Saat Anak Kita Memiliki Masalah Dengan Teman di Sekolah, Apa Yang Harus Orang Tua lakukan?

Saat anak bermasalah dengan teman di sekolah


Naluri seorang ibu adalah melindungi anaknya. Bahkan ada kalimat ajaib yang harus saya amini, segalak-galaknya seorang ibu tetap akan marah saat anaknya dimarahi orang lain meski itu adalah ayahnya. Lalu bagaimana jika ternyata yang "menyakiti" adalah anak seusianya? Bukan hanya kekerasan verbal akan tetapi juga kekerasan fisik? Berikut beberapa langkah yang dapat diambil.


Kelola Emosi Pertama

Hal yang harus ditunjukkan ketika mendengar cerita anak tentang masalah dengan temannya adalah dengan mengelola emosi dengan baik. Kalau saya secara pribadi jatohnya bukan ingin marah, tapi sedih. Pada masa seperti ini kita akan menyadari bahwa penjagaan ibu terhadap anaknya berbatas. Tetapi, penjagaan Allah tidak berbatas. Bahasa keimanan haruslah menjadi bahasa pertama yang menanggapi peristiwa ini. Pada saat anak kita bermain kemudian temannya menyakiti, pada saat itu juga Allah sedang mengingatkan bahwa di masa depan mungkin akan ada. Sikap kita akan menentukan bagaimana psikis anak dalam menghadapi masalah. Apabila orang tua reaksioner kemudian membela dengan membabi buta bisa jadi kedepan sang anak akan selalu mencari perlindungan ibunya. Padahal, usia manusia tidak pernah tahu. Sebagai orang tua harus dapat menyiapkan anaknya memiliki kemampuan bertahan hidup. Mampu untuk hidup sendiri dan mengambil sikap serta keputusan terhadap hal yang dihadapi. Jika sudah selesai dengan konsep ini dapat lanjut ke step selanjutnya untuk mendegarkan cerita lengkap si anak.


Dengarkan cerita lengkap dari si anak

Kita perlu mendengar secara utuh cerita anak agar dapat menangkap benang merah. Tidak akan pernah ada asap jika tidak ada api. Permasalahan yang muncul pasti memiliki pemicu. Sebelum mendapatkan cerita lengkap jangan menghakimi terlebih dahulu. Usahakan agar tetap bersikap objektif dalam memandang permasalahan. Ketika anak kita mau menceritakan 'hal buruk' yang menimpanya, posisikan bahwa ada kemungkinan dia juga salah. Maka, perlu melakukan klarifikasi kebenaran cerita sang anak. Bukan bermaksud tidak percaya dengan cerita anak, bisa jadi persepsi anak mengenai kejadian tersebut salah, bukan? Saat kita langsung mengungkapkan, "Wah iya temennya salah tuh, Jagan main sama dia lagi, ya?" Tanpa menggali akar masalah itu adalah salah. 


Menyampaikan Hikmah

Kita perlu menjelaskan, terkadang respon seseorang itu muncul karena kita yang salah memperlakukan. Semua hal baik tidak bisa dipaksakan diterima sebagai kebaikan selama kita salah dalam menyampaikan. Ajak dia untuk mengambil pelajaran dari apa yang baru saja dia alami. Jadi, ceritanya beberapa waktu yang lalu Tabina cerita kalau ada temannya yang memukul kepala dengan mainan balok kayu. Kemudian dia menangis karena merasa kesakitan. Auto kaget sebenarnya, saya ibunya saja belum pernah mukul anak, eh ini anak orang mukul sembarangan. Sedih juga sih pengen melow gitu. Tetapi, saat minta dia cerita apa yang sebenarnya terjadi. Coba cerita dari awal. Saya menemukan inti permasalahan mereka. Jadi, temen cowok ini suka menarik jilbab anak-anak cewek. Nah, terus my inces bilang ga boleh narik-narik jilbab. Sepertinya dengan intonasi agak tinggi. Nah, mas yang tadi marah deh jadinya mukul. Seketika saya sadar, saya juga punya andil secara tidak langsung. Saat Tabina bercerita tentang kejadian yang sama, menarik jilbab pada hari sebelum kejadian, saya bilang ke dia untuk bilang sama itu mas-mas. "Jangan narik-narik jilbab. Kita bukan muhrim", begitu kira-kira penggalangan pesan saya ke Tabina. Eh di eksekusi beneran sama dia. Dan posisi pada hari dia dipukul dia sedang membela temannya wkwkwk 


Instrospeksi Diri

Mengingat sepertinya ada pesan dan nasihat yang salah, revisi nasihatpun akhirnya dilakukan. Kitapun harus fair menilai diri kita. Kesalahan bisa jadi berakar dari kita bersikap atau mengajari anak. Hanya bisa berkata besok kalau temannya nakal diingatkan dengan bahasa yang baik jangan teriak atau marah. Sampaikan dengan bahasa yang ahsan. Berasa mirip ibu Nusa Rara bentar sih pas bilang begitu. Tapi sekaligus instrospeksi diri sejenak. Anak itu copy paste orang tua kan terkadang, bisa jadi respon dia ke teman dengan nada tinggi merupakan dampak dari sikap kita ke anak. Ya Allah, pas itu langsung bilang sih ke Tabina, maaf ya Bin tidak bisa seperti Umma nya Nusa dan Rara. Yang selalu sabar dan mengeluarkan petuah bijak atas perilaku ajaib anak-anaknya. Berarti ketika hal tersebut (red: mengalami masalah dengan teman) menimpa anak, maka kita butuh instrospeksi diri. Siapa tahu selama ini ada yang salah dari cara kita mentreatment anak.


