidak peduli**.
* Sulit memahami isyarat emosional atau kebutuhan afektif orang lain.
* Dalam komunikasi, bisa terlalu to the point, tanpa mempertimbangkan perasaan lawan bicara.

---

### 🔹 2. **Cenderung Overthinking dan Perfeksionis**

> Karena ingin semuanya masuk akal dan sistematis.

* Bisa terjebak dalam analisis berlebihan (analysis paralysis).
* Susah ambil keputusan cepat jika datanya belum lengkap.
* Tidak nyaman dengan ketidakpastian atau ambiguitas.

---

### 🔹 3. **Terlalu Mengandalkan Rasionalitas**

> Tidak semua hal dalam hidup bisa diselesaikan dengan logika.

* Bisa **menolak hal-hal intuitif atau spiritual** jika tidak bisa dijelaskan secara rasional.
* Kurang fleksibel dalam situasi yang butuh spontanitas atau empati.
* Kadang tidak memahami atau meremehkan pentingnya nilai-nilai budaya atau norma sosial.

---

### 🔹 4. **Kurang Apresiatif terhadap Imajinasi dan Estetika**

> Fokus mereka sering pada "fungsi", bukan "rasa" atau "keindahan".

* Bisa mengabaikan seni, perasaan, dan ekspresi kreatif.
* Kurang menikmati proses dan lebih fokus pada hasil atau solusi akhir.

---

### 🔹 5. **Relasi Sosial Bisa Terganggu**

> Logika tidak selalu cocok untuk membangun hubungan personal.

* Bisa sulit membangun kelekatan emosional.
* Dalam kerja tim, bisa terlihat arogan karena terlalu percaya pada "akal sendiri".
* Kadang tidak menyadari bahwa "being right" tidak selalu lebih penting dari "being kind".

---

### Kesimpulan:

> Orang yang dominan logika **hebat dalam berpikir rasional dan pemecahan masalah**, tapi perlu belajar **menyelaraskan akal dengan hati**, agar bisa lebih manusiawi, hangat, dan adaptif.

Kalau kamu ingin tahu cara menyeimbangkan logika dengan empati atau intuisi, aku bisa bantu juga. Mau?

PERASAAN DOMINAN 
Bagus banget kamu menggali dari sisi berlawanan: **dominasi perasaan (emosi)**. Dalam psikologi, banyak ahli membahas tentang orang yang dominan secara emosional atau perasa. Berikut ini beberapa **teori atau pendapat ahli** tentang orang dengan **perasaan dominan**:

---

## 💡 **1. Carl Jung & MBTI – Feeling (F) Personality**

Menurut Jung yang dikembangkan jadi MBTI, ada tipe kepribadian dengan dominasi fungsi **Feeling (F)**.

### Ciri orang dengan dominan perasaan:

* Mengambil keputusan berdasarkan **nilai-nilai pribadi dan empati**.
* Fokus pada **keharmonisan, perasaan orang lain, dan hubungan antar manusia**.
* Seringkali mengutamakan **apa yang "baik" menurut hati**, bukan sekadar yang "benar" menurut logika.

📌 Tipe MBTI yang dominan Feeling: **INFP, ENFP, ISFJ, ENFJ**, dll.

---

## 💡 **2. Daniel Goleman – Kecerdasan Emosional (EQ)**

Goleman mengusulkan bahwa selain IQ, **EQ** sangat penting.

### Orang dengan EQ tinggi:

* Mampu mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri dan orang lain.
* Dominan perasaan bukan berarti lemah, justru mereka **kuat secara sosial dan empatik**.
* Mereka pandai membangun hubungan dan menghindari konflik.

📌 Goleman menekankan bahwa dominasi emosi perlu diiringi kemampuan **regulasi emosi** agar tidak destruktif.

---

## 💡 **3. Elaine Aron – The Highly Sensitive Person (HSP)**

Elaine Aron memperkenalkan konsep **orang yang sangat peka (HSP)**.

### Ciri-ciri HSP:

* Merespons dengan kuat terhadap **emosi, suasana, seni, dan hubungan**.
* Lebih mudah stres karena **meresapi perasaan dengan intens**.
* Sering punya intuisi tajam dan empati tinggi.

