Rasa takut dan harap harus seimbang. Tidak boleh salah satu diantaranya lebih dominan dibandingkan dengan yang lain. Tapi ya, sebenarnya kenapa tulisan ini muncul didasari beberapa hal. Pertama, karena kadang kita memang punya rasa takut terhadap banyak hal. Rasa takut itu seperti mengendalikan, mengambil alih kehidupan yang kita miliki. Hidup tidak tenang karena hidup dalam bayang yang belum pasti. Kemudian munculah harapan untuk mengendalikan rasa takut itu. Harapan itu seperti sugesti yang membangkitkan keyakinan kalau ketakutan itu hanyalah rasa yang belum tentu menjadinyata. Harapan-harapan inilah yang kemudian bermetamorfosa menjadi bait-bait doa. Yakin, bahwa segala hal yang terjadi masih pada batas kemampuan kita. Kedua, aku mulai bertanya karena apakah rasa takut itu muncul? Apakah rasa takut itu datang karena dunia atau karena Allah? Sebagai seorang yang katanya beriman hal ini perlu kita tanyakan. Rasa takut yang ada dalam diri kita itu apakah hanya karena takut kehilangan orang yang dicintai, kehilangan harta yang sudah dicari, tidak lagi memiliki harga diri atau karena kita takut kehilangan Allah, kita takut diabaikan Allah, kita takut Allah murka dan enggan memberikan maafNya? Lalu harapan yang ada itu, apa benar sebuah harap yang menginginkan diri lebih dicintai Rabb-nya? Atau hanya sekadar harapan segala urusan dunia yang ada di hadapannya selesai tanpa drama dan berjalan seperti keinginannya? Hey! dimanakah Allah jika semua sumber rasa takut dan harap itu bukan lagi tentang Sang Maha?
Ironi memang, tapi mungkin tak apa juga. Sebagai manusia yang sedang berproses meraba tangga iman menurutku hal wajar jika semua ternyata masih beralasan dunia. Hanya saja, jangan sampai kita larut terlalu dalam pada ketakutan kehilangan dunia. Terkadang ada harga yang perlu kita bayar agar tersadar bahwa sesunggunhnya hidup dan mati kita untuk Allah. Ketika dunia ini serasa sedang tidak berpihak ada Allah yang menanti kita kembali merintih, meminta, dan menghiba dalam sujud panjang kita. Dalam proses meraba tangga iman kita juga perlu meminta agar segala rasa mendapatkan bimbingan untuk selalu sampai pada Allah semata.
Sungguh, suatu saat nanti kita pasti akan menyadari makna, dunia sebagai sarana mendapatkan akhirat. Kita akan tau pada akhirnya kepada siapa semua bermuara. Jangan sampai karena rasa takut kita kepada dunia sampai kita lupa menghidupkan rasa takut diabaikan oleh Allah SWT.
Ya.... kita hanya perlu takut kalau Allah tidak lagi bersama kita dan berharap Allah benar-benar menyambut kita dengan berlari saat kita sadar untuk kembali.
0 comments:
Posting Komentar