Bersikap Objektif dan Adil

Wahai diri, tetaplah bersikap adil dala memandang masalah yang di alami oleh anakmu. Jangan sampai karena besarnya rasa cintamu membuat pembelaan tak mendasar dan mengkebiri keadilan. Semua manusia berpotensi salah pun dengan anak kita dan diri kita.


Membangun komunikasi positif dengan guru

Btw, ga nyalahin gurunya, nih? Entah mengapa hal itu tidak terlintas. Bahkan membuat asumsi bahwa guru lalai pun tak sempat. Mungkin karena sudah ada rasa percaya kepada pihak sekolah. Yakali, pas mau menyekolahkan anak kan sudah menimbang-nimbang. Jarak tempuh rumah dan sekolah untuk ukuran anak TK yang jauh saja rela dilakukan pasti sudah banyak pertimbangan. Bukan sebuah keputusan asal. Melihat penampilan guru yang sudah seperti ibu peri mana sempat berfikir kalau itu adalah kelalaian. Guru manapun tidak ingin ada hal buruk menimpa muridnya. Setiap guru di sekolah tersebut pasti sadar bahwa anak bukan hanya sekadar titipan orang tua si anak, melainkan titipan Allah.

Perlu ditanamkan dalam diri, bahwa anak itu sering bertingkah ajaib dan random banget. Bisa jadi hari ini mereka ribut, bertengkar, nangis-nangisa besok udah hahahihi barengan. Anak satu aja singa sudah sering muncul, nah ini para guru TK apa sabarnya nggak berlapis-lapis? Makanya, tidak terbesit untuk menyalakan guru maupun pihak sekolah. 


Tentunya rasa yakin dan trust yang muncul karena sudah melihat track record. Maka memilihkan sekolah anak haruslah sudah dikulik dengan baik dan benar. Jangan asal, sekolah adalah salah satu fasilitas orang tua kepada anak yang perlu dipertimbangkan kualitasnya. Hal ini penting untuk melahirkan generasi yang lebih baik. Bagi yang penasaran banget dan pengen tahu sekolah mana sih Tabina? Kok bisa bertemu dengan guru titisan ibu peri? Hubungi saja Novi Astuti, kepala sekolah TKIT Fi Ahsani Taqwim Temanggung. Tanyalah kepada beliau apa saja yang ingin ditanyakan. Memang hari gini sudah pembukaan pendaftaran? Ya, kalau minat banget langsung saja kali bisa inden prematur. Boleh kok kayaknya wkwkwk.


Tugas kita mengarahkan agar anak dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian. Saatnya menanamkan pemaknaan hidup sedari sekarang. Anak-anak hebat tidak lahir dari hasil sulapan tapi melalui panjangnya pembelajaran. Tetaplah membangun komunikasi efektif dengan guru atas apapun yang terjadi. Jangan terlalu cepat menghakimi.

Read More

Yuk, Luruskan Niat



Baik, sekarang sesi materi. Sebelum menyampaikan materi inti ijinkan saya untuk bercerita. Kisah ini terdapat dalam salah satu hadits Riwayat Muslim. Dikisahkan saat itu Abu Harairah sedang berada satu majelis dengan Rasulullah. Kemudian, Nabi menyampaikan kisah 3 (tiga) orang manusia yang banyak beramal sholih tetapi tidak beruntung dalam sabdanya.

Pada saat hari perhitungan ada 3 (tiga) orang yang pertama adalah seorang mujahid. Dia senantiasa berperang di jalan Allah. Hingga meninggal di medan perang. Manusia di bumi menganggapnya sebagai seorang mujahid dan pemberani. Hingga saat mengahadap Allah dia menceritakan berbagai macam nikmat yang diperolehnya.

 Lalu, Allah bertanya, “Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat itu?”

Mujahid itu menjawab, “Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati syahid,” ujarnya.

Allah pun menyangkalnya, “Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan, ternyata kamu telah disebut-sebut demikian,” firman-Nya.

Allah kemudian memerintahkan agar amalnya dihitung dan akhirnya dia diseret ke dalam api neraka.

 

Orang kedua merupakan seorang alim ulama, selama hidup di dunia senantiasa belajar dan mengajarkan Al Qur’an. Seperti halnya orang pertama, orang kedua ini juga menyampaikan nikmat yang telah dia terima.

Lalu Allah bertanya, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmat itu?”

Sang ulama menjawab, “Saya telah membaca, mempelajari, dan mengajarkannya Al Qur’an karena Engkau,” ujarnya.

Namun, Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Alquran agar kamu disebut sebagai seorang qari.”

Allah memerintahkan agar amalnya dihitung di hadapan pengadilan-Nya. Akhirnya, alim ulama itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke neraka.

 

Orang ketiga merupakan seorang dermawan. Dia menggunakan kekayaannya untuk membantu banyak manusia. Sepeti halnya orang pertama dan kedua,

Allah bertanya, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmat itu?”

Sang dermawan menjawab, “Semua harta kekayaan yang aku punya tidak aku sukai, kecuali aku sedekah karena- Mu.”

Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kamu melakukan itu agar orang-orang menyebutmu orang dermawan dan murah hati.”

Sang Dermawan itu bernasib sama dengan dua orang sebelumnya.

Rasulullah menepuk paha Abu Hurairah sambal bersabda,Wahai Abu Hurairah, mereka adalah manusia pertama yang merasakan panasnya api neraka jahanam pada hari kiamat nanti.”

 

Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari ketiga kisah tersebut?