📌 Dominasi perasaan mereka membuat mereka cenderung **reflektif, lembut, dan perhatian**, tapi juga **rentan cemas atau kewalahan**.

---

## 💡 **4. Antonio Damasio – Emosi Sebagai Dasar Keputusan**

Damasio menyatakan bahwa **emosi adalah pusat dari pengambilan keputusan**.

> Dalam bukunya *Descartes’ Error*, ia membuktikan bahwa orang yang kehilangan kemampuan merasakan emosi justru **tidak bisa membuat keputusan yang baik**, meski kemampuan logiknya utuh.

📌 Artinya: **dominasi rasa atau emosi bukan kelemahan, tapi bagian penting dari fungsi manusia.**

---

## Kesimpulan:

> Orang dengan **dominasi rasa/perasaan** cenderung:

* Memutuskan berdasarkan **hati dan nilai personal**
* Peka terhadap hubungan dan perasaan orang lain
* Kuat secara **empatik, sosial, dan spiritual**

Tapi juga bisa:

* Terlalu memikirkan perasaan orang lain
* Sulit bersikap objektif
* Lebih mudah baper atau emosional

---

Kalau kamu tertarik, aku bisa bantu membandingkan **logika vs perasaan dominan**, atau bikin tes mini untuk cek kamu lebih condong ke mana. Mau?



AGAR KEDUANYA SEIMBANG 
Pertanyaan kamu bagus banget—**menyeimbangkan logika dan perasaan** adalah kunci untuk menjadi pribadi yang utuh: rasional sekaligus manusiawi. Berikut ini adalah **langkah-langkah praktis** untuk mencapainya, tergantung dari dominansi awalmu.

---

## 🔹 Jika Kamu Dominan Logika:

> Kamu cenderung rasional, cepat ambil keputusan, tapi mungkin kurang empatik.

### Langkah Menyeimbangkan:

1. **Latih Empati**

   * Dengarkan orang lain tanpa langsung memberi solusi.
   * Coba tanyakan: *“Apa yang sedang kamu rasakan?”* bukan *“Apa yang akan kamu lakukan?”*

2. **Perhatikan Bahasa Emosi**

   * Belajar mengenali dan menyebutkan emosi, misalnya dari *emotional wheel*.
   * Baca fiksi atau puisi—itu melatih rasa.

3. **Jeda sebelum merespons**

   * Beri ruang antara stimulus dan reaksi untuk mempertimbangkan sisi emosional.

4. **Refleksi Harian**

   * Tulis jurnal tentang kejadian yang kamu alami dan apa perasaanmu saat itu.

---

## 🔹 Jika Kamu Dominan Perasaan:

> Kamu peka dan penuh perhatian, tapi bisa baper atau sulit objektif.

### Langkah Menyeimbangkan:

1. **Latih Rasionalitas**

   * Gunakan teknik berpikir kritis: Apa fakta vs opini? Apa penyebab dan akibat?
   * Buat mind map logis saat membuat keputusan penting.

2. **Gunakan “Logika Dingin” Saat Perlu**

   * Pikirkan: *“Kalau ini terjadi ke orang lain, apa solusi objektifnya?”*

3. **Tetapkan Batas Emosional**

   * Belajar berkata *tidak* tanpa merasa bersalah.
   * Evaluasi apakah kamu terlalu memikul beban emosi orang lain.

4. **Ambil Jarak Saat Emosi Tinggi**

   * Jangan langsung bereaksi saat marah atau sedih.
   * Latihan napas dalam atau teknik grounding bisa sangat membantu.

---

## 🔁 Latihan Gabungan untuk Keseimbangan:

| **Latihan** | **Manfaat** |
| ----------------------------------------------------------- | --------------------------------------------------- |
| Menulis jurnal: “Apa yang kupikirkan & kurasakan hari ini?” | Melatih kesadaran logika dan emosi secara bersamaan |
| Mendengarkan podcast/kisah hidup orang lain | Memperluas perspektif logis dan rasa |
| Bermain roleplay atau diskusi dua posisi | Melatih berpikir dua sisi: logis dan emosional |
| Meditasi / muhasabah diri | Menyelaraskan hati dan pikiran secara tenang |

---

## 🌱 Kesimpulan:

> Menyeimbangkan logika dan perasaan itu bukan soal memilih salah satu, tapi **melatih diri untuk tahu kapan harus menggunakan yang mana.**
> Pikirkan seperti dua sayap—akal dan hati—kita butuh keduanya untuk terbang.

