Entahlah, beberapa bulan terakhir aku suka sekali membicarakan tentang Namaste. Selain karena ini salah satu julukan buat warga di fans base Harqeel, kalimat ini juga aku temui di buku Ichigo Ichi. Ada salah satu ajaran di agama Budha kalau nggak salah, Zen Namaste.
Read More
Awalnya aku mengira bahwa Namaste itu artinya tenang. Vibes nya wisdom yang nge-wisdom banget gitu. Setiap hal yang diambil sudah dengan pemikiran matang. Em....yaaa sosok yang mature gitu kali ya. Apapun masalahnya orang namaste akan menghadapi dengan tenang dan bijaksana.
Titik pengertian Namaste semakin mengerucut saat baca teori kendali pada Stoa. Yuhuuu dalam teori kendali itu diperkenalkan dua teori, dikotomi kendali dan trikotomi kendali. Dikotomi kendali membedakan dua hal, hal yang bisa kita kendalikan dan hal yang tidak bisa kita kendalikan. Sedangkan trikotomi kendali menambahkan satu lagi, yaitu hal yang sebagian bisa kita kendalikan. Hal yang bisa kita kendalikan, misalnya : perasaan kita, cara berfikir kita, tindakan kita. Hal yang tidak bisa kita kendalikan, misalnya: cara pandang orang tentang kita, opini mereka, hasil dari usaha. Hal yang sebagian kita kendalikan, misalnya : ujian (kita bisa mengendalikan apa yang akan dilakukan dan bagaimana mood saat menghadapi ujian, sedangkan hasil itu bukan kendali kita).
Nahhh kan, pada teori trikotomi kendali itu mirip banget ternyata sama ajaran Islam. Proses ada di ranah manusia sedangkan hasil adalah kuasa Allah. Kita diminta berusaha sedangkan hasil Allah yang menentukan. Dari sini aku mulai lagi memikirkan pertanyaan mbak Dita tentang pengertian Namaste yang sering aku ucapkan. Hasil pemikiranku akhirnya, namaste adalah saat dimana manusia sudah sampai pada titik setimbangnya. Dia bisa menyeimbangkan dan mengontrol apa yang ada dalam dirinya. Tawazun dalam hal jadadiyah, fikriah, dan ruhiyah. Hardware dan software terawat sebagaimana mestinya. Dia tau kapan harus marah dan sabar, dia tau bagaimana ekspresi terbaik untuk semua emosinya, dia tau kapan bakat dimunculkan dan di hold, dia tau ada Allah yang selalu bersamanya. Amor Fati, mencintai takdir yang di alami.
Apakah jadi namaste mudah? Enggak lahhh kalau mudah nggak bakal ada kericuhan di muka bumi ini wkwk. Spiritual dan akalnya dia berada pada titik keseimbangan, sehingga dia bisa dewasa menghadapi semuanya. Apalagi saat didukung dengan kebugaran tubuh. Wis too itu namaste banget 😅
Eh, kok judulnya ternyata namaste meter yaaa. Itu tu alat yang diciptakan mendadak saat sesi obrolan ringan di komplek SMAIT Ihsanul Fikri. Tanya tuu besti yang inisialnya DITA. Gimana cara buat tahu kalau kita udah namaste? Paling simpel dan ringan jawabnya adalah namaste meter. Wkwkwk jawaban orang bingung sih sebenarnya dan ngaco banget. Okay, semoga setelah tulisan ini meluncur nanti jadi ketemu tentang cara kerja namaste meter. Uhuyy