Ya, setiap manusia akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Barangsiapa dia berniat karena ingin mendapatkan Ridha Allah maka dia akan mendapatkannya, tetapi saat dia hanya mencari gemerlap dunia maka diapun akan mendapatkannya. Niat itu berada pada kedalaman hati dan hanya Allah yang dapat melihatnya. Niat menjadi hal penting dalam beramal. Seperti dalam Hadits Riwayat Bukhori Muslim,

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”

Sekali lagi, hadits ini menegaskan bagaiman kedudukan niat sangat penting dalam beramal. Maka dari itu, adek-adek sekalian mari kita mulai meluruskan niat saat menghadiri majelis ini. Kita luruskan niat karena ingin mendapatkan Ridha Allah, ingin mendapatkan cinta dari Allah.

Bagaimana jika amalan tercampur Riya’?

·       Jika riya’ ada dalam semua ibadah, riya’ seperti ini hanya ditemukan pada orang munafik dan orang kafir.

·       Jika ibadah dari awalnya tidak ikhlas, maka ibadahnya tidak sah dan tidak diterima.

·       Niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun di pertengahan ia tujukan ibadahnya pada makhluk, maka pada saat ini ibadahnya juga batal.

·       Niat awal dalam ibadahnya ikhlas, namun di pertengahan ia tambahkan dari amalan awalnya tadi kepada selain Allah –misalnya dengan ia perpanjang bacaan qur’annya dari biasanya karena ada temannya-, maka tambahannya ini yang dinilai batal. Namun niat awalnya tetap ada dan tidak batal. Inilah amalan yang tercampur riya.

·       Jika niat awalnya sudah ikhas, namun setelah ia lakukan ibadah muncul pujian dari orang lain tanpa ia cari-cari, maka ini adalah berita gembira berupa kebaikan yang disegerakan bagi orang beriman (tilka ‘aajil busyra lil mu’min, HR. Muslim, no. 2642 dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu) (Lihat Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah karya Syaikh Shalih Alu Syaikh hlm. 25-27.)

 

Pahala dari Allah besarannya bergantung pada tingkat niat seseorang, seperti kisah tiga orang tadi. Mereka sepertinya sudah sangat maksimal tetapi kedalaman niat ternyata Allah mengetahui dan memperhitungkan segalanya dengan detail.  Yuk, luruskan niat. Teruslah beramal sholih dan memperbaiki niat.


 Tulisan ini telah disampaikan oleh tim pengisi Kajian Muslimah di SMA Negeri Pringsurat Kabupaten Temanggung


Read More

Review Buku Stifin Personality (Peta Kecerdasan dan Jalan Kembali)



 Penulis : Farid Poniman

Penerbit : Yayasan STIFIN

Tahun terbit : 2017

Jumlah Halaman : 137


Sekilas Tentang STIFIn

Hal pertama yang dilakukan oleh petani dalam menanam adalah memastikan jenis bibit yang akan dirawat. Memahami jenis bibit tanaman menjadi penting karena akan memberikan pengaruh dalam penyediaan media tanam, cara perawatan, mencari pupuk yang pas, dan peersiapan pengolahan. Sebagai orang tua kita selayaknya petani tersebut. Anak adalah anugrah dari Allah, sebuah titipan yang harus dirawat dan dijaga agar dia dapat menjalankan tugas dari Tuhan. Setiap orang telah diberi bekal yang unik agar dapat menjalankan tugas tersebut.


Selama ini mungkin dari kita bertanya-tanya, bagaimana cara mengetahui bakat anak dari usia kecil? STIFIn ini jawabannya. Tes ini dapat dilakukan pada anak usia minimal 2 tahun. Tes STIFIn merupakan salah satu tools untuk mengetahui bekal Tuhan yang dimiliki seseorang. Berbantukan alat dengan akurasi tinggi diklaim dapat menunjukkan given atau pemberian Tuhan kepada manusia. 


Bagaimana cara kerja dari tes STIFIn? Tes ini dikenal juga dengan istilah tes sidik jari, sesuai namanya, proses pelaksanaan tes cukup dengan menempelkan kesepuluh jari ke alat yang sudah disediakan. Kemudian, tunggu beberapa saat maka hasil akan didapatkan. STIFIn akan mendefinisikan hasil kedalam lima mesin kecerdasan yaitu, Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting. Dari kelima mesin tersebut ada yang bersifat introvert dan ekstrovert, kecuali Insting. Jadi, secara keseluruhan ada 9 tipe kepribadian manusia menurut tes ini: Sensing Introvert (Si), Sensing Ekstrovert (Se), Thinking Introvert (Ti), Thinking Ekstrovert (Te), Intuiting Introvert (Ii), Intuiting Ekstrovert (Ie), Feeling Introvert (Fi), Feeling Ekstrovert (Fe), dan Insting 


Bagi orang tua yang berharap anaknya telah menentukan peta hidup pada usia 14 tahun, melakukan tes bakat dan minat pada anak dengan STIFIn cukup recomended. Tes yang dilakuka kepada anak usia dini akan membantu orang tua dalam melakukan komunikasi dan mempersiapkan masa depan anak. Meskipun sudah melakukan tes ini sebagai orang tua tetap harus menyediakan beragam aktivitas agar anak mendapatkan pengalaman yang lebih banyak.


Penjelasan Isi Buku

Kehadiran buku ini menjadi pelengkap penjelasan bagi sesiapa yang sudah melakukan tes. Bagi orang tua akan cukup membantu orang tua dalam memahami tingkah laku anak. Secara garis besar  terdiri dari 10 bagian, di setiap bagian terdapat semacam kisah sukses orang dengan mesin kecerdasan tertentu.

Bagian pertama, menekankan bahwa setiap orang memiliki peluang untuk sukses, asalkan dia mau fokus dan berusaha. Akan tetapi, antara orang yang sudah menyadari potensi kekuatan pada dirinya akan berbeda dengan orang yang belum. Manusia sudah diberikan benih berupa bakat oleh Allah kemudian tugasnya adalah merawat dan menumbuh suburkan benih tersebut. 