Kalau kamu mau, aku bisa bantu buatkan **program latihan mingguan sederhana** berdasarkan kecenderunganmu. Mau?

Read More

Lone Wolf

Dapat istilah istilah Lone Wolf dari repostan akun tiktoknya Harry Vaughan wkwk. Penasaran deh, kenapa dia repost itu? Ternyata itu berkaitan dengan peran yang sedang dilakoninya dalam salah satu judul sinetron. Apa tuh sinetnya? RAHASIA, padahal sih udah aku posting juga.


Kepolah aku, apa itu Lone Wolf? Serigala yang sendirian? Setelah searching di google akhirnya tau kalau Lone Wolf itu merujuk pada salah satu kepribadian manusia. 

Lone Wolf adalah istilah yang mengacu pada seseorang yang cenderung menyukai kesendirian dan kemandirian, seringkali tidak suka bergantung pada orang lain atau kelompok.


Kayak kepribadian yang intorvert gitu. Sebelum bahas lebih lanjut tentang lone wolf, rasa penasaran pertama adalah... mengapa serigala banget? Ternyata ada beberapa fakta menarik. 

Osman I, Sang Gokboru

Setelah ngobrol dengan Mbak Dita tentang serial film Osman yang sedang diikutinya, ternyata Osman I memiliki julukan Gokboru. Julukan ini diberikan oleh orang-orang Mongol. Dalam mitologi yang mereka percayai, gokboru adalah serigala abu-abu bermata biru, berbulu singa, bermata berapi-api. Datang ke bumi satu kali dalam seratus tahun untuk membawa kekuatan, persatuan, hukum kepada kawanannya dan perubahan besar di dunia pada umumnya. 


Seneng banget, pas tahu ternyata ada hal yang menghubungkan antara Asmara Gen Z dengan Serial Osman wkwk. Ya, titik temu kita ada di serigala haha.


Penasaran dong pastinya, kenapa si Osman I ini dijulukinya pakai Serigala, nggak singa? Jawabannya ada pada filosofi kuno yang dipercaya oleh masyarakat Tiongkok.


Jika ingin kuat dan ditakuti, belajarlah kepada singa. Namun jika ingin menjadi pemimpin yang diikuti belajarlah pada serigala


Dalam salah satu VT dari akun tiktok Aming aku jadi mengerti bagaimana serigala itu sebenarnya. Kalau ditulis gini jadinya


Mengapa Orang bijak sering bilang untuk menjalani hidup seperti serigala? 

Karena serigala tidak sibuk membuktikan dirinya. 

Dia tahu kapan harus diam dan kapan harus menyerang. 

Serigala tidak hidup untuk disukai, dia hidup untuk bertahan dan menang. 

Dia tidak butuh banyak suara, karena ketenangan lebih tajam dari teriakan. 

Dia tahu kapan harus berjalan sendiri dan kapan harus bergerak bersama. 

Serigala tidak butuh pengakuan karena, kekuatannya tidak datang dari perhatian, tapi dari ketahanan.

Jadilah seperti serigala, tenang tapi berani, sendiri tapi tetap kuat. 

Bukan yang paling kuat, tapi yang paling konsisten sampai akhir. 


Sepertinya perlu ini membahas tentang per-serigalaan sebelum membahas kepribadian Lone Wolf. Dari beberapa artikel yang sudah dibaca dapat disimpulkan jika serigala itu...

1. Serigala adalah binatang Monogami

Serigala itu sosok yang sangat setia. Sampai dia mati, dia tidak akan pernah selingkuh wkwk. Bagi seekor serigala memiliki pasanagan itu hanya satu dalam seumur hidup. Ini juga dalam rangka menjaga keturunan yang murni dan kuat dari paparan penyakit. Monogami menjadi langkah  untuk mempertahankan spesies dari proses evolusi.

