Siapa tau setelah menulis ini suara berisik di kepala jadi berkurang wkwk. Ternyata aku serajin itu mengabadikan momen pertumbuhanmu, Bin. Jadi, aku pikir rasa haru berbalut ledekan ke Bapakmu harus ibu keluarkan juga. Ada apa tuh? Sampai ibuk sebangga itu? Iya, kamu sudah menyelesaikan hafalan 1 juz Al Qur'an. Bukan tanpa drama, drama banget malah. Ibuk yang memiliki kesabaran setpis tisu dibagi tiga ini terkadang juga merasa bersalah saat menemani proses yang sedang kamu lakukan.
Read More
Saat menemani Tabina hafalan, kadang ibuk merasa sedang berkelahi dengan keinginan ibuk sendiri. Ada satu saat yang ingin memberikan ruang agar kamu bisa menikmati proses. Tapi, kadang ada dorongan ilmiah yang mengatakan Tabina bisa lebih dari itu.
Ah....kamu yang setelah banyak waktu main tersita mengeja ayat demi ayat akhirnya berdiri di panggung sederhana itu. Berdiri paling pojok belakang, karena paling tinggi 😆. Pegang mic (?) sumpahhh ini adalah moment yang membuat ibuk dag-dig-dug. Pecah kan konsentrasi, antara mau terharu SMA rasa khawatir kalau Tabina lupa ayat atau lirik lagu. Untungnya kamu pinter, Bin. Akan diam saat lupa. Keren yaaa bisa sadar kalau aku lupa. Nggak maksa untuk menyuarakan ingatan, udah ada semacam alarm yang bilang bagian ini kamu lupa dan ga bisa wkwk.
Hal yang membuat deg-degan parah saat munaqasah. Kok ya... ustadzah itu menyebut nomermu, nomer 24. Tau ga? Ada jiwa dokumentasi yang pengen mengabadikan momen itu, tapi disisi lain juga kaget gitu. Apalagi saat ditanya nama kamu malah lupa. Hah? Terus gimana kalau sama ayatnya lupa? Etapi, ada bisikan dari hati ibuk, kalau dia bisa aja lupa nama tapi bukan ayat. Ahhh ternyata tetep lupa ayat juga di pertanyaan pertama. Setelah diulang...ahhh kereeen ternyata ingat. Gimana ibuk ga terharu cobaaa.
Anak bayi yang gembul itu...sekarang sudah menyelesaikan juz pertama dalam hidupnya.
Bin, dengerin ya... Ibuk memasukkan kamu ke kelas Tahfidz bukan untuk mahkota di surga. Bukan biar ibuk dapat previlage menghuni surga jalur anak hafal Al Qur'an. Bukan. Ini adalah bekal untuk Tabina menghadapi dunia. Ibu tidak pernah tau zaman seperti apa yang akan kamu hadapi, tapi satu keinginan ibuk..kamu tetap dalam agama Allah apapun kondisi zaman itu. Dan Al Qur'an itu akan jadi pedoman hidupmu. Bukan hanya menghafal tapi kamu juga memahami arti dan mengimplementasikannya.
Suatu hari, saat kamu yakin kamu ada Da'i pemahaman tentang Al Qur'an ini adalah sarana untuk mengajak orang mengingat Allah.
Ibuk sayang dan bangga sama Tabina.
Proud Of You....
*Catatan ibu biasa yang sedang belajar menjadi ibu dengan doa yang hebat.