Bagian kedua, menerangkan antara kecerdasan dengan kepribadian. Di sini penulis menerangkan lebih detail mengenai komparasi teori kecerdasan dan kepribadian terdahulu dengan teori yang ada pada STIFIn. 

Bagian ketiga, menjelaskan mengenai mesin kecerdasan STIFIn. Pada bagian ini sudah mulai diterangkan tentang konsep pembagian lima mesin kecerdasan dalam STIFIn. Penulis menjelaskan mengenai  keseharian dari masing-masing mesin kecerdasan. Hal paling menarik bagi saya adalah  penjelasan mengenai lima Matra Kecerdasan, yaitu:

  • Matra Personalitas, matra ini menggambarkan bahwa kita berada pada level mengetahui setiap manusia memiliki kelebihan dan juga kekurangan.
  • Matra Mentalitas, saat manusia pada level ini maka dia akan mampu menerima dan menyadari perbedaan serta keunikan setiap individu. Bukan sekadar mengetahui tetapi sudah pada level penerimaan.
  • Matra Moralitas, seseorang pada level ketiga akan mampu menerapkan konsep sukses mulia. Menurut Jami Azaini orang yang sukses mulia merupakan orang sukses dan dapat memberikan manfaat bagi orang banyak.
  • Matra Spiritualitas, jika sudah pada level ini maka akan mengukur baik dan buruk dengan patokan hukum Allah. Selain itu, orang pada level ke-empat akan mendayagunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah. Tidak ada satupun perbuatan yang tidak dilakukan karena Allah.
Bagian keempat, berbicara mengenai sembilan kepribadian STIFIn. Bagian ini menerangkan mengenai kemudi kecerdasan yang terdiri dari introvert dan ekstrovert. Seperti dijelaskan di atas, STIFIn membagi kecerdasan menjadi 9 (sembilan). Nah, di bagian ini penulis menjelaskan mengenai  ciri kecerdasan dari setiap individu. Untuk mempermudah dalam memahami ciri dari sembilan kecerdasan, penulis menuliskan dalam sebuah tabel kelebihan. Hanya saja, pada halaman 47 terdapat tabel yang terpisah. Sehingga, sedikit membingungkan. Menurut saya alangkah lebih baik apabila tabel tidak terpisah. Selain itu, akan lebih jelas apabila di kolom sebelum kepribadian penulis mengelompokkan dalam beberapa aspek. Hal ini akan membantu pembaca dalam memahami penjelasan ciri tersebut.

Bagian lima, membicarakan mengenai potensi kecerdasan. Sebagai pembuka bab penulis memberikan sebuah judul ilustrasi, Animals Schooling. Dengan menggunakan analogi menarik ilustrasi ini menjadi sebuah tamparan bagi pendidikan di Indonesia. Penulis akan mengajak pembaca lebih peka dengan peluang karir dan penentuan sekolah yang sesuai dengan mesin kederdasan anak.

Bagian enam, penulis mengajak untuk fokus pada satu profesi. Penyajian mengenai hidup mengalir dan  hidup terencana ditulis dengan bahasa sederhana dan muda dimengeri. Seseorang yang hidup mengalir akan mengikuti takdir Tuhan dengan tanpa memiliki ambisi dan merencanakan segala sesuatunya. Baginya semua telah ditentukan oleh Tuhan. Lalu, bagaimanakah si hidup terencana? Temukan di buku ini yaa.

Bagian tujuh, melatih bakat dengan pembinaan intensif. Setiap orang membutuhkan guru agar dia dapat berkembang dan bertumbuh. Asalkan mengetahui cara perlakuan dengan benar maka dia akan menjadi pemenangnya. Untuk memudahkan mencari pelatih atau guru sudah disediaka tabel pelatih yang diutamakan dan disegani. Sedikit koreksi pada bagian ini. Penulis memberikan analogi persamaan Fisika, yaitu W = F x s. Dimana s merupakan jarak, padahal dalam konsep fisika s tersebut bukanlah jarak melainkan perpindahan. Lebih tepat apabila ditulis dengan delta s. Bukan hanya mengenai berapa jarak yang sudah dia lalui tetapi juga tentang seberapa jauh dia dari titik awal. Bisa saja jarak tempuhnya adalah 50 m tetapi perpindahan hanya 30 m.

Bagiam delapan, habitat yang sesuai. Diberikan saran habitat alam, sosial, dan industri yang paling pas dengan mesin kecerdasan.

Bagian sembilan, hubungan karakter alam dengan pola komunikasi. Unsur alam semesta, simbol jari, unsur kepemilikan,,, bagaimana pola komunikasi. Hubungan kecerdasan yang diperlukan dan mengalahkan

Bagian sepuluh, kepemimpinan ala STIFIn. Pola kepemimpinan para pemimpin besar yang di judge memiliki mesin kecerdasan tertentu.



Read More

Sebutan-sebutan Allah bagi Orang Bertakwa

Pembeda antara satu manusia dengan manusia di hadapan Allah adalah taqwa. Orang yang paling mulia adalah orang yang paling tinggi tingkat ketaqwaannya. Tidak ada satupun manusia yang dapat menilai seberapa tinggi derajat manusia lainnya karena, tingkat ketakwaan menjadi rahasia Allah.

Allah memiliki beberapa sebutan orang yang bertaqwa, antara lain:

1.  Rabbani, 

Sebutan Rabbani ini tertulis dalam surat Ali Imran ayat 79 :

{ مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤۡتِيَهُ ٱللَّهُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحُكۡمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُواْ عِبَادٗا لِّي مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن كُونُواْ رَبَّٰنِيِّـۧنَ بِمَا كُنتُمۡ تُعَلِّمُونَ ٱلۡكِتَٰبَ وَبِمَا كُنتُمۡ تَدۡرُسُونَ }

"Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu orang yang Rabbani, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!”