2. Cerdas dan stamnina prima

Dalam berburu mangsa, bisa dibilang Serigala adalah hewan dengan strategi terbaik. Mereka tidak asal menerkam mangsa. Hewan buruan serigala badannya lebih besar, hal ini tentu membutuhkan strategi dan stamina yang prima. Sebelum menerkam mangsa biasanya serigala sudah melakukan beberapa tahapan, yaitu: mengawasi, mengintimidasi, membuat mangsa kelelahan, baru membunuhnya. 

3. Memiliki kemampuan mendengar dan melihat yang tajam

Tahu nggak, sih? Indra pendengaran Serigala 100 kali lebih kuat dibandingkan dengan pendengaran manusia. Sedangkan retina Serigala sangat reflektif sehingga dapat melihat denga jelas meski dalam kegelapan

4. Memiliki Sistem Hierarki Sosial

Serigala memiliki sisten herarki sosial yang sangat kuat. Kumpulannya akan dipimpin oleh pasangan alfa, diikuti oleh anggota beta, dan omega ada pada strata terlemah. 

Serigala Alfa bertanggungjawab memimpin dan menjaga kawanan. Satu-satunya pasangan yang bereproduksi dan memastikan keturunan mereka mendominasi kawanan.

Serigala Beta, bisa dianggap sebagai tangan kanan serigala Alfa. Tugasnya menjadi penasihat Alfa, menjadi komandan saat Alda tidak mampu, dan penjaga kedisiplinan kawanan.

Serigala Omega, memiliki pangkat terendah. Mengikuti semua perintah pimpinan dan menanggung beban kesalahan dalam perburuan.


Meskipun mereka terkenal dengan kesolidan dan sistem hierarki sosial yang kuat, ada sebagian serigala soliter yang akhirnya memutuskan menjadi Lone Wolf. Serigala ini memisahkan diri karena berbagai macam alasan, antara lain: ingin memperluas wilayah, membuat perkumpulan baru, atau dikeluarkan dari kawanan. 


Okay, tibalah saatnya kita membahas tentang ciri-ciri Lone Wolf!

1. Penyendiri 

Seorang Lone wolf adalah penyendiri, tetapi bukan karena malu bersosialisasi atau malas. Hal itu terjadi karena dia tidak butuh validasi orang lain dalam bergerak. Dia tidak butuh cahaya dan pengakuan. Terkadang visi dan misinya bertentangan dengan ke-umuman orang di sekitarnya. Bisa dibilang dia cukup percaya diri karena yakin dengan tujuannya dan tahu jalan mana yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tersebut. 


2. Analisator 

Lone Wolf memilih diam untuk mengamati sampai dengan hal-hal detail. Dia berfikir mendalam, kesunyian yang dia pilih dijadikan ruang untuk berfikir lebih jernih.  Kemampuan ini yang membuat dia bisa menentukan kapan harus bergerak dan kapan harus berhenti. Kapan harus bersama dan menyendiri. 


3. Memiliki Integritas yang Kuat 

Bukan hanya analisator, Lone Wolf juga memiliki kompas moral yang kuat. Fondasi dari integritas yang dimiliki Lone wolf antara lain : memegang prinsip yang diyakininya sebagai kebenaran meski di bawah tekanan dan berani menolak hal-hal yang bertentangan dengan prinsip yang dia punya.

4. Tidak banyak bicara 

Lone wolf tidak banyak bicara soal idealisme, tetapi hidup yang dijalaninya sudah mencerminkan idealisme yang dimiliki. Meskipun jarang tampil dan bicara di depan umum, sekali bicara selalu berdasarkan data, nurani, kebenaran, dan keberanian.


Sumber

https://www.idntimes.com/science/discovery/dahli-anggara/fakta-tentang-serigala-c1c2.


Read More

Asmara Gen Z bukan Sinetron Biasa

Lagi di fase pengen udahan nonton sinetron wkwkwk. Tapi, lama kelamaan ni sinetron malah ngasih banyak insight. Meskipun perlu aku pertimbangkan lagi sih tentang waktu nontonnya. Menimbang lagi wort it nggak antara insight yang aku dapat sama waktu yang aku kasih untuk dapet itu. Mungkin perlu dikurangin durasinya, dicukupkan dengan potongan-potongan saja. 


