Masinis Tua Pembawa Gerbong Kereta

Alkisah sekumpulan masinis tua tengah memandang gerbong-gerbong yang akan keretanya. Dia lelah dan dan sangat merasa tua, tapi saat ada masinis muda yang menjanjikan rasanya belum rela. Masinis muda dengan gelora mudanya ingin membawa gerbong-gerbong itu segera beranjak. Terlampau lama sudah dia stuck berhenti dan selalu terjebak dalam keindahan nostalgia masa lalu. Darah mudanya mendidih seketika membeku karena tatap remeh dan terjebak dalam keberhasilan masa lalu. 


Cara kerja masinis masih sama seperti membawa kereta model kolonial, kereta uap. Padahal zaman telah membawa pada moderenasi. Semua sudah berubah dan semua serba cepat. Masinis tua yang lelah dan sadar dengan usia itu masih keras kepala dengan pemahaman lamanya. Masinis muda yang penuh rasa takdzim dan menghormati yang tua hanya terngaga dan meletakkan selendang semangatnya. 

Matanya sayu, dia lelah. 

Di sisi lain ada penumpang gerbong yang idealis, logis, dan realistis. Mereka tak gentar mengungkapkan isi kepalanya. Baginya seluruh gagasan perlu untuk di uji cobakan. Mereka tidak ingin menyesal. Jika nanti semua berakhir setidaknya sudah berupaya dengan apa yang mereka punya. 

Masinis meninggapi suara lantang dan cara berfikir mereka. Bukan hanya karena mengerti dan melihat ini sebagai angin segar untuk memberanikan diri mengendarai kereta. Menjalankan tugasnya sebagai seorang masinis. Ternyata, bagi dia memberikan tanggapan sudah lebih baik, karena dia memberikan ruang pada sekelompok orang itu. 

Sekelompok idealis, logis dan realistis itu akhirnya akan berfikir ulang, ruang itu adalah satu gerbong penuh yang diberikan oleh masinis. Tapi ... setelah ditelaah kembali, ruang itu tidak akan membuat kereta berjalan. 

Aneh tapi nyata, masinis berharap para penghuni mengikuti seluruh peraturan yang dia buat. Saat semua sudah taat, dia hanya diam. Lalu bagaimana para penghuni gerbong? Teriakan untuk maju, memperbaiki rel jika memang ada yang salah hanya angin lalu. Seberapapun gerbong itu mencoba dan seberapapun luas ruang yang diberikan pada mereka tidak akan pernah membuat kereta itu benar-benar berjalan. 

Suguhan drama opelet fatamorgana 

0 comments:

Posting Komentar

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.