Dalam surat di atas dengan sangat gamblang Allah menggambarkan agar kita menjadi orang Rabbani, yaitu yang belajar dan mengajarkan Al Qur'an. Orang Rabbani disebut dengan keluarga Al Qur'an. Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda: 

Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia. ' Beliau SAW ditanya, 'Siapa mereka wahai Rasulullah.' Beliau SAW menjawab, 'Mereka adalah Ahlul Qur'an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).” 

Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia, yaitu mereka yang ahli Qur'an. Tentunya kita sangat ingin untuk menjadi bagian dari keluarga Allah. Mendapatkan nikmat berupa berkahnya umur dan senantiasa disucikan. Terdapat lima ciri dari seseorang yang disebut sebagai ahli Qur'an.

1. Senantiasa membaca Al Qur'an
2. Belajar untuk memahami Al Qur'an
3. Berusaha mengamalkan arahan yang ada dalam Al Qur'an
4. Mengajarkan Al Qur'an
5. Mencoba untuk menghafalkan Al Qur'an

2. Mukmin Sejati,

Sebutan lain bagi orang yang bertaqwa adalah mukmin sejati. Seorang mukmin memiliki keimanan yang kuat sehingga dia akan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan Allah. Dalam surat Al Anfal ayat 2-4 Allah telah mendeskripsikan ciri seorang mukmin. 

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ [2] 
ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ [3] أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقّٗاۚ لَّهُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ [4]

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (Yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat dan yang menginfakkan sebagaian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia."

a. Gemetar saat mendengar nama Allah disebut
b. Iman semakin kuat saat dibacakan ayat-ayat Al Qur'an
c. Bertawakal kepada Allah
d. Melaksanakan sholat
e. Menginfakkan sebagian rezeki 


3. Ibadurrahman,  


Dalam bahasan Arab Ibadurrahman berasal dari dua kata yaitu ibad dan arrahman. Ibad artinya hamba sedangkan arrahman artinya maha pengasih. Dalam bahasa Ibadurrahman dapat di artikan sebagai hamba-hamba Allah yang pengasih. Allah menjelaskan sifat dan karakteristik Ibaddurrahman dalam surat Al Furqon ayat 63-67

{وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا (63) وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (64) وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66) وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67) }

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati; dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami. Sesungguhnya azabnya itu adalah kehinaan yang kekal.” Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir; dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

Ciri ibaddurrahman dalam surat tersebut adalah :
  1. Rendah hati
  2. Tidak melayani orang bodoh
  3. Menghabiskan malam untuk melakukan sholat
  4. Senantiasa memohon kepada Alah agar dijauhkan dari siksa api neraka
  5. Tidak berlebihan dalam membelanjakan harta
  6. Tidak kikir

Disarikan dari Kajian Ramadan (Ustadz Harun Ar-Rasyid)

Read More

Review Buku Rahasia Nabi Khidir



 Penulis : Ibnu Hajar Al Asqalani

Penerbit : Turos Pustaka

Tahun terbit : 2019

Jumlah Halaman : 204


Dalam mencari buku islam pada masa sekarang ini kita harus cukup hati-hati dan telilit. Apakah penulis merupakan seoarang Ahlus Sunnah atau bukan. Saat membeli buku ini sempat ragu sebenarnya, tetapi ketika melihat penulisnya juga merupakan pengarang kitab Bulughul Marom yakin dengan kevalidan buku ini. Bagi orang semacam saya yang masih minim info mengenai ulama yang bisa diikuti perlu sekali ada penjelasan siapakah dia. Ibnu Hajar Al Asqalani juga merupakan seorang ahli hadis. Tidak mengherankan apabila dalam buku ini beliau menampilkan sanad dari hadis yang dikutip dengan sangat rinci.

Bagaimana isi buku ini?

Awalnya saya membaca buku ini agak tercengang, ternyata ada sebagian orang yang mempercayai bahwa nabi Khidir masih hidup sampai sekarang. Beliau selalu menunaikan ibadah haji satu tahun sekali bersama nabi Ilyas dan meminum air zam-zam agar tidak merasa kehausan selama satu tahun. Info yang selama ini familiar dengan kita hanya kisah Nabi Khidir bertemu dengan Nabi Musa. Secara keturunan dan kisahnya memang jarang dibahas. 

Disinilah Ibnu Hajar dengan metode ilmiahnya menjelaskan dengan sangat terperinci dan hati-hati. Beliau menelaah berbagai macam sumber mulai dari pendapat dan cerita dalam naskah, mencari hadist sampai dengan merujuk sumber aslinya. dengan ketelitian dan keluasan ilmu beliau pula disampaikan biografi singkat nama yang muncul dalam sanad sehingga kita akan mengetahui derajat orang dalam rangkaian sanad tersebut. Apakah mereka orang yang dapat dipercaya, lalai, atau tidak dapat dipercayai.

Saat membaca buku ini ada baiknya selalu melihat catatan kaki. Agar kita dapat memahami mana saja hadist yang dapat dipercaya dan tidak. Karena dalam buku ini Ibnu Hajar juga menuliskan hadis yang perawinya diragukan. Meskipun demikian di akhir Bab dan buku ini Ibnu Hajar menegaskan mengenai berita yang simpang siur mengenai nabi Khidir. Terutama penegasan mengenai sudah wafatnya nabi Khidir.