Menonton Asmara Gen Z ini ga ekspek bakal dapet banyak nilai, awalnya aku kira ini hanya tentang kisah cinta anak Gen Z yang rada gimana gitu. Nyatanya di Sinetron ini aku dapet banyak pelajaran tentang manusia yang sedang berproses menemukan jati dirinya. Bagaimana dia mau belajar dari setiap kesalahan yang pernah dilakukan. Mereka akhirnya bertumbuh, bukan berubah. Seandainya ada perubahan pun tanpa mengurangi keaslian dia. 


Be You... berubah bukan karena orang lain tapi memang dia sadar bahwa dia sekarang tidak pada versi terbaiknya. Tetap menjadi diri sendiri jangan pernah menjadi orang lain. Saat kita mau menjadi diri sendiri maka perlahan kita akan tahu pada sisi mana yang perlu kita upgrade dan mana yang tidak perlu ditumbuhkan.


Dorongan berubah karena suara netizen atau orang disekitar kita pasti akan memberikan dampak yang berbeda dengan berubah karena kesadaran. Perubahan yang perlahan dan dimulai dari hal kecil akan bertahan lama dibanding perubahan secara sporadis. 


Selalu menjadi diri sendiri, tidak perlu menjadi orang lain. Tidak perlu merasa insecure dengan pencapaian atau hal yang dimiliki oleh orang lain. Setiap orang memiliki warna cahayanya sendiri. Masing-masing orang pasti akan bersinar dengan tanpa merusak sinar orang lain. PR terbesar dari kita adalah memastikan sinar itu menyala. Jika diibaratkan dengan lampu maka proses pencarian saklar itu seperti mencari klik atau keyakinan pada kemampuan yang kita miliki. Klik pada peran yang seharusnya kita jalankan. 


The last... Be You. Ini bukan kamu dengan segala aksesoris sehingga menjadi menarik. Tapi karena itu adalah kamu maka semuanya menjadi indah, menarik, berarti, dan berwarna.

Read More

Masinis Tua Pembawa Gerbong Kereta



Alkisah sekumpulan masinis tua tengah memandang gerbong-gerbong keretanya. Dia lelah dan dan sangat merasa tua, tapi saat ada masinis muda yang menjanjikan rasanya belum rela. Masinis muda dengan gelora api yang membara ingin membawa gerbong-gerbong itu segera beranjak. Terlampau lama sudah dia stuck, berhenti dan selalu terjebak dalam keindahan nostalgia masa lalu. Darah muda yang mendidih itu seketika membeku karena tatap remeh masinis tua yang masih terjebak dalam keberhasilan masa lalu. Sekarang sudah lebih baik jika dibandingkan sejak pertama mereka menjadi masinis kereta.


Cara kerja masinis tua masih sama seperti membawa kereta era kolonial, like...kereta uap. Padahal zaman telah membawa pada moderenasi. Semua sudah berubah dan semua serba cepat. Masinis tua yang lelah dan sebenarnya sadar dengan usia itu masih keras kepala dengan pemahaman lamanya. Masinis muda yang penuh rasa takdzim dan menghormati yang tua hanya terngaga dan meletakkan selendang semangatnya. Melihat masinis muda tak lagi bersemangat dan bergairah para masinis tua memandang sinis anak muda. 

Dengan bangga mereka berkata, "Kalian anak muda yang minta diberi kesempatan sudah kami beri, kan? Kenapa sama saja? Kenapa kereta tetap tidak berjalan?"Mereka tidak sadar ada kalimat toxic yang bermutasi itu menjadi rem untuk menjalankan tugas. Ada tanggapan yang memunculkan rasa kecewa. Ada rasa sia-sia. Perlukah masinis muda mengabaikkan rasa hormat dan menganggap mereka tidak ada? 

Matanya sayu, dia lelah. 

Di sisi lain ada penumpang gerbong yang idealis, logis, dan realistis. Mereka tak gentar mengungkapkan isi kepalanya. Baginya seluruh gagasan perlu untuk di uji cobakan. Mereka tidak ingin menyesal. Jika nanti semua berakhir setidaknya sudah berupaya dengan apa yang mereka punya. 