Struktur Tulisan

Secara garis besar buku ini menjelaskan tiga hal yaitu silsilah nabi Khidir, penjelasan mengenai posisi beliau sebagai Nabi atau wali Allah, dan kabar seputar masih hidupnya nabi Khidir. Pertama, mengenai silsilah ini setidaknya terdapat sepuluh pendapat. Dari kesepuluh itu pendapat yang dapat dipercaya adalah pendapat dai Ibnu Jarir ath Thabari, beliau menyatakan bahwa Nabi Khidir adalah anak dari salah seorang yang beroman kepada nabi Ibrahin dan ikut berhijrah dari Babilonia. Ada pula yang menyatakan Nabi Khidir merupakan anak dari seorang ayah berkebangsaan Persia dan iu seorang Romawi. Selain pendapat tersebut jika dilihat dari keshahihan riwayat, pendapat dari Wahb bin Munabih juga dapat dipercaya. Beliau menyampaikan jika garis keturunan nabi Khidir adalaha Balya bin Mulkan bin Qali' Bin Syalikh bin 'Abir bin Arfakhyadz bin Sam bin Nuh. Adapun sumber yang menyebutkan nabi Khidir merupakan putra nabi Adam, Keturunan Harun, dan keturunan Fir'aun sangat lemah.

Kedua, Apakah Nabi Khidir seorang Wali atau Nabi? Dalam buku ini disampaikan bahwa mayoritas Ulama menyepakati bahwa Khidir adalah seorang nabi dan ilmunya merupakan pengetahuan tentang perkara-perkara batiniah yang diwahyukan kepadanya. Dia mengajarkan hikmah kepada Nabi Musa dengan hal yang tampak. Ibnu 'Abbas dan Wahb bin Munabbih juga menegaskan bahwa Khidir adalah seorang Nabi dan bukan Rasul.

Ketiga, apakah Nabi Khidir masih hidup? Pada Bab ke lima sampai dengan bab terakhir benar-benar dibahas mengenai masalah ini. Penulis menyajikan berbagai macam pendapat dan riwayat keliru mengenai argumen bahwa nabi Khidir sampai sekarang masih hidup. Bahkan di pembukaan bab ke lima disampaikan riwayat dari Daruquthni dengan mata rantai perawi tidak bisa diterima kebenarannya. Riwayat yang menyebutkan bahwa ajal kematian Nabi Khidir ditangguhkan sampai dia bisa mendustakan Dajjal saat kemunculannya nanti adalah palsu. Jika ada manusia yang paling mulia dan diberikan kekekalan kehidupan pastilah orang tersebut adalah Nabi Muhammad. Sebagai argumen yang mematahkan bahwa Nabi Khidir masih hidup adalah, apabila memang Khidir masih hidup mengapa tidak menjumpai Rasulullah dan membantunya dalam peperangan melawan kafir? Meskipun ada riwayat yang menyampaikan bahwa Khidir pernah menemui Rasulullah tetapi riwayat tersebut palsu. 

Dapat diambil kesimpulan bahwa Nabi Khidir adalah seorang Nabi dan beliau sudah wafat. Sedikit tips saat nanti membaca buku ini. Pastikan membaca catatan kaki dengan baik agar dapat mengetahui mana riwayat yang dapat dipercaya dan tidak. Selamat membaca mantemaaan.

Read More

Review Buku Insecurity is My Midle Name



 Ini buku sudah lama banget ku incer. Tepatnya setelah salah seorang selebgram dan penulis buku (Larissa) membuat SG daftar isi buku ini. Sampai aku screenshoot segala wkwkwk. Melihat daftar isinya tertarik gitu, seperti merasa wah... cocok ini, sepertinya bisa buat bahan konten yang pas dengan anak muda. Setelah membaca, eh... malah cocok juga buat aku yang kadang terserang badai insecurity. Jadi sebenarnya nyari buku ini karena mau buat bahan konten atau karena emang aku insecure? Beda tipis ini kayaknya mah hahaha.


Kak Alvi Syahrin dengan sangat apik mengemas setiap kalimatnya. Berasa banget kita lagi ngobrol sama beliau. Terus pas kita ngeles sebuah pernyataan, eh dianya juga udah ngasih jawaban di lembar berikutnya. Ini penulisnya membuat sesuai pengalaman pribadi atau cenayang sih? Ngerti amat sama yang ada dalam hati pas membacanya.


Good Looking

Pembahasan yang dilakukan pun runtut dan kita bakal di ajakain buat ber-oia juga sih- sama buku ini. Pertama fokus pembahasan ada pada diri sendiri. Insecure yang datangnya dari diri sendiri. Mulai dari penampilan fisik sampai dengan skill atau kemampuan. Banyak banget sih ini orang disekitarku yang insecure dengan penampilannya. Merasa ga good looking gitu. Ini menjadi masalah karena lingkungan pergaulannya yang seolah tidak bisa menerima keberadaannya sebagai manusia yang ga good looking. Apalagi ada pemikiran bahwa hanya yang good looking yang bakal banyak diterima di tengah masyarakat. Hanya yang good looking yag berhak bahagia dan dicinta #eaa. Lemak dan jerawat seolah menjadi penghalang untuk dapat bersosialisasi sampai dengan mendapatkan pekerjaan. Nah, disini kita akan diajakin untuk ga terlalu pusing dengan hal ini. Konon kalau ada yang masih fokus pada penampilan kita saja tanpa memperhatikan faktor lain tandanya lagi ketemu orang yang dangkal plus ga tulus. Dia hanya melihat casingnya saja. Padahal casing bukanlah jaminan kualitas sebenarnya. Attitiude, skill, kecerdasan emosi, dan sejenisnya dapat membantu kita nampak cantik dalam artian berbeda. Perlu digali lagi sih sebenarnya, orang tidak mau menerima kita karena penampilan kita atau karena yang lainnya? 


Makanya, kita kudu fokus untuk mengembangkan diri. Jangan terlalu memikirkan masalah glow up tetapi lupa buat grow up. Allah itu sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Tidak ada satupun makhluk Allah yang diciptakan dengan sia-sia. Sama dengan kita yang kadang merasa hidup tidak berguna. Ibarat kata mah, udah merasa ga good looking merasa ga punya kemampuan pula. Ditambah kita hanya sibuk mikirin kekurangan tanpa melakukan apa-apa. 


Masa Depan

Hey! Jangan mengkambinghitamkan mood atas kemalasan yang dimulai. Ngerti sih, sadar sih tapi magernya ga produktif banget. Ga masalah sih rebahan di kasur mainan HP tapi dia dalam rangka belajar skill tertentu.Jangan karena lulusan kampus tak tenar jadi merasa masa depan suram. Jangan karena sekarang masih di level gini-gini aja dan melihat teman-teman sudah wow lalu kita pasrah. Lalu muncul pembenaran, tuh bener kan masa depanmu pasti suram. Semakin merasa tidak memiliki passion sama sekali. Hidup kok berasa tidak punya keahlian atau skill yang berguna.


Pembahasan mengenai  skill dalam buku ini menjadi bagian cukup menohok sih buat aku. Bukan karena merasa ga punya skill, tapi merasa bisa banyak hal tapi ga ada yang ekspert (hahaha rada sombong). Membaca buku ini menjadi diingatkan untuk memilih satu skill yang akan dipelajari dengan benar dan penuh kesungguhan. Bahkan pada sesi pembahasan mimpi, sesuatu yang nampaknya abstrak dan jadi takut melakukannya karena seringnya gagal pun diulas dan rasanya dapat penyelesaian setelah membaca buku ini. Katanya, ga mungkin orang itu ga punya cita-cita. Pun, ketika kita ragu sebenarnya kita pasti punya mimpi tertinggi yaitu, masuk surga. Uhhh berasa habis ngomongin dunia dibuat adem buat ingat akhirat. Tapi, memang disetiap akhir bab pembahasan pasti endingnya kita diingatkan bahwa ada Allah, bahwa standar sukses versi Allah, tentang ukhrowi. Semakin lama membaca buku Insecurity is My Midle Name berasa lagi baca di bawah pohon aja, adem gitu.


Bagian paling inget tentang mimpi tu, cobalah bermimpi dari hal kecil tetapi mendukung mimpi yang besar. Misal, bermimpi menjadi penulis best seller. Nah, biar nggak merasa berat banget nih, kita disarankan buat bermimpi menulis konsisten setiap seminggu sekali pada hari tertentu. Jumlah tulisan pun nggak langsung seribu, sebaris dua baris dulu. Yang penting terlaksana.


Kebanggaan Orang Tua

Kebanggaan orang tua terhadap anak juga sering menjadi part yang cukup "menyiksa" batin. Apalagi saat sudah merasa tidak bisa membanggakan plus menjadi beban orang tua. Biasanya terjadi karena ada harapan orang tua yang tidak mampu kita wujudkan. Atau karena adanya mimpi yang berseberangan antara kita dengan orang tua kita (aku banget hahaha). Jurang pemisah perbedaan itu akan semakin dalam dan lebar jika dibarengi dengan komunikasi yang tidak baik. Bisa jadi saat kita mati-matian berusaha mewujudkan impian kita, orang tua menilai jika kita sedang bermalas-masalan di kamar. Padahal kamar merupakan medan perjuangan mewujudkan impian, menambah skill dan belajar banyak hal. Tetapi, karena tidak dikomunikasikan yang terjadi adalah salah paham. 


Komunikasikan apa yang sedang kamu lakukan. Bedialoglah dengan baik. Sampaikan bahwa apa yang sedang kamu kejar juga akan memebrikan dampak seperti harapan mereka. Jangan biarkan terlalu lama jurang kesalahpahaman itu menganga. Bahkan dalam buku ini kita juga diminta membayangkan bagaimana harapan saat sudah menjadi orang tua kepada anaknya. Kalau mampu melakukan hal tersebut akan membuat lebih memahami keinginan dan perasaan kedua orang tua.


Penutup

Bener banget kata film India Three Idiot... terkadang kita sedih dengan kegagalan yang dicapai oleh teman kita, tetapi lebih menyakitkan ketika mengetahui teman kita jauh lebih baik dari kita. Antara sedih atau bahagia yang kita tidak bisa mendefinisikannya. Melihat teman menunjukkan capaian dalam hidupnya terkadang membuat kita menjadi insecure. Merasa kita belum memiliki keberhasilan apapun. Mereka sudah melejit sampai bintang di langit, kitanya masih saja di bumi menjadi penonton keberhasilannya. Seneng sih pada kalimat, Allah tidak mewajibkan kita untuk sukses, terkadang kita tertekan karena apa yang ada di kepala kita sendiri. Pengennya sih lebih dari mereka padahal sebenarnya yang harus dikalahkan bukan teman tetapi diri sendiri. 


Efek setelah membaca buku ini adalah kita akan menjadi lebih menghargai diri sendiri dan proses yang sedang dilakukan. Menjadi lebih fokus untuk mengembangkan diri tanpa melihat orang lain lebih dalam. Selalu semangat untuk berproses menjadi ahli di suatu bidang. Ketekunan dan konsitensi yang dilakukan pasti akan memberikan hasil. Pohon kurma butuh waktu 4 tahun untuk tumbuh dan belasan tahun untuk berbuah. Tidak ada yang instan dan langsung bisa memetik hasil. Yang terpenting adalah kita jangan pernah berhenti berproses. Kalahkan segala dinding penghalang untuk tumbuh dan berkembang. Jadikan insecurity menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik, bukan dijadikan alasan terpuruk. Takdir Allah selalu indah bagi seluruh hamba-Nya. Bolehlah kita kalah dalam urusan dunia tetapi jangan lupa kita harus berjuang untuk memenangkan urusan akhirat.