Masinis muda menanggapi dengan mata berbinar suara lantang dan cara berfikir mereka. Bukan hanya karena mengerti dan melihat ini sebagai angin segar untuk memberanikan diri mengendarai kereta, ternyata..., itu hanya sebagai ekspresi memberi ruang. Bagi dia memberikan tanggapan sudah lebih baik, paling tidak mereka memiliki ruang. Dia berharap ruang itu akan menjaga nyala mereka. 


Sekelompok idealis, logis dan realistis itu akhirnya akan berfikir ulang, ruang itu adalah satu gerbong penuh yang diberikan oleh masinis kepada mereka. Tapi ... setelah ditelaah kembali, ruang itu tidak akan membuat kereta berjalan. Mereka hanya ada di gerbong khususu tapi masih jauh dari ruang kemudi. Bisa apa?



Aneh tapi nyata, masinis berharap para penghuni mengikuti seluruh peraturan yang dia buat. Saat semua sudah taat, dia hanya diam. Tidak ada instruksi. Hey! apa maksud kalian wahai para masinis? Apakah maksudnya kami disuruh taat tapi tidak ada perintah. Yakin? semua yang diam dan tiak bersuara itu masih taat? Bagaimana kalian yakin jika tidak pernah diuji coba? 


Lalu bagaimana para penghuni gerbong ideologis, logis, dan realistis? Teriakan untuk maju, memperbaiki rel jika memang ada yang salah hanya angin lalu. Bahkan mereka akan mendapatkan stempel sebagai para pembangkang. Hellloww apa coba yang di bangkangi? Ada apa-apa saja tidak, bukan? Seberapapun gerbong itu mencoba dan seberapapun luas ruang yang diberikan pada mereka tidak akan pernah membuat kereta itu benar-benar berjalan. 


Untungnya, penghuni gerbong tidak akan pernah berhenti berbuat pada gerbong yang mereka miliki. Bagi mereka, seluruh kata dan tindakan yang tak henti dilakukan bukan hanya untuk menggerakkan kereta. Mereka melakukannya sebagai ejawantah penghambaan kepada Sang Maha. Sebagai bentuk ekspresi cinta. Dan sebagai tanda kepada siapa mereka berpihak. Kebenaran dan janji menegakkan panji akan selalu mereka usahakan. Bukankah tidak ada yang sia-sia di hadapan Allah? Mereka memastikan dipihak siapakah mereka. Ya... mereka adalah tentara Allah yang tidak akan silau dengan pengakuan.


Suguhan drama opelet fatamorgana 
Read More

Proud Of You, Tabina

Siapa tau setelah menulis ini suara berisik di kepala jadi berkurang wkwk. Ternyata aku serajin itu mengabadikan momen pertumbuhanmu, Bin. Jadi, aku pikir rasa haru berbalut ledekan ke Bapakmu harus ibu keluarkan juga. Ada apa tuh? Sampai ibuk sebangga itu? Iya, kamu sudah menyelesaikan hafalan 1 juz Al Qur'an. Bukan tanpa drama, drama banget malah. Ibuk yang memiliki kesabaran setpis tisu dibagi tiga ini terkadang juga merasa bersalah saat menemani proses yang sedang kamu lakukan. 

Saat menemani Tabina hafalan, kadang ibuk merasa sedang berkelahi dengan keinginan ibuk sendiri. Ada satu saat yang ingin memberikan ruang agar kamu bisa menikmati proses. Tapi, kadang ada dorongan ilmiah yang mengatakan Tabina bisa lebih dari itu. 

Ah....kamu yang setelah banyak waktu main tersita mengeja ayat demi ayat akhirnya berdiri di panggung sederhana itu. Berdiri paling pojok belakang, karena paling tinggi 😆. Pegang mic (?) sumpahhh ini adalah moment yang membuat ibuk dag-dig-dug. Pecah kan konsentrasi, antara mau terharu SMA rasa khawatir kalau Tabina lupa ayat atau lirik lagu. Untungnya kamu pinter, Bin. Akan diam saat lupa. Keren yaaa bisa sadar kalau aku lupa. Nggak maksa untuk menyuarakan ingatan, udah ada semacam alarm yang bilang bagian ini kamu lupa dan ga bisa wkwk. 

Hal yang membuat deg-degan parah saat munaqasah. Kok ya... ustadzah itu menyebut nomermu, nomer 24. Tau ga? Ada jiwa dokumentasi yang pengen mengabadikan momen itu, tapi disisi lain juga kaget gitu. Apalagi saat ditanya nama kamu malah lupa. Hah? Terus gimana kalau sama ayatnya lupa? Etapi, ada bisikan dari hati ibuk, kalau dia bisa aja lupa nama tapi bukan ayat. Ahhh ternyata tetep lupa ayat juga di pertanyaan pertama. Setelah diulang...ahhh kereeen ternyata ingat. Gimana ibuk ga terharu cobaaa. 

Anak bayi yang gembul itu...sekarang sudah menyelesaikan juz pertama dalam hidupnya. 

Bin, dengerin ya... Ibuk memasukkan kamu ke kelas Tahfidz bukan untuk mahkota di surga. Bukan biar ibuk dapat previlage menghuni surga jalur anak hafal Al Qur'an. Bukan. Ini adalah bekal untuk Tabina menghadapi dunia. Ibu tidak pernah tau zaman seperti apa yang akan kamu hadapi, tapi satu keinginan ibuk..kamu tetap dalam agama Allah apapun kondisi zaman itu. Dan Al Qur'an itu akan jadi pedoman hidupmu. Bukan hanya menghafal tapi kamu juga memahami arti dan mengimplementasikannya. 

Suatu hari, saat kamu yakin kamu ada Da'i pemahaman tentang Al Qur'an ini adalah sarana untuk mengajak orang mengingat Allah. 

Ibuk sayang dan bangga sama Tabina. 
Proud Of You....

*Catatan ibu biasa yang sedang belajar menjadi ibu dengan doa yang hebat. 
Read More

Mari Kembali Ke Dunia Nyata

Sebanyak 43 episode, hampir dua bulan ini aku terlalu lama dan serius mantengi sinetron deh kayaknya wkwk. Udah saatnya perlu perlahan tapi pasti move sih ini. Sudah cukup ya, riset-risetnya. Kamu udah tau kan, gimana caranya cari kalimat biar related sama anak Gen Z? Yuhuu buka aja tiktok terus lihat komen-komen. Karena ternyata banyak hal yang akan ditemui disana. 

Sekarang kembali ya...ke dunia nyata. Dunia yang katanya perlu misi penyelamatan dari pahlawan bertopeng tanpa tanda jasa. 

Masak niatnya mau riset malah keblabasan nyari spoiler tiap hari, itu nggak worth it wkwk. Yok bisa Yook mulai di list lagi tugas-tugas yang harus diselesaikan. Banyak, kan? Sampai lupa kaaan buat apa aja yang ingin kamu capai di tahun ini. Tahun kemarin jujurr kalau kamu kayak air mengalir, ya kan? Jadinya ga ada capaian baru emang. Mau ikutan online course aja ga jadi dengan alasan chat gpt banyak. Eh, ngomong-ngomong chat gpt, ini salah satu aplikasi yang pasa akhirnya aku lumayan menguasai cara penggunaannya wkwk. Lumayan, hemat beberapa waktu buat cari ide. 

Selebihnya? Ke pendewasaan aja kali, ya. Diingetin kalau bisa usia 40 sudah jadi master piece. Punya apa gitu. Waaah kaaaan. Punya apa ya enaknya? 

Mau bilang blog, kok nyatanya nih blog juga gini-gini aja. Belajar menulis sih ini kayaknya. Tahun ini saatnya mengasah kalimat-kalimat biar mudah dipahami dan maksud yang ingin disampaikan nyampek gitu.

Bismillah belajar buat majalah a.k.a selebaran buat anak-anak sekolah. Semoga bisa jadi awalan. 


Terus masih mau nonton sinetron Asmara Gen Z? Iyaaa masih kayaknya, terlanjur penasaran sama kisah Aqeela dan Fattah wkwk. Mereka bakal udah atau gimana gituu. Meski effortnya ga sebesar yang sebelumnya sih. Tim pantau aja lah ya... 

Sungguh tanggung jawabmu itu lebih banyak dari waktu yang kamu miliki. So, fokus dan bekerja keraslah. 
Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.