So, buat kalian yang merasa insecure dan ingin segera menemukan solusi segeralah membaca buku ini. 

Read More

Review : Ramadhan, Maaf, Kami Masih Sibuk



Judul buku : Ramadhan Maaf Kami Masih Sibuk

Penulis : Ahmad Rifa'i Rif'an

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

Tahun terbit : 2021


Isi buku ini mengajak pembaca untuk melihat bagaimana Ramadannya biasa berlalu. Memalui bahasa sederhana kita akan merasakan sebuah gejolak perjalanan ruhani. Secara perlahan akan lebih menginsyafi betapa banyaknya hal sia yang dilakukan saat Ramadan menyapa. Tidak mengherankan apabila buku ini sampai mengalami cetak kembali. Awalnya buku ini berjudul Ramadan, Maaf, Kami Sedang Sibuk, kemudian dengan isi yang sama berganti judul menjadi Ramadan, Maaf, Kami Masih Sibuk. Melihat perubahan judul ini kita akan disentil dengan lembut. Bahwa ternyata, setelah meminta maaf karena sedang sibuk pada Ramadan sebelumnya, tahun ini pun sama... kita masih sibuk.


Tidak jarang dari kita menjalani ramadan dengan biasa saja. Tidak ada sama sekali getar spiritualitas yang dirasakan. Lebih sibuk memikirkan akan berbuka dengan menu apa daripada ilmu apa yang ingin diperdalam. Masih saja sibuk dengan mengumpulkan cuan agar dapat membeli baju baru, kue lebaran, atau mudik yang sudah menjadi langganan. Bahkan seandainya hari ini ada pengumuman dari Jibril tentang peniadaan Ramadan yang kita sesali bukan karena akan kehilangan bulan yang penuh diskon ampunan. Lebih ke..., akan ada hal rutin yang tidak bisa dilakukan. Allah akan melipatgandakan pahala, mengampuni sebagian dosa tetapi... masih saja manusia sibuk dengan urusan dunia.


Pun, pengandaian Ramadan terakhirmu juga tidak mampu menumbuhkan semangat. Bahkan seandainya ada surat dari malaikat Izrail tentang usia yang hanya tersisa selama Ramadan saja belum tentu akan membuat kita semakin memperbanyak sujud kepada Allah. Dan seandainya itu yang terjadi sungguh terlalu kita sebagai manusia. Selemah itukah iman kita? Salah satu tanda orang yang akan menganggap Ramadannya sebagai ramadan terakhir maka akan melakukan pertaubatan sejak Ramadan belum dimulai. Dia sudah akan menyiapkan diri menyambut Ramadan. Hal yang dilakukan untuk mempersiapkan Ramadan antara lain : berdoa, merancang agenda, dan taubat. Berdoa agar dipertemukan dengan Ramadan dan menjalaninya dengan baik. Persiapan kedua adalah menyusun agenda selama bulan Ramadan, semacam membuat list to do begitu.  Persiapan yang terakhir adalah bertaubat dengan penuh kesungguhan, taubatan nasuha. Seperti yang sudah disebutkan di awal ini sebagai bukti kesungguhan kita dalam menyambut Ramadan.


Penyambutan harus dilakukan dengan sangat meriah secara ruhiah, jasmaniah, dan fikriah. Kita akan menyambut tamu agung yang kehadirannya disambut dengan kata Marhaban bukan Ahlan. Secara tingkat bahasa Marhaban menandakan keagungan tamu yang akan disambut. Sebagaimana para sahabat saat menyambut kehadiran Nabi Muhammad.


Allah menyembunyikan waktu Lailatul Qadr agar kita selalu serius bermunajad di setiap malamnya. Bukan saat malam ganjil di sepuluh hari terakhir kita hanis-habisan kemudian di malam genap beristirahat. Menjelang malam terakhir Ramadan sudah mulai bahagia karena Ramadan akan berakhir. Bukan tangisan untuk menyambut perpisahan dengan Ramadan, tetapi suara riuh petasan sebagai tanda kebahagiaan. 


Benarkah kemenangan itu menjadi milik semua orang? Apakah semua akan terlahir fitri sebagaimana bayi yang baru terlahir tanpa dosa? Tentu semua bergantung dengan bagaimana kita bersikap saat Ramadan. 


Secara keseluruhan buku ini sangat bagus dan perlu untuk dibaca oleh siapapun. Boleh dibaca sebelum Ramadan agar lebih mempersiapkan diri dan tidak sibuk saat Ramadan. Apabila dicermati secara umum buku ini sudah terdapat tiga bagian renungan, sebelum Ramadan, saat Ramadan dan paska Ramadan. Tetapi memang tidak ada batas yang jelas. Dalam KBBI kata baku untuk Ramadan adalah tanpa huruh H setelah D tetapu dalam buku ini masih menggunakan kata Ramadhan tanpa dimiringkan sebagai tanda bahwa ini adalah kata dari bahasa Arab bukan Indonesia. Sekali lagi, buku ini bagus banget buat dibaca. Siap-siap akan merasa tercabik-cabik dan merasa gue banget saat membacanya.


Mari kita persiapkan Ramadan tahun ini dengan sebaik mungkin. Memanfaatkan diskon dan obral maghfirah serta pahala dari Allah